Share

Terjerat dalam Kecanduan Cinta
Terjerat dalam Kecanduan Cinta
Author: Helena Ayu

Bab 1

Author: Helena Ayu
"Miana, aku hamil, jadi kamu harus segera bercerai dengan Henry, kalau nggak, betapa malangnya anak ini lahir tanpa ayah." Isak wanita itu terdengar dari ponsel. Miana mendengarnya sambil mengusap pelipisnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Apa lagi yang ingin kamu katakan, Kak Janice? Cepat katakan, akan kurekam, nanti saat proses perceraian dengan Henry, aku bisa memperoleh lebih banyak aset."

"Miana, kamu bajingan! Bisa-bisanya kamu merekam pembicaraan ini!" Wanita itu langsung menutup telepon setelah mengumpat.

Setelah panggilan tersebut terputus, Miana menunduk melihat ke lembar hasil pemeriksaan di tangannya. Tulisan "hamil empat minggu" yang tercetak di kertas itu terasa menyakitkan baginya.

Awalnya dia berniat memberi tahu Henry tentang kehamilannya malam ini, tetapi dia sekarang merasa tidak perlu lagi.

Anak ini datang pada waktu yang salah, tetapi anak ini adalah penyelamatnya.

....

Miana yang begitu tiba di rumah setelah pulang kerja disambut oleh Bibi Lina, "Nyonya, saya sudah siapkan bahan masakan sesuai dengan daftar yang Nyonya berikan tadi pagi. Nyonya bisa ganti pakaian dulu, lalu memasak."

Miana mengenakan sandalnya, berjalan masuk dan berkata, "Kamu yang masak saja, aku ingin mandi dulu."

Bibi Lina tertegun sejenak sebelum merespons, "Ah? Oh, baiklah!"

'Nyonya selalu masak untuk Tuan, bahkan sekalipun sedang sakit, apa yang terjadi hari ini?'

'Apa Nyonya sedang bertengkar dengan Tuan?'

Setelah seharian bekerja, Miana merasa sangat lelah. Dia yang tengah berendam, tanpa sadar tertidur di bak mandi.

Di tengah tidurnya, dia tiba-tiba merasakan tubuhnya kehilangan bobot.

Seketika itu juga dia membuka matanya karena terkejut.

Matanya bertemu dengan tatapan mata hitam pekat dari seorang pria.

"Bi Lina bilang kamu sedang nggak enak badan, kamu sakit?" tanya pria itu dengan nada datar. Ekspresinya tetap dingin seperti biasanya, tidak menunjukkan emosi apa pun.

Menatap mata hitam pekat pria itu, Miana tiba-tiba teringat panggilan telepon Janice. Dia pun tersenyum getir dan bertanya, "Kakak iparmu hamil, kamu ingin anak itu lahir?"

Pria itu menjawab, "Ya."

Miana mencoba membaca ekspresi pria itu, tetapi hasilnya mengecewakan.

Dia mendorong dan melompat turun dari pelukan pria itu, melilitkan handuk ke tubuhnya dan berkata dengan nada dingin, "Aku nggak akan mengizinkan dia melahirkan anak itu!"

Wanita mana pun tidak akan suka ada pihak ketiga dalam pernikahannya, apalagi sampai membiarkan pihak ketiga itu melahirkan seorang anak!

Di antara anaknya dan anak Janice, Henry hanya boleh memilih satu!

Dia tidak punya pilihan lain selain mengajukan perceraian jika Henry bersikeras memilih anak Janice.

Setelah dia mengatakan itu, Henry langsung menatapnya dengan tajam dan dingin. Sedikit menakutkan. "Kamu nggak berhak memutuskan dia boleh atau nggak melahirkan anak itu! Miana, kuperingatkan, jangan ganggu anaknya!"

Miana memandang suaminya yang telah berbagi ranjang selama tiga tahun. Dia dipelototi dengan tajam, pemilik mata itu seolah-olah ingin mencabik-cabiknya. Hatinya seakan-akan telah ditusuk-tusuk sampai berlumuran darah.

'Dia begitu melindungi anak itu!'

'Nggak heran Janice begitu arogan sampai meneleponku dan memaksaku bercerai!'

Miana tahu betul, cinta yang bersemi pada saat pertama kali bertemu, bermekar saat bertemu lagi dan makin kuat setelah bertahun-tahun, cinta yang tak terbalaskan ini pada akhirnya akan berakhir.

