Share

Bab 10

Penulis: Helena Ayu
Mendengar itu, Janice marah sekali dan hanya bisa berkata, "Miana memanggilmu, cepat pergilah, jangan khawatirkan aku!"

"Aku minta sopir mengantarmu ke rumah sakit dulu, aku akan segera menyusul." Henry kemudian menggendong Janice masuk ke mobil dan meminta sopir untuk mengemudi.

Janice yang duduk di dalam mobil memperhatikan sosok Henry yang makin menjauh, lalu mengepalkan tangannya erat-erat.

'Tua bangka itu!'

'Suatu hari nanti, aku ingin melihatmu mati di depan mataku!'

Henry masuk ke rumah setelah mengantar Janice pergi.

Di ruang tamu, Miana sedang duduk di sofa sambil makan buah, berbincang dengan Pak Agam, suasana begitu harmonis.

Melihat itu, Henry menghentikan langkahnya.

'Hubungan Miana dengan orang-orang di rumah lama begitu baik, tapi kenapa dia selalu ingin berseteru dengan Janice?'

Melihat Henry datang, Miana memasukkan buah ke dalam mulutnya sambil menunjuk ke lantai dua dan berkata "Kakek sedang menunggumu di ruang kerja."

Miana tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Kakek dengan Henry.

Dia juga tidak peduli.

Pak Agam menghilangkan senyuman di wajahnya, berjalan ke arah Henry dan berkata, "Tuan Muda Henry, ikuti saya."

Dia merasa Janice begitu lembut dan baik hati, tetapi Henry sangat dingin dan kejam.

Dia sangat khawatir suatu saat Janice akan tidak tahan dengan sikap dingin Henry dan mengajukan perceraian.

Henry mengangguk dan berbalik pergi.

Saat naik tangga, dia bertanya kepada Pak Agam, "Kenapa kamu memanggil Janice dengan sebutan Nona Janice, sementara memanggil Miana dengan sebutan Nyonya Jirgan?"

Henry merupakan tuan muda kedua di keluarga ini, jadi seharusnya Miana juga dipanggil dengan sebutan nona.

"Pak Eddy pernah bilang kalau dia hanya mengakui Nyonya Jirgan sebagai cucu menantunya, jadi panggilannya harus berbeda dan hanya satu-satunya."

Henry mengernyit dan bertanya lagi, "Pak Agam tahu kenapa Kakek nggak menyukai Janice?"

Pak Agam tersenyum dan menjawab, "Saya nggak berani menebak apa yang dipikirkan Pak Eddy. Kalau Tuan Muda ingin tahu, bisa tanyakan sendiri kepadanya."

Semua orang bisa melihat bahwa Janice itu sangat manja, sombong dan memiliki niat jahat. Sungguh aneh jika ada yang menyukainya.

Dia juga tidak mengerti mengapa Henry begitu memanjakan Janice.

Perhatiannya sudah sangat melewati hubungan antara kakak ipar dan adik ipar.

Kedekatan mereka itu sangat mudah menyebabkan kesalahpahaman.

Henry mengatup bibirnya dan tidak berbicara lagi.

Dia tahu, kakeknya tidak akan memberitahunya meski sudah bertanya.

Setelah mengantar Henry sampai di depan pintu ruang kerja, Pak Agam pun pergi.

Henry membuka pintu dan melihat kakeknya sedang berdiri di depan jendela, punggungnya sudah sedikit membungkuk.

Pada saat ini, dia tiba-tiba menyadari bahwa kakeknya memang sudah sangat tua.

Eddy berbalik, menatap Henry dengan tajam dan berkata dengan suara nyaring, "Masuk dan tutup pintunya."

Sejak ditemukan kembali oleh keluarga Jirgan, Henry tumbuh besar di sisi Eddy, jadi dia sangat menghormati kakeknya ini.

Henry melangkah masuk dan menutup pintu ruang kerja.

