Share

Bab 10

Author: Helena Ayu
Mendengar itu, Janice marah sekali dan hanya bisa berkata, "Miana memanggilmu, cepat pergilah, jangan khawatirkan aku!"

"Aku minta sopir mengantarmu ke rumah sakit dulu, aku akan segera menyusul." Henry kemudian menggendong Janice masuk ke mobil dan meminta sopir untuk mengemudi.

Janice yang duduk di dalam mobil memperhatikan sosok Henry yang makin menjauh, lalu mengepalkan tangannya erat-erat.

'Tua bangka itu!'

'Suatu hari nanti, aku ingin melihatmu mati di depan mataku!'

Henry masuk ke rumah setelah mengantar Janice pergi.

Di ruang tamu, Miana sedang duduk di sofa sambil makan buah, berbincang dengan Pak Agam, suasana begitu harmonis.

Melihat itu, Henry menghentikan langkahnya.

'Hubungan Miana dengan orang-orang di rumah lama begitu baik, tapi kenapa dia selalu ingin berseteru dengan Janice?'

Melihat Henry datang, Miana memasukkan buah ke dalam mulutnya sambil menunjuk ke lantai dua dan berkata "Kakek sedang menunggumu di ruang kerja."

Miana tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Kakek dengan Henry.

Dia juga tidak peduli.

Pak Agam menghilangkan senyuman di wajahnya, berjalan ke arah Henry dan berkata, "Tuan Muda Henry, ikuti saya."

Dia merasa Janice begitu lembut dan baik hati, tetapi Henry sangat dingin dan kejam.

Dia sangat khawatir suatu saat Janice akan tidak tahan dengan sikap dingin Henry dan mengajukan perceraian.

Henry mengangguk dan berbalik pergi.

Saat naik tangga, dia bertanya kepada Pak Agam, "Kenapa kamu memanggil Janice dengan sebutan Nona Janice, sementara memanggil Miana dengan sebutan Nyonya Jirgan?"

Henry merupakan tuan muda kedua di keluarga ini, jadi seharusnya Miana juga dipanggil dengan sebutan nona.

"Pak Eddy pernah bilang kalau dia hanya mengakui Nyonya Jirgan sebagai cucu menantunya, jadi panggilannya harus berbeda dan hanya satu-satunya."

Henry mengernyit dan bertanya lagi, "Pak Agam tahu kenapa Kakek nggak menyukai Janice?"

Pak Agam tersenyum dan menjawab, "Saya nggak berani menebak apa yang dipikirkan Pak Eddy. Kalau Tuan Muda ingin tahu, bisa tanyakan sendiri kepadanya."

Semua orang bisa melihat bahwa Janice itu sangat manja, sombong dan memiliki niat jahat. Sungguh aneh jika ada yang menyukainya.

Dia juga tidak mengerti mengapa Henry begitu memanjakan Janice.

Perhatiannya sudah sangat melewati hubungan antara kakak ipar dan adik ipar.

Kedekatan mereka itu sangat mudah menyebabkan kesalahpahaman.

Henry mengatup bibirnya dan tidak berbicara lagi.

Dia tahu, kakeknya tidak akan memberitahunya meski sudah bertanya.

Setelah mengantar Henry sampai di depan pintu ruang kerja, Pak Agam pun pergi.

Henry membuka pintu dan melihat kakeknya sedang berdiri di depan jendela, punggungnya sudah sedikit membungkuk.

Pada saat ini, dia tiba-tiba menyadari bahwa kakeknya memang sudah sangat tua.

Eddy berbalik, menatap Henry dengan tajam dan berkata dengan suara nyaring, "Masuk dan tutup pintunya."

Sejak ditemukan kembali oleh keluarga Jirgan, Henry tumbuh besar di sisi Eddy, jadi dia sangat menghormati kakeknya ini.

Henry melangkah masuk dan menutup pintu ruang kerja.

Eddy menunjuk ke map dokumen di atas meja sambil berkata, "Di dalamnya ada kontrak pengalihan 5% saham Grup Eskaria dan gelang warisan keluarga Jirgan, berikan semua ini kepada Mia."

