Share

chapter 2

"Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi," suara Alexander terdengar tegas, tidak memberi ruang untuk kebohongan.

Alexander, seorang pria dengan rambut beruban yang tetap memancarkan wibawa, duduk di belakang meja, menatap tajam ke arah putranya, Mikhail, dan Astoria yang berdiri di hadapannya.

Astoria merasa kakinya gemetar, matanya terfokus pada lantai, dan tangannya menggenggam ujung bajunya dengan erat. Detak jantungnya berdegup kencang, seolah-olah bisa terdengar di seluruh ruangan.

Mikhail menarik napas dalam-dalam, pandangannya sesaat beralih pada Astoria yang menundukkan kepala. "Kami akan segera menikah, Ayah," katanya dengan tegas.

Astoria mengangkat kepalanya sedikit, matanya berkaca-kaca. Ia merasa seakan terjebak dalam mimpi buruk yang tak berujung. Setiap kata yang keluar dari mulut Mikhail hanya membuatnya semakin terpuruk. Pernikahan ini bukan sesuatu yang ia inginkan, apalagi dengan cara seperti ini.

Alexander mengangguk pelan, mengingat betapa ia sendiri mengagumi kerja keras Astoria. Sebelumnya, Astoria hanyalah seorang cleaning service di hotel mereka, namun berkat kinerjanya yang luar biasa, Alexander memutuskan untuk memindahkannya menjadi resepsionis.

"Aku tidak menentang pernikahan kalian," kata Alexander akhirnya. "Namun, berita miring yang beredar harus segera dibereskan. Kita tidak bisa membiarkan reputasi keluarga dan hotel kita tercoreng."

Mikhail mengangguk tenang. "Aku akan mengurusnya."

Astoria menatap wajah Mikhail tak percaya, bagaimana bisa ia bersikap tenang begitu di situasi genting ini. Tapi di ruangan ini ia hanya bisa diam saja mematuhi kata-kata atasannya.

Keluar dari ruangan sang ayah, Mikhail melangkah mantap, sementara di belakangnya, Astoria mengekor Mikhail masih tampak sangat sedih. Hatinya berat, tidak menyangka bahwa hidupnya harus berubah sedrastis ini. Ia tidak pernah menyangka akan menjadi istri CEO tempatnya bekerja hanya karena kesalahpahaman yang terjadi.

Astoria perlahan memberanikan diri untuk bersuara, “Tapi Tuan …, pernikahan itu bagaimana? Apa tidak ada cara lain?”

Mikhail terdengar menghela nafas berhenti berjalan dan memutar tubuhnya menatap Astoria, “Aku sudah memberikan jalan keluar dengan murah hati, tapi kau menyuruhku untuk mencari cara lain? Lalu kalau tidak begini bagaimana? ” tanya Mikhail.

Astoria tertegun, tatapan dingin nan menusuk dari Mikhail seolah mengintimidasinya membuat ia menunduk lebih dalam dan nyalinya semakin menciut.

“Tentu tidak, Tuan. Saya akan jalani seperti yang anda katakan,” jawab Astoria dengan nada lesu sambil menunduk.

"Ya sudah, kembalilah bekerja, Astoria," kata Mikhail dingin berjalan lagi ke depan tanpa menoleh pada Astoria

Astoria hanya bisa mengangguk, berusaha menahan air mata yang hampir tumpah. Tangannya gemetar saat ia merapikan rambutnya yang berantakan, mencoba menenangkan diri meski hatinya kacau.

Ia berbalik perlahan menuju tempat kerjanya, langkahnya terasa begitu berat seolah-olah ada beban tak terlihat yang mengikat kakinya.

Sementara itu di kantor Mikhail, David datang memberi laporan, "Ada seseorang yang sengaja memerintahkan wartawan untuk berkumpul di depan kamar Anda, bahkan orang tersebut sudah membayar wartawan," lapor David tanpa basa-basi.

Mikhail mengernyitkan dahi. "Siapa yang berani melakukan itu?" tanyanya geram.

"Kami masih mencari tahu siapa dalangnya," jawab David.

Mikhail terdiam sejenak, berpikir keras. Kemudian, ia memerintahkan David untuk keluar. Dan Mikhail memanggil Astoria kembali ke ruangannya. Begitu Astoria masuk dengan wajah yang masih terlihat murung, Mikhail menatapnya dengan tajam.

"Kita akan menikah beberapa hari lagi," katanya tanpa emosi.

Astoria hanya bisa menangis, meratapi nasib malangnya. Ia sadar dirinya hanya seorang pegawai biasa, dan tidak mungkin membantah perkataan Mikhail. Astoria tidak menjawab pernyataan dari Mikhail, dan dirinya masih focus kepada kesedihannya sendiri.

“Jika kau sudah memahami ini, keluarlah.” Perintahnya kepada Astoria setelah melihat Astoria yang terus menerus menangis.

Di luar ruangan Mikhail, Astoria terisak semakin keras, hatinya hancur. Bagaimana bisa hidupnya berubah begitu cepat? Dari seorang cleaning service menjadi resepsionis, dan kini, akan menjadi istri CEO tempatnya bekerja. Semua terjadi begitu cepat dan tanpa ia duga sebelumnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status