Share

Terjerat dalam Kecanduan Cinta
Terjerat dalam Kecanduan Cinta
Penulis: Helena Ayu

Bab 1

Penulis: Helena Ayu
"Miana, aku hamil, jadi kamu harus segera bercerai dengan Henry, kalau nggak, betapa malangnya anak ini lahir tanpa ayah." Isak wanita itu terdengar dari ponsel. Miana mendengarnya sambil mengusap pelipisnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Apa lagi yang ingin kamu katakan, Kak Janice? Cepat katakan, akan kurekam, nanti saat proses perceraian dengan Henry, aku bisa memperoleh lebih banyak aset."

"Miana, kamu bajingan! Bisa-bisanya kamu merekam pembicaraan ini!" Wanita itu langsung menutup telepon setelah mengumpat.

Setelah panggilan tersebut terputus, Miana menunduk melihat ke lembar hasil pemeriksaan di tangannya. Tulisan "hamil empat minggu" yang tercetak di kertas itu terasa menyakitkan baginya.

Awalnya dia berniat memberi tahu Henry tentang kehamilannya malam ini, tetapi dia sekarang merasa tidak perlu lagi.

Anak ini datang pada waktu yang salah, tetapi anak ini adalah penyelamatnya.

....

Miana yang begitu tiba di rumah setelah pulang kerja disambut oleh Bibi Lina, "Nyonya, saya sudah siapkan bahan masakan sesuai dengan daftar yang Nyonya berikan tadi pagi. Nyonya bisa ganti pakaian dulu, lalu memasak."

Miana mengenakan sandalnya, berjalan masuk dan berkata, "Kamu yang masak saja, aku ingin mandi dulu."

Bibi Lina tertegun sejenak sebelum merespons, "Ah? Oh, baiklah!"

'Nyonya selalu masak untuk Tuan, bahkan sekalipun sedang sakit, apa yang terjadi hari ini?'

'Apa Nyonya sedang bertengkar dengan Tuan?'

Setelah seharian bekerja, Miana merasa sangat lelah. Dia yang tengah berendam, tanpa sadar tertidur di bak mandi.

Di tengah tidurnya, dia tiba-tiba merasakan tubuhnya kehilangan bobot.

Seketika itu juga dia membuka matanya karena terkejut.

Matanya bertemu dengan tatapan mata hitam pekat dari seorang pria.

"Bi Lina bilang kamu sedang nggak enak badan, kamu sakit?" tanya pria itu dengan nada datar. Ekspresinya tetap dingin seperti biasanya, tidak menunjukkan emosi apa pun.

Menatap mata hitam pekat pria itu, Miana tiba-tiba teringat panggilan telepon Janice. Dia pun tersenyum getir dan bertanya, "Kakak iparmu hamil, kamu ingin anak itu lahir?"

Pria itu menjawab, "Ya."

Miana mencoba membaca ekspresi pria itu, tetapi hasilnya mengecewakan.

Dia mendorong dan melompat turun dari pelukan pria itu, melilitkan handuk ke tubuhnya dan berkata dengan nada dingin, "Aku nggak akan mengizinkan dia melahirkan anak itu!"

Wanita mana pun tidak akan suka ada pihak ketiga dalam pernikahannya, apalagi sampai membiarkan pihak ketiga itu melahirkan seorang anak!

Di antara anaknya dan anak Janice, Henry hanya boleh memilih satu!

Dia tidak punya pilihan lain selain mengajukan perceraian jika Henry bersikeras memilih anak Janice.

Setelah dia mengatakan itu, Henry langsung menatapnya dengan tajam dan dingin. Sedikit menakutkan. "Kamu nggak berhak memutuskan dia boleh atau nggak melahirkan anak itu! Miana, kuperingatkan, jangan ganggu anaknya!"

Miana memandang suaminya yang telah berbagi ranjang selama tiga tahun. Dia dipelototi dengan tajam, pemilik mata itu seolah-olah ingin mencabik-cabiknya. Hatinya seakan-akan telah ditusuk-tusuk sampai berlumuran darah.

'Dia begitu melindungi anak itu!'

