Share

Bab 9. Bertemu

Penulis: Nelangsa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-10 15:56:39

Akhirnya Dini bisa keluar dari klub tersebut, dengan nafas yang terengah-engah Dini beristirahat sejenak di balik deretan mobil yang terparkir. Ia pun merapikan rambutnya yang berantakan.

“Sial benar nasibku hari ini, kenapa ketemu sama si om pusaka dan si nenek sihir Moly?

Untung saja aku bisa menghindar dari mereka berdua.” Dini mengomel sendiri sambil merapikan rambutnya yang berantakan di jambak sama Moly di salah satu kaca mobil tempat ia bersembunyi.

Dini tidak tahu di balik kaca hitam mobil tersebut ada seseorang di dalamnya sedang memperhatikan Dini.

“Sepertinya wanita ini pernah aku lihat tapi dimana ya…” laki-laki tersebut tampak berpikir sambil memperhatikan Dini menyisir rambut dengan jari tangannya kemudian menghapus make up yang membuat wajahnya sedikit berubah lebih dewasa.

Senyum pun terbit di bibir laki-laki tersebut, ia langsung menghubungi Tuannya melalui pesan singkat untuk memberi tahu kalau wanita yang selama ini mereka cari ada di depan mata.

Kenzi keluar dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Viva Oke
bingung ya dini...dh la ikut max dan Kenzie saja daripada dijual pada pria hidung belang.
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
kamu berada dalam pilihan yang sulit kan Din??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 10. Dini Cegukan

    Setelah berpikir beberapa saat Dini memilih mengikuti si Om pusaka daripada ia ketangkap sama Mami. Dengan canggung Dini masuk kedalam mobil dan duduk bersebelahan dengan Om pusaka. Ia hanya melirik sekilas pria tampan tersebut, Dini tidak tahu kalau jantung pria yang duduk di sebelahnya berdetak semakin cepat. Kenzi berusaha mengalihkan perasaannya dengan membuka tablet nya untuk memeriksa pekerjaannya.Dari kaca spion mobil ingin rasanya Max tertawa keras melihat muka Tuannya yang nervous duduk bersebelahan dengan wanita yang bernama dini. Ternyata pesona Dini membuat Tuannya klepek-klepek. "Max, apa mobil ini tidak bisa berjalan apa kamu yang sudah tidak mau bekerja lagi. " Kenzi menyadari kalau Max sedang menertawakan nya menjadi kesal. "Tidak Tuan. Ini kita segera berangkat." kata Max sambil menghidupkan mesin mobilnya. Tak lama mobil yang dikendarai Max pun melaju. Dini pura-pura tidak mendengar perdebatan mereka berdua, pandangan melihat keluar jendela mobil. Suasana dalam mo

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 11. Kecanggungan Kenzi

    “Hik ... Hik ... Hik ...!"Cegukan Dini bukannya berhenti tetapi semakin menjadi - jadi. Kevin pun bingung dibuatnya, "Aaapa .. apa yang harus kulakukan?" Tanyanya kepada Dini dengan panik. Namun, hanya gelengan Dini yang ia dapatkan. Kondisi seperti itu mana mungkin Dini bisa menjawabnya "Om Pusaka ini bagaimana sih, mana bisa aku menjawab pertanyaannya." gerutu Dini dalam hatinya.Kenzi mondar - mandir menjambak rambutnya frustasi dengan masih mengenakan baju handuknya dan satu lagi pusakanya pun masih tegak berdiri yang memberikan pemandangan luar biasa terhadap Dini. "Hik ... Hik ... Hik ... !!!""Hik ... Hik ... Hik ... !!!""Hik ... Hik ... Hik ... !!!"Cegukan Dini semakin intens dan mata Dini melotot sempurna melihat pemandangan yang tak seharusnya ia lihat itu.Kenzi semakin pusing dibuatnya, dia ingin menyentuh Dini untuk membantu mengusap punggungnya namun Kenzi ragu akan melakukannya."Bolehkah aku membantu mengusap punggungmu?" Tanya Kenzi dengan canggung."Hik ... Hik .

