Share

Bab 9

Author: Helena Ayu
last update Last Updated: 2024-10-23 11:04:38
Suara Miana membuat Henry terangsang dan dia pun memeluk pinggang Miana dengan erat, seakan-akan ingin meremasnya ke dalam tubuhnya.

"Miana, kamu juga menginginkanku, 'kan? Ayo, panggil aku 'Sayang', aku ingin mendengarnya."

Keduanya telah menikah selama tiga tahun, hampir setiap hari mereka melakukan hubungan intim. Bagaimana membuat Miana terangsang, membuat Miana merasa sangat nikmat, Henry paling tahu.

Oleh karena itu, dia mampu membuat Miana merasakan sesuatu dalam waktu singkat setiap saat, bahkan tidak sabar untuk mengundangnya.

Dia belum melakukannya dengan Miana selama dua hari, jadi dia tentu ingin melakukannya.

Sekarang, wanita lembut itu berada dalam pelukannya, dia tentu tidak ingin melepaskannya.

Selain itu, dia belum pernah melakukannya di luar, jadi ingin mencobanya.

Miana menggigit bibirnya erat-erat, tidak ingin mengeluarkan suara yang memalukan.

Henry terlihat dingin dan mulia di luar, tetapi memiliki selera buruk ketika berada di atas kasur, dia suka sengaja menyiksa Miana, tidak membiarkan Miana merasa puas dan memaksa Miana memanggilnya "Sayang".

Di rumah mereka sendiri tidak ada orang lain, keduanya bisa bermain sesuka hati.

Namun, mereka sekarang berada di taman di rumah lama.

Meskipun tidak akan ada pembantu yang datang, jika suaranya terlalu keras, orang lain pasti bisa mendengarnya.

Miana masih ingin menjaga harga dirinya!

Henry merasa sangat tidak nyaman, tetapi dia tetap ingin memaksa Miana untuk memanggilnya dengan sebutan "Sayang", jadi dia terus mengusap titik sensitif Miana dengan tangannya secara perlahan. Bibir tipisnya itu mendekat ke sisi telinga Miana dan dia berbisik.

"Turuti aku, panggil 'Sayang'!"

"Sayang, ayo, biarkan aku dengar kamu memanggilku 'Sayang'!"

Pada saat ini, Henry hanya ingin menekan wanita di pelukannya dan menindasnya dengan kejam.

Iblis ....'

Tubuhnya bergejolak, Miana tidak bisa mengendalikan dirinya dan berteriak, "Sayang ...."

Suaranya penuh dengan kegembiraan dan juga sedikit rasa malu.

Nafsu yang terpancar di mata Henry makin mendalam, dia langsung mengangkat ujung gaun Miana dengan tangannya.

Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, mereka berdua tentu tahu tanpa perlu mengatakannya.

Miana tidak tahan digoda oleh Henry, dia pun menyembunyikan wajah merahnya di pelukan Henry. Ujung hidungnya bersentuhan dengan dada Henry, dia hanya merasa bahagia dan manis.

Dia mulai berpikir dirinya mungkin benar-benar sudah salah paham dengan Henry.

Henry tidak memiliki perasaan seperti itu terhadap Janice.

Dia mulai bertanya-tanya, bagaimana kalau dia memberi tahu Henry tentang kehamilannya?

Henry adalah ayah dari anak di dalam perutnya, berhak mengetahuinya.

Pada saat ini, jendela di lantai dua terbuka. Janice berdiri di depan jendela, memandangi dua orang di taman, tangan yang terkulai di sisi tubuhnya mengepal erat, kuku-kukunya sampai menancap ke dalam dagingnya, terasa sakit.

'Bagaimana Henry bisa mencintai Miana!'

Sorot matanya memancarkan kebencian, detik berikutnya, dia mengeluarkan ponsel dan menelepon Henry.

....

Dering ponsel yang tiba-tiba memecah momen romantis di antara mereka.

Henry menyeka tangannya dengan ujung gaun Miana, lalu mengeluarkan ponselnya.

Melihat nama Janice di layar ponsel itu, Miana refleks mengepalkan tangannya.