Henry mengernyit dan bertanya, "Janice adalah cucu menantu tertua, bukankah gelang warisan ini seharusnya diberikan padanya?"

Raut wajah Eddy mengelap dan dia berseru, "Wanita memalukan sepertinya nggak pantas mendapatkan gelang warisan keluarga Jirgan! Henry, kamu harus selalu ingat bahwa istrimu adalah Mia! Sementara Janice, dia adalah kakak iparmu! Kalian harus menjaga jarak!"

Dia tidak mengatakannya masalah itu, bukan berarti dia tidak mengetahuinya.

"Sekarang Janice hamil, anaknya akan menjadi cucu pertama keluarga Jirgan setelah lahir. Selain itu, Miana nggak suka memakai perhiasan, jadi gelang warisan keluarga Jirgan harus diberikan kepada Janice!" Henry ingat Janice sudah beberapa kali mengungkit gelang warisan keluarga Jirgan itu, dia tahu Janice menginginkannya.

"Mia nggak suka memakai perhiasan karena kamu nggak pernah membelikannya. Kalau kamu sering membelikannya, dia pasti akan memakainya!" Eddy memelototi Henry. "Minggu depan adalah ulang tahun Mia, saham ini adalah hadiah ulang tahun yang kuberikan untuknya, minta asistenmu untuk mengurus prosedur pengalihannya. Lalu, gelang ini, kamu harus berikan padanya!"

Henry mengambil map dokumen dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu."

"Kamu dan Mia sudah menikah selama tiga tahun, kapan kamu berencana punya anak?" Eddy merasa tidak nyaman setelah membaca berita tentang Janice yang masuk ke tren tagar.

Dia cukup memahami Henry, yakin Henry tidak akan pernah melakukan perselingkuhan, tetapi orang lain hanya akan melihat dari permukaan saja dan akan berpikir bahwa memang ada sesuatu di antara Janice dan Henry.

Henry adalah orang yang dingin, tidak tahu bagaimana menjelaskan, apalagi menghibur istrinya. Miana pasti akan langsung percaya begitu melihat berita tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Miana akan kecewa terhadap Henry.

Begitu seorang wanita benar-benar putus asa terhadap seorang pria, dia tidak akan pernah kembali lagi.

Namun, jika memiliki anak, mereka masih akan memiliki ikatan.

Eddy tahu bahwa Miana tampak kuat di luar, tetapi sebenarnya lembut di dalam. Begitu punya anak, Miana tidak akan dengan mudah meminta bercerai. Selama Miana bisa bertahan, mereka bisa bersama sampai hari tua.

"Aku nggak pernah berpikir untuk punya anak!" Henry merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya ini.

Dia tidak mencintai Miana, jadi pasti tidak akan memilik anak dengannya.

Eddy sangat marah mendengar itu, mengambil asbak di meja dan melemparkannya ke Henry sambil berteriak, "Dasar bajingan!"

Dia berusaha keras untuk membantu Henry mempertahankan Miana, tetapi Henry sendiri malah menghalangi usahanya.

Henry tidak sepenuhnya menghindar, asbak itu pun mengenainya sedikit, dahinya terluka dan mulai berdarah.

"Keluar! Aku nggak ingin melihatmu! Jangan pernah kembali lagi, kamu membuatku jengkel!" hardik Eddy dengan marah. "Kalau suatu hari nanti Mia nggak ingin hidup denganmu lagi dan minta bercerai, jangan datang meminta bantuanku!"

Kepribadian Henry menjadi dingin sejak dia dibawa kembali.

Eddy selalu khawatir bahwa Henry akan hidup sendirian sampai akhir hayatnya.

Hingga suatu hari, dia bertemu Miana yang menyelamatkan nyawa Henry.

Miana tidak hanya cantik, berkarakter baik, mandiri, tetapi juga merupakan mahasiswa berprestasi di jurusan hukum di Universitas Jirya. Wanita seperti ini tidak akan ditemukan lagi di seluruh Kota Jirya. Miana bersedia menikah dengan Henry merupakan kehormatan bagi keluarga Jirgan.