Eddy menunjuk ke map dokumen di atas meja sambil berkata, "Di dalamnya ada kontrak pengalihan 5% saham Grup Eskaria dan gelang warisan keluarga Jirgan, berikan semua ini kepada Mia."

Henry mengernyit dan bertanya, "Janice adalah cucu menantu tertua, bukankah gelang warisan ini seharusnya diberikan padanya?"

Raut wajah Eddy mengelap dan dia berseru, "Wanita memalukan sepertinya nggak pantas mendapatkan gelang warisan keluarga Jirgan! Henry, kamu harus selalu ingat bahwa istrimu adalah Mia! Sementara Janice, dia adalah kakak iparmu! Kalian harus menjaga jarak!"

Dia tidak mengatakannya masalah itu, bukan berarti dia tidak mengetahuinya.

"Sekarang Janice hamil, anaknya akan menjadi cucu pertama keluarga Jirgan setelah lahir. Selain itu, Miana nggak suka memakai perhiasan, jadi gelang warisan keluarga Jirgan harus diberikan kepada Janice!" Henry ingat Janice sudah beberapa kali mengungkit gelang warisan keluarga Jirgan itu, dia tahu Janice menginginkannya.

"Mia nggak suka memakai perhiasan karena kamu nggak pernah membelikannya. Kalau kamu sering membelikannya, dia pasti akan memakainya!" Eddy memelototi Henry. "Minggu depan adalah ulang tahun Mia, saham ini adalah hadiah ulang tahun yang kuberikan untuknya, minta asistenmu untuk mengurus prosedur pengalihannya. Lalu, gelang ini, kamu harus berikan padanya!"

Henry mengambil map dokumen dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu."

"Kamu dan Mia sudah menikah selama tiga tahun, kapan kamu berencana punya anak?" Eddy merasa tidak nyaman setelah membaca berita tentang Janice yang masuk ke tren tagar.

Dia cukup memahami Henry, yakin Henry tidak akan pernah melakukan perselingkuhan, tetapi orang lain hanya akan melihat dari permukaan saja dan akan berpikir bahwa memang ada sesuatu di antara Janice dan Henry.

Henry adalah orang yang dingin, tidak tahu bagaimana menjelaskan, apalagi menghibur istrinya. Miana pasti akan langsung percaya begitu melihat berita tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Miana akan kecewa terhadap Henry.

Begitu seorang wanita benar-benar putus asa terhadap seorang pria, dia tidak akan pernah kembali lagi.

Namun, jika memiliki anak, mereka masih akan memiliki ikatan.

Eddy tahu bahwa Miana tampak kuat di luar, tetapi sebenarnya lembut di dalam. Begitu punya anak, Miana tidak akan dengan mudah meminta bercerai. Selama Miana bisa bertahan, mereka bisa bersama sampai hari tua.

"Aku nggak pernah berpikir untuk punya anak!" Henry merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya ini.

Dia tidak mencintai Miana, jadi pasti tidak akan memilik anak dengannya.

Eddy sangat marah mendengar itu, mengambil asbak di meja dan melemparkannya ke Henry sambil berteriak, "Dasar bajingan!"

Dia berusaha keras untuk membantu Henry mempertahankan Miana, tetapi Henry sendiri malah menghalangi usahanya.

Henry tidak sepenuhnya menghindar, asbak itu pun mengenainya sedikit, dahinya terluka dan mulai berdarah.

"Keluar! Aku nggak ingin melihatmu! Jangan pernah kembali lagi, kamu membuatku jengkel!" hardik Eddy dengan marah. "Kalau suatu hari nanti Mia nggak ingin hidup denganmu lagi dan minta bercerai, jangan datang meminta bantuanku!"

Kepribadian Henry menjadi dingin sejak dia dibawa kembali.

Eddy selalu khawatir bahwa Henry akan hidup sendirian sampai akhir hayatnya.

Hingga suatu hari, dia bertemu Miana yang menyelamatkan nyawa Henry.

