Pria yang mengantar Dini ke kamar hotel adalah Max asisten Kenzi dan ia bernafas lega saat Dini sudah masuk ke kamar dengan sedikit ancaman. Entah darimana Max mengenal Anna yang penting Max telah menemukan sosok yang akan membuat Tuannya tidak mengganggu gugat aset berharganya. Max masih setia berdiri di depan kamar tersebut untuk berjaga-jaga wanita di dalam jika gagal karena seperti yang sudah-sudah belum ada 15 menit wanita tersebut keluar dengan wajah berantakan. Namun Max berharap wanita kali ini harus berhasil memuaskan Tuannya.
Kenzi sedang memperhatikan sikap polos wanita yang berada di kamarnya, ada sedikit senyum di bibir Kenzi melihat tingkah konyol wanita itu yang menghempaskan bokongnya di sofa. Kenzi masih berdiri dengan tangan bersedekap, "sepertinya Max membawa anak playgroup kemari, tapi ini cukup menarik."Dini lupa akan maksud kehadirannya di kamar tersebut, Dini terlalu terpukau dengan luasnya kamar hotel ini jika dibandingkan dengan kamar sangat jauh berbeda. Dini tersenyum senang saat ia menduduki sofa empuk dan meraih minuman kaleng yang ada di meja, sedikit lancang sebenarnya tapi ia sangat haus lagian di kamar ini seperti tidak ada siapa-siapa. Saat minuman tersebut hampir tandas terdengar suara bariton."Gimana, bisa kita mulai sekarang?" Ajak Kenzi yang sudah berada di depan Dini.Dini yang sedang minum pun terkejut dan menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya sampai mengenai celana Kenzi. Dini terbelalak, "maaf…maaf…Om saya tidak sengaja."Kenzi menyipitkan matanya, "apa kamu bilang, Om?""Ja-di saya harus panggil apa?" Tanya Dini dengan polos."Max benar-benar membawa anak Paud" geram kenzi dan didengar oleh Dini."Saya Dini, Om. Bukan Paud, tadi saya kemari disuruh ibu saya untuk menjumpai teman ibu saya. Apakah Om teman ibu saya atau Ibunya Om teman ibu saya?" Kata Dini yang masih duduk di sofa sedangkan Kenzi masih berdiri menatap tajam Dini.Kenzi mengusap kasar wajahnya, untuk saat ini ia tidak peduli siapa wanita yang di hadapannya. Dengan wajah merah menahan amarah Kenzi menghampiri Dini dan mencekal tangan Dini buat berdiri.Dini yang terkejut spontan berdiri dan sekarang mereka saling berdekatan tanpa ada jarak. Kenzi bisa merasakan kalau jantungnya berdetak lebih cepat beda seperti kalau ia sedang bersama wanita sewaan yang lain.Dengan nafas memburu Kenzi berucap, "saya bukan teman Ibu kamu dan tugas kamu disini adalah membuat pusaka saya bangun."Dini mulai ketakutan melihat sorot mata yang menyeramkan bahkan kata-katanya juga membuat Dini bertambah takut."Ma-maksud Om apa? Kenapa dengan pusaka Om harus saya yang bangunkan?" tanya Dini tidak paham dengan maksud Kenzi.Kenzi tampak frustasi dengar ocehan Dini, sepertinya bocah ini sama sekali belum mengerti hal hal begitu. Kenzi pun langsung menarik tangan dini dan membawa Dini ke dalam kamarnya kemudian menghempaskan Dini ke tempat tidur berukuran king size.Lagi-lagi Dini terpukau dengan tempat tidurnya, ia bahkan mengelus permukaan sprei yang halus. Kenzi yang melihatnya bertambah geram, maksud hati Kenzi ingin membangunkan pusakanya malah menaikan darah tingginya.Kesabaran Kenzi habis, Kenzi pun membuka bajunya semua dan menyisakan boxernya. Dini melotot melihat Kenzi membuka bajunya, ia yang baru pertama melihat tubuh laki-laki pun menjadi lemas dengan jantung berdebar-debar."Om…mau apa? Kenapa Om membuka baju?" Tanya Dini dengan tubuh mulai gemetaran.Kenzi malas menjawab ocehan Dini dan ia pun merangkak ke tempat tidur dimana Dini mulai memundurkan tubuhnya.Tubuh atletis Kenzi membuat Dini menelan air liurnya, tubuh itu seperti tubuh oppa oppa korea yang sering ditonton. Lamunan Dini buyar saat tangannya kembali di sentuh oleh Kenzi."Kamu tau pusaka ku