Share

Bab 10

Penulis: Helena Ayu
Mendengar itu, Janice marah sekali dan hanya bisa berkata, "Miana memanggilmu, cepat pergilah, jangan khawatirkan aku!"

"Aku minta sopir mengantarmu ke rumah sakit dulu, aku akan segera menyusul." Henry kemudian menggendong Janice masuk ke mobil dan meminta sopir untuk mengemudi.

Janice yang duduk di dalam mobil memperhatikan sosok Henry yang makin menjauh, lalu mengepalkan tangannya erat-erat.

'Tua bangka itu!'

'Suatu hari nanti, aku ingin melihatmu mati di depan mataku!'

Henry masuk ke rumah setelah mengantar Janice pergi.

Di ruang tamu, Miana sedang duduk di sofa sambil makan buah, berbincang dengan Pak Agam, suasana begitu harmonis.

Melihat itu, Henry menghentikan langkahnya.

'Hubungan Miana dengan orang-orang di rumah lama begitu baik, tapi kenapa dia selalu ingin berseteru dengan Janice?'

Melihat Henry datang, Miana memasukkan buah ke dalam mulutnya sambil menunjuk ke lantai dua dan berkata "Kakek sedang menunggumu di ruang kerja."

Miana tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Kakek dengan Henry.

Dia juga tidak peduli.

Pak Agam menghilangkan senyuman di wajahnya, berjalan ke arah Henry dan berkata, "Tuan Muda Henry, ikuti saya."

Dia merasa Janice begitu lembut dan baik hati, tetapi Henry sangat dingin dan kejam.

Dia sangat khawatir suatu saat Janice akan tidak tahan dengan sikap dingin Henry dan mengajukan perceraian.

Henry mengangguk dan berbalik pergi.

Saat naik tangga, dia bertanya kepada Pak Agam, "Kenapa kamu memanggil Janice dengan sebutan Nona Janice, sementara memanggil Miana dengan sebutan Nyonya Jirgan?"

Henry merupakan tuan muda kedua di keluarga ini, jadi seharusnya Miana juga dipanggil dengan sebutan nona.

"Pak Eddy pernah bilang kalau dia hanya mengakui Nyonya Jirgan sebagai cucu menantunya, jadi panggilannya harus berbeda dan hanya satu-satunya."

Henry mengernyit dan bertanya lagi, "Pak Agam tahu kenapa Kakek nggak menyukai Janice?"

Pak Agam tersenyum dan menjawab, "Saya nggak berani menebak apa yang dipikirkan Pak Eddy. Kalau Tuan Muda ingin tahu, bisa tanyakan sendiri kepadanya."

Semua orang bisa melihat bahwa Janice itu sangat manja, sombong dan memiliki niat jahat. Sungguh aneh jika ada yang menyukainya.

Dia juga tidak mengerti mengapa Henry begitu memanjakan Janice.

Perhatiannya sudah sangat melewati hubungan antara kakak ipar dan adik ipar.

Kedekatan mereka itu sangat mudah menyebabkan kesalahpahaman.

Henry mengatup bibirnya dan tidak berbicara lagi.

Dia tahu, kakeknya tidak akan memberitahunya meski sudah bertanya.

Setelah mengantar Henry sampai di depan pintu ruang kerja, Pak Agam pun pergi.

Henry membuka pintu dan melihat kakeknya sedang berdiri di depan jendela, punggungnya sudah sedikit membungkuk.

Pada saat ini, dia tiba-tiba menyadari bahwa kakeknya memang sudah sangat tua.

Eddy berbalik, menatap Henry dengan tajam dan berkata dengan suara nyaring, "Masuk dan tutup pintunya."

Sejak ditemukan kembali oleh keluarga Jirgan, Henry tumbuh besar di sisi Eddy, jadi dia sangat menghormati kakeknya ini.

Henry melangkah masuk dan menutup pintu ruang kerja.