Miana tidak hanya cantik, berkarakter baik, mandiri, tetapi juga merupakan mahasiswa berprestasi di jurusan hukum di Universitas Jirya. Wanita seperti ini tidak akan ditemukan lagi di seluruh Kota Jirya. Miana bersedia menikah dengan Henry merupakan kehormatan bagi keluarga Jirgan.

Oleh karena itu, Eddy berusaha keras menjodohkan mereka hingga akhirnya menikah.

Dia berpikir bahwa setelah bersama untuk waktu yang lama, Henry akan melihat kebaikan Miana dan jatuh cinta padanya.

Namun, setelah tiga tahun menikah, hubungan mereka tetap tidak mengalami kemajuan.

Eddy yang menyadari semua ini mulai merasa cemas.

Dia sangat takut Miana akan meninggalkan Henry.

Dengan sifat buruk Henry, tidak ada yang bisa hidup dengannya lama-lama.

Memikirkan hal ini, Eddy ingin menghajar Henry untuk melampiaskan amarahnya.

Henry menutupi dahinya dengan tangan, sudut bibirnya melengkung membentuk senyum mengejek. "Kalau Miana ingin bercerai denganku, siapa yang akan mengurus kekacauan keluarga Senora? Siapa yang akan membiayai pengobatan neneknya? Dengan gajinya yang sedikit itu, apa dia bisa membeli pakaian yang dia pakai sekarang? Kakek, tenang saja, Miana nggak akan dan nggak berani meminta cerai!"

Henry begitu yakin Miana tidak bisa hidup tanpa dirinya!

Suara gaduh di lantai atas membuat Miana segera naik untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Kebetulannya, dia mendengar semua perkataan Henry. Seketika, dia merasa darah di sekujur tubuhnya mematung.

'Ternyata, di mata Henry, aku begitu rendahan.'

Cinta yang dia inginkan sangat bertolak belakang dengan kenyataan.

Ironis sekali.

"Cepat pergi! Aku nggak ingin melihatmu!" Eddy sangat marah hingga sekujur tubuhnya terasa sakit. "Hati orang bisa berubah, nggak ada yang akan mencintaimu selamanya! Henry, kelak tanggung sendiri akibatnya!"

Melihat Henry begitu yakin bahwa Miana tidak akan pernah meninggalkannya, Eddy tahu sulit untuk mengubah pikirannya, hanya bisa menunggu sampai kenyataan membuat Henry tersadar!

"Bagaimana kalau kita bertaruh? Kita lihat apakah Miana akan meninggalkanku atau nggak?" ujar Henry dengan percaya diri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Maryati Atie
Janice mnt cerai? Author silap tulis nama watak ke? Miana yg mnt cerai ..
goodnovel comment avatar
Ratnamedy
CERITANYA SERU
goodnovel comment avatar
Nisamahwati Singarimbun
miana terlalu sabar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 11

    Eddy mendengkus dingin dan berkata, "Aku nggak akan bertaruh denganmu! Lagi pula, kalau Mia nggak menginginkanmu lagi, jangan datang mencariku! Malu-maluin!"Setelah mengatakan itu, dia bangkit berdiri dan berjalan ke pintu.'Henry dengan angkuh berpikir kalau Miana nggak akan pernah meninggalkannya. Suatu hari nanti, dia pasti akan menyesalinya!'Henry mengangkat alisnya, mengambil map dokumen dan berjalan keluar.Pada saat ini, Miana sudah turun ke bawah.Melihat raut wajah Miana, Pak Agam sedikit khawatir dan bertanya, "Apa Nyonya nggak enak badan? Kenapa wajah Nyonya terlihat begitu pucat?"Miana menggeleng dan menjawab, "Aku baik-baik saja."Perkataan Henry tadi sangat melukai hatinya."Duduklah sebentar, saya akan ambilkan segelas air," ujar Pak Agam, lalu segera pergi mengambilkan air minum untuknya.Eddy dan Henry turun bersama, mereka melihat Miana sedang duduk di sofa. Eddy pun berkata, "Sudah larut dan di luar dingin, kalian menginap saja di sini untuk semalam. Kamar selalu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 12