'Lagi-lagi Janice.'

"Ada apa?" Di tengah pikirannya melayang-layang, Miana mendengar pria di sampingnya berbicara.

Suara itu penuh dengan hasrat, berpadu dengan malam yang menggoda, sungguh memikat hati.

Jika sebelumnya, Miana pasti akan tergelitik oleh suara itu.

Namun, dia saat ini hanya merasakan seperti ada duri yang tersangkut di tenggorokannya.

Tidak bisa dimuntahkan ataupun ditelan, sungguh tidak nyaman.

"Oke, aku akan segera kembali, tunggu aku!"

Miana tidak mendengar dengan jelas pembicaraan mereka, hanya mendapati suara Henry terdengar cemas.

"Perut Janice sakit, aku akan mengantarnya ke rumah sakit dulu, kamu istirahatlah lebih awal." Setelah mengatakan ini, Henry pergi dengan tergesa-gesa, tanpa melihat Miana sedikit pun sebelum pergi.

Jika berada di luar, Miana pasti akan menjadi sasaran para preman.

Henry mengambil langkah besar, lalu sosoknya pun menghilang dari pandangan.

Miana merasa seluruh kekuatannya seakan-akan telah terkuras, tubuhnya begitu lemas hingga hampir jatuh.

Hanya karena perut Janice sakit, Henry meninggalkannya di sini dan pergi.

Pada akhirnya, orang terpenting di hati Henry adalah Janice.

Bersandar di pohon, Miana menarik napas dalam-dalam.

Awalnya dia masih tidak rela dan ingin mencoba lagi dengan Henry.

Namun, melihat situasi ini, kini dia benar-benar putus asa.

Henry telah melewatkan dua kesempatan untuk mengetahui bahwa dia hamil, jadi dia tidak perlu memberitahunya lagi selamanya.

Setelah kekuatannya sedikit pulih, Miana perlahan berjalan masuk ke rumah.

Saat dia berjalan ke pintu, dia kebetulan melihat Henry sedang menggendong Janice dan berjalan keluar dengan tergesa-gesa.

Miana berhenti, pandangannya jatuh pada wanita di pelukan Henry. "Ada apa dengannya?"

Setiap kali Janice mengatakan terjadi sesuatu, Henry selalu bergegas mendatanginya.

Malam itu, ketika dia menelepon minta tolong, Henry malah mengira dia sedang berbohong.

Memang benar, mereka yang dimanjakan tidak akan takut apa pun.

"Miana, jangan membuat masalah! Kalau terjadi sesuatu padanya, kamu nggak akan bisa menanggung konsekuensinya!" Suara dingin Henry membuat orang terasa tertekan.

Miana pun teringat, Henry selalu berbicara dengan lembut dengan Janice.

Sungguh sangat berbedak ketika berbicara dengan dirinya.

"Ada sopir di rumah, biarkan sopir mengantarnya ke rumah sakit! Kalian semalam baru saja masuk topik tren tagar teratas, apa kamu ingin mengulanginya lagi malam ini? Henry, kamu barusan berjanji akan menghabiskan sisa hidupmu dengan Mia! Kamu harus menepati janjimu!" Suara Eddy yang keras tiba-tiba terdengar. Miana saat ini baru menyadari bahwa Eddy sedang berdiri di belakang Henry dengan ekspresi dingin.

Janice begitu marah ketika mendengar kata-kata itu.

'Bisa-bisanya Henry berjanji pada pria tua yang nggak kunjung mati ini kalau dia akan menghabiskan sisa hidupnya bersama Miana!'

'Bagaimana mungkin!'

Mata dingin Henry tertuju Miana. Dia tidak menjawab Eddy, malah bertanya padan Miana, "Kamu nggak akan menjelaskan masalah tren tagar itu?"

Mengenai masalah tren tagar, Henry menyimpulkan bahwa Miana-lah yang sudah mengadu pada kakeknya.

Miana merasa hatinya sakit, tetapi menunjukkan senyuman sinis dan balik bertanya, "Kenapa kamu nggak menyuruh Kak Janice menjelaskan?"

'Bukan aku yang menyebabkan tren tagar itu muncul, bagaimana aku bisa menjelaskannya?'