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 12. Ajakan Kenzi

    Apa kamu sudah lama disini Max?" Tanya Kenzi tanpa rasa bersalah."Bagaimana menurut Tuan?" Max bertanya kembali dengan wajah kesal.“Sudahlah, Max lupakan. Kamu tenang saja tar gaji kamu bulan ini akan aku tambah plus dengan izin cuti selama seminggu. Tapi….” Kenzi sengaja menjeda ucapannya ingin melihat reaksi Max.“Tapi…apa Tuan?” tanya Max penasaran.“Setelah masalah ini kelar.” jawab Kenzi bingung harus mengatakan ke Max kalau Dini kembali pingsan.“Masalah apa lagi, Tuan. Bukankah masalah anu Tuan sudah beres?”"Ada masalah baru lagi, Max. Dia kembali pingsan” ungkap Kenzi dengan wajah memerah menahan malu. Ya Kenzi malu harus mengatakan Dini pingsan padahal belum ia apa-apain tapi bayangan Max pasti berpikir permainanku ganas sampai membuat wanita tersebut pingsan.Max tercengang mendengar penuturan Tuannya yang mengatakan wanita tersebut pingsan lagi lantas apa yang harus ia lakukan di sini.Tanpa mereka ketahui, Dini yang berada dikamar sudah bangun, ia mencari tas nya "Aduuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 13. Sarapan bersama.

    Di dalam kamar, Dini kebingungan dan ia belum ada keberanian untuk dibawa Kenzi kerumah utama. Dini harus mencari alasan agar ia tidak jadi di bawa tapi alasan apa Dini masih belum memikirkannya.“Masa aku harus pura-pura pingsan lagi sih,” Dini berbicara sendiri sambil berjalan mondar mandir. “Tapi setidaknya aku harus mencoba berbicara dulu dengannya, apa tujuannya membawa aku kesini.” Dini pun membuka pintu kamarnya sedikit, ia mengintip dari balik pintu keberadaan Kenzi dan Max. Ternyata mereka tidak ada di ruang tengah mungkin mereka masih berada di ruang kerja. Dini pun keluar kamar dan menuju dapur, ia sudah sangat lapar dan saat ia membuka lemari pendingin tidak ada bahan makanan yang akan ia masak cuma ada telur dan sosis. Ia pun mengambil beberapa butir telur dan sosial serta mengambil beras yang ada di rice box. Dini akan memasak nasi goreng telur ceplok dan solusi.Wangi masakan sangat harum sampai ke penciuman dua laki-laki tampan yang baru saja keluar dari ruang kerja.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 14. Permohonan Dini

    Saat ini Kenzi dan Dini berada berdua di ruang kerja dengan alunan jantung mereka yang berdetak dengan cepat. Kenzi berusaha mengharuskan dirinya di depan laptopnya sedang Dini mengatur nafas untuk bisa berbicara dengan Kenzi.“Apa yang ingin kamu bicarakan?” Tanya Kenzi, yang melihat gelagat Dini ragu untuk berbicara.“Ah iya saya hampir lupa.” jawab Dini dengan cengiran nya, “ saya ingin tahu, apa tujuan tuan membawa saya kemari? Apakah Tuan ingin saya memberes-beres apartemen ini? Bukankah masalah kita di hotel sudah selesai?” Dini bertanya dengan rentetan pernyataan yang membuat Kenzi mengerutkan dahinya.“Sepertinya kamu lupa kalau Ibu kamu sudah menjual kamu ke saya. Memang awalnya saya hanya menyewa kamu tapi dengan menghilangnya Ibu kamu dan membawa uang saya yang banyak tanpa ucapan terima kasih itu menandakan kalau kamu itu sudah di jual. Kamu tahu berapa saya beli kamu?”Jantung Dini berdetak cepat matanya pun berkaca-kaca mendengar penuturan Kenzi kalau Ibunya tega menjua

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 15. Kampus

    Pagi ini, Dini bangun dengan penuh semangat karena ia akan kembali kuliah. Setelah berbicara dengan Kenzi seharian Dini hanya berada di dalam kamar Kenzi, ia tidak tahu dimana Kenzi tidur yang ia tahu Kenzi berada di ruang kerja nya. Dini tidak berani menemui Kenzi kembali karena takut Kenzi marah dan menarik kembali kata-katanya yang mengizinkannya kuliah.Setelah Dini membersihkan dirinya, ia baru tersadar kalau tidak memiliki baju ganti bahkan pakaian dalamnya pun tidak ada karena saat di bawa kemari dia hanya memakai baju yang melekat di badan dan tas berisi dompet.“Sepertinya aku harus memakai ini kembali, nanti begitu aku keluar aku bisa mampir kerumah dan mengambil barang-barangku di rumah.” Gumam Dini sambil kembali memakai pakaian semalam. Selesai memakai baju ia pun keluar dari kamar untuk membuat minuman karena kalau untuk membuat sarapan sudah tidak ada bahan di dalam kulkas.Sesampainya Dini di dapur, terdapat paperbag dan memo kecil diatas meja makan yang berada di dapu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 16. Dijemput Si Om