Miana menarik napas dalam-dalam, menahan rasa sakit yang hebat di hatinya dan perlahan berkata, "Henry, ayo kita bercerai!"

Dia tahu dirinya harus menyerahkan posisinya pada saat anak Janice lahir.

Oleh karena itu, dia merasa lebih baik sekarang bercerai daripada nanti diusir.

Kehamilan Janice merupakan bukti perselingkuhan Henry, jadi saat mengajukan perceraian, dia bisa mendapatkan lebih banyak kompensasi.

Ketika Henry mendengar kata "bercerai", ekspresinya langsung berubah masam. "Kamu ingin bercerai denganku? Apa karena Giyan yang sangat kamu cintai itu sudah kembali?"

Miana tertegun sesaat, lalu tersenyum dingin dan menjawab, "Karena kamu tahu aku sangat mencintai Giyan, cepatlah tanda tangan surat perceraian kita agar aku dan dia akhirnya bisa bersama!"

Selama tiga tahun menikah dengan Henry, dia telah berusaha untuk menjadi istri yang baik.

Meskipun dia tidak diperlakukan dengan baik oleh keluarganya, dia tetap seorang putri yang tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah. Namun, selama tiga tahun ini, demi Henry, dia belajar memasak, memanggang kue, merangkai bunga dan berbagai hal lainnya di waktu luangnya.

Henry memiliki masalah pencernaan, jadi dia setiap hari memasak makanan bergizi untuknya. Butuh waktu tiga tahun untuknya menyembuhkan kondisi pencernaan Henry.

Dia telah melakukan begitu banyak untuk Henry, tetapi Henry malah berpikir dirinya mencintai pria lain.

Bagaimana mungkin Miana tidak sedih.

Henry mengertakkan giginya, tiba-tiba mendekat ke arahnya dan berkata dengan penuh tekanan, "Kamu adalah wanitaku, sekalipun kita bercerai! Jangan pernah bermimpi untuk bisa bersama pria lain!"

Miana membalas tatapan Henry tanpa rasa takut dan berseru, "Kalau kamu nggak mau tanda tangan surat cerai, aku akan menggugatmu telah berselingkuh! Seluruh Kota Jirya akan tahu bahwa Janice adalah seorang pelakor! Kamu begitu melindunginya, pasti nggak ingin reputasinya hancur, 'kan!"

Sebelumnya, Miana masih bisa mengabaikan Janice yang sering muncul di depannya. Sekarang, bagaimana mungkin dia bisa terus bertingkah acuh tak acuh setelah tahu anak yang dikandung Janice memiliki ayah yang sama dengan anaknya!

Henry mengangkat dagu Miana dengan jari-jari rampingnya, sorot matanya terlihat dingin dan tajam. "Kalau nggak ingin Grup Senora bangkrut, bersikap yang baik! Jangan sentuh Janice!" serunya.

Setiap kata yang keluar dari mulut Henry bagaikan palu berat yang menghantam ke hati Miana.

Miana seketika merasa punggungnya merinding.

Henry melepaskan Miana, merapikan pakaiannya, penampilannya tetap terlihat sangat elite.

Setelah Henry pergi, Miana menunduk melihat penampilannya sendiri yang terlihat menyedihkan dan tersenyum getir, dia mentertawakan dirinya sendiri.

Bagaimanapun, dia merupakan seorang pengacara terkenal di Firma Hukum Astera dan salah satu pengacara terbaik di Kota Jirya. Di luar, dia terlihat begitu bermartabat, tetapi di depan Henry, dia terlihat sangat menyedihkan.

Miana segera menghentikan lamunannya, mengenakan pakaian rumah dan turun ke bawah.

Begitu tiba di ruang makan, dia mendengar suara Henry yang begitu lembut, "Jangan menangis, aku akan segera ke sana!"

Kemudian, Henry pun bergegas pergi.

Miana, menatap lima hidangan di atas meja, seketika kehilangan nafsu makannya.

Akan tetapi, memikirkan anak di dalam perutnya, dia memaksakan diri untuk makan sesuatu. Hanya saja, dia merasa seperti sedang mengunyah lilin.

Saat dia kembali ke kamarnya, ada panggilan telepon dari kliennya.