'Nggak heran Janice begitu arogan sampai meneleponku dan memaksaku bercerai!'

Miana tahu betul, cinta yang bersemi pada saat pertama kali bertemu, bermekar saat bertemu lagi dan makin kuat setelah bertahun-tahun, cinta yang tak terbalaskan ini pada akhirnya akan berakhir.

Miana menarik napas dalam-dalam, menahan rasa sakit yang hebat di hatinya dan perlahan berkata, "Henry, ayo kita bercerai!"

Dia tahu dirinya harus menyerahkan posisinya pada saat anak Janice lahir.

Oleh karena itu, dia merasa lebih baik sekarang bercerai daripada nanti diusir.

Kehamilan Janice merupakan bukti perselingkuhan Henry, jadi saat mengajukan perceraian, dia bisa mendapatkan lebih banyak kompensasi.

Ketika Henry mendengar kata "bercerai", ekspresinya langsung berubah masam. "Kamu ingin bercerai denganku? Apa karena Giyan yang sangat kamu cintai itu sudah kembali?"

Miana tertegun sesaat, lalu tersenyum dingin dan menjawab, "Karena kamu tahu aku sangat mencintai Giyan, cepatlah tanda tangan surat perceraian kita agar aku dan dia akhirnya bisa bersama!"

Selama tiga tahun menikah dengan Henry, dia telah berusaha untuk menjadi istri yang baik.

Meskipun dia tidak diperlakukan dengan baik oleh keluarganya, dia tetap seorang putri yang tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah. Namun, selama tiga tahun ini, demi Henry, dia belajar memasak, memanggang kue, merangkai bunga dan berbagai hal lainnya di waktu luangnya.

Henry memiliki masalah pencernaan, jadi dia setiap hari memasak makanan bergizi untuknya. Butuh waktu tiga tahun untuknya menyembuhkan kondisi pencernaan Henry.

Dia telah melakukan begitu banyak untuk Henry, tetapi Henry malah berpikir dirinya mencintai pria lain.

Bagaimana mungkin Miana tidak sedih.

Henry mengertakkan giginya, tiba-tiba mendekat ke arahnya dan berkata dengan penuh tekanan, "Kamu adalah wanitaku, sekalipun kita bercerai! Jangan pernah bermimpi untuk bisa bersama pria lain!"

Miana membalas tatapan Henry tanpa rasa takut dan berseru, "Kalau kamu nggak mau tanda tangan surat cerai, aku akan menggugatmu telah berselingkuh! Seluruh Kota Jirya akan tahu bahwa Janice adalah seorang pelakor! Kamu begitu melindunginya, pasti nggak ingin reputasinya hancur, 'kan!"

Sebelumnya, Miana masih bisa mengabaikan Janice yang sering muncul di depannya. Sekarang, bagaimana mungkin dia bisa terus bertingkah acuh tak acuh setelah tahu anak yang dikandung Janice memiliki ayah yang sama dengan anaknya!

Henry mengangkat dagu Miana dengan jari-jari rampingnya, sorot matanya terlihat dingin dan tajam. "Kalau nggak ingin Grup Senora bangkrut, bersikap yang baik! Jangan sentuh Janice!" serunya.

Setiap kata yang keluar dari mulut Henry bagaikan palu berat yang menghantam ke hati Miana.

Miana seketika merasa punggungnya merinding.

Henry melepaskan Miana, merapikan pakaiannya, penampilannya tetap terlihat sangat elite.

Setelah Henry pergi, Miana menunduk melihat penampilannya sendiri yang terlihat menyedihkan dan tersenyum getir, dia mentertawakan dirinya sendiri.

Bagaimanapun, dia merupakan seorang pengacara terkenal di Firma Hukum Astera dan salah satu pengacara terbaik di Kota Jirya. Di luar, dia terlihat begitu bermartabat, tetapi di depan Henry, dia terlihat sangat menyedihkan.

Miana segera menghentikan lamunannya, mengenakan pakaian rumah dan turun ke bawah.

Begitu tiba di ruang makan, dia mendengar suara Henry yang begitu lembut, "Jangan menangis, aku akan segera ke sana!"

