Share

Bab 64

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-12 15:56:51
Selanjutnya, Yunita benar-benar diam tanpa suara.

Satu jam kemudian, hidangan disajikan satu demi satu di atas meja.

Setelah makanan disajikan, Amel mengajak keduanya untuk makan.

Yunita adalah orang pertama yang duduk. Dia bersikap sangat ramah dan langsung bisa menjalin hubungan yang baik dengan Amel saat pertama kali mereka bertemu. Sekarang, mereka berdua sudah saling mengenal, jadi tentu saja tidak perlu bersikap terlalu sopan.

Dimas mengikuti di belakang Yunita, lalu duduk di kursi. Setelah duduk, dia menarik kursi di sebelahnya tanpa mengatakan apa-apa.

"Kak Amel, harum sekali."

Yunita lebih sering membeli makanan dari luar. Terkadang dia merasa rasanya memang enak, tapi tidak selezat masakan rumah.

"Aku nggak tahu kamu suka makan apa, jadi aku membuat beberapa hidangan spesial dari Kota Nataya. Kudengar makanan di Kota Cipusa cenderung lebih manis, jadi aku menambahkan sedikit lebih banyak gula ke dalam masakan ini."

Setelah duduk, Amel menunjuk ke arah masakan di atas meja.

Be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 65

    Yunita pergi dengan begitu cepat, membuat vila segera kembali menjadi sunyi.Dimas berinisiatif memulai pembicaraan, "Sepupuku ... sedikit berisik."Sebenarnya, Yunita sudah banyak menahan diri hari ini. Jika mereka berada di Keluarga Cahyadi, wanita itu tidak akan berhenti sampai ada yang pingsan.Amel suka keramaian. Dengan adanya orang yang mengobrol di sampingnya, dia malah lebih merasa seperti berada di rumah sendiri."Dia nggak berisik, kok. Aku dan adikku sangat berisik saat kami masih kecil," kata Amel sambil membersihkan piring di atas meja."Adik?"Dimas membantu membersihkan piring sambil menunjukkan rasa penasaran.Dia tahu bahwa Amel memiliki adik laki-laki. Namun, saat Dimas datang ke rumah Amel, dia belum pernah melihat adik Amel. Selain itu, Dimas juga jarang mendengar Amel menyebutkan tentangnya."Oh ya, aku hampir lupa kalau kamu belum pernah bertemu dengan adikku sebelumnya."Amel membawa piring makan ke dapur, diikuti oleh Dimas yang membawa piring sisanya."Kelak p

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 66

    "Masuklah dulu. Hari ini cuacanya sangat dingin."Amel membuka pintu, Andi pun mengikutinya masuk.Saat ini, Dimas yang baru saja selesai membersihkan dapur, keluar dari dapur.Keduanya bertemu secara tak terduga.Dalam vila yang luas ini, tidak ada banyak perabotan, membuatnya terlihat agak sepi. Selain itu, ada aroma makanan yang masih bisa tercium di udara.Andi sedikit mengernyit. Senyuman yang dia tunjukkan saat pertama kali bertemu Amel berangsur-angsur memudar."Kak, siapa ini?"Tentu saja Andi tahu siapa pria yang berdiri di seberangnya itu. Dia hanya sengaja bertanya.Dalam sekejap, suasana di dalam ruangan itu menjadi tegang.Amel menciutkan lehernya, seolah-olah dia adalah seorang anak kecil yang sudah melakukan kesalahan."Kakak iparmu."Setelah Amel selesai berbicara, dia dengan hati-hati mengangkat kepalanya untuk melirik ke arah Dimas. Dia merasa lega saat melihat ekspresi pria itu tidak berubah."Awalnya aku ingin memperkenalkanmu pada kakak iparmu setelah kamu menyeles

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 67

    Karena satu kalimat, kesan baik Andi terhadap Dimas menghilang.Kakaknya bisa menikah dengan seseorang yang lebih baik. Jadi, kenapa kakaknya harus menikah dengan seseorang yang baru dia temui sekali?Bagaimana jika Dimas hanya terlihat baik, tapi sebenarnya jahat? Bagaimana jika Dimas adalah seorang playboy yang munafik? Bagaimana jika suatu hari Dimas membawa pulang seorang anak dan menyakiti kakaknya?Mereka baru bertemu sekali dan kakaknya pasti belum mengenal pria ini dengan baik. Menjalin hubungan dengan orang seperti itu terlalu berisiko. Andi merasa sangat waspada terhadap Dimas.Dimas sedikit menyipitkan matanya, tapi dia tidak mengindahkan kata-kata Andi. Di matanya, Andi hanyalah seorang anak yang belum dewasa.Sebagai seorang anak kecil, bukan hal yang aneh bagi Andi untuk membuat masalah.Jadi, Dimas mengabaikan Andi dan berjalan ke sisi Amel.Amel mencari-cari di tumpukan barang yang baru dia beli untuk beberapa saat, tapi tidak bisa menemukan sesuatu yang cocok untuk And

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 68

    "Nggak."Ketika mendengar Amel mengatakan tidak, rasa ingin tahu yang sebelumnya berkobar di hati Lidya langsung padam. Dia bertanya, "Lalu, ada apa? Bukankah saat ini kamu sedang memupuk hubungan dengan suamimu?"Setelah mengatakan hal ini, entah kenapa Lidya teringat sikap licik Dimas ketika mereka bertemu di hari itu. Lidya merasakan rasa dingin di bagian belakang lehernya, membuatnya merinding.Amel sebenarnya enggan untuk membicarakan tentang rumah Lidya yang ada di kawasan bisnis timur. Namun, dia tetap mengumpulkan keberanian untuk membicarakan hal ini demi adiknya. Dia berkata, "Aku ingat kamu punya rumah di kawasan bisnis timur, 'kan?"Lidya mengangguk, lalu menjawab, "Ya, aku tinggal di sini sekarang. Ada apa?"Beberapa hari terakhir ini, Lidya sudah memposting iklan sewa di jejaring online. Dia berencana untuk mencari teman serumah untuk tinggal bersama. Baginya, tinggal bersama seseorang pasti lebih ramai daripada tinggal sendirian."Apakah kamu masih mencari orang untuk ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 69