Eddy menunjuk ke map dokumen di atas meja sambil berkata, "Di dalamnya ada kontrak pengalihan 5% saham Grup Eskaria dan gelang warisan keluarga Jirgan, berikan semua ini kepada Mia."

Henry mengernyit dan bertanya, "Janice adalah cucu menantu tertua, bukankah gelang warisan ini seharusnya diberikan padanya?"

Raut wajah Eddy mengelap dan dia berseru, "Wanita memalukan sepertinya nggak pantas mendapatkan gelang warisan keluarga Jirgan! Henry, kamu harus selalu ingat bahwa istrimu adalah Mia! Sementara Janice, dia adalah kakak iparmu! Kalian harus menjaga jarak!"

Dia tidak mengatakannya masalah itu, bukan berarti dia tidak mengetahuinya.

"Sekarang Janice hamil, anaknya akan menjadi cucu pertama keluarga Jirgan setelah lahir. Selain itu, Miana nggak suka memakai perhiasan, jadi gelang warisan keluarga Jirgan harus diberikan kepada Janice!" Henry ingat Janice sudah beberapa kali mengungkit gelang warisan keluarga Jirgan itu, dia tahu Janice menginginkannya.

"Mia nggak suka memakai perhiasan karena kamu nggak pernah membelikannya. Kalau kamu sering membelikannya, dia pasti akan memakainya!" Eddy memelototi Henry. "Minggu depan adalah ulang tahun Mia, saham ini adalah hadiah ulang tahun yang kuberikan untuknya, minta asistenmu untuk mengurus prosedur pengalihannya. Lalu, gelang ini, kamu harus berikan padanya!"

Henry mengambil map dokumen dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu."

"Kamu dan Mia sudah menikah selama tiga tahun, kapan kamu berencana punya anak?" Eddy merasa tidak nyaman setelah membaca berita tentang Janice yang masuk ke tren tagar.

Dia cukup memahami Henry, yakin Henry tidak akan pernah melakukan perselingkuhan, tetapi orang lain hanya akan melihat dari permukaan saja dan akan berpikir bahwa memang ada sesuatu di antara Janice dan Henry.

Henry adalah orang yang dingin, tidak tahu bagaimana menjelaskan, apalagi menghibur istrinya. Miana pasti akan langsung percaya begitu melihat berita tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Miana akan kecewa terhadap Henry.

Begitu seorang wanita benar-benar putus asa terhadap seorang pria, dia tidak akan pernah kembali lagi.

Namun, jika memiliki anak, mereka masih akan memiliki ikatan.

Eddy tahu bahwa Miana tampak kuat di luar, tetapi sebenarnya lembut di dalam. Begitu punya anak, Miana tidak akan dengan mudah meminta bercerai. Selama Miana bisa bertahan, mereka bisa bersama sampai hari tua.

"Aku nggak pernah berpikir untuk punya anak!" Henry merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya ini.

Dia tidak mencintai Miana, jadi pasti tidak akan memilik anak dengannya.

Eddy sangat marah mendengar itu, mengambil asbak di meja dan melemparkannya ke Henry sambil berteriak, "Dasar bajingan!"

Dia berusaha keras untuk membantu Henry mempertahankan Miana, tetapi Henry sendiri malah menghalangi usahanya.

Henry tidak sepenuhnya menghindar, asbak itu pun mengenainya sedikit, dahinya terluka dan mulai berdarah.

"Keluar! Aku nggak ingin melihatmu! Jangan pernah kembali lagi, kamu membuatku jengkel!" hardik Eddy dengan marah. "Kalau suatu hari nanti Mia nggak ingin hidup denganmu lagi dan minta bercerai, jangan datang meminta bantuanku!"

Kepribadian Henry menjadi dingin sejak dia dibawa kembali.

Eddy selalu khawatir bahwa Henry akan hidup sendirian sampai akhir hayatnya.

Hingga suatu hari, dia bertemu Miana yang menyelamatkan nyawa Henry.