Oleh karena itu, Eddy berusaha keras menjodohkan mereka hingga akhirnya menikah.

Dia berpikir bahwa setelah bersama untuk waktu yang lama, Henry akan melihat kebaikan Miana dan jatuh cinta padanya.

Namun, setelah tiga tahun menikah, hubungan mereka tetap tidak mengalami kemajuan.

Eddy yang menyadari semua ini mulai merasa cemas.

Dia sangat takut Miana akan meninggalkan Henry.

Dengan sifat buruk Henry, tidak ada yang bisa hidup dengannya lama-lama.

Memikirkan hal ini, Eddy ingin menghajar Henry untuk melampiaskan amarahnya.

Henry menutupi dahinya dengan tangan, sudut bibirnya melengkung membentuk senyum mengejek. "Kalau Miana ingin bercerai denganku, siapa yang akan mengurus kekacauan keluarga Senora? Siapa yang akan membiayai pengobatan neneknya? Dengan gajinya yang sedikit itu, apa dia bisa membeli pakaian yang dia pakai sekarang? Kakek, tenang saja, Miana nggak akan dan nggak berani meminta cerai!"

Henry begitu yakin Miana tidak bisa hidup tanpa dirinya!

Suara gaduh di lantai atas membuat Miana segera naik untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Kebetulannya, dia mendengar semua perkataan Henry. Seketika, dia merasa darah di sekujur tubuhnya mematung.

'Ternyata, di mata Henry, aku begitu rendahan.'

Cinta yang dia inginkan sangat bertolak belakang dengan kenyataan.

Ironis sekali.

"Cepat pergi! Aku nggak ingin melihatmu!" Eddy sangat marah hingga sekujur tubuhnya terasa sakit. "Hati orang bisa berubah, nggak ada yang akan mencintaimu selamanya! Henry, kelak tanggung sendiri akibatnya!"

Melihat Henry begitu yakin bahwa Miana tidak akan pernah meninggalkannya, Eddy tahu sulit untuk mengubah pikirannya, hanya bisa menunggu sampai kenyataan membuat Henry tersadar!

"Bagaimana kalau kita bertaruh? Kita lihat apakah Miana akan meninggalkanku atau nggak?" ujar Henry dengan percaya diri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Maryati Atie
Janice mnt cerai? Author silap tulis nama watak ke? Miana yg mnt cerai ..
goodnovel comment avatar
Ratnamedy
CERITANYA SERU
goodnovel comment avatar
Nisamahwati Singarimbun
miana terlalu sabar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 11

    Eddy mendengkus dingin dan berkata, "Aku nggak akan bertaruh denganmu! Lagi pula, kalau Mia nggak menginginkanmu lagi, jangan datang mencariku! Malu-maluin!"Setelah mengatakan itu, dia bangkit berdiri dan berjalan ke pintu.'Henry dengan angkuh berpikir kalau Miana nggak akan pernah meninggalkannya. Suatu hari nanti, dia pasti akan menyesalinya!'Henry mengangkat alisnya, mengambil map dokumen dan berjalan keluar.Pada saat ini, Miana sudah turun ke bawah.Melihat raut wajah Miana, Pak Agam sedikit khawatir dan bertanya, "Apa Nyonya nggak enak badan? Kenapa wajah Nyonya terlihat begitu pucat?"Miana menggeleng dan menjawab, "Aku baik-baik saja."Perkataan Henry tadi sangat melukai hatinya."Duduklah sebentar, saya akan ambilkan segelas air," ujar Pak Agam, lalu segera pergi mengambilkan air minum untuknya.Eddy dan Henry turun bersama, mereka melihat Miana sedang duduk di sofa. Eddy pun berkata, "Sudah larut dan di luar dingin, kalian menginap saja di sini untuk semalam. Kamar selalu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 12