'Aku harus berbohong?'

"Miana, apa maksudmu? Kamu berpikir aku yang membeli tren tagar itu?" Janice yang sebelumnya menghadap ke pelukan Henry menoleh, menatap Miana dengan mata berkaca-kaca, menunjukkan ekspresi terkejut dan sedih.

"Aku nggak bilang kamu yang beli, kalau kamu bersikeras berpikir seperti itu, aku nggak bisa berbuat apa-apa," balas Miana dengan ekspresi sangat tenang.

'Menyalahkan orang lain atas perbuatannya dan masih bersikap seolah-olah nggak bersalah.'

Miana merasa sayang sekali Janice tidak menjadi aktris.

Dia yakin, dengan bakat akting Janice itu, setidaknya bisa mendapatkan piala emas.

"Miana, kamu lupa apa yang kamu janjikan padaku?" Henry menatap Miana dengan tajam dan sedikit mengintimidasi.

"Aku yang akan menangani masalah tren tagar itu! Kalian semua diam!" seru Eddy. Dia kemudian memelototi Henry dan berkata, "Biarkan sopir yang antar dia ke rumah sakit! Ada yang ingin kubicarakan denganmu! Cepat ikut aku ke ruang kerja!"

Setelah mengatakan itu, Eddy menarik Miana dan masuk ke dalam rumah.

Henry mengatup-ngatupkan bibirnya.

Eddy sudah mengatakan bahwa dia yang akan menangani masalah tren tagar itu, jadi tidak ada yang berani melakukan protes.

'Miana, akal bulus kamu benar-benar banyak!' pikir Janice.

Janice menangis tersedu-sedu dan berkata, "Henry, turunkan aku, aku akan pergi ke rumah sakit sendiri, kalau nggak, Kakek akan pingsan lagi karena marah padaku."

Dia tahu bahwa Eddy berpura-pura pingsan sebelumnya, membohongi Henry untuk mengusir dirinya. Dia pun mengumpat Eddy beberapa kali di dalam hatinya.

'Dasar tua bangka!'

'Kenapa nggak mati saja sih!'

'Sungguh mengganggu saja!'

Raut wajah Henry makin mengelap dan dia berkata dengan nada dingin, "Kamu sedang hamil, kamu harus menjaga emosimu tetap stabil, jangan sebentar-bentar menangis!"

Henry tidak mengerti mengapa kakeknya tidak menyukai Janice.

Bahkan, berpura-pura pingsan karena tidak ingin melihat Janice.

Dengan ekspresi sedih dan rasa bersalah, Janice mengeluh, "Kakek terlalu memihak! Jelas-jelas itu kesalahan Miana, tapi Kakek tetap membelanya!"

Meskipun sekarang Eddy tidak lagi memegang kendali, dia masih memiliki hak mutlak dalam keluarga Jirgan.

Bahkan, Henry pun akan mendengarkannya.

Saat baru menjadi cucu menantunya, Janice selalu berusaha menyenangkan Eddy.

Akan tetapi, Eddy selalu bersikap suam-suam kuku terhadapnya.

Ketika Miana menjadi cucu menantunya. Eddy memberikan semua perhatian dan kasih sayangnya kepada Miana.

Janice tidak pernah bisa mengerti mengapa perlakukan Eddy berbeda seperti itu.

"Bicara begitu banyak, perutmu nggak sakit lagi?" tanya Henry dengan lembut sambil menatap Janice.

Miana memperlakukan Eddy dengan baik, Eddy tentu lebih menyukai Miana.

Janice tiba-tiba berteriak kesakitan, "Sakit sekali, cepat bawa aku ke rumah sakit!" Aktingnya kali ini sungguh terlihat sangat palsu.

Begitu dia selesai berbicara, terdengar suara Miana berteriak, "Henry, Kakek memintamu cepat datang!"