Miana tidak hanya cantik, berkarakter baik, mandiri, tetapi juga merupakan mahasiswa berprestasi di jurusan hukum di Universitas Jirya. Wanita seperti ini tidak akan ditemukan lagi di seluruh Kota Jirya. Miana bersedia menikah dengan Henry merupakan kehormatan bagi keluarga Jirgan.

Oleh karena itu, Eddy berusaha keras menjodohkan mereka hingga akhirnya menikah.

Dia berpikir bahwa setelah bersama untuk waktu yang lama, Henry akan melihat kebaikan Miana dan jatuh cinta padanya.

Namun, setelah tiga tahun menikah, hubungan mereka tetap tidak mengalami kemajuan.

Eddy yang menyadari semua ini mulai merasa cemas.

Dia sangat takut Miana akan meninggalkan Henry.

Dengan sifat buruk Henry, tidak ada yang bisa hidup dengannya lama-lama.

Memikirkan hal ini, Eddy ingin menghajar Henry untuk melampiaskan amarahnya.

Henry menutupi dahinya dengan tangan, sudut bibirnya melengkung membentuk senyum mengejek. "Kalau Miana ingin bercerai denganku, siapa yang akan mengurus kekacauan keluarga Senora? Siapa yang akan membiayai pengobatan neneknya? Dengan gajinya yang sedikit itu, apa dia bisa membeli pakaian yang dia pakai sekarang? Kakek, tenang saja, Miana nggak akan dan nggak berani meminta cerai!"

Henry begitu yakin Miana tidak bisa hidup tanpa dirinya!

Suara gaduh di lantai atas membuat Miana segera naik untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Kebetulannya, dia mendengar semua perkataan Henry. Seketika, dia merasa darah di sekujur tubuhnya mematung.

'Ternyata, di mata Henry, aku begitu rendahan.'

Cinta yang dia inginkan sangat bertolak belakang dengan kenyataan.

Ironis sekali.

"Cepat pergi! Aku nggak ingin melihatmu!" Eddy sangat marah hingga sekujur tubuhnya terasa sakit. "Hati orang bisa berubah, nggak ada yang akan mencintaimu selamanya! Henry, kelak tanggung sendiri akibatnya!"

Melihat Henry begitu yakin bahwa Miana tidak akan pernah meninggalkannya, Eddy tahu sulit untuk mengubah pikirannya, hanya bisa menunggu sampai kenyataan membuat Henry tersadar!

"Bagaimana kalau kita bertaruh? Kita lihat apakah Miana akan meninggalkanku atau nggak?" ujar Henry dengan percaya diri.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Maryati Atie
Janice mnt cerai? Author silap tulis nama watak ke? Miana yg mnt cerai ..
goodnovel comment avatar
Ratnamedy
CERITANYA SERU
goodnovel comment avatar
Nisamahwati Singarimbun
miana terlalu sabar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 11

    Eddy mendengkus dingin dan berkata, "Aku nggak akan bertaruh denganmu! Lagi pula, kalau Mia nggak menginginkanmu lagi, jangan datang mencariku! Malu-maluin!"Setelah mengatakan itu, dia bangkit berdiri dan berjalan ke pintu.'Henry dengan angkuh berpikir kalau Miana nggak akan pernah meninggalkannya. Suatu hari nanti, dia pasti akan menyesalinya!'Henry mengangkat alisnya, mengambil map dokumen dan berjalan keluar.Pada saat ini, Miana sudah turun ke bawah.Melihat raut wajah Miana, Pak Agam sedikit khawatir dan bertanya, "Apa Nyonya nggak enak badan? Kenapa wajah Nyonya terlihat begitu pucat?"Miana menggeleng dan menjawab, "Aku baik-baik saja."Perkataan Henry tadi sangat melukai hatinya."Duduklah sebentar, saya akan ambilkan segelas air," ujar Pak Agam, lalu segera pergi mengambilkan air minum untuknya.Eddy dan Henry turun bersama, mereka melihat Miana sedang duduk di sofa. Eddy pun berkata, "Sudah larut dan di luar dingin, kalian menginap saja di sini untuk semalam. Kamar selalu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 12