    “Ratu….” Ucap Dini tersenyum saat mengetahui kalau yang menggebrak meja dengan sengaja adalah Ratu sahabatnya.Dengan wajah cemberut Ratu melipat kedua tangannya ke dada, “Kemana aja lo? Apa tidak menganggap gue teman lagi?”“Idih….jangan sok seram gitu ah. Gak cocok tau dengan wajah lo yang bulat.” bukannya takut Dini malah meledek Ratu.“Gak usah ngejek lo, jawab dulu pertanyaan gue.”“Sabar…sini duduk dulu. Lo da sarapan belum? Kalau belum pesan gih, biar gue traktir.”“Beneran ni, lo mau traktir gue. Tumben, lo menghilang dapat harta karun ya.” Ratu seolah lupa dengan jawaban yang ditanyakan ke Dini dan duduk di depan Dini kemudian memesan makanan pada Bu Tini.“Anggap saja begitu,” kata Dini sambil memasukkan makanan ke mulutnya yang tinggal sesuap lagi kasian kalau tidak dihabiskan.Makanan yang di pesan Ratu pun datang dan Ratu menikmati makanannya tanpa bicara ia takut keburu jam pelajarannya masuk. Dini memperhatikannya hanya menggelengkan kepala tadi sepertinya ia berlagak s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 17. Berbelanja bersama

    Di swalayan Identik dengan ramainya orang berbelanja namun tidak di swalayan yang saat ini Dini berada, Dini sampe terbengong melihat sekelilingnya tampak sepi hanya ada beberapa pegawai yang berdiri di sudut rak dengan wajah tertunduk. Kenzi yang berjalan didepan menghentikan langkahnya saat ia menoleh kebelakang ternyata Dini masih berjalan lambat sambil melirik ke kanan dan ke kiri.“Hei…kamu mau berbelanja apa mau bengong?” Teriak Kenzi.Dini yang mendengar teriak Kenzi segera berlari menghampirinya. Mereka pun berjalan berdampingan, terkadang mereka saling melirik bersama dan saat ketahuan curi pandang mereka pun menjadi canggung.“Om, kok disini sepi ya?” Dini yang penasaran akhirnya bertanya ke Kenzi.“Mana aku tahu,” jawab Kenzi datar. “Buruan belanja.”Dini pun mengeluarkan catatan yang tadi pagi sudah ia buat di tas selempangnya. Ia pun mengambil troli dan mulai mengambil beberapa bahan makanan yang dibutuhkan. Kenzi yang berada di belakang Dini hanya memandangi tingkah Dini

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10

Bab terbaru

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 46

    Mengingat kondisi sang Kakek yang semakin melemah. Dini yang seharusnya menemui keluarga Ibu Kandungnya harus ditunda. Pernikahan mereka pun memiliki sedikit kendala karena Dini telah menemukan keluarga dari pihak Ibunya, tidak mungkin Dini menikah tanpa meminta restu dari Kakek dari pihak Ibunya.Max pun memberitahu kepada Tuan Besar Samuel tentang masalah Dini kalau Dini merupakan cucu dari Sanjaya, Samuel pun segera menemui Sanjaya kediamannya untuk memberi tahu pernikahan cucunya tersebut. Perjalanan Samuel ke Jogja untuk menemu Sanjaya pun mendadak menjadi dramatis, ternyata Sanjaya merupakan sahabat Darma semasa kecil.Mengetahui kalau Darma sakit keras, Sanjaya pun ikut Samuel ke Jakarta untuk melihat keadaan Darma sekaligus menjadi saksi pernikahan cucu yang selama ini mereka cari.Dikediaman Sanjaya, Miska yang mengetahui kalau Dini akan menikah dengan Kenzi berusaha ingin ikut bersama Kakek Sanjaya, namun dicegah oleh Kelvin yang saat itu berada di kediaman sang Kakek. Kelvi

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 45

    Sesampainya di rumah sakit, Kenzi dan Dini langsung menuju keruangan ICU tempat sang Kakek dirawat. Di luar ruangan tampak Mama Artika yang sedang menangis di pelukan Papa Samuel dan di sebelahnya ada Max yang sedang berbicara melalui telepon. Entah dengan siapa Max berbicara Kenzi tidak mau ambil pusing walau dihati ada rasa penasaran kenapa Max berada dirumah sakit lebih dahulu daripada dirinya.Langkah Kenzi semakin cepat dan hatinya semakin diliputi rasa cemas yang tidak kentara, Dini yang ikut merasakan kecemasan Kenzi pun menggenggam tangan Kenzi untuk memberikan Kenzi sedikit ketenangan.“Ma, Pa…” lirih Kenzi saat ia sudah berada di hadapan Arika dan Samuel. Pelukan Artika pun terurai dan menatap wajah anaknya dengan sedih.“Bagaimana keadaan Kakek?” Tanya Kenzi dengan suara bergetar. Karena melihat wajah kedua orang tuanya bisa Kenzi pastikan keadaan kakeknya memburuk apalagi Artika menjawab sambil menggeleng dengan airmata berlinang, lantas Samuel kembali memeluk sang istri s