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sinta NAZWA
lanjut kaka
goodnovel comment avatar
Titin Sumarni
lanjut kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 10

    Mendengar itu, Janice marah sekali dan hanya bisa berkata, "Miana memanggilmu, cepat pergilah, jangan khawatirkan aku!""Aku minta sopir mengantarmu ke rumah sakit dulu, aku akan segera menyusul." Henry kemudian menggendong Janice masuk ke mobil dan meminta sopir untuk mengemudi.Janice yang duduk di dalam mobil memperhatikan sosok Henry yang makin menjauh, lalu mengepalkan tangannya erat-erat.'Tua bangka itu!''Suatu hari nanti, aku ingin melihatmu mati di depan mataku!'Henry masuk ke rumah setelah mengantar Janice pergi.Di ruang tamu, Miana sedang duduk di sofa sambil makan buah, berbincang dengan Pak Agam, suasana begitu harmonis.Melihat itu, Henry menghentikan langkahnya.'Hubungan Miana dengan orang-orang di rumah lama begitu baik, tapi kenapa dia selalu ingin berseteru dengan Janice?'Melihat Henry datang, Miana memasukkan buah ke dalam mulutnya sambil menunjuk ke lantai dua dan berkata "Kakek sedang menunggumu di ruang kerja."Miana tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Kake

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 11

    Eddy mendengkus dingin dan berkata, "Aku nggak akan bertaruh denganmu! Lagi pula, kalau Mia nggak menginginkanmu lagi, jangan datang mencariku! Malu-maluin!"Setelah mengatakan itu, dia bangkit berdiri dan berjalan ke pintu.'Henry dengan angkuh berpikir kalau Miana nggak akan pernah meninggalkannya. Suatu hari nanti, dia pasti akan menyesalinya!'Henry mengangkat alisnya, mengambil map dokumen dan berjalan keluar.Pada saat ini, Miana sudah turun ke bawah.Melihat raut wajah Miana, Pak Agam sedikit khawatir dan bertanya, "Apa Nyonya nggak enak badan? Kenapa wajah Nyonya terlihat begitu pucat?"Miana menggeleng dan menjawab, "Aku baik-baik saja."Perkataan Henry tadi sangat melukai hatinya."Duduklah sebentar, saya akan ambilkan segelas air," ujar Pak Agam, lalu segera pergi mengambilkan air minum untuknya.Eddy dan Henry turun bersama, mereka melihat Miana sedang duduk di sofa. Eddy pun berkata, "Sudah larut dan di luar dingin, kalian menginap saja di sini untuk semalam. Kamar selalu

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 12

    Henry mengernyit dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang terjadi!""Miana membeli tren tagar, mengatakan kalau penghargaan penari yang kudapatkan itu karena ada orang dalam! Juga mengatakan bahwa aku dinafkahi oleh seorang investor dan ayah dari bayi yang aku kandung ini adalah anak investor itu! Sekarang reputasiku hancur, aku nggak akan pernah bisa untuk berdiri di atas panggung lagi! Masa depanku, hidupku, semuanya menjadi gelap! Apa gunanya aku hidup!"Janice berteriak histeris.Ekspresi Henry langsung berubah masam. "Tren tagar? Apa yang terjadi?" tanyanya.Henry sama sekali tidak tahu hal itu."Tanya Miana! Dia yang melakukannya, dia pasti tahu!" teriak Janice, bahkan melalui telepon bisa merasakan kemarahannya."Baiklah, jangan emosi, aku akan tanya padanya." Setelah mengatakan ini, Henry pun menutup telepon.Miana awalnya berencana untuk memejamkan matanya sebentar, beristirahat, tetapi ketika dia mendengar percakapan antara Henry dan Janice, kelopak matanya langsung berked

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 13

    Miana memalingkan wajahnya untuk menghindari tangan pria itu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Aku adalah istri Henry Jirgan, sebelum kamu bertindak, sebaiknya pikirkan baik-baik apakah kamu bisa menanggung konsekuensi menyinggung Henry!"Di situasi genting seperti ini, Miana terpaksa menggunakan nama Henry.Di Kota Jirya, Henry dikenal dan ditakuti sebagai orang yang tidak berperasaan.Ada rumor mengenai Henry merupakan orang yang kejam dan berdarah dingin.Orang-orang ini pasti takut pada Henry dan mungkin akan melepaskannya."Semua orang di Kota Jirya tahu kalau pasangannya Henry adalah Janice, nggak pernah ada yang tahu kalau Henry sudah menikah! Cantik, berhenti membodohi kami, oke?" Pria itu meraih dagu Miana dengan kuat dan mengangkatnya, dia lalu tersenyum jahat dan berkata, "Kamu berlama-lama di sini, apa karena ingin aku yang menggendongmu masuk ke mobil?"Miana mengertakkan gigi dan berseru, "Aku nggak berbohong, aku benar-benar istri Henry! Kalau kalian nggak percaya,