    Henry mengernyit dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang terjadi!""Miana membeli tren tagar, mengatakan kalau penghargaan penari yang kudapatkan itu karena ada orang dalam! Juga mengatakan bahwa aku dinafkahi oleh seorang investor dan ayah dari bayi yang aku kandung ini adalah anak investor itu! Sekarang reputasiku hancur, aku nggak akan pernah bisa untuk berdiri di atas panggung lagi! Masa depanku, hidupku, semuanya menjadi gelap! Apa gunanya aku hidup!"Janice berteriak histeris.Ekspresi Henry langsung berubah masam. "Tren tagar? Apa yang terjadi?" tanyanya.Henry sama sekali tidak tahu hal itu."Tanya Miana! Dia yang melakukannya, dia pasti tahu!" teriak Janice, bahkan melalui telepon bisa merasakan kemarahannya."Baiklah, jangan emosi, aku akan tanya padanya." Setelah mengatakan ini, Henry pun menutup telepon.Miana awalnya berencana untuk memejamkan matanya sebentar, beristirahat, tetapi ketika dia mendengar percakapan antara Henry dan Janice, kelopak matanya langsung berked

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 13

    Miana memalingkan wajahnya untuk menghindari tangan pria itu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Aku adalah istri Henry Jirgan, sebelum kamu bertindak, sebaiknya pikirkan baik-baik apakah kamu bisa menanggung konsekuensi menyinggung Henry!"Di situasi genting seperti ini, Miana terpaksa menggunakan nama Henry.Di Kota Jirya, Henry dikenal dan ditakuti sebagai orang yang tidak berperasaan.Ada rumor mengenai Henry merupakan orang yang kejam dan berdarah dingin.Orang-orang ini pasti takut pada Henry dan mungkin akan melepaskannya."Semua orang di Kota Jirya tahu kalau pasangannya Henry adalah Janice, nggak pernah ada yang tahu kalau Henry sudah menikah! Cantik, berhenti membodohi kami, oke?" Pria itu meraih dagu Miana dengan kuat dan mengangkatnya, dia lalu tersenyum jahat dan berkata, "Kamu berlama-lama di sini, apa karena ingin aku yang menggendongmu masuk ke mobil?"Miana mengertakkan gigi dan berseru, "Aku nggak berbohong, aku benar-benar istri Henry! Kalau kalian nggak percaya,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 14

    Tepat ketika tangan pria itu hendak merogoh gaunnya, beberapa jeritan terdengar dan membuat tangan pria itu gemetar ketakutan.Melihat kesempatan itu, Miana segera berteriak "Tolong aku!"Detik berikutnya, pria yang sedang menindihnya ditarik dengan kasar dan sebuah jaket pria menutupi tubuh Miana.Aroma kayu yang dingin pun tercium olehnya, membuat Miana yang sebelumnya gugup menjadi tenang."Tutup matamu dan jangan lihat!"Suara lembut seorang pria terdengar olehnya.Miana refleks melirik pria itu."Kak Giyan?"Dia sedikit tidak percaya dengan apa yang dia lihat.Bagaimana bisa kebetulan seperti ini?"Ya, ini aku, tenanglah dan tutup matamu, aku akan menggendongmu ke mobilku." Mata hitam Giyan penuh kelembutan, begitu pula dengan suaranya.Miana menggigit bibirnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar, jadi dia menutup matanya dengan patuh.Suara teriakan kesakitan sewaktu-waktu terdengar olehnya.Miana refleks mengepalkan tangannya dan berkata pelan, "Kak