Kemudian, Henry pun bergegas pergi.

Miana, menatap lima hidangan di atas meja, seketika kehilangan nafsu makannya.

Akan tetapi, memikirkan anak di dalam perutnya, dia memaksakan diri untuk makan sesuatu. Hanya saja, dia merasa seperti sedang mengunyah lilin.

Saat dia kembali ke kamarnya, ada panggilan telepon dari kliennya.

Mungkin karena minum terlalu banyak, klien itu tidak berhenti membicarakan bagaimana dia dan suaminya memulai dari nol setelah mereka menikah. Meskipun kehidupan mereka agak sulit dan melelahkan, hubungan mereka sangat baik. Sekarang mereka sudah kaya, tetapi hati suaminya pun berubah dan memiliki beberapa simpanan ....

Miana pun teringat akan tiga tahun pernikahannya dengan Henry. Selain beberapa orang terdekat yang tahu bahwa mereka adalah pasangan suami istri, orang luar lainnya tidak ada yang tahu bahwa mereka sudah menikah.

Dia berpikir bahwa kliennya ini setidaknya memiliki momen manis bersama sang suami.

Miana tiba-tiba merasa sedih memikirkan hal tersebut.

Dia dulu selalu berpikir selama dia bisa bersama pria yang sangat dia cintai, dia akan bahagia meski menjalani kehidupan yang sederhana.

Kini dia sadar bahwa dirinya hanyalah seorang budak cinta!

Pada akhirnya, klien itu tertidur di tengah curhatannya. Miana melirik ponselnya sejenak, lalu menutup matanya untuk tidur.

Dia berpikir bahwa setelah bangun, itu akan menjadi awal baru dalam hidupnya!

Di tengah malam, dia terbangun oleh dering ponselnya. Dalam keadaan linglung, sebuah suara terdengar di telinganya, "Kak Miana, tolong datang ke Nexia, jemput Kak Henry pulang, dia mabuk."

Panggilan terputus sebelum Miana dapat berbicara.

Miana menarik napas dalam-dalam. Dia sudah berpikir untuk pergi ke kantor catatan sipil besok pagi. Jika dia tidak menjemput Henry sekarang, jika Henry terlalu mabuk, dia tidak akan bisa bangun sama sekali besok pagi, urusan perceraian mereka akan tertunda lagi.

Oleh karena itu, Miana tidak punya pilihan selain keluar dari selimutnya dan bangun dari tempat tidur.

Dia berpikir, setelah mereka bercerai besok, sekalipun Henry meninggal dalam keadaan mabuk di kelab, itu sudah bukan urusannya lagi!

Selama tiga tahun pernikahan ini, Miana sudah lebih dari sekali datang ke Nexia untuk menjemput Henry, jadi dia dengan mudah menemukan ruang VIP yang dikunjungi Henry.

Melihat keberadaan Janice di ruang VIP itu, Miana tidak terkejut.

Janice akrab dengan para pemuda kaya raya tersebut, sementara dirinya, istri sah Henry, malah tampak seperti orang asing yang salah masuk ke lingkaran mereka, terlihat sangat tidak cocok.

"Kak Miana, maaf malam-malam merepotkanmu!" Carel Ferno, yang meneleponnya, paling muda di antara mereka, sangat mengagumi dan sangat peduli dengan urusan Henry.

"Nggak apa-apa," balas Miana dengan lembut dan tersenyum.

Para pemuda kaya raya yang bergaul dengan Henry tidak pernah menghargainya, selalu memanggil namanya secara langsung, hanya Carel yang memanggilnya "Kak Miana".

Selain itu, Carel adalah adik dari Giyan Ferno, jadi Miana memiliki kesan yang cukup baik terhadap Carel.

