Chapter: Bab 53Semua yang ada di meja makan terkejut dengan sikap Dini. Kenzi yang melihat Dini buru-buru ke kamar mandi segera menyusul. Artika pun segera ke dapur untuk membuat minuman jahe dengan wajah berbinar. Dewi dan Kelvin hanya saling melirik tidak tau harus berbuat apa. Setelah memuntahkan isi perutnya tubuh Dini tampak lemas, Kenzi pun membawa Dini ke kamarnya, namun sebelumnya ia meminta maaf pada Dewi dan Kelvin yang tidak bisa ikut makan bersama berhubung Dini sedang tidak enak badan. “Dewi, Kelvin lanjutkan saja makannya. Tante mau membawa minuman jahe dulu ke kamar Dini.” ucap Artika. “Iya, Tante.” Dewi menjadi tidak nafsu makan setelah melihat adiknya sakit. Sampai lemas begitu dan tidak bisa makan. “Sayang, Makanlah. Habis ini kita ke atas lihat keadaan Dini. Padahal dia tadi baik-baik saja. Kok tiba-tiba bisa sakit ya. Apa mungkin Dini sedang hamil.” Jawab Kelvin yang juga merasa heran dengan keadaan Dini yang tiba-tiba sakit. “Apa? Hamil?” Kelvin mengangguk sambil mengunyah
Last Updated: 2024-12-27
Chapter: Bab 52Seperti yang dijanjikan oleh Dini, hari ini Kenzi dan Dini pergi kerumah sakit untuk kembali memeriksa kesehatan mereka. Mereka pun segera masuk ke ruang Dokter Rita tanpa menunggu antrian karena sudah jauh-jauh hari Dini membuat janji.Di dalam ruangan serba putih tersebut, Dini melakukan rangkaian pemeriksaan. Jantung Dini berdetak lebih cepat saat sebuah alat menempel di perutnya dan Dokter Rita dengan wajah serius memperhatikan layar monitor yang ada di sebelah ranjang tempat Dini berbaring. Kenzi yang berada di samping Dini memegang tangan Dini yang tampak dingin.“Bagaimana Dok?” Tanya Kenzi yang mulai penasaran, karena sejak tadi Dokter tersebut hanya diam sambil sekali-kali menganggukkan kepalanya.“Semua baik-baik saja. Rahim istri Bapak juga bagus. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” jawab Dokter Rita dengan senyum ramah. Lalu meletakan alat yang ia gunakan tadi pada tempatnya dan meminta perawat membersihkan gel yang ada diperut Dini. Kemudian Dini merapikan pakaiannya dan
Last Updated: 2024-12-26
Chapter: Bab 51Pagi yang cerah, secerah seperti dua pasangan halal yang saat ini masih berada di ranjang dengan selimut menutupi tubuh keduanya tanpa sehelai benang. Entah pukul berapa mereka memejamkan mata, Kenzi bener-bener menuntaskan hasratnya yang telah lama terpendam. Tidur Kenzi pun terusik saat tangan Dini berpindah tempat yang tadinya memeluk tubuhnya sekarang berada di bawah perutnya dan otomatis membangunkan adiknya yang baru beberapa jam tertidur. “Sayang…kamu kembali membangunkannya.” gumam Kenzi dengan mata masih terpejam sambil menahan hasratnya yang kembali bangkit. “Hmmmm…” Dini cuma menggeliat, ia tidak paham dengan ucapan Kenzi malah tangannya mengelus-elus perut datar Kenzi bahkan memasukan jari telunjuknya ke dalam pusarnya. Sepertinya Dini memiliki mainan baru, perbuatan Dini tersebut membuat pusaka Kenzi berdiri semakin tegak. Kenzi yang tidak tahan segera menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh mereka, lantas Kenzi sudah berada di atas tubuh Dini. Dini sontak terkej
Last Updated: 2024-12-23