    Henry mengernyit dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang terjadi!""Miana membeli tren tagar, mengatakan kalau penghargaan penari yang kudapatkan itu karena ada orang dalam! Juga mengatakan bahwa aku dinafkahi oleh seorang investor dan ayah dari bayi yang aku kandung ini adalah anak investor itu! Sekarang reputasiku hancur, aku nggak akan pernah bisa untuk berdiri di atas panggung lagi! Masa depanku, hidupku, semuanya menjadi gelap! Apa gunanya aku hidup!"Janice berteriak histeris.Ekspresi Henry langsung berubah masam. "Tren tagar? Apa yang terjadi?" tanyanya.Henry sama sekali tidak tahu hal itu."Tanya Miana! Dia yang melakukannya, dia pasti tahu!" teriak Janice, bahkan melalui telepon bisa merasakan kemarahannya."Baiklah, jangan emosi, aku akan tanya padanya." Setelah mengatakan ini, Henry pun menutup telepon.Miana awalnya berencana untuk memejamkan matanya sebentar, beristirahat, tetapi ketika dia mendengar percakapan antara Henry dan Janice, kelopak matanya langsung berked

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 13

    Miana memalingkan wajahnya untuk menghindari tangan pria itu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Aku adalah istri Henry Jirgan, sebelum kamu bertindak, sebaiknya pikirkan baik-baik apakah kamu bisa menanggung konsekuensi menyinggung Henry!"Di situasi genting seperti ini, Miana terpaksa menggunakan nama Henry.Di Kota Jirya, Henry dikenal dan ditakuti sebagai orang yang tidak berperasaan.Ada rumor mengenai Henry merupakan orang yang kejam dan berdarah dingin.Orang-orang ini pasti takut pada Henry dan mungkin akan melepaskannya."Semua orang di Kota Jirya tahu kalau pasangannya Henry adalah Janice, nggak pernah ada yang tahu kalau Henry sudah menikah! Cantik, berhenti membodohi kami, oke?" Pria itu meraih dagu Miana dengan kuat dan mengangkatnya, dia lalu tersenyum jahat dan berkata, "Kamu berlama-lama di sini, apa karena ingin aku yang menggendongmu masuk ke mobil?"Miana mengertakkan gigi dan berseru, "Aku nggak berbohong, aku benar-benar istri Henry! Kalau kalian nggak percaya,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 14

    Tepat ketika tangan pria itu hendak merogoh gaunnya, beberapa jeritan terdengar dan membuat tangan pria itu gemetar ketakutan.Melihat kesempatan itu, Miana segera berteriak "Tolong aku!"Detik berikutnya, pria yang sedang menindihnya ditarik dengan kasar dan sebuah jaket pria menutupi tubuh Miana.Aroma kayu yang dingin pun tercium olehnya, membuat Miana yang sebelumnya gugup menjadi tenang."Tutup matamu dan jangan lihat!"Suara lembut seorang pria terdengar olehnya.Miana refleks melirik pria itu."Kak Giyan?"Dia sedikit tidak percaya dengan apa yang dia lihat.Bagaimana bisa kebetulan seperti ini?"Ya, ini aku, tenanglah dan tutup matamu, aku akan menggendongmu ke mobilku." Mata hitam Giyan penuh kelembutan, begitu pula dengan suaranya.Miana menggigit bibirnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar, jadi dia menutup matanya dengan patuh.Suara teriakan kesakitan sewaktu-waktu terdengar olehnya.Miana refleks mengepalkan tangannya dan berkata pelan, "Kak