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 14

    Tepat ketika tangan pria itu hendak merogoh gaunnya, beberapa jeritan terdengar dan membuat tangan pria itu gemetar ketakutan.Melihat kesempatan itu, Miana segera berteriak "Tolong aku!"Detik berikutnya, pria yang sedang menindihnya ditarik dengan kasar dan sebuah jaket pria menutupi tubuh Miana.Aroma kayu yang dingin pun tercium olehnya, membuat Miana yang sebelumnya gugup menjadi tenang."Tutup matamu dan jangan lihat!"Suara lembut seorang pria terdengar olehnya.Miana refleks melirik pria itu."Kak Giyan?"Dia sedikit tidak percaya dengan apa yang dia lihat.Bagaimana bisa kebetulan seperti ini?"Ya, ini aku, tenanglah dan tutup matamu, aku akan menggendongmu ke mobilku." Mata hitam Giyan penuh kelembutan, begitu pula dengan suaranya.Miana menggigit bibirnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar, jadi dia menutup matanya dengan patuh.Suara teriakan kesakitan sewaktu-waktu terdengar olehnya.Miana refleks mengepalkan tangannya dan berkata pelan, "Kak

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 15

    Akhir-akhir ini, Miana sering mendengar rekan sekantornya membicarakan Firma Hukum Lacia yang baru dibuka. Mereka mengatakan bahwa pemiliknya merupakan seseorang yang baru pulang dari luar negeri. Karena sibuk, Miana tidak punya waktu untuk memedulikan hal ini. Dia sungguh tidak menyangka ternyata firma itu didirikan oleh Giyan.Bukankah bisnis keluarga Ferno di bidang maskapai penerbangan?Mengapa tiba-tiba membuka firma hukum?"Ternyata kamu sudah pernah mendengarnya! Benar, aku yang membuka Firma Hukum Lacia.""Seingatku Kak Giyan juga lulusan jurusan hukum di Universitas Jirya. Kalau dulu kamu menjadi pengacara, mungkin kita akan menjadi saingan!""Kalaupun aku menjadi pengacara, kita nggak akan pernah menjadi saingan!" Giyan kemudian melanjutkan ucapannya di dalam hatinya, "Aku hanya akan membantumu, membuatmu menjadi pengacara yang sukses!"Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara Sherry."Mia, Mia, kamu di mana!"Suaranya terdengar agak histeris.Miana merasa sangat terharu, dia

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 16

    Saat Miana melihat judul berita tersebut, pikirannya menjadi kosong untuk sesaat.'Gelang warisan keluarga Jirgan.''Bukankah Kakek menyuruh Henry memberikannya padaku sebagai hadiah ulang tahun?'Miana menarik napas panjang, menekan emosinya dan membuka berita tersebut.Berita itu dipublikasikan setengah jam yang lalu.Yang berarti baru saja melewati tengah malam.Miana ingat, hari ini adalah hari ulang tahun Janice.Dia memandang pria di foto itu, yang duduk tepat di tepi ranjang rumah sakit, sorot matanya begitu lembut ketika dia memakaikan gelang pada wanita itu.Wanita yang bersandar di ranjang itu tersenyum manis, terlihat begitu bahagia.Miana menggenggam ponsel dengan erat, tidak ingin lagi membaca isi berita itu, hanya merasakan tubuhnya makin dingin.Henry memberikan gelang yang seharusnya untuknya kepada Janice!Pada saat ini, terdengar bunyi notifikasi pesan masuk di ponselnya.Miana membukanya, pesan dari nomor tidak dikenal ....Isinya berupa foto yang memperlihatkan sebu