    Henry mengernyit dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang terjadi!""Miana membeli tren tagar, mengatakan kalau penghargaan penari yang kudapatkan itu karena ada orang dalam! Juga mengatakan bahwa aku dinafkahi oleh seorang investor dan ayah dari bayi yang aku kandung ini adalah anak investor itu! Sekarang reputasiku hancur, aku nggak akan pernah bisa untuk berdiri di atas panggung lagi! Masa depanku, hidupku, semuanya menjadi gelap! Apa gunanya aku hidup!"Janice berteriak histeris.Ekspresi Henry langsung berubah masam. "Tren tagar? Apa yang terjadi?" tanyanya.Henry sama sekali tidak tahu hal itu."Tanya Miana! Dia yang melakukannya, dia pasti tahu!" teriak Janice, bahkan melalui telepon bisa merasakan kemarahannya."Baiklah, jangan emosi, aku akan tanya padanya." Setelah mengatakan ini, Henry pun menutup telepon.Miana awalnya berencana untuk memejamkan matanya sebentar, beristirahat, tetapi ketika dia mendengar percakapan antara Henry dan Janice, kelopak matanya langsung berked

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 13

    Miana memalingkan wajahnya untuk menghindari tangan pria itu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Aku adalah istri Henry Jirgan, sebelum kamu bertindak, sebaiknya pikirkan baik-baik apakah kamu bisa menanggung konsekuensi menyinggung Henry!"Di situasi genting seperti ini, Miana terpaksa menggunakan nama Henry.Di Kota Jirya, Henry dikenal dan ditakuti sebagai orang yang tidak berperasaan.Ada rumor mengenai Henry merupakan orang yang kejam dan berdarah dingin.Orang-orang ini pasti takut pada Henry dan mungkin akan melepaskannya."Semua orang di Kota Jirya tahu kalau pasangannya Henry adalah Janice, nggak pernah ada yang tahu kalau Henry sudah menikah! Cantik, berhenti membodohi kami, oke?" Pria itu meraih dagu Miana dengan kuat dan mengangkatnya, dia lalu tersenyum jahat dan berkata, "Kamu berlama-lama di sini, apa karena ingin aku yang menggendongmu masuk ke mobil?"Miana mengertakkan gigi dan berseru, "Aku nggak berbohong, aku benar-benar istri Henry! Kalau kalian nggak percaya,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 14

    Tepat ketika tangan pria itu hendak merogoh gaunnya, beberapa jeritan terdengar dan membuat tangan pria itu gemetar ketakutan.Melihat kesempatan itu, Miana segera berteriak "Tolong aku!"Detik berikutnya, pria yang sedang menindihnya ditarik dengan kasar dan sebuah jaket pria menutupi tubuh Miana.Aroma kayu yang dingin pun tercium olehnya, membuat Miana yang sebelumnya gugup menjadi tenang."Tutup matamu dan jangan lihat!"Suara lembut seorang pria terdengar olehnya.Miana refleks melirik pria itu."Kak Giyan?"Dia sedikit tidak percaya dengan apa yang dia lihat.Bagaimana bisa kebetulan seperti ini?"Ya, ini aku, tenanglah dan tutup matamu, aku akan menggendongmu ke mobilku." Mata hitam Giyan penuh kelembutan, begitu pula dengan suaranya.Miana menggigit bibirnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar, jadi dia menutup matanya dengan patuh.Suara teriakan kesakitan sewaktu-waktu terdengar olehnya.Miana refleks mengepalkan tangannya dan berkata pelan, "Kak

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 15

    Akhir-akhir ini, Miana sering mendengar rekan sekantornya membicarakan Firma Hukum Lacia yang baru dibuka. Mereka mengatakan bahwa pemiliknya merupakan seseorang yang baru pulang dari luar negeri. Karena sibuk, Miana tidak punya waktu untuk memedulikan hal ini. Dia sungguh tidak menyangka ternyata firma itu didirikan oleh Giyan.Bukankah bisnis keluarga Ferno di bidang maskapai penerbangan?Mengapa tiba-tiba membuka firma hukum?"Ternyata kamu sudah pernah mendengarnya! Benar, aku yang membuka Firma Hukum Lacia.""Seingatku Kak Giyan juga lulusan jurusan hukum di Universitas Jirya. Kalau dulu kamu menjadi pengacara, mungkin kita akan menjadi saingan!""Kalaupun aku menjadi pengacara, kita nggak akan pernah menjadi saingan!" Giyan kemudian melanjutkan ucapannya di dalam hatinya, "Aku hanya akan membantumu, membuatmu menjadi pengacara yang sukses!"Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara Sherry."Mia, Mia, kamu di mana!"Suaranya terdengar agak histeris.Miana merasa sangat terharu, dia