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dingin berkata, "Kak Janice sudah datang, dia pasti akan menjaga Henry, kamu nggak perlu di sini lagi, pulang saja."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siti Aisya002
alur cerita nya suka banget ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 2

    Miana melirik pria yang berbicara, Yosef Lucario, sahabat sejak kecil Henry. Keluarga Lucario juga merupakan keluarga yang berkuasa di Kota Jirya. Yosef paling memandang rendah Miana yang berasal dari keluarga miskin. Meskipun dia merupakan putra dari keluarga bermartabat, dia bersikap seperti sebuah pisau yang dapat diayunkan sesuka hati oleh Janice. Janice selalu menggunakannya untuk melawan Miana setiap saat.Teringat akan hal tersebut, Miana tersenyum kecil dan berkata dengan lembut, "Kak Janice adalah kakak iparnya Henry, istri dari kakak tertua Henry. Kalau orang lain mendengar apa yang barusan kamu bilang, aku takut akan ada yang salah paham dan mengira mereka punya hubungan yang nggak seharusnya!"Yosef baru saja sengaja berbicara kasar padanya, jadi dia tidak perlu memikirkan harga diri Yosef.Dia mengakui bahwa dia sangat mencintai Henry, tetapi dia tidak serendah itu sampai akan menerima begitu saja perlakukan buruk teman-teman Henry.Janice awalnya senang, tetapi setelah me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 3

    "Bukankah kamu bilang seseorang ingin membunuhmu? Aku hanya memastikan apakah kamu sudah mati." Perkataan Henry penuh dengan sindiran.Miana refleks menggenggam ponselnya erat-erat dan berkata dengan tegas, "Aku ditakdirkan berumur panjang, jadi nggak akan mati!"Dia mematikan panggilan itu dan memblokir nomor itu dalam satu gerakan cepat.....Pada saat ini, di kamar rawat VIP di rumah sakit milik Grup Eskaria, Janice berbaring di ranjang dengan wajah yang terlihat sangat pucat. Dia terlihat begitu lemah, seakan-akan angin bisa menerbangkannya.Henry yang tengah menggenggam ponselnya menunjukkan ekspresi masam.Melihat itu, Janice bertanya dengan hati-hati, "Henry, apa Miana baik-baik saja?"Henry meletakkan ponselnya dan berseru, "Dia baik-baik saja!"Janice diam-diam mengutuk Miana di dalam hatinya, tetapi berkata dengan nada lembut kepada Henry, "Kamu sebaiknya kembali menemaninya. Ada dokter dan suster di sini, jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkan aku."Henry berkata dengan tenan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 4

    Kedua bibir Henry saling menekan dan sepasang mata hitam pekatnya tertuju pada Sherry. "Dia mengalami kecelakaan mobil?" tanya Henry.Seketika, Henry teringat panggilan telepon dari Miana tadi malam.'Kalau itu benar ....'Pada saat ini, pintu kamar rawat terbuka dan Miana masuk dengan aura yang dingin.Saat Janice melihat Miana, matanya memancarkan rasa kebenciannya, tetapi dia segera menyembunyikannya dan berkata dengan tergesa-gesa, "Baru saja kudengar kamu mengalami kecelakaan mobil, cepat kemarilah, biar aku lihat apakah kamu terluka parah atau nggak?" Sikapnya ini seolah-olah sangat peduli pada Miana.Pada saat ini, raut wajah Henry mengelap.'Bisa-bisanya Miana bersekongkol dengan sahabatnya untuk membohongiku.'Miana berjalan mendekat, lalu menarik Sherry ke belakangnya dan berkata, "Kamu pergi dulu, biar aku yang tangani masalah ini."Sherry buru-buru berkata, "Aku sungguh nggak melakukan apa pun, dia sendiri yang menampar dirinya!"Miana menyela, "Aku tahu, kamu pergi dulu."

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 5

    Miana menatap mata Henry untuk waktu yang lama sebelum berkata sambil tersenyum, "Jangan pernah berpikir untuk mengorbankan diriku demi dirinya! Selain itu, Henry, yang ingin kubicarakan adalah keputusanku untuk bercerai denganmu sudah buat, kapan kamu punya waktu untuk pergi ke kantor catatan sipil untuk mengurus surat cerai kita? Ini nggak akan memakan banyak waktu!"Meskipun senyuman di wajah terlihat begitu cerah, tetapi hatinya terasa sangat sakit.Dia selalu tahu bahwa Henry memihak pada Janice, tetapi dia tidak menyangka akan sampai sejauh ini.Mustahil dia membiarkan dirinya menjadi batu pijakan untuk Janice naik ke atas!"Selesaikan dulu masalah tren tagar Janice itu dan aku baru akan memenuhi keinginanmu! Kalau sampai aku yang turun tangan duluan, yang akan kamu hadapi nggak akan sesederhana mengklarifikasi saja!" seru Henry dengan marah tanpa berpikir panjang.Menurutnya, permintaan perceraian Miana hanyalah baru untuk menarik perhatiannya.Dia tidak percaya Miana benar-bena