Chapter: Bab 50“Om kok mukanya jutek gitu sih?” Tanya Dini saat melihat perubahan wajah sang suami.“Gak kok.” jawab Kenzi dengan nada ketus.“Apa om masih kesel sama Kak Pram.” ucap Dini. Karena setelah Kak Pram datang wajah sang suami sangat kecut kayak jeruk nipis.Kenzi hanya diam dengan wajah datarnya. Dini sontak mengulum senyum dan menutup mulutnya dengan tangan takut tawanya kedengaran para tamu yang masih menikmati hidangan.“Apa ada yang lucu?” tanya Kenzi kembali terlihat kesal.“Om lucu banget kalau ngambek, masa gitu aja om cemburu padahal Dini uda jadi istri Om lo.” jawab Dini sambil terkekeh.“Ya kamu emang uda jadi istri aku tetapi cuma istri belum jadi istri seutuhnya. Kalau saja ini bukan acara Kakek Sanjaya inginkan mungkin sejak dari tadi aku udah mengurung kamu di kamar.”Tawa Dini terhenti, ia menatap Kenzi dengan pura-pura takut. Kenzi sudah sangat lama menahan diri untuk tidak menyentuhnya karena banyaknya pekerjaan tapi hari ini sepertinya akan menjadi malam panas buat merek
Last Updated: 2024-12-21
Chapter: Bab 49Dini tersenyum canggung saat Mama Artika mendekat, lalu Dini pun berbisik dengan pelan, “Mama ada pembalut…” ucap Dini sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Mata Mama Artika membola kemudian ia pun mengulum senyum sambil menghela nafas berat, ternyata sang menantu bukan tidak nyaman tinggal dirumah ini melainkan butuh pembalut dan sepertinya Kenzi harus menunda malam pertamanya dan itu berarti Artika harus juga bersabar untuk segera memiliki cucu.“Ayo…ikut Mama ke kamar.” ajak Artika pada Dini. Artika pun merangkul sang menantu menuju kamarnya untuk mengambil pembalut.Setelah mengambil pembalut pada Mama Artika, Dini pun kembali ke kamar Kenzi. Saat masuk kamar, Dini melihat Kenzi sudah berada di tempat tidur dengan memakai piyama sepertinya Kenzi sudah membersihkan diri saat ia keluar. Dini segera masuk ke kamar mandi dan tak lupa membawa handuk serta baju tidurnya.Tak lama Dini keluar dari kamar mandi dengan wajah segar. Ia menoleh ke ranjang dimana Kenzi tidur. Ia jadi bi
Last Updated: 2024-12-18
Chapter: Bab 48Setelah berbicara mengenai pesta pernikahan, Kakek Sanjaya pun kembali ke jogja di antar oleh Samuel dan Max. Sebenarnya Kakek Sanjaya masih ingin bersama cucunya karena masih ada rasa rindu yang terpendam setelah berpuluh tahun akhirnya bisa bertemu namun ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal lebih lama.Suasana rumah kembali sepi terlepas pulangnya Kakek Sanjaya. Dini hanya duduk dalam diam, ia yang biasanya bisa mencairkan suasana mendadak seperti orang kebingungan.“Ken, bawa Dini ke kamar. Dini pasti lelah dan butuh istirahat.” kata Artika yang menatap wajah lelah sang menantu.“Dini baik-baik saja, Tante.” jawab Dini yang merasa agak canggung harus berada di kamar Kenzi.Alis Artika menyatu mendengar ucapan Dini, “sayang panggil Mama dong jangan Tante lagi.” Ucap Artika dengan nada dibuat sedih.“Hah…maaf tan..eh Ma. Maaf Dini belum terbiasa.” jawab Dini yang merasa bersalah.“Iya sayang. Mama tahu. Ya sudah sana naik ke atas. Mama minta maaf ya, seharusnya pernikahan kalian…”
Last Updated: 2024-12-17
Chapter: Bab 16. Celine menunggu di depan pintu kamar dengan cemas, ia di usir keluar oleh Berlina saat hendak masuk bersama dokter keluarga Dominic. Celine yang tidak mau membuat suasana semakin buruk, ia pun memilih menunggu di luar kamar. Hampir setengah jam menunggu di luar, pintu kamar mertuanya terbuka dan muncul Bryan dengan wajah tampak cemas. “Bagaimana Papa?” tanya Celine dengan tak kalah cemasnya. Bryan menggeleng lemah tanpa bersuara sepertinya keadaan Papa Dominic tidak baik-baik saja terlihat dari sikap Bryan yang buru-buru turun ke bawah lantas kembali ke kamar dan tak lama Papa Dominic dipapah oleh Bryan dan Dokter. Celine yang masih berdiri di depan pintu kamar hanya bisa menangis melihat Papa mertuanya. Berlina ikut keluar dari kamar namun langkahnya terhenti saat pandangan tertuju pada Celine yang masih berdiri mematung. Sorot mata tajam Berlina memancarkan kebencian dan kemarahan, ia lantas mendekati Celine. Plak Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Celine, Celine hanya dia