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 15

    Akhir-akhir ini, Miana sering mendengar rekan sekantornya membicarakan Firma Hukum Lacia yang baru dibuka. Mereka mengatakan bahwa pemiliknya merupakan seseorang yang baru pulang dari luar negeri. Karena sibuk, Miana tidak punya waktu untuk memedulikan hal ini. Dia sungguh tidak menyangka ternyata firma itu didirikan oleh Giyan.Bukankah bisnis keluarga Ferno di bidang maskapai penerbangan?Mengapa tiba-tiba membuka firma hukum?"Ternyata kamu sudah pernah mendengarnya! Benar, aku yang membuka Firma Hukum Lacia.""Seingatku Kak Giyan juga lulusan jurusan hukum di Universitas Jirya. Kalau dulu kamu menjadi pengacara, mungkin kita akan menjadi saingan!""Kalaupun aku menjadi pengacara, kita nggak akan pernah menjadi saingan!" Giyan kemudian melanjutkan ucapannya di dalam hatinya, "Aku hanya akan membantumu, membuatmu menjadi pengacara yang sukses!"Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara Sherry."Mia, Mia, kamu di mana!"Suaranya terdengar agak histeris.Miana merasa sangat terharu, dia

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 16

    Saat Miana melihat judul berita tersebut, pikirannya menjadi kosong untuk sesaat.'Gelang warisan keluarga Jirgan.''Bukankah Kakek menyuruh Henry memberikannya padaku sebagai hadiah ulang tahun?'Miana menarik napas panjang, menekan emosinya dan membuka berita tersebut.Berita itu dipublikasikan setengah jam yang lalu.Yang berarti baru saja melewati tengah malam.Miana ingat, hari ini adalah hari ulang tahun Janice.Dia memandang pria di foto itu, yang duduk tepat di tepi ranjang rumah sakit, sorot matanya begitu lembut ketika dia memakaikan gelang pada wanita itu.Wanita yang bersandar di ranjang itu tersenyum manis, terlihat begitu bahagia.Miana menggenggam ponsel dengan erat, tidak ingin lagi membaca isi berita itu, hanya merasakan tubuhnya makin dingin.Henry memberikan gelang yang seharusnya untuknya kepada Janice!Pada saat ini, terdengar bunyi notifikasi pesan masuk di ponselnya.Miana membukanya, pesan dari nomor tidak dikenal ....Isinya berupa foto yang memperlihatkan sebu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 17

    Karena panik, Sherry segera memanggil ambulans.Setelah tiba di rumah sakit, Miana dibawa ke ruang gawat darurat.Sherry berjalan mondar-mandir di depan pintu, merasa cemas dan takut.'Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Miana?'....Di kamar VIP Rumah Sakit Tresna milik Grup Eskaria, Henry berdiri di depan ranjang dengan wajah dingin, tangannya memegang ponsel, dan sedang memarahi Janice, "Kamu sedang hamil, tengah malam bukannya tidur malah bertengkar dengan Miana, hebat sekali!"Janice merasa sangat tertekan, matanya berkaca-kaca, dan berkata, "Tadi Miana menelepon, karena kamu sedang nggak ada dan aku takut dia ada urusan mendesak, jadi aku mengangkatnya. Siapa sangka dia langsung memaki aku nggak tahu malu, mengataiku telah merebut gelang warisan keluarganya dan juga suaminya! Aku nggak tahan dan membalas ucapannya! Siapa sangka dia malah mengancamku, dia bilang akan menghancurkan reputasiku di internet! Akan membuatku nggak punya kesempatan lagi untuk tampil di atas panggung!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 18