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 6

    Mendengar suara tersebut, Wiley segera menaikkan sekat partisi mobil.Henry memandang wanita dalam pelukannya, seakan-akan telah tersihir, dan menundukkan kepalanya untuk mencium bibir wanita itu.Miana teringat adegan Henry mencium Janice di kamar rawat hari ini, merasa sedikit mual, dan mendorong Henry, dia menutup mulutnya dan muntah kering.Mendengar suara muntah Miana, raut wajah Henry langsung menggelap."Miana, apa maksudmu!"'Aku menciumnya, tapi dia malah muntah?'Miana segera mengambil tisu dan menyeka mulutnya. Kemudian, dia mengangkat kepalanya, menatap Henry dengan mata merah dan berseru, "Kita akan bercerai, nggak pantas melakukan hal seperti ini!"Henry mengangkat dagu Miana, memaksa Miana untuk menatapnya. "Janji yang kamu buat belum terpenuhi, 'kan? Sekarang belum saatnya kita bicara tentang perceraian!"Miana menatap wajah tampan pria di depannya, tertawa kecil dan berkata, "Aku pasti akan menyelesaikan hal itu sebelum fajar besok!"Henry begitu ingin segera membersih

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 7

    Kakak ipar dan adik ipar begitu dekat dan mereka tidak takut dibicarakan orang.Wiley hendak menghentikan kepala pelayan, tetapi mendapati Miana yang duduk di kursi belakang sudah membuka pintu dan keluar dari mobil.Mendengar ucapan kepala pelayan tadi, Miana sudah bisa menebak bahwa pingsannya Kakek disebabkan oleh kemunculan Janice.Miana sudah mengingatkan Henry sebelumnya, tetapi Henry tidak memercayainya.Sekarang Kakek pingsan karena marah, dia pun bertanya-tanya bagaimana perasaan Henry saat ini.Mungkin saja Henry tidak merasakan apa-apa.Lagi pula, Henry tidak peduli pada siapa pun kecuali Janice.Ketika kepala pelayan melihat Miana, dia menjadi sedikit emosional sampai tanpa sadar suaranya meninggi, "Nyonya, cepat ikut saya!"Miana mengikutinya sambil bertanya, "Sudah panggil dokter keluarga?""Sudah, butuh dua puluh menit untuk bisa tiba.""Sudah buka jendelanya untuk ventilasi?""Semua jendela sudah dibuka."Miana mengerutkan bibirnya, lalu mempercepat langkahnya.Saat tib

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 8

    Eddy hampir mati berdiri karena marah mendengar pertanyaan Henry.Henry terkenal di dunia bisnis karena kecerdasannya.Namun, setiap kali berbicara tentang Janice, dia seperti tidak menggunakan otaknya.Miana dengan tenang menyendok semangkuk sup untuk Eddy, lalu meletakkannya di depannya sambil berkata dengan lembut, "Kakek, minumlah sup dulu."Eddy mengambil mangkuk itu dan menyesap sup di dalamnya. Amarahnya mereda. Setelah meletakkan mangkuk itu, dia kembali menatap Henry dengan tajam dan berkata, "Karena kamu menanyakan itu, aku akan beri tahu kamu alasannya.""Mia selalu memasak untukku setiap kali dia datang kemari, dia juga tahu apa yang aku suka makan, kalau ada ikan, dia akan memilah tulang ikan untukku. Mia sangat memperhatikanku!""Sedangkan Janice? Setiap kali dia hanya duduk di sofa, berlagak menjadi nona besar dan membiarkan para pembantu melayaninya. Semua pembantu di rumah harus memprioritaskannya, siapa yang akan menjagaku!"Saat mengatakan itu, raut wajah Eddy sudah