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 15

    Akhir-akhir ini, Miana sering mendengar rekan sekantornya membicarakan Firma Hukum Lacia yang baru dibuka. Mereka mengatakan bahwa pemiliknya merupakan seseorang yang baru pulang dari luar negeri. Karena sibuk, Miana tidak punya waktu untuk memedulikan hal ini. Dia sungguh tidak menyangka ternyata firma itu didirikan oleh Giyan.Bukankah bisnis keluarga Ferno di bidang maskapai penerbangan?Mengapa tiba-tiba membuka firma hukum?"Ternyata kamu sudah pernah mendengarnya! Benar, aku yang membuka Firma Hukum Lacia.""Seingatku Kak Giyan juga lulusan jurusan hukum di Universitas Jirya. Kalau dulu kamu menjadi pengacara, mungkin kita akan menjadi saingan!""Kalaupun aku menjadi pengacara, kita nggak akan pernah menjadi saingan!" Giyan kemudian melanjutkan ucapannya di dalam hatinya, "Aku hanya akan membantumu, membuatmu menjadi pengacara yang sukses!"Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara Sherry."Mia, Mia, kamu di mana!"Suaranya terdengar agak histeris.Miana merasa sangat terharu, dia

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 16

    Saat Miana melihat judul berita tersebut, pikirannya menjadi kosong untuk sesaat.'Gelang warisan keluarga Jirgan.''Bukankah Kakek menyuruh Henry memberikannya padaku sebagai hadiah ulang tahun?'Miana menarik napas panjang, menekan emosinya dan membuka berita tersebut.Berita itu dipublikasikan setengah jam yang lalu.Yang berarti baru saja melewati tengah malam.Miana ingat, hari ini adalah hari ulang tahun Janice.Dia memandang pria di foto itu, yang duduk tepat di tepi ranjang rumah sakit, sorot matanya begitu lembut ketika dia memakaikan gelang pada wanita itu.Wanita yang bersandar di ranjang itu tersenyum manis, terlihat begitu bahagia.Miana menggenggam ponsel dengan erat, tidak ingin lagi membaca isi berita itu, hanya merasakan tubuhnya makin dingin.Henry memberikan gelang yang seharusnya untuknya kepada Janice!Pada saat ini, terdengar bunyi notifikasi pesan masuk di ponselnya.Miana membukanya, pesan dari nomor tidak dikenal ....Isinya berupa foto yang memperlihatkan sebu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 17

    Karena panik, Sherry segera memanggil ambulans.Setelah tiba di rumah sakit, Miana dibawa ke ruang gawat darurat.Sherry berjalan mondar-mandir di depan pintu, merasa cemas dan takut.'Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Miana?'....Di kamar VIP Rumah Sakit Tresna milik Grup Eskaria, Henry berdiri di depan ranjang dengan wajah dingin, tangannya memegang ponsel, dan sedang memarahi Janice, "Kamu sedang hamil, tengah malam bukannya tidur malah bertengkar dengan Miana, hebat sekali!"Janice merasa sangat tertekan, matanya berkaca-kaca, dan berkata, "Tadi Miana menelepon, karena kamu sedang nggak ada dan aku takut dia ada urusan mendesak, jadi aku mengangkatnya. Siapa sangka dia langsung memaki aku nggak tahu malu, mengataiku telah merebut gelang warisan keluarganya dan juga suaminya! Aku nggak tahan dan membalas ucapannya! Siapa sangka dia malah mengancamku, dia bilang akan menghancurkan reputasiku di internet! Akan membuatku nggak punya kesempatan lagi untuk tampil di atas panggung!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 18