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 17

    Karena panik, Sherry segera memanggil ambulans.Setelah tiba di rumah sakit, Miana dibawa ke ruang gawat darurat.Sherry berjalan mondar-mandir di depan pintu, merasa cemas dan takut.'Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Miana?'....Di kamar VIP Rumah Sakit Tresna milik Grup Eskaria, Henry berdiri di depan ranjang dengan wajah dingin, tangannya memegang ponsel, dan sedang memarahi Janice, "Kamu sedang hamil, tengah malam bukannya tidur malah bertengkar dengan Miana, hebat sekali!"Janice merasa sangat tertekan, matanya berkaca-kaca, dan berkata, "Tadi Miana menelepon, karena kamu sedang nggak ada dan aku takut dia ada urusan mendesak, jadi aku mengangkatnya. Siapa sangka dia langsung memaki aku nggak tahu malu, mengataiku telah merebut gelang warisan keluarganya dan juga suaminya! Aku nggak tahan dan membalas ucapannya! Siapa sangka dia malah mengancamku, dia bilang akan menghancurkan reputasiku di internet! Akan membuatku nggak punya kesempatan lagi untuk tampil di atas panggung!"

    Last Updated : 2024-10-23

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 218

    "Sudahlah, jangan bicara lagi, aku akan membawamu ke UGD!" ujar Henry dengan suara lembut. Saat melihat Miana masih berdiri di sana, raut wajahnya menjadi dingin dan berkata dengan ketus, "Tunggu di luar, jangan coba-coba menghindari tanggung jawabmu!"Ketika Miana mendengar kata "anak kita," hatinya ternyata masih terasa sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan emosinya dan berkata, "Henry, bukan aku yang mendorongnya! Ada kamera CCTV di sini, kamu bisa mengeceknya!""Nggak perlu itu, aku percaya dengan apa yang kulihat sendiri! Miana, kalau terjadi sesuatu pada bayi di perutnya, aku akan membuatmu mati bersamanya!" bentak Henry sambil menatap tajam Miana.Miana menarik napas panjang, bibirnya bergerak-gerak, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.Jika terjadi sesuatu pada bayi di perut Janice, dia juga akan merasa bersalah.Bagaimanapun, perkataannya yang telah memprovokasi Janice hingga terjatuh.Dokter dengan cepat datang. Setelah melihat pintu UGD tertutup, Mi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 217

    Miana tertawa dan terlihat senyuman melengkung di sekitar matanya. "Dia mencintaimu tapi nggak menikahimu, malah membuatmu menjadi pelakor, benar-benar pria berengsek!"Dulu, dia akan bersedih cukup lama ketika Janice mengatakan hal seperti itu di depannya.Kini, dia hanya menganggap Henry sebagai mitra kerja, bukan kekasih seumur hidup. Bisakah dia menuntut seorang mitra kerja untuk setia dan berkomitmen hanya padanya?Tentu saja tidak!Oleh karena itu, dia tidak merasakan apa-apa setelah mendengar Janice mengatakan itu."Kalau bukan kamu nggak tahu malu masuk ke ranjangnya, Henry nggak akan menikahimu!" Tiga tahun lalu, saat dia mendengar Henry akan menikahi Miana, hatinya seperti ditusuk ribuan panah. Bahkan, sekarang masih terasa sakit ketika mengingatnya kembali.Dia berpikir bahwa Henry akan menunggu dan setia padanya seumur hidup.Dia tidak menyangka, tanpa persiapan sedikit pun dia mendapatkan kabar pernikahan Henry.Makanya, dia membenci Miana selama tiga tahun!Berkali-kali i