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 16

    Saat Miana melihat judul berita tersebut, pikirannya menjadi kosong untuk sesaat.'Gelang warisan keluarga Jirgan.''Bukankah Kakek menyuruh Henry memberikannya padaku sebagai hadiah ulang tahun?'Miana menarik napas panjang, menekan emosinya dan membuka berita tersebut.Berita itu dipublikasikan setengah jam yang lalu.Yang berarti baru saja melewati tengah malam.Miana ingat, hari ini adalah hari ulang tahun Janice.Dia memandang pria di foto itu, yang duduk tepat di tepi ranjang rumah sakit, sorot matanya begitu lembut ketika dia memakaikan gelang pada wanita itu.Wanita yang bersandar di ranjang itu tersenyum manis, terlihat begitu bahagia.Miana menggenggam ponsel dengan erat, tidak ingin lagi membaca isi berita itu, hanya merasakan tubuhnya makin dingin.Henry memberikan gelang yang seharusnya untuknya kepada Janice!Pada saat ini, terdengar bunyi notifikasi pesan masuk di ponselnya.Miana membukanya, pesan dari nomor tidak dikenal ....Isinya berupa foto yang memperlihatkan sebu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 17

    Karena panik, Sherry segera memanggil ambulans.Setelah tiba di rumah sakit, Miana dibawa ke ruang gawat darurat.Sherry berjalan mondar-mandir di depan pintu, merasa cemas dan takut.'Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Miana?'....Di kamar VIP Rumah Sakit Tresna milik Grup Eskaria, Henry berdiri di depan ranjang dengan wajah dingin, tangannya memegang ponsel, dan sedang memarahi Janice, "Kamu sedang hamil, tengah malam bukannya tidur malah bertengkar dengan Miana, hebat sekali!"Janice merasa sangat tertekan, matanya berkaca-kaca, dan berkata, "Tadi Miana menelepon, karena kamu sedang nggak ada dan aku takut dia ada urusan mendesak, jadi aku mengangkatnya. Siapa sangka dia langsung memaki aku nggak tahu malu, mengataiku telah merebut gelang warisan keluarganya dan juga suaminya! Aku nggak tahan dan membalas ucapannya! Siapa sangka dia malah mengancamku, dia bilang akan menghancurkan reputasiku di internet! Akan membuatku nggak punya kesempatan lagi untuk tampil di atas panggung!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 18

    "Cepat tidurlah, Miana akan membuat keputusannya sendiri, kenapa kamu harus mengkhawatirkannya!" Henry merapikan selimut yang menutupi Janice. "Sudah larut, aku akan tidur sebentar di sofa."Nada bicara Henry datar, Janice tidak bisa menebak apa pun dari ekspresinya, jadi dia hanya bisa menyerah."Baiklah, kamu istirahatlah, aku juga akan tidur."Setelah mengatakan itu, dia menutup matanya.Henry berdiri di samping ranjang rumah sakit selama beberapa saat, lalu berbalik dan meninggalkan kamar rawat.Begitu Henry meninggalkan ruangan, Janice membuka matanya.'Miana, tunggu saja! Aku pasti akan merebut Henry darimu!'Di luar pintu kamar rawat, Henry menelepon Wiley.....Saat Miana terbangun, dia menemukan dirinya terbaring di ranjang rumah sakit dan merasa bau disinfektan di ruangan begitu menyengat.Miana pun mengerutkan keningnya.'Kenapa aku berada di rumah sakit lagi?'"Mia, kamu sudah sadar! Ada yang terasa nggak nyaman?"Mendengar suara itu, Miana mengalihkan pandangannya dan meli

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status