    "Cepat tidurlah, Miana akan membuat keputusannya sendiri, kenapa kamu harus mengkhawatirkannya!" Henry merapikan selimut yang menutupi Janice. "Sudah larut, aku akan tidur sebentar di sofa."Nada bicara Henry datar, Janice tidak bisa menebak apa pun dari ekspresinya, jadi dia hanya bisa menyerah."Baiklah, kamu istirahatlah, aku juga akan tidur."Setelah mengatakan itu, dia menutup matanya.Henry berdiri di samping ranjang rumah sakit selama beberapa saat, lalu berbalik dan meninggalkan kamar rawat.Begitu Henry meninggalkan ruangan, Janice membuka matanya.'Miana, tunggu saja! Aku pasti akan merebut Henry darimu!'Di luar pintu kamar rawat, Henry menelepon Wiley.....Saat Miana terbangun, dia menemukan dirinya terbaring di ranjang rumah sakit dan merasa bau disinfektan di ruangan begitu menyengat.Miana pun mengerutkan keningnya.'Kenapa aku berada di rumah sakit lagi?'"Mia, kamu sudah sadar! Ada yang terasa nggak nyaman?"Mendengar suara itu, Miana mengalihkan pandangannya dan meli

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 366

    Jika Henry mendengar semuanya, citra Janice yang lemah lembut dan baik hati akan runtuh!Sebelum Henry bisa berbicara, Giyan sudah lebih dulu berkata, "Pak Henry, sebelum aku mati, aku mohon padamu untuk melindungi Mia seumur hidupmu!"Hidup Miana begitu malang.Miana sudah sangat menderita sejak kecil.Tuhan sungguh tidak adil jika Miana masih harus menderita lagi sekarang."Bruk."Tubuh Giyan jatuh ke lantai.Mendengar suara itu, Miana baru teringat bahwa Giyan terluka.Dia sepertinya sudah kehilangan akal, malah memikirkan masalah Henry dan Janice di situasi seperti ini.Miana menggelengkan kepalanya, menghilangkan berbagai pikiran yang muncul di benaknya, kemudian dia berjongkok di depan Giyan.Melihat darah tidak berhenti mengalir, dia segera melepas dasi Giyan, menggunakannya untuk menghentikan pendarahan sambil berteriak, "Apakah ada orang di luar? Cepat masuk dan tolong kami!"Henry melihat Miana hampir menangis karena cemas, hatinya terasa kurang nyaman.Janice berdiri paling

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 365

    Miana sangat kaget dan ingin menghindar, tetapi sudah terlambat.Tepat pada saat ini, dia merasakan tubuhnya di dorong dengan kuat oleh seseorang.Kekuatan dorongan itu begitu besar hingga membuatnya terjatuh ke lantai."Jleb!"Suara pisau menusuk daging terdengar.Sekejap, udara dipenuhi bau darah yang menyengat.Miana segera mengangkat kepalanya dan melihat Giyan berdiri di sana, dengan pisau tertancap di dadanya. Janice berdiri di depannya dengan wajah penuh kebingungan."Kak ... Kak Giyan!"Saat memanggilnya, suara Miana bergetar hebat."Mia, cepat pergi!" teriak Giyan dengan panik.Janice sudah benar-benar gila, dia pasti tidak akan melepaskan Miana!Saat tersadar kembali, Janice menatap Giyan dengan matanya yang sangat merah. "Kamu tahu dia nggak mencintaimu, tapi kenapa kamu masih menyelamatkan dia? Sepadankah mengorbankan nyawamu sendiri?"Dia mencintai Henry, tetapi jika Henry dalam bahaya, dia pasti akan menolak untuk mengorbankan nyawanya!Baginya, hidup tentu saja lebih pen

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 364

    Miana tercengang.'Kebetulan macam apa yang bisa membuat Zeno terbunuh?'Janice tenggelam dalam ingatan tentang kejadian hari itu, tidak memperhatikan ekspresi Miana, dan melanjutkan ceritanya, "Kecelakaan mobil itu memang kebetulan. Pada saat itu, Zeno sadar dan mencoba merangkak keluar dari mobil. Aku mengambil ornamen yang dipajang di atas dashboard dan memukulnya hingga pingsan. Setelah aku keluar, mobil mulai terbakar. Pada akhirnya, Zeno terbakar hingga menjadi abu, sementara aku selamat! Itulah karma dari kejahatannya!" Janice terlihat sangat puas ketika mengingatnya kembali.Zeno di luar tampak lembut dan murah hati, tetapi di atas ranjang, dia adalah seorang psikopat, menggunakan berbagai alat untuk menyiksanya dan melarangnya menangis.Dia terbebas dari penderitaan itu setelah Zeno mati.Miana menatap wajah kejam Janice dengan tenang, sama sekali tidak bersimpati padanya.Zeno adalah suami yang Janice pilih sendiri. Jika Zeno adalah seorang psikopat, Janice bisa mengajukan pe