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 216

    Seketika, pipi Miana terasa panas. Dia mengangkat kepalanya, menatap mata Janice yang penuh dengan kemarahan. Kemudian, dia berdiri sambil mengusap wajahnya.Tingginya lebih dari Janice, saat ini dia menatapnya dari atas, tersenyum dingin, "Hubungan suami istri antara aku dan Henry, apa urusanmu!""Dasar jalang! Nggak tahu malu!" seru Janice, lalu hendak menampar Miana lagi. Namun, pergelangan tangannya ditahan oleh Miana. Sorot mata Miana menjadi dingin, lalu dengan cepat membalas menampar wajah Janice. "Bisa-bisanya kamu mengumpatku jalang, sungguh nggak tahu malu! Janice, jangan lupa Henry masih suami sahku! Apakah kamu sekarang berhalusinasi karena sudah terlalu lama menjadi pelakor?"Biasanya, ketika dia melihat berita tentang Henry dan Janice masuk tren tagar, dia berusaha untuk tidak peduli dan tidak membiarkan dirinya menghabiskan energi, pikiran, dan emosinya sendiri.Bagaimanapun, dia harus menghargai hidupnya sendiri.Tidak layak menyia-nyiakan hidupnya untuk orang yang tida

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 215

    Miana membantu Henry turun dari mobil. Seluruh beban tubuh Henry bertumpu padanya.Ketika masuk ke dalam lift, Miana sudah berkeringat deras.Henry bersandar di dinding lift dan memandangnya.Wajah Miana terlihat begitu merah, seperti baru saja selesai berolahraga.Meskipun demikian, kecantikannya tetap terjaga, membuat suasana hati Henry sedikit lebih baik.Sampai di lantai atas, Henry masuk ke UGD.Sebenarnya ,,,,Dia perlu masuk ke sana.Namun, pihak rumah sakit takut terjadi sesuatu pada Henry.Setelah pintu ruang gawat darurat tertutup, Miana duduk di kursi dan menghela napas panjang.Sepanjang jalan menuju UGD, Henry seperti tidak punya tulang, bersandar padanya dan hampir membuatnya kelelahan.Tepat ketika Miana ingin istirahat sebentar, ponselnya berdering. Dia pun mengeluarkan ponselnya, mendapati panggilan dari Sherry. Dia segera teringat bahwa hari ini dia tidak jadi menginap di rumah sakit, lalu segera mengangkatnya, "Sher, dengarkan aku ....""Mia, kamu memukul Henry sampa

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 214

    "Henry, kamu turun dulu, aku akan parkir mobilnya." Miana berusaha membuat suaranya terdengar alami.Henry mengangkat alisnya dan bertanya, "Kamu yang memukulku, nggak mau bertanggung jawab?"'Dia jelas-jelas nggak ingin menemaniku.''Ingin melarikan diri.''Nggak semudah itu!'"Mana ada!" Miana membantah dengan keras.Dia hanya merasa canggung.Bukan tidak mau bertanggung jawab!"Kalau begitu, aku ikut kamu parkir mobil dulu!" ujar Henry dengan tenang, dia tidak peduli dengan orang-orang yang sedang menunggunya di luar.Miana menggigit bibirnya dan membujuk lagi, "Cepat turunlah, darahmu sudah keluar begitu banyak."'Pria ini benar-benar manja!''Kenapa harus aku temani?'"Miana, jujur saja, kamu nggak mau bertanggung jawab padaku, 'kan?" Makin dilihat ekspresi Miana, dia makin yakin Miana ingin melarikan diri.Dia tentu saja tidak akan membiarkan Miana kabur!"Sudah, jangan bicara lagi, turun mobil sekarang!" Miana mematikan mesin, membuka pintu dan turun dari mobil.Miana berpikir,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 213

    Sebenarnya, jika Henry sedikit saja lebih memperhatikannya, Henry akan menyadari bahwa bulan lalu dia tidak datang menstruasi."Apakah kamu menyalahkanku karena kurang memperhatikanmu?" Henry menutupi dahinya, tetapi darah terus mengalir. Suasana hatinya sedang buruk.Ingin melakukan hubungan intim dengan istri sahnya, tetapi dahinya malah terluka karena dihantam istrinya. Jika kejadian ini tersebar, dia pasti akan kehilangan muka.Miana melirik dahi Henry sejenak. Dia tidak ingin lagi berdebat dengannya, jadi segera berbalik dan berjalan ke ruang ganti.Tidak lama kemudian, dia keluar mengenakan pakaian kasual. Penampilannya terlihat muda dan imut.Dia berjalan ke arah Henry, mengambil jubah mandi dari tempat tidur dan membantu Henry memakaikannya. "Dahimu berdarah terlalu banyak, nggak perlu ganti baju, pakai ini saja."Henry mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum berkata, "Kamu ingin aku keluar tanpa pakaian dalam? Nyonya Jirgan, apa maksudmu?"Miana seketika tersipu malu. Dia segera m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 212