yang mana?" Tanya Kenzi masih dengan menggenggam tangan Dini.Dini hanya menggeleng dengan tubuh gemetar ketakutan.Mata Kenzo melirik ke bawah dan Dini pun mengikuti arah mata Kenzo melihat ke bawah dan alangkah kagetnya saat Dini tersadar kalau pusakanya itu ada di balik boxernya.Dini berusaha menarik tangannya, namun sayang tangannya digenggam erat oleh Kenzo."Dengar anak paud, tugas kamu itu hanya memegangnya tidak lebih tapi kalau kamu mau lebih itu lebih bagus karena aku sudah membayar mahal dirimu"Dini kembali berusaha menarik tangannya, Dini tidak mau tangannya ternoda memegang pusaka milik Om mesum tersebut. Kenzi yang mendapat perlawanan pun menjadi kesal sehingga terjadi tarik-menarik tangan Dini."Ternyata ini anak bukan sembarangan Anak Paud kuat juga tenaganya" bathin Kenzi dengan tetap mempertahankan tangan Dini.Melihat Kenzi sedikit lengah Dini pun menarik tangannya dengan kuat namun bukannya tangan Dini terlepas tetapi tubuh Dini menjadi terlentang di tempat tidur dan membuat Kenzi ikut tertindih di tubuh mungil Dini.Kenzi merasa seperti tersengat listrik saat tubuhnya menindih tubuh Dini. Kenzi pun menelan air liurnya saat matanya melihat bibir ranum Dini yang sedikit terbuka yang seakan menggoda Kenzi.Dini tidak memiliki tenaga lagi saat tubuh besar Kenzi menindihnya dan bisa Dini rasakan kalau ada sesuatu yang menonjol di bawah sana. Kenzi tidak sadar kalau pusakanya sudah bangun karena Kenzi seperti terhipnotis dengan bibir merah Dini.Gairah Kenzi tidak bisa tertahan lagi, ia pun langsung mendaratkan bibirnya ke bibir ranum Dini. Dini melotot saat bibir mereka bersentuhan, ini merupakan ciuman pertamanya dan harus di nikmati sama orang yang tidak Dini kenal. Kenzi yang merasakan bibir Dini yang manis dan lembut seperti permen yang kenyal bergula semakin bernafsu dan tanpa memperdulikan tatapan mata Dini yang seakan bola matanya mau keluar. Kenzi kembali mencium Dini penuh kelembutan. Tangan kenzi pun tetap menuntun tangan Dini untuk menyentuh pusakanya.Dini pun semakin terbuai dengan ciuman lembut Kenzi dan tanpa sadar tangannya sudah menyentuh pusaka Kenzi. Kenzi melepaskan ciuman saat tangan Dini menyentuh pusaka dan Dini terbelalak saat tersadar menyentuh sesuatu yang belum pernah disentuh, ada rasa takut di hati Dini membayangkan pusaka yang Kenzi bilang tadi berdiri tegak dan bergerak-gerak.Kenzi tersenyum bahagia ternyata apa yang ditakutkan Kenzi tidak benar dan dia bisa merasakan bahwa pusakanya terbangun dengan gagah hanya karena sentuhan singkat wanita yang berada di bawahnya.Melihat senyuman Kenzi, jantung Dini semakin berdetak cepat dan deru nafas memburu. Pikiran buruk pun muncul di benak Dini, ia membayangkan pusaka yang sudah bangun itu akan menebasnya. Wajah Dini semakin pucat dan bayangan pria di hadapannya pun semakin kabur dan sesaat Dini tidak dapat melihat apa apa lagi alias pingsan.Kenzi terkejut saat tiba-tiba mata Dini tertutup, Kenzi pikir Dini malu sehingga ia menutup matanya. Namun wajah Dini yang tampak pucat menandakan wanita tersebut bukan malu tetapi tidak sadarkan diri. Kenzi pun menepuk nepuk pipi Dini agar bangun, " hai….gadis paud bangun, mengapa kamu jadi pingsan hah? Ayo bangun!"Anna segera meninggalkan restoran hotel dengan tergesa-gesa kemudian langsung menyetop taksi, Anna duduk di kursi penumpang dengan tangan memegang erat tasnya, setelah Dini dibawa oleh Max hati Anna mulai tak tenang ada rasa bersalah di hatinya namun mengingat masa lalu suaminya ia kembali menguatkan dirinya bahwa yang ia lakukan tidak sebanding dengan apa yang dilakukan oleh suami dan selingkuhannya.Ponsel Anna berbunyi, ia pun segera mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya dan membukanya ada sebuah pesan masuk. Mata Anna membulat, pesan tersebut merupakan pesan dari m-banking dengan jumlah yang sangat fantastis.Dengan tangan gemetaran Anna menghitung jumlah nolnya, " satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan…nolnya ada sembilan itu berarti jumlah uang ini 1 milyar. Sepertinya Dini berhasil memuaskan tuan tersebut, padahal perjanjian hanya dapat 100 juta mungkin aku dapat bonus" gumam Anna dengan tersenyum senang.Taksi tersebut berhenti dirumah sederhana An