Mungkin karena minum terlalu banyak, klien itu tidak berhenti membicarakan bagaimana dia dan suaminya memulai dari nol setelah mereka menikah. Meskipun kehidupan mereka agak sulit dan melelahkan, hubungan mereka sangat baik. Sekarang mereka sudah kaya, tetapi hati suaminya pun berubah dan memiliki beberapa simpanan ....

Miana pun teringat akan tiga tahun pernikahannya dengan Henry. Selain beberapa orang terdekat yang tahu bahwa mereka adalah pasangan suami istri, orang luar lainnya tidak ada yang tahu bahwa mereka sudah menikah.

Dia berpikir bahwa kliennya ini setidaknya memiliki momen manis bersama sang suami.

Miana tiba-tiba merasa sedih memikirkan hal tersebut.

Dia dulu selalu berpikir selama dia bisa bersama pria yang sangat dia cintai, dia akan bahagia meski menjalani kehidupan yang sederhana.

Kini dia sadar bahwa dirinya hanyalah seorang budak cinta!

Pada akhirnya, klien itu tertidur di tengah curhatannya. Miana melirik ponselnya sejenak, lalu menutup matanya untuk tidur.

Dia berpikir bahwa setelah bangun, itu akan menjadi awal baru dalam hidupnya!

Di tengah malam, dia terbangun oleh dering ponselnya. Dalam keadaan linglung, sebuah suara terdengar di telinganya, "Kak Miana, tolong datang ke Nexia, jemput Kak Henry pulang, dia mabuk."

Panggilan terputus sebelum Miana dapat berbicara.

Miana menarik napas dalam-dalam. Dia sudah berpikir untuk pergi ke kantor catatan sipil besok pagi. Jika dia tidak menjemput Henry sekarang, jika Henry terlalu mabuk, dia tidak akan bisa bangun sama sekali besok pagi, urusan perceraian mereka akan tertunda lagi.

Oleh karena itu, Miana tidak punya pilihan selain keluar dari selimutnya dan bangun dari tempat tidur.

Dia berpikir, setelah mereka bercerai besok, sekalipun Henry meninggal dalam keadaan mabuk di kelab, itu sudah bukan urusannya lagi!

Selama tiga tahun pernikahan ini, Miana sudah lebih dari sekali datang ke Nexia untuk menjemput Henry, jadi dia dengan mudah menemukan ruang VIP yang dikunjungi Henry.

Melihat keberadaan Janice di ruang VIP itu, Miana tidak terkejut.

Janice akrab dengan para pemuda kaya raya tersebut, sementara dirinya, istri sah Henry, malah tampak seperti orang asing yang salah masuk ke lingkaran mereka, terlihat sangat tidak cocok.

"Kak Miana, maaf malam-malam merepotkanmu!" Carel Ferno, yang meneleponnya, paling muda di antara mereka, sangat mengagumi dan sangat peduli dengan urusan Henry.

"Nggak apa-apa," balas Miana dengan lembut dan tersenyum.

Para pemuda kaya raya yang bergaul dengan Henry tidak pernah menghargainya, selalu memanggil namanya secara langsung, hanya Carel yang memanggilnya "Kak Miana".

Selain itu, Carel adalah adik dari Giyan Ferno, jadi Miana memiliki kesan yang cukup baik terhadap Carel.

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dingin berkata, "Kak Janice sudah datang, dia pasti akan menjaga Henry, kamu nggak perlu di sini lagi, pulang saja."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Riyantti Sibela
suka bngt sama alur ceritanya......
goodnovel comment avatar
Siti Aisya002
alur cerita nya suka banget ...
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 2

    Miana melirik pria yang berbicara, Yosef Lucario, sahabat sejak kecil Henry. Keluarga Lucario juga merupakan keluarga yang berkuasa di Kota Jirya. Yosef paling memandang rendah Miana yang berasal dari keluarga miskin. Meskipun dia merupakan putra dari keluarga bermartabat, dia bersikap seperti sebuah pisau yang dapat diayunkan sesuka hati oleh Janice. Janice selalu menggunakannya untuk melawan Miana setiap saat.Teringat akan hal tersebut, Miana tersenyum kecil dan berkata dengan lembut, "Kak Janice adalah kakak iparnya Henry, istri dari kakak tertua Henry. Kalau orang lain mendengar apa yang barusan kamu bilang, aku takut akan ada yang salah paham dan mengira mereka punya hubungan yang nggak seharusnya!"Yosef baru saja sengaja berbicara kasar padanya, jadi dia tidak perlu memikirkan harga diri Yosef.Dia mengakui bahwa dia sangat mencintai Henry, tetapi dia tidak serendah itu sampai akan menerima begitu saja perlakukan buruk teman-teman Henry.Janice awalnya senang, tetapi setelah me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 3