    "Cepat tidurlah, Miana akan membuat keputusannya sendiri, kenapa kamu harus mengkhawatirkannya!" Henry merapikan selimut yang menutupi Janice. "Sudah larut, aku akan tidur sebentar di sofa."Nada bicara Henry datar, Janice tidak bisa menebak apa pun dari ekspresinya, jadi dia hanya bisa menyerah."Baiklah, kamu istirahatlah, aku juga akan tidur."Setelah mengatakan itu, dia menutup matanya.Henry berdiri di samping ranjang rumah sakit selama beberapa saat, lalu berbalik dan meninggalkan kamar rawat.Begitu Henry meninggalkan ruangan, Janice membuka matanya.'Miana, tunggu saja! Aku pasti akan merebut Henry darimu!'Di luar pintu kamar rawat, Henry menelepon Wiley.....Saat Miana terbangun, dia menemukan dirinya terbaring di ranjang rumah sakit dan merasa bau disinfektan di ruangan begitu menyengat.Miana pun mengerutkan keningnya.'Kenapa aku berada di rumah sakit lagi?'"Mia, kamu sudah sadar! Ada yang terasa nggak nyaman?"Mendengar suara itu, Miana mengalihkan pandangannya dan meli

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 478

    Kekhawatiran Miana seketika lenyap, digantikan dengan perasaan campur aduk. Dia perlahan berjongkok, dengan lembut mengelus rambut lembut putranya.Saat menyaksikan itu, tatapan Giyan penuh dengan kelembutan dan kelegaan.Detik ini, semua kekacauan dan kekhawatiran berubah menjadi pemandangan yang penuh kehangatan dan ketenangan.Nevan terbangun dari mimpi indahnya ketika merasakan bayangan di depannya. Dia membuka mata dan melihat wajah ibunya yang akrab tetapi sedikit tegas. Saat itu juga, dia teringat apa yang telah dia lakukan. Jantungnya berdebar kencang, dan dengan suara pelan dia memanggil, "Ibu ...."Suaranya mengandung sedikit kebingungan dan ketergantungan.Mendengar panggilan Nevan, mata Miana seketika memerah, seolah-olah emosi yang terpendam lama mencari jalan keluar. Namun, dia dengan cepat menahannya dan menggantinya dengan teguran rendah dan tegas, "Nevan! Siapa yang menyuruhmu berkeliaran sendirian? Apakah kamu tahu, tindakanmu ini membuat seluruh orang di sekolah meni

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 477

    Sherry segera mengangguk dan berkata, "Kamu cepat cari Nevan! Jangan khawatirkan aku, aku nggak akan melakukan hal bodoh!"Saat menyadari kaki kanannya tidak ada, dia merasa seperti hidupnya telah hancur.Ketakutan menghadapi pandangan aneh orang lain dan mendengar orang memanggilnya cacat membuatnya kehilangan keberanian untuk hidup.Namun, Miana meyakinkannya untuk tidak peduli dengan pandangan orang lain dan hidup sesuai keinginannya sendiri.Sepertinya, nasihat itu benar!Dia memutuskan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri."Ya, aku pergi dulu!" Miana khawatir tentang putranya, tanpa banyak bicara lagi, dia bergegas pergi.Saat menuju lobi rumah sakit, dia menelepon Giyan dan menceritakan situasi hilangnya Nevan dengan suara yang terdengar sedikit tersedak.Giyan mencoba menenangkannya dengan suara pelan, "Jangan khawatir, Nevan pasti akan baik-baik saja! Dia sangat pintar, nggak ada yang bisa menipunya! Kamu sekarang di mana? Aku akan menjemputmu, kita pergi ke

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 476

    'Apakah orang itu musuh bebuyutan Pak Henry?'Wiley tidak berani menyampaikan pemikirannya karena Henry pasti akan marah besar.Saat ini, informasi terbaru terus berdatangan dari perusahaan, memperlihatkan kerugian yang kian membengkak.Henry menggenggam erat kedua tangannya, tatapannya tajam. Dia mondar-mandir di dalam kantor sebelum akhirnya berhenti di dekat jendela, memandang hiruk-pikuk kota di luar, dan mengingat serangan siber yang terakhir kali terjadi. Serangan itu otomatis teratasi dan perusahaan hampir tidak mengalami kerugian.Kali ini, serangan siber begitu hebatnya, sehingga kerugian perusahaan telah mencapai ratusan miliar.Henry tahu, waktu adalah segalanya, setiap detik keraguannya dalam mengambil keputusan bisa membuat perusahaan terjerumus ke dalam kehancuran."Segera cari peretas dan selesaikan semua masalah dalam setengah jam! Bayar seberapa pun yang dia mau!" perintah Henry dengan suara rendah namun tegas, menunjukkan determinasi yang tak tergoyahkan.Setelah mere