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 9

    Suara Miana membuat Henry terangsang dan dia pun memeluk pinggang Miana dengan erat, seakan-akan ingin meremasnya ke dalam tubuhnya."Miana, kamu juga menginginkanku, 'kan? Ayo, panggil aku 'Sayang', aku ingin mendengarnya."Keduanya telah menikah selama tiga tahun, hampir setiap hari mereka melakukan hubungan intim. Bagaimana membuat Miana terangsang, membuat Miana merasa sangat nikmat, Henry paling tahu.Oleh karena itu, dia mampu membuat Miana merasakan sesuatu dalam waktu singkat setiap saat, bahkan tidak sabar untuk mengundangnya.Dia belum melakukannya dengan Miana selama dua hari, jadi dia tentu ingin melakukannya.Sekarang, wanita lembut itu berada dalam pelukannya, dia tentu tidak ingin melepaskannya.Selain itu, dia belum pernah melakukannya di luar, jadi ingin mencobanya.Miana menggigit bibirnya erat-erat, tidak ingin mengeluarkan suara yang memalukan.Henry terlihat dingin dan mulia di luar, tetapi memiliki selera buruk ketika berada di atas kasur, dia suka sengaja menyiks

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 362

    Miana mengedip-ngedipkan matanya.Hanya ada beberapa lampu kuning redup yang menerangi ruang besar dan kosong ini. Barang-barang berserakan di sekeliling, menciptakan bayangan yang berbeda-beda.Pada saat ini, Miana sudah melihat Janice.Janice berdiri di tengah gudang dan sosoknya tampak sangat kesepian dan dingin.Dia membelakangi Miana, dan sedang memainkan pisau tajam di tangannya. Bilah pisau itu berkilau di bawah cahaya redup. Setiap pisau itu bergerak, seolah-olah menandakan bencana akan segera datang.Mendengar suara langkah kaki, Janice membalikkan badannya. Dia tersenyum sinis, dan sorot matanya seakan bisa melihat ketakutan terdalam seseorang."Miana, akhirnya kamu datang." Suaranya penuh dengan ejekan. "Aku pikir mereka menipuku."Miana menekan kepanikan dan kemarahan di hatinya. Dia menatap Janice, dan setiap kata yang diucapkan seperti keluar dari sela-sela giginya, "Apa yang kamu inginkan?"Janice tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku ingin mengirimmu menemani nenekmu!

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 361

    "Jangan menakut-nakuti dirimu sendiri! Tunggu aku datang." Suara Kevin terdengar cemas.Miana mengangguk patuk. "Oke!"Dia sebenarnya ingin mengatakan dirinya tidak takut.Namun, dia memang merasa takut!Jika orang di luar bukan gurunya, melainkan orang yang menyamar menjadi gurunya, apa tujuannya?"Jangan tutup telepon. Kalau ada apa-apa, panggil aku!" Kevin mengingatkan."Kak Kevin, kamu jangan mengebut!""Ya, aku tahu!"Miana dapat mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan, dan rasa paniknya sudah berkurang sedikit.Kevin khawatir terjadi apa-apa dengan Miana, jadi dia mengemudi sangat cepat di sepanjang jalan.Miana melihat lagi ke layar monitor pintu, dan menemukan bahwa pria itu sudah tidak ada.Seketika itu juga dia merinding.Film-film horor yang pernah ditontonnya, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, sekarang teringat sangat jelas.Miana agak kesal mengapa dia memiliki ingatannya yang begitu baik.Ketika Kevin tiba, dia memeriksa setiap sudut lantai, tetapi tidak menemuka