    "Bukankah kamu bilang seseorang ingin membunuhmu? Aku hanya memastikan apakah kamu sudah mati." Perkataan Henry penuh dengan sindiran.Miana refleks menggenggam ponselnya erat-erat dan berkata dengan tegas, "Aku ditakdirkan berumur panjang, jadi nggak akan mati!"Dia mematikan panggilan itu dan memblokir nomor itu dalam satu gerakan cepat.....Pada saat ini, di kamar rawat VIP di rumah sakit milik Grup Eskaria, Janice berbaring di ranjang dengan wajah yang terlihat sangat pucat. Dia terlihat begitu lemah, seakan-akan angin bisa menerbangkannya.Henry yang tengah menggenggam ponselnya menunjukkan ekspresi masam.Melihat itu, Janice bertanya dengan hati-hati, "Henry, apa Miana baik-baik saja?"Henry meletakkan ponselnya dan berseru, "Dia baik-baik saja!"Janice diam-diam mengutuk Miana di dalam hatinya, tetapi berkata dengan nada lembut kepada Henry, "Kamu sebaiknya kembali menemaninya. Ada dokter dan suster di sini, jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkan aku."Henry berkata dengan tenan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 4

    Kedua bibir Henry saling menekan dan sepasang mata hitam pekatnya tertuju pada Sherry. "Dia mengalami kecelakaan mobil?" tanya Henry.Seketika, Henry teringat panggilan telepon dari Miana tadi malam.'Kalau itu benar ....'Pada saat ini, pintu kamar rawat terbuka dan Miana masuk dengan aura yang dingin.Saat Janice melihat Miana, matanya memancarkan rasa kebenciannya, tetapi dia segera menyembunyikannya dan berkata dengan tergesa-gesa, "Baru saja kudengar kamu mengalami kecelakaan mobil, cepat kemarilah, biar aku lihat apakah kamu terluka parah atau nggak?" Sikapnya ini seolah-olah sangat peduli pada Miana.Pada saat ini, raut wajah Henry mengelap.'Bisa-bisanya Miana bersekongkol dengan sahabatnya untuk membohongiku.'Miana berjalan mendekat, lalu menarik Sherry ke belakangnya dan berkata, "Kamu pergi dulu, biar aku yang tangani masalah ini."Sherry buru-buru berkata, "Aku sungguh nggak melakukan apa pun, dia sendiri yang menampar dirinya!"Miana menyela, "Aku tahu, kamu pergi dulu."

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 5

    Miana menatap mata Henry untuk waktu yang lama sebelum berkata sambil tersenyum, "Jangan pernah berpikir untuk mengorbankan diriku demi dirinya! Selain itu, Henry, yang ingin kubicarakan adalah keputusanku untuk bercerai denganmu sudah buat, kapan kamu punya waktu untuk pergi ke kantor catatan sipil untuk mengurus surat cerai kita? Ini nggak akan memakan banyak waktu!"Meskipun senyuman di wajah terlihat begitu cerah, tetapi hatinya terasa sangat sakit.Dia selalu tahu bahwa Henry memihak pada Janice, tetapi dia tidak menyangka akan sampai sejauh ini.Mustahil dia membiarkan dirinya menjadi batu pijakan untuk Janice naik ke atas!"Selesaikan dulu masalah tren tagar Janice itu dan aku baru akan memenuhi keinginanmu! Kalau sampai aku yang turun tangan duluan, yang akan kamu hadapi nggak akan sesederhana mengklarifikasi saja!" seru Henry dengan marah tanpa berpikir panjang.Menurutnya, permintaan perceraian Miana hanyalah baru untuk menarik perhatiannya.Dia tidak percaya Miana benar-bena