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 475

    Di taman kanak-kanak, Nevan selalu bersikap sangat baik dan patuh. Setelah makan siang, dia mulai tidur siang.Beberapa anak kecil menangis dan tidak mau tidur.Beberapa lainnya hanya bisa tidur sambil minum susu formula.Alhasil, tiga guru di taman kanak-kanak sangat sibuk.Saat para guru tidak memperhatikan, Nevan diam-diam meninggalkan kelas dengan tasnya.Dengan sinar matahari yang redup tertutup awan, menebarkan bayangan bercorak yang menambah suasana tenang dan misterius. Nevan berjalan sendirian di sekitar sekolah.Akhirnya, dia tiba di sudut terpencil yang terlupakan, dipenuhi semak-semak dan bunga liar yang tumbuh dengan gigih dari celah-celah, seakan menyambut kedatangannya.Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, Nevan dengan cepat melepaskan tas berat dari bahunya. Isinya bukan mainan, melainkan laptop yang sangat canggih.Dengan cekatan, dia menyalakannya, dan layar laptop langsung menyala dengan cahaya biru ungu yang mencolok.Konsentrasinya segera menjadi sangat t

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 474

    "Aku mau merokok," jawab Farel.Perasaan sakit di hatinya tidak tertahankan.Miana mengangguk, membiarkan Farel pergi, lalu berjalan ke sisi ranjang. Ketika melihat kondisi Sherry, dia merasa sangat sedih hingga air mata pun mengalir. "Sherry!" panggilnya.Sherry juga menangis. "Mia, aku sekarang sudah cacat!""Nggak, kamu masih bisa berdiri dan berjalan seperti biasa, menjalani kehidupan normal!" Miana mencoba menenangkan."Aku nggak punya kaki lagi!" tangis Sherry. Walaupun nanti menggunakan kaki palsu, dia tidak bisa lagi memakai rok pendek atau celana pendek seperti dulu. Hidupnya pasti akan lebih sulit."Sher ...." Miana memeluknya dengan erat, ada banyak yang ingin dia sampaikan, tetapi tidak ada satu kata pun yang berhasil terucap.....Setelah bangun dan menyadari tidak ada orang di rumah, Nevan mencuci muka dan sikat gigi dengan tenang. Dia lalu mengambil roti dan susu dari kulkas, makan, dan naik ke atas untuk menyiapkan tas sekolahnya. Saat turun ke ruang tamu, dia terkejut

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 473

    "Apa kamu bilang?" tanya Miana terkejut.Amanda mengambil napas panjang, kemudian berkata dengan tegas, "Henry meminta aku menjadi pengacaranya untuk memenangkan Nevan!"Miana sekarang mendengar dengan jelas dan menyadari situasinya. Wajah dinginnya menegang seketika. "Bilang padanya untuk mencari pengacara lain untuk merebut anakku. Dia pengadilan nanti, aku akan meminta sidang disiarkan secara langsung, dan lihat bagaimana aku mempermalukannya di depan seluruh penduduk Kota Jirya!"Henry berani sekali mencoba merebut anaknya!"Aku sudah menolaknya, tapi dia mengancam akan menghancurkan karirku di dunia hukum di Kota Jirya!" Amanda sekarang adalah seorang pengacara terkenal dengan penghasilan besar, jadi dia tidak takut pada Henry.Dengan Miana sebagai pendukungnya, apa yang perlu dia takutkan?"Beritahu dia, silakan lakukan itu! Lihat bagaimana aku akan mempermalukannya!" Miana berbicara dengan dingin. "Kalau dia masih mencarimu, suruh dia datang langsung padaku!"Miana ingin melihat