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 44

    Semenjak meninggalkan restoran, Kenzi tidak jadi kembali ke kantor, ia ikut kembali ke apartemen bersama Dini. Di dalam mobil, Kenzi bisa perhatikan wajah Dini yang bahagia telah menemukan keluarga dari pihak Ibunya. Sebenarnya itu bagus bagi Kenzi karena akan mempermudah Kenzi untuk menikahi Dini sehingga gak ada alasan bagi Dini untuk menolaknya. Namun lain hal dengan Dini, ia sangat bersyukur hari ini ikut makan bersama dengan Kenzi selain bertemu dengan Kak Dewi, ia juga bisa bertemu dengan keluarga Ibu kandungnya. Seharusnya tadi Kelvin ingin langsung membawa Dini bertemu Kakek mereka yang memang selama ini mencari Dini. Namun Kenzi melarangnya, Kenzi yang akan mengantar Dini ke Jogja sekalian ingin melamar. “Apa kamu sangat senang bertemu dengan keluarga Ibumu?” Tanya Kenzi saat mereka sudah berada di dalam apartemen. Senyum yang sedari tadi mengembang semakin mengembang, ia lalu mengangguk. Ia hampir melupakan keberadaan Kenzi di dalam rumah kalau saja Kenzi tidak berbic

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 43

    Akhirnya Kenzi memutuskan untuk melanjutkan makan siang bersama karena ia menghargai ajakan Kelvin lagian sepertinya Miska tidak berkutik lagi setelah Kelvin memberikan ancaman. Mereka semua makan dalam diam hanya sekali-kali Kenzi dan Kelvin membahas terkait proyek yang akan mereka kerjakan. Pandangan Miska pun tak lepas dari Kenzi berharap pria tersebut meliriknya namun sayang Kenzi bahkan menganggap Miska tidak ada. Dan itu membuat Miska semakin marah dengan Dini karena kehadiran Dini membuat Kenzi berubah. Muak dengan kemesraan Kenzi dan Dini, Miska pun memilih keluar dari restoran, ia enggan makan bersama, perbuatan Miska membuat Kelvin kesal dan malu terhadap Kenzi. Lain hal dengan Dewi dan Dini mereka hanya saling menatap seolah memberi isyarat kalau ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan. “Jadi wanita ini yang Dini katakan sebagai Kakaknya berarti wanita ini dan ibunya yang telah meninggalkan Dini setelah membawa uang yang aku kirim.” Batin Kenzi, saat pandangannya tertu

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 42

    “Om…apa-apaan sih! Lipstik Dini jadi berantakan dan Om apa gak malu dilihat Om Max.” Dini mengomel begitu ciuman mereka terlepas dan mengerucutkan bibirnya kesal karena sikap Kenzi yang tiba-tiba menciumnya.“Kamu tidak melihat apa-apa kan Max.” Kata Kenzi sambil mengelap bekas listrik yang menempel di bibirnya dengan santai.“Saya tidak melihat apa-apa Tuan. Kalau begitu lanjutkan saja dulu Tuan. Saya keluar dulu,” ujar Max. Ia pun segera keluar dari mobil sambil ngedumel dengan sikap Tuannya yang gak tahu tempat. Bisa-bisanya berciuman saat ia masih dalam mobil. Tentu saja Max melihatnya dari spion depan mobil.“Kamu dengar kan, Max tidak melihat kita jadi tidak masalah kalau aku mencium kamu lagi.” Lirih Kenzi sambil kembali menarik tekuk Dini dan menciumnya kembali dengan lembut sebelum Dini kembali protes.Setelah puas, Kenzi pun melepaskan ciumannya dan menghapus lipstik di bibir Dini yang sedikit belepotan.“Iisss….Om ini.” Dini semakin bertambah kesal karena ulah Kenzi yang se