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 363

    Mata Miana berkilap sekilas, lalu dia mencibir, "Janice, Henry nggak mencintaimu! Aku mati pun, dia nggak akan melupakanku, apalagi menikahimu! Janice, akui saja, Henry nggak menganggapmu penting! Dia bersikap baik padamu hanya karena kamu seorang janda!"Sebutan "janda" berhasil menyulut kemarahan Janice. Dengan cepat, dia mengarahkan pisau ke arah jantung Miana. Sambil menyeringai gila, dia berkata, "Percaya atau nggak, kalau pisau ini masuk, tahun depan hari ini akan jadi hari peringatan kematianmu! Penyesalan terbesarku adalah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk menikah dengan Zeno yang ternyata hanya seorang pengecut!"Pisau itu sangat tajam dan bilahnya terasa dingin, membuat mulai agak ketakutan.Begitu Janice menggila sepenuhnya, nasibnya hanya satu, yaitu mati!Miana menenangkan dirinya dan bertanya, "Kamu sudah berteman dengan Henry sejak kecil, kenapa akhirnya memilih Zeno? Apakah kematian Zeno ada hubungannya denganmu?"Dia mendengar dari Felica bahwa kematian Zeno p

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 362

    Miana mengedip-ngedipkan matanya.Hanya ada beberapa lampu kuning redup yang menerangi ruang besar dan kosong ini. Barang-barang berserakan di sekeliling, menciptakan bayangan yang berbeda-beda.Pada saat ini, Miana sudah melihat Janice.Janice berdiri di tengah gudang dan sosoknya tampak sangat kesepian dan dingin.Dia membelakangi Miana, dan sedang memainkan pisau tajam di tangannya. Bilah pisau itu berkilau di bawah cahaya redup. Setiap pisau itu bergerak, seolah-olah menandakan bencana akan segera datang.Mendengar suara langkah kaki, Janice membalikkan badannya. Dia tersenyum sinis, dan sorot matanya seakan bisa melihat ketakutan terdalam seseorang."Miana, akhirnya kamu datang." Suaranya penuh dengan ejekan. "Aku pikir mereka menipuku."Miana menekan kepanikan dan kemarahan di hatinya. Dia menatap Janice, dan setiap kata yang diucapkan seperti keluar dari sela-sela giginya, "Apa yang kamu inginkan?"Janice tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku ingin mengirimmu menemani nenekmu!

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 361

    "Jangan menakut-nakuti dirimu sendiri! Tunggu aku datang." Suara Kevin terdengar cemas.Miana mengangguk patuk. "Oke!"Dia sebenarnya ingin mengatakan dirinya tidak takut.Namun, dia memang merasa takut!Jika orang di luar bukan gurunya, melainkan orang yang menyamar menjadi gurunya, apa tujuannya?"Jangan tutup telepon. Kalau ada apa-apa, panggil aku!" Kevin mengingatkan."Kak Kevin, kamu jangan mengebut!""Ya, aku tahu!"Miana dapat mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan, dan rasa paniknya sudah berkurang sedikit.Kevin khawatir terjadi apa-apa dengan Miana, jadi dia mengemudi sangat cepat di sepanjang jalan.Miana melihat lagi ke layar monitor pintu, dan menemukan bahwa pria itu sudah tidak ada.Seketika itu juga dia merinding.Film-film horor yang pernah ditontonnya, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, sekarang teringat sangat jelas.Miana agak kesal mengapa dia memiliki ingatannya yang begitu baik.Ketika Kevin tiba, dia memeriksa setiap sudut lantai, tetapi tidak menemuka