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 472

    Giyan berjalan ke sofa dan duduk di samping Miana.Dia merasa senang dan seluruh tubuhnya rileks.Ada perasaan bahagia yang mendalam saat Miana berada di sisinya.Pagi-pagi sekali keesokan harinya, Miana membuka mata, secara refleks mengulurkan tangan untuk meregangkan tubuhnya, lalu tersadar bahwa dia memukul seseorang.Dia tertegun."Sudah bangun?"Detik berikutnya, matanya bertemu dengan sepasang mata yang penuh cinta."Giyan, kenapa kamu ada di tempat tidurku?" Dia ingat berbaring di sofa semalam dan tertidur.Setelah itu, dia tidak ingat apa-apa lagi."Kamu ketiduran di sofa, jadi aku menggendongmu ke kamar. Saat menaruhmu di tempat tidur, kamu memeluk pinggangku dan nggak mau melepaskannya, jadi aku akhirnya tidur di sini," jelas Giyan dengan suara lembut. "Kamu tidur larut sekali, jadi tidurlah sebentar lagi. Aku akan bangun dulu untuk menyiapkan sarapan. Nanti, kalau sudah siap, aku akan membangunkanmu."Baru saja Miana hendak berbicara, ponselnya berdering.Dia cepat-cepat mer

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 471

    Mobil itu sengaja tidak dipasang pelat nomor.'Heh, mereka kira tanpa pelat nomor, pemilik mobil itu nggak akan bisa dilacak?'Mobil penghuni kompleks ini sudah terdaftar, sementara mobil orang luar yang ingin masuk harus menunjukkan KTP dan dicatat kedatangannya. Oleh karena itu, baik penghuni maupun bukan, biasanya informasi pemilik mobil sudah tercatat dan dapat dilacak.Namun, karena niat orang ini menabrak Sherry, dia mungkin menggunakan informasi palsu.Ada juga kemungkinan bahwa pemilik rumah di kompleks ini telah memberi tahu penjaga sehingga mobil bisa langsung masuk.Apa pun situasinya, Miana akan menemukan informasi pemilik mobil dalam waktu singkat.Saat Miana bersiap melanjutkan penyelidikannya, terdengar ketukan di pintu.Dia menutup laptopnya dan menyahut, "Ya, sebentar!"Dia berdiri dan berjalan menuju pintu.Setelah membuka pintu, dia melihat pria berwajah lembut yang membuatnya merasa tenang."Masaknya sudah selesai? Cepat sekali! Ayo, kita turun makan," ujar Miana sa

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 470

    Sherry yang sangat peduli pada penampilan, bagaimana mungkin bisa menerima kenyataan bahwa dia kehilangan satu kakinya.Dengan wajah dingin, Miana mengikuti petugas medis masuk ke kamar perawatan.Setelah memastikan segala sesuatunya, barulah Miana merasa tenang meninggalkan Sherry pada petugas medis.Dia memandang Farel dengan tatapan dingin, lalu berkata dengan ketus, "Ikut aku ke luar, ada sesuatu yang mau kutanyakan padamu!"Farel mendekati sisi ranjang, lalu membungkuk untuk melihat Sherry yang terbaring di sana.Melihat kondisi Sherry yang begitu lemah saat ini, Farel merasa seakan-akan Sherry bisa menghilang kapan pun dari hadapannya.Dengan ekspresi yang tetap dingin, Miana menatap Farel dan berkata, "Kamu nggak bisa melindunginya, nggak ada gunanya kamu menyesal dan bersedih sekarang! Keluar! Ada yang mau kutanyakan padamu!"Farel terpaksa mengalihkan pandangannya, dan mengikuti Miana keluar dari kamar perawatan."Kenapa kamu ada di sana? Apa yang terjadi saat itu?" tanya Mian

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status