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 41

    Wajah Dini langsung sumringah saat Max mengatakan kalau ia tahu keberadaan Dewi. Lantas Dini buru-buru mengajak Max untuk mengantarnya menemui Dewi. Namun senyum Dini langsung ber7bah sendu saat Max menolak untuk beranjak dan mengatakan hal yang membuat Dini kecewa.“Tapi Nona. Kakak anda sudah check out tadi pagi kemungkinan Kakak Nona sudah pergi dari hotel tersebut.” jawab Max.Pegangan di tangan Max terlepas dan Dini terduduk di sebelah Max dengan mata berkaca-kaca, kedua telapak tangan menutup wajah dan tak lama terlihat bahunya bergetar hanya terdengar suara sesenggukan.Max bingung harus berbuat apa, karena ia tidak pernah berhadapan dengan wanita apalagi sedang menangis. Max berniat menghubungi Tuannya namun ia juga takut akan disalahkan karena melihat Dini menangis.“Non….sudah jangan menangis. Nanti saya cari tau lagi keberadaan Kakak Nona” bujuk Max.Dini mendongak dan menghapus kasar air matanya yang terus mengalir, “beneran,Om.” jawab Dini sambil terisak.Max terpaksa men

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 40

    Perasaan Dini mulai tidak tenang, berkali-kali ia menatap ponselnya berharap Dewi membalas pesannya atau menghubunginya. Dini menjadi tidak semangat beraktifitas sampai ia bolos kuliah hari ini karena ia takut kalau tiba-tiba sedang kuliah Dewi membalas pesannya dan mengajak bertemu.Dini sudah melihat pesan dari Kenzi tapi ia tidak berniat membalasnya, ia berniat akan menolak kalau nanti Max datang menjemput. Tiba-tiba bel apartemen berbunyi.“Ini masih pukul 10, mengapa Om Max sudah datang menjemput?” Dini berdecak kesal. Dini yakin yang membunyikan bel apartemennya adalah Max. Karena kalau itu Kenzi ia akan masuk sendiri karena ini rumahnya, kalau Mamanya Kenzi tidak mungkin jam segini datang.Dengan malas Dini bangkit dari sofa dan berjalan sambil menyeret sandalnya seakan enggan untuk membuka pintu. Sebelum membuka pintu Dini melihat di monitor di sebelah pintu tampak seorang laki-laki gagah dengan setelan jas, siapa lagi kalau bukan Max. Dini berharap itu bukan tapi ternyata te

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 39

    “Apa benar kamu bertemu dengan Miska? Mengapa wanita itu menemui kamu lagi. Apa kamu masih menyukainya sampai ia datang kemari?” Artika menanyakan beberapa rentetan pertanyaan yang membuat Kenzi pusing untuk menjawabnya.“Jawab Ken jangan diam saja.” “Bagaimana Ken mau jawab kalau Mama masih bertanya. Sudah begitu saja yang mau Mama tanyakan.” jawab Kenzi dengan santai. Ia sedikit bernafas lega karena Mamanya hanya bertanya tentang keberadaan Miska bukan tentang penyakitnya.“Ya cuma itu yang mau Mama tanyakan.” Jawab Artika.Dini yang duduk di depan Artika hanya diam memperhatikan kedua anak dan Ibu tersebut.“Miska datang sebagai partner kerja, ternyata proyek baru yang Kenzi kerjakan bekerja sama dengan perusahan keluarga Miska. Kenzi harus tetap profesional Ma. Ini proyek besar dan gak mungkin Kenzi batalkan hanya karena ada Miska.” Terang Kenzi.Artika menatap wajah datar anaknya, “tapi kamu beneran tidak ada perasaan apa-apa lagi padanya kan.” Kenzi menggeleng, “kalian makan a

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 38

    “Dini….”Dini menoleh ke sumber suara yang memanggil namanya. “Kak Pram.” lirih Dini.Pram tersenyum ke arah Dini dan Artika yang berada disamping Dini, ia menatap heran Dini yang begitu sangat dekat dengan Mama Kenzi.“Tante, apa kabar?” Sapa Pram, lalu mencium punggung tangan Artika dengan sopan.“Tante baik-baik saja.” Jawab Artika tersenyum hangat.Pram melirik Dini yang hanya diam berdiri di samping Artika dengan menunduk tanpa mau menatapnya.“Ayo, Tan. Kita pulang.” ajak Dini, ia mencoba menghindar dari Pram, ia tahu pasti Pram curiga dengannya yang dekat sama Mama Kenzi.“Pram, Tante pulang dulu ya. Kami sudah seharian berjalan-jalan. Kamu sudah lama tidak main kerumah, Tante tunggu kamu dirumah ya.” “Baik, Tan.”Dini langsung menarik Artika berjalan menuju mobil, ia langsung duduk di kursi penumpang dan Artika disebelahnya. Dini menghembus nafasnya dengan berat, ia sedikit tenang bisa menghindar dari Pram. Ia tidak mau Pram bertanya hal-hal aneh tentangnya.“Apa kalian sali

DMCA.com Protection Status