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 360

    Janice merasa orang-orang ini tampak sangat profesional ....'Apakah mereka juga akan begitu profesional saat membunuhku?'Saat memikirkan itu, tangannya sudah diikat kembali, dan kemudian matanya ditutup dengan kain.Pandangannya seketika menjadi gelap.Kepanikan kembali memenuhi hatinya.'Apakah orang-orang ini akan melakukan sesuatu padaku?'Pada saat ini, dia mendengar salah satu pria berbicara.Pria itu sedang mengingatkan yang lain, "Aku pergi dulu, kalian awasi dia baik-baik, jangan biarkan dia kabur."Janice berpikir bahwa dia tentu tidak akan kabur sebelum Miana datang.Dia ingin melihat Miana mati dengan mata kepalanya sendiri!Setelah itu, dia baru akan merasa tenang!....Setelah menutup telepon dari Janice, Miana pergi ke ruang kerjanya.Saat membuka brankas, dia melihat kotak yang diberikan oleh Kakek waktu itu.Kemudian, dia meletakkan kotak di tangannya ke dalam brankas.Ketika dua kotak itu diletakkan berdampingan, mereka tampak agak mirip.Menyadari hal itu, Miana ter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 359

    Janice mulai panik karena tidak mendengar jawaban.Dia tidak ingin mati.Dia ingin hidup.Karena itulah dia akan mengorbankan Miana."Kalian, kenapa nggak bicara? Apakah kalian nggak tahu rupanya? Aku punya fotonya di ponselku. Kalau kalian berikan ponselku, aku bisa menunjukkannya pada kalian!" seru Janice dengan suara yang terdengar agak cemas.Ini adalah kesempatan terakhirnya, dia harus memanfaatkannya dengan baik!Jika dia tidak bisa melarikan diri, dia akan menyeret Miana bersamanya.Jika dia bisa melarikan diri, dia akan membuat Miana mati di sini! Satu mayat, dua nyawa menghilang! Memikirkannya saja sudah membuatnya senang!Intinya, selama orang-orang ini bisa membawa Miana ke sini, dia bisa membuat Miana mati!Jika Miana mati, semua masalah yang menghalanginya akan otomatis terselesaikan."Oke! Kami hanya percaya padamu sekali! Lepaskan tangannya!" Mendengar akhirnya ada yang menjawabnya, Janice merasa sangat senang di dalam hatinya.Setelah ikatan di tangannya dilepas, dia me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 358

    Miana merasa bersyukur dia sudah tidak mencintai Henry. Jika tidak, mendengar kata-kata seperti itu akan sangat menyakitkan hatinya.Kevin melihat Miana melamun, lalu bertanya, "Kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, ayo kembali makan!" Miana tersenyum pada Kevin.Kevin mengangguk, dan mereka kembali ke ruang VIP mereka.Setelah mereka duduk kembali, Dina pun bertanya, "Melihatmu seperti ini, apakah ada kabar baik yang ingin kamu sembunyikan dari kami?"Ucapan Dina penuh dengan canda, tetapi membuat hati Miana berdebar. Dia menggelengkan kepalanya dengan tegas, seolah berkata pada dirinya sendiri bahwa dia tidak boleh mengatakan yang sebenarnya sekarang."Nggak ada. Bu Dina sudah salah paham," ujar Miana dengan tegas. Dia tahu bahwa dia akan terjebak dalam banyak masalah jika berita kehamilannya tersebar. Di dunia yang rumit seperti ini, lebih baik berhati-hati agar hidup lebih aman.Melihat sikap Miana, Dina tersenyum dan tidak bertanya lagi. Dia menepuk kursi di selebahnya, mengi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status