Darmantara sosok yang sangat Kenzi kagumi dan dihormati setelah Papa Samuel Argantara, Kenzi yang merupakan cucu satu-satunya membuat ia dimanja dan di sayang oleh Darmantara namun bukan berarti Kenzi tidak pernah dimarahi, kelakuan Kenzi kecil yang nakal membuat Kenzi selalu dimarahi bahkan dihukum oleh kakeknya. Kenzi sangat menyayangi Kakek Darma karena selama ini Kakek Darma yang merawat dan mengurus Kenzi berhubung dulunya orang tua Kenzi harus tinggal di luar negeri untuk mengurus bisnis keluarga Dirgantara. Namun karena sekarang Kakeknya sering sakit sakitan Mama dan Papa sudah menetap kembali di Jakarta.Hati Kenzi berdebar kencang saat Max mengatakan kalau Kakek Darma dirawat dirumah sakit tanpa mendengar kelanjutan omongan Max, Kenzi beranjak dari sofa langsung berlari ke kamarnya. Di dalam kamar Kenzi menatap sekilas Dini, wajah teguh Dini sedikit mengurangi rasa cemasnya terhadap kakeknya yang sakit. Ada desiran aneh yang dirasakan Kenzi, ia pun memalingkan wajahnya dari D
"A-aku bukan anak kandung Ibu? Lantas siapa Ibuku dan dimana Ibuku?" Dini berucap sendiri di ruangan rumah yang sepi dengan berderai airmata. Dini seakan melupakan kejadian yang terjadi di kamar hotel, ia masih membaca surat tersebut berulang-ulang. Dini berharap ia salah baca namun tulisan itu tetap sama.Aaaaaakkkkkkk…..Dini berteriak kencang sambil memukul-mukul dadanya yang terasa sesak, ternyata perlakuan tidak baik Ibunya selama ini karena Dini bukan anak kandungnya. Air mata Dini seakan tidak habis mengalir, Dini sekarang hidup sendiri ia tidak tahu kemana ia harus mencari ibu kandungnya dan ia juga ingin mencari tahu kenapa ia sampai diasuh oleh Ibunya yang sekarang.Lelah menangis Dini berjalan gontai menuju kamarnya dan ia pun menghempaskan badannya di kasur kecil miliknya. Mata Dini tidak sanggup terbuka karena banyak menangis kemudian ia pun terlelap tanpa membersihkan dirinya.****"Kakek," lirih Kenzi prihatin melihat tubuh lemah kakeknya yang terpasang selang oksigen di
Kenzi menatap nyalang Max sepertinya seseorang yang ditelepon Max tidak mengangkat teleponnya.“Maaf, tuan. Ibu Anna tidak menjawab teleponnya” sesal Max sambil menunduk takut.Kenzi menarik nafas frustasi, “kamu cari tahu tentang wanita itu secara detail dan aku mau nanti malam kamu sudah membawa wanita itu kemari? Oh…tidak jangan ke hotel ini tapi ke apartemenku” Kenzi bangkit dari sofa setelah memberi perintah ke Max.“Baik, tuan” Max pun mengangguk pasrah, walau ia tidak yakin bisa menemukan wanita tersebut malam ini karena nomor ponsel wanita tersebut sudah tidak aktif sepertinya Max telah ditipu oleh ibu dan wanita tersebut.Malam pun tiba, Max tampak gusar menunggu kabar dari anak buahnya yang ia suruh untuk mencari tahu keberadaan Anna, tak lama muncul seorang laki-laki dengan wajah sangar menghadap ke Max dengan menunduk hormat.“Maaf, tuan. Kami kehilangan jejak wanita tersebut. Menurut info yang kami dapat, wanita tersebut sudah meninggalkan rumahnya sejak tadi pagi saat ia