    Tubuh Miana menegang, "Henry, aku nggak mau!""Aku nggak akan melakukannya, hanya membuatmu nyaman, bagaimana? Nggak suka?""Nggak nyaman, aku ingin tidur!" Suara Miana terdengar cemas, dia berpikir apa yang harus dia lakukan jika Henry memaksanya?"Aku sudah melayanimu seperti ini, kamu masih merasa nggak nyaman. Nyonya Jirgan, kamu sedang berbohong." Jemari Henry memilin daging di tubuh Miana dengan perlahan, lalu dia membisikan kata-kata vulgar di samping telinga Miana.Miana segera mendorong Henry, lalu menggulingkan tubuhnya ke di tempat tidur.Karena khawatir dengan perutnya, dia tidak berani berguling ke lantai.Sekarang, jaraknya dengan Henry sudah sedikit lebih jauh.Henry menyipitkan matanya, menatap Miana dengan emosi yang tidak dapat dijelaskan dengan jelas.'Dia memang menolak berhubungan intim denganku.''Apakah karena Giyan?''Apa yang mereka bicarakan saat dia menemui Giyan tadi?'Miana sedikit panik karena ditatap seperti itu oleh Henry, dia buru-buru bangkit dan henda

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 211

    Ada sedikit tangisan dalam suara Janice, membuat orang lain merasa kasihan padanya.Yosef menebak sendiri apa yang telah terjadi dan dengan yakin menyimpulkan bahwa semuanya karena Miana!Sepertinya, dia harus menemui Miana dan memperingatkannya.Jika tidak berhasil, dia akan mengambil tindakan langsung.Dia mencoba menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik sebelum mengambil tindakan keras."Janice, kalau kamu ada masalah, beri tahu aku, pasti akan kubantu! Aku nggak akan memaksamu kalau kamu nggak mau. Baiklah, kamu istirahatlah, aku pergi dulu," ujar Yosef, lalu berbalik dan pergi.Setelah mendengar pintu kamar tertutup, Janice baru membalikkan badannya. Dia kemudian membuka perban di pergelangan tangannya. Sebenarnya, lukanya tidak dalam dan darah di perban itu dia tambah sendiri.Dia tentu hanya berpura-pura mencoba bunuh diri.Meskipun terluka, lukanya tidak serius dan akan sembuh dengan cepat.Namun, setelah melakukan bunuh diri pun, dia tidak bisa membuat Henry menemaninya lagi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 210

    Yosef mengernyit, rasa sedihnya kepada Janice makin bertambah. Dia membungkuk dan memeluk Janice lagi, lalu berkata, "Kalau kamu benar-benar nggak punya tempat tinggal, aku punya rumah di Kompleks Raffles, dekat dengan Firma Hukum Astera. Nanti kamu bisa jalan kaki ke tempat kerja, aku juga akan mencari dua pembantu untuk menjagamu. Janice, tenang saja, aku nggak akan membiarkanmu hidup menderita!"Yosef sangat emosional saat mengatakan itu.Dia benar-benar sangat peduli pada Janice.Jika bisa, dia akan memberikan semua yang dimilikinya kepada Janice.Yosef tidak bisa melihat wajah Janice yang sedang dia peluk, dan pada saat ini, sudut bibir Janice sedikit terangkat.Namun, Janice segera berhenti tersenyum, lalu dengan hati-hati berkata, "Hubunganku dengan Miana sangat buruk. Terakhir kali, dia menyewa provokator untuk mencemarkan reputasiku di sosmed. Kamu pasti juga sudah mendengar kejadian ini. Kalau aku tinggal di tempatmu dan dia tahu, dia pasti akan melecehkanku lagi di sosmed. A

DMCA.com Protection Status