    Amel tertegun. Saat dia hendak mengangguk, tiba-tiba saja sebuah tangan besar menghalangi pintu.Tiba-tiba saja Andi melompat ke arah Lidya dari belakang. "Sudah malam."Lidya menengadah, bibirnya yang kering sedikit bergerak. "Kamu ....""Sudah pergi sejauh ini untuk kemari. Apa Kak Lidya nggak mau mempersilakan kami masuk dan duduk dulu? Berdiri di beranda begini, sepertinya nggak sopan."Lidya tampak tidak senang. Lalu, dia menoleh ke arah Amel yang berada di sampingnya dengan kaku. "Masuklah."Mereka mengikuti Lidya masuk ke dalam ruangan. Setelah duduk di ruang tamu, Lidya menuangkan segelas air untuk mereka.Ruangan itu ber-AC. Ventilasi udara mengeluarkan udara sejuk yang menyenangkan.Setelah beberapa saat, Amel menatap Lidya. "Bukankah kamu baru saja bilang kalau kamu ingin mencari seseorang untuk diajak menyewa bersama?"Amel ingat dengan apa yang mereka bicarakan di telepon sebelumnya, jadi dia pun bertanya pada Lidya.Lidya menundukkan kepalanya. Dia memutar-mutar kedua tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 70

    Setelah berkata seperti itu, Andi menarik Amel dan Dimas untuk pergi.Begitu mereka keluar dari pintu, Lidya langsung mengentak-entakkan kakinya karena merasa sangat marah....Barang-barang Andi memang tidak banyak. Mereka bertiga hanya membutuhkan waktu dua puluh menit untuk berkemas dan juga mengangkutnya ke mobil.Mobil itu merupakan mobil pengangkut barang yang dipanggil oleh Andi. Sebenarnya, barang-barang Andi tidak banyak, jadi tidak memerlukan mobil sebesar itu. Namun, Andi tidak ingin terus-menerus merepotkan Amel. Itu sebabnya, dia memanggil mobil pengangkut barang tersebut. Andi juga menyuruh mereka berdua untuk pulang dan beristirahat, tidak perlu mengikutinya ke kawasan bisnis timur."Sebaiknya aku tetap ikut denganmu." Amel berpikir sebentar, tetapi masih merasa agak cemas.Andi melompat masuk ke dalam mobil pengangkut barang itu, lalu melambaikan tangannya seraya berkata, "Nggak perlu. Terlalu jauh. Bolak-balik hanya akan membuang-buang waktu. Kakak masih harus bekerja

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 71

    Melihat Dimas tidak kunjung duduk, Amel pun mendongak dan bertanya dengan bingung, "Ada apa?"Dimas mengerutkan kening. Setelah merasa ragu-ragu untuk waktu yang lama, Dimas akhirnya duduk juga. Dia langsung mengambil tisu dari meja dan membentangkannya di atas meja. Setelah tisu yang tampak sedikit lebih bersih itu menutupi meja, Dimas baru menghela napas lega."Nggak ada apa-apa."Baru saja Dimas selesai bicara, nenek tua itu datang sambil membawa dua mangkuk mi ayam ke atas meja.Amel dengan cekatan langsung menuangkan saus dan sambal. Sekali lihat saja, sudah jelas bahwa dia sering datang ke tempat itu."Dulu, ayahku biasa pergi ke sekolah untuk rapat. Aku dan adikku sering datang ke rumah Nenek untuk makan mi ayam setelah selesai belajar di malam hari."Dimas tanpa sadar mengikuti gerakan Amel. Dia menggenggam sendok di tangannya dan mengayun-ayunkannya sedikit sebanyak beberapa kali.Meskipun tatapan matanya tertuju pada mi ayam, perhatian Dimas selalu tertuju pada Amel.Dimas be

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 72

    "Cari toko yang cocok untuk menjual makanan penutup dan beli toko itu."...Keesokan harinya ketika Amel bangun tidur, sisi lain dari tempat tidurnya sudah kosong.Amel mengulurkan tangannya dan meraba-raba bantal Dimas. Bantal itu tidak lagi terasa hangat. Amel berpikir, Dimas pasti sudah bangun pagi-pagi sekali.Ketika bangun dan berjalan menuju dapur, Amel menemukan Dimas sudah menyiapkan sarapan untuknya.Di samping segelas susu, terdapat secarik kertas yang tertempel di sana, "Ada urusan penting di lokasi proyek. Aku pergi dulu."Amel merobek kertas itu dengan hati-hati. Kemudian, dia meminum segelas susu hangat tersebut. Hatinya terasa hangat, sehangat susu itu.Setelah sarapan, Amel pergi ke toko.Sejak manajer toko memberi komisi kepada Amel, dia tidak lagi mengganggu Amel. Akhir-akhir ini, hari-hari yang dijalani Amel di toko juga menjadi lebih baik.Satu-satunya hal yang buruk adalah hampir semua pesanan kue berikutnya di toko diserahkan kepada pembuat kue lain.Yang lainnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status