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 360

    Janice merasa orang-orang ini tampak sangat profesional ....'Apakah mereka juga akan begitu profesional saat membunuhku?'Saat memikirkan itu, tangannya sudah diikat kembali, dan kemudian matanya ditutup dengan kain.Pandangannya seketika menjadi gelap.Kepanikan kembali memenuhi hatinya.'Apakah orang-orang ini akan melakukan sesuatu padaku?'Pada saat ini, dia mendengar salah satu pria berbicara.Pria itu sedang mengingatkan yang lain, "Aku pergi dulu, kalian awasi dia baik-baik, jangan biarkan dia kabur."Janice berpikir bahwa dia tentu tidak akan kabur sebelum Miana datang.Dia ingin melihat Miana mati dengan mata kepalanya sendiri!Setelah itu, dia baru akan merasa tenang!....Setelah menutup telepon dari Janice, Miana pergi ke ruang kerjanya.Saat membuka brankas, dia melihat kotak yang diberikan oleh Kakek waktu itu.Kemudian, dia meletakkan kotak di tangannya ke dalam brankas.Ketika dua kotak itu diletakkan berdampingan, mereka tampak agak mirip.Menyadari hal itu, Miana ter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 359

    Janice mulai panik karena tidak mendengar jawaban.Dia tidak ingin mati.Dia ingin hidup.Karena itulah dia akan mengorbankan Miana."Kalian, kenapa nggak bicara? Apakah kalian nggak tahu rupanya? Aku punya fotonya di ponselku. Kalau kalian berikan ponselku, aku bisa menunjukkannya pada kalian!" seru Janice dengan suara yang terdengar agak cemas.Ini adalah kesempatan terakhirnya, dia harus memanfaatkannya dengan baik!Jika dia tidak bisa melarikan diri, dia akan menyeret Miana bersamanya.Jika dia bisa melarikan diri, dia akan membuat Miana mati di sini! Satu mayat, dua nyawa menghilang! Memikirkannya saja sudah membuatnya senang!Intinya, selama orang-orang ini bisa membawa Miana ke sini, dia bisa membuat Miana mati!Jika Miana mati, semua masalah yang menghalanginya akan otomatis terselesaikan."Oke! Kami hanya percaya padamu sekali! Lepaskan tangannya!" Mendengar akhirnya ada yang menjawabnya, Janice merasa sangat senang di dalam hatinya.Setelah ikatan di tangannya dilepas, dia me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 358

    Miana merasa bersyukur dia sudah tidak mencintai Henry. Jika tidak, mendengar kata-kata seperti itu akan sangat menyakitkan hatinya.Kevin melihat Miana melamun, lalu bertanya, "Kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, ayo kembali makan!" Miana tersenyum pada Kevin.Kevin mengangguk, dan mereka kembali ke ruang VIP mereka.Setelah mereka duduk kembali, Dina pun bertanya, "Melihatmu seperti ini, apakah ada kabar baik yang ingin kamu sembunyikan dari kami?"Ucapan Dina penuh dengan canda, tetapi membuat hati Miana berdebar. Dia menggelengkan kepalanya dengan tegas, seolah berkata pada dirinya sendiri bahwa dia tidak boleh mengatakan yang sebenarnya sekarang."Nggak ada. Bu Dina sudah salah paham," ujar Miana dengan tegas. Dia tahu bahwa dia akan terjebak dalam banyak masalah jika berita kehamilannya tersebar. Di dunia yang rumit seperti ini, lebih baik berhati-hati agar hidup lebih aman.Melihat sikap Miana, Dina tersenyum dan tidak bertanya lagi. Dia menepuk kursi di selebahnya, mengi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 357

    "Kamu kembali ke sini, aku akan mencarinya sendiri!" seru Henry dengan penuh ketegasan yang tidak perlu dipertanyakan lagi.Miana dapat mendengar percakapan mereka. Sudut bibirnya langsung terangkat, menunjukkan senyuman yang dingin dan juga sinis.'Janice dalam masalah, dia sendiri yang mencarinya!''Aku dalam masalah, dia pergi menemani Janice!''Memang, orang berbeda diperlakukan berbeda!'Setelah menutup telepon, Henry menyadari senyuman sinis dari Miana. "Apa yang ingin kamu katakan?"'Apa yang membuat wanita ini marah padaku?'Miana mendengus dingin dan berseru, "Cepat lepaskan aku! Pergi cari wanitamu, kalau nggak, kamu akan menyalahkanku lagi kalau terjadi sesuatu padanya!"Dia sudah sering disalahkan sebelumnya.Janice selalu menyalahkannya untuk segala sesuatu.Mendengar itu, wajah Henry menunjukkan sedikit rasa kesalnya. "Aku sudah jelaskan, antara aku dan Janice, nggak ada hubungan yang seperti kamu pikirkan."Senyuman Miana makin lebar. "Ya, kalian nggak ada hubungan apa p