Di sebuah bangunan terdengar suara musik yang keras dan kelap kelip lampu membuat suasana menjadi remang remang sehingga banyak pengunjung yang seakan betah dengan suasana yang riuh dan memekakan telinga, terlihat dari orang-orang yang duduk hanya sekedar minum-minuman dan apalagi kalau bukan untuk memuaskan hasratnya. Karena banyak wanita sexy yang seakan memamerkan tubuhnya untuk dinikmatinya. Namun tidak untuk seorang gadis cantik dan mungil yang sekarang berada di ruang ganti, ia segera memakai seragam pelayannya dengan cepat dan memoles wajahnya sedikit terlihat dewasa agar orang tidak mengenalnya bahwa ia seorang mahasiswa. Dia adalah Dini yang bekerja sebagai pelayan untuk mengantar minuman ke pelanggan, ia harus menerima pekerjaan ini karena gaji yang diberikan sangat cukup untuk membiayai kuliahnya. Namun ia harus pandai merahasiakan dirinya yang bekerja di Club ini bahkan Ibu dan kakaknya pun tidak mengetahuinya.Setelah penampilannya sudah terlihat baik, Dini segera mening
Dini berusaha untuk membersihkan sepatu tersebut namun si pemilik sepatu malah menjauhkan kakinya, Dini pun sedikit merasa kesal karena orang tersebut membuat dirinya kena masalah kalau sampai ada yang melihat dia telah menumpahkan minuman.“Sini, Tuan biar saya bersihkan sepatunya. Kalau Tuan menghindar saya tidak bisa membersihkan sepatunya” ucap Dini kembali.“Cukup! Jangan kamu sentuh kaki saya lagi. Sudah biarkan saja kaki saya basah.” kata laki-laki tersebut dengan perasaan yang kacau. Ia juga penasaran dengan wajah si pelayan yang dari tadi tertunduk.Dini menghela nafas dengan berat dan ia pun bangkit dari jongkok lalu berdiri karena percuma ia tidak bisa membersihkan sepatu pria tersebut.“Sekali lagi saya minta maaf Tuan dan tolong jangan laporkan saya” Dini memohon dengan kepala masih menunduk.Pria tersebut semakin penasaran melihat wajah pelayan itu dan saat Dini berdiri, pria tersebut bisa mengenal dari bentuk tubuh Dini yang mungil serta wangi parfum yang dikenakan Dini
Akhirnya Dini bisa keluar dari klub tersebut, dengan nafas yang terengah-engah Dini beristirahat sejenak di balik deretan mobil yang terparkir. Ia pun merapikan rambutnya yang berantakan.“Sial benar nasibku hari ini, kenapa ketemu sama si om pusaka dan si nenek sihir Moly? Untung saja aku bisa menghindar dari mereka berdua.” Dini mengomel sendiri sambil merapikan rambutnya yang berantakan di jambak sama Moly di salah satu kaca mobil tempat ia bersembunyi.Dini tidak tahu di balik kaca hitam mobil tersebut ada seseorang di dalamnya sedang memperhatikan Dini.“Sepertinya wanita ini pernah aku lihat tapi dimana ya…” laki-laki tersebut tampak berpikir sambil memperhatikan Dini menyisir rambut dengan jari tangannya kemudian menghapus make up yang membuat wajahnya sedikit berubah lebih dewasa.Senyum pun terbit di bibir laki-laki tersebut, ia langsung menghubungi Tuannya melalui pesan singkat untuk memberi tahu kalau wanita yang selama ini mereka cari ada di depan mata.Kenzi keluar dari
Setelah berpikir beberapa saat Dini memilih mengikuti si Om pusaka daripada ia ketangkap sama Mami. Dengan canggung Dini masuk kedalam mobil dan duduk bersebelahan dengan Om pusaka. Ia hanya melirik sekilas pria tampan tersebut, Dini tidak tahu kalau jantung pria yang duduk di sebelahnya berdetak semakin cepat. Kenzi berusaha mengalihkan perasaannya dengan membuka tablet nya untuk memeriksa pekerjaannya.Dari kaca spion mobil ingin rasanya Max tertawa keras melihat muka Tuannya yang nervous duduk bersebelahan dengan wanita yang bernama dini. Ternyata pesona Dini membuat Tuannya klepek-klepek. "Max, apa mobil ini tidak bisa berjalan apa kamu yang sudah tidak mau bekerja lagi. " Kenzi menyadari kalau Max sedang menertawakan nya menjadi kesal. "Tidak Tuan. Ini kita segera berangkat." kata Max sambil menghidupkan mesin mobilnya. Tak lama mobil yang dikendarai Max pun melaju. Dini pura-pura tidak mendengar perdebatan mereka berdua, pandangan melihat keluar jendela mobil. Suasana dalam mo