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 6

    Mendengar suara tersebut, Wiley segera menaikkan sekat partisi mobil.Henry memandang wanita dalam pelukannya, seakan-akan telah tersihir, dan menundukkan kepalanya untuk mencium bibir wanita itu.Miana teringat adegan Henry mencium Janice di kamar rawat hari ini, merasa sedikit mual, dan mendorong Henry, dia menutup mulutnya dan muntah kering.Mendengar suara muntah Miana, raut wajah Henry langsung menggelap."Miana, apa maksudmu!"'Aku menciumnya, tapi dia malah muntah?'Miana segera mengambil tisu dan menyeka mulutnya. Kemudian, dia mengangkat kepalanya, menatap Henry dengan mata merah dan berseru, "Kita akan bercerai, nggak pantas melakukan hal seperti ini!"Henry mengangkat dagu Miana, memaksa Miana untuk menatapnya. "Janji yang kamu buat belum terpenuhi, 'kan? Sekarang belum saatnya kita bicara tentang perceraian!"Miana menatap wajah tampan pria di depannya, tertawa kecil dan berkata, "Aku pasti akan menyelesaikan hal itu sebelum fajar besok!"Henry begitu ingin segera membersih

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 7

    Kakak ipar dan adik ipar begitu dekat dan mereka tidak takut dibicarakan orang.Wiley hendak menghentikan kepala pelayan, tetapi mendapati Miana yang duduk di kursi belakang sudah membuka pintu dan keluar dari mobil.Mendengar ucapan kepala pelayan tadi, Miana sudah bisa menebak bahwa pingsannya Kakek disebabkan oleh kemunculan Janice.Miana sudah mengingatkan Henry sebelumnya, tetapi Henry tidak memercayainya.Sekarang Kakek pingsan karena marah, dia pun bertanya-tanya bagaimana perasaan Henry saat ini.Mungkin saja Henry tidak merasakan apa-apa.Lagi pula, Henry tidak peduli pada siapa pun kecuali Janice.Ketika kepala pelayan melihat Miana, dia menjadi sedikit emosional sampai tanpa sadar suaranya meninggi, "Nyonya, cepat ikut saya!"Miana mengikutinya sambil bertanya, "Sudah panggil dokter keluarga?""Sudah, butuh dua puluh menit untuk bisa tiba.""Sudah buka jendelanya untuk ventilasi?""Semua jendela sudah dibuka."Miana mengerutkan bibirnya, lalu mempercepat langkahnya.Saat tib

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 8

    Eddy hampir mati berdiri karena marah mendengar pertanyaan Henry.Henry terkenal di dunia bisnis karena kecerdasannya.Namun, setiap kali berbicara tentang Janice, dia seperti tidak menggunakan otaknya.Miana dengan tenang menyendok semangkuk sup untuk Eddy, lalu meletakkannya di depannya sambil berkata dengan lembut, "Kakek, minumlah sup dulu."Eddy mengambil mangkuk itu dan menyesap sup di dalamnya. Amarahnya mereda. Setelah meletakkan mangkuk itu, dia kembali menatap Henry dengan tajam dan berkata, "Karena kamu menanyakan itu, aku akan beri tahu kamu alasannya.""Mia selalu memasak untukku setiap kali dia datang kemari, dia juga tahu apa yang aku suka makan, kalau ada ikan, dia akan memilah tulang ikan untukku. Mia sangat memperhatikanku!""Sedangkan Janice? Setiap kali dia hanya duduk di sofa, berlagak menjadi nona besar dan membiarkan para pembantu melayaninya. Semua pembantu di rumah harus memprioritaskannya, siapa yang akan menjagaku!"Saat mengatakan itu, raut wajah Eddy sudah

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 9

    Suara Miana membuat Henry terangsang dan dia pun memeluk pinggang Miana dengan erat, seakan-akan ingin meremasnya ke dalam tubuhnya."Miana, kamu juga menginginkanku, 'kan? Ayo, panggil aku 'Sayang', aku ingin mendengarnya."Keduanya telah menikah selama tiga tahun, hampir setiap hari mereka melakukan hubungan intim. Bagaimana membuat Miana terangsang, membuat Miana merasa sangat nikmat, Henry paling tahu.Oleh karena itu, dia mampu membuat Miana merasakan sesuatu dalam waktu singkat setiap saat, bahkan tidak sabar untuk mengundangnya.Dia belum melakukannya dengan Miana selama dua hari, jadi dia tentu ingin melakukannya.Sekarang, wanita lembut itu berada dalam pelukannya, dia tentu tidak ingin melepaskannya.Selain itu, dia belum pernah melakukannya di luar, jadi ingin mencobanya.Miana menggigit bibirnya erat-erat, tidak ingin mengeluarkan suara yang memalukan.Henry terlihat dingin dan mulia di luar, tetapi memiliki selera buruk ketika berada di atas kasur, dia suka sengaja menyiks

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status