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 356

    Walaupun Kevin bertanya secara langsung, Miana tidak merasa tersinggung.Namun, Miana ragu apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya.Untuk sementara waktu, dia tidak ingin terlalu banyak orang tahu tentang kehamilannya.Namun, dia tahu bahwa yang sebenarnya ingin mengetahui hal ini adalah Bu Dina.Miana merasa sangat bimbang.Tepat pada saat ini, ada yang menggenggam pergelangan tangannya. Miana berbalik dan langsung panik ketika pandangannya bertemu dengan tatapan tajam Henry.'Apa yang ingin Henry lakukan?'Henry menarik Miana dengan kuat, lalu mereka masuk ke sebuah ruang VIP kosong.Kevin tertegun sejenak sebelum bergegas menyusul mereka.Pintu ruangan itu sudah tertutup, menghalangi semua suara dan pandangan dari luar.Kevin mengetuk pintu sambil berteriak, "Henry, lepaskan dia!"Pada saat ini, tubuh Miana menempel erat di pintu, tangannya diangkat di atas kepala, ditekan ke pintu.Kekuatan Henry sangat besar, seakan-akan bisa menembus pakaiannya dan langsung ke hati Miana yang

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 355

    Miana tersenyum dingin sebelum berkata, "Kenapa aku harus pergi? Kenapa aku harus membuktikannya padamu? Janice, tindakanmu ini sungguh konyol!"Saat masih berstatus istri Henry, dia takut Henry akan memaksanya melakukan aborsi setelah mengetahui kehamilannya.Namun, sekarang mereka sudah bercerai, jadi tidak ada yang perlu dia takuti!Dia hanya tidak ingin terlibat dengan orang seperti Janice."Kamu nggak berani pergi periksa karena mengandung anak pria lain begitu cepat, nggak enak didengar, kan!" Janice sengaja mengatakan itu untuk memancing emosi Henry.Jika Henry marah, Henry mungkin akan memaksa Miana pergi ke rumah sakit.Jika dia berhasil memanas-manasi situasi, ada kemungkinan Henry akan menggugurkan anak yang dikandung Miana!Tanpa anak di dalam perut Miana, Miana tidak akan lagi menjadi ancaman baginya.Miana menatap wajah Janice dan berkata, "Sudah selesai? Kalau sudah, aku akan mematikan rekaman!"Jika Janice menjebaknya, dia akan langsung menuntut Janice.Sekarang dia tid

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 354

    Miana tersenyum lembut dan berkata, "Kalau aku jadi kamu, sudah pasti aku ketakutan dan bersembunyi. Mana mungkin berani berkeliaran di luar seperti ini! Kasihan sekali kalau sampai dilempari telur busuk dan sayuran oleh orang-orang, kan!"'Henry sungguh baik terhadap Janice. Demi Janice, dia bahkan menggunakan koneksinya agar polisi mundur.'Tapi nggak masalah, dia telah membantuku dengan melakukan itu ....'Ucapan Miana itu membuat senyuman Janice menghilang. Dengan tatapan penuh amarah, dia berseru, "Jadi semua ini ulahmu! Tunggu saja, aku nggak akan membiarkanmu hidup tenang!""Silakan, aku akan menunggu!" balas Miana sambil tersenyum.Melihat sikap acuh tak acuh Miana, Janice merasa sangat iri!Hidupnya sekarang sangat kacau, sementara Miana hidup dengan baik.Dia tidak bisa menerimanya!Dia tidak akan membiarkan Miana hidup tenang!Pada saat ini, ponselnya berdering.Dia mengeluarkan ponsel, menjawab, dengan suara lembut memanggil, "Henry ...."Miana mengangkat alisnya.'Baru seb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status