Last Updated: 2024-11-25
Chapter: Bab 15Dominic pulang kerumah setelah selesai berbicara pada pengacara, entah mengapa ada perasaan tidak enak dihatinya dan ternyata benar, ia melihat sang menantu ditarik paksa keluar dari rumah oleh anaknya.“Ada apa ini?”“Papa…!” Berta menoleh ke sumber suara dan mendapatkan tatapan tajam papanya.“Ada apa ini? Mengapa kamu menyeret Celine seperti binatang dan kamu….Reno, ada apa dengan wajah kamu?” Pandangan Dominic tertuju pada Reno yang wajahnya terluka. Reno menunduk tanpa berani menjawab.Mendengar suara Dominic, Berlina yang tadinya masih di dalam rumah segera keluar. Berlina berpikir sang suami tidak pulang cepat.“Sayang….kamu sudah pulang.” ucap Berlina lembut, lalu ia melotot pada Celine.Mendapat tatapan tajam dari Berlina, Celine berusaha berdiri dan memegang perutnya yang terasa nyeri. “Tolong jelaskan. Ada apa ini?” Dominic kembali bertanya pada Berlina karena tidak mendapat jawaban dari Berta yang saat ini hanya menunduk takut.“Menantu kesayangannya Papa berselingkuh den
Last Updated: 2024-09-14
Chapter: Bab 14Setelah mendapat pesan gambar dari Berta, Bryan langsung melajukan mobilnya pulang ke kediamannya. Mona yang berada di samping Bryan hanya diam menatap wajah Bryan yang sangat mengerikan, selama mengenal Bryan ia tidak pernah melihat Bryan semarah ini.Mona sempat mengirim chat pada Berta menanyakan kejadian apa di rumah, tapi Berta berkata kalau rencana mereka sedang berjalan, di dalam hati Mona tersenyum senang. Mona hendak menghibur Bryan tapi ia tidak berani untuk berbicara hingga mobil yang dikendarai Brian sampai di halaman rumah mewah milik keluarga Dominic.Bryan segera keluar dari mobil tanpa membukakan pintu untuk Mona. Mona sedikit kecewa dengan sikap Bryan, ia pun turun dengan hati-hati karena kakinya masih terasa nyeri. Di ruang tamu sudah ada Reno, Celine, Berta dan Berlina. Mona berjalan mendekati Berta dan duduk di sampingnya, Mona bisa melihat tatapan tajam Berlina ke Celine yang saat ini menunduk dengan wajah cemas.Mona dan Celine terlonjak kaget saat tiba-tiba Brya
Last Updated: 2024-09-10
Chapter: Bab 13Berta menatap sinis mobil Reno yang berlalu meninggalkan rumahnya, lagi-lagi Reno mengabaikan nya, Ia menggenggam tangannya dengan kesal, ia sangat membenci Celine yang selalu menarik perhatian orang. Berta bergegas masuk ke dalam rumah saat melihat Celine dan Bryan turun dari tangga. Sepertinya mereka akan keluar terlihat Celine memakai pakaian bagus.Berta hendak memperlihatkan foto Celine dengan Reno pada Bryan namun ia urungkan karena waktunya belum tepat. Sebab tiba-tiba terdengar suara seseorang terjatuh dari tangga.Gedubuk….!!!“Auwhh….” Mona merintih kesakitan sambil memegang kakinya.“Mona…kamu baik-baik saja.” Bryan segera menghampiri Mona yang terduduk di lantai.“Aduh….Kakiku, Yan. Sepertinya terkilir.” ucap Mona dengan wajah kesakitan.Berta juga mendekat ke Mona dan melihat keadaan Mona, “Bryan cepat angkat Mona dan bawa kerumah sakit.” kata Berta dengan nada khawatir karena pergelangan kaki Mona sudah terlihat memerah.Celine berdiri menatap kakak beradik yang sibuk m
Last Updated: 2024-09-09
Chapter: Bab 12Reno yang tadinya hendak menemui Bryan diruang tamu melewat arah tangga di mana saat itu Celine sedang menaiki anak tangga dengan tubuh hampir terjatuh, Reno segera berlari dengan spontan ia melingkarkan tangannya di pinggang ramping Celine. “Nona…anda baik-baik saja.” ucap Reno dengan cemas. “Ah…Reno. Aku tidak apa-apa dan tolong singkirkan tangan kamu.” kata Celine yang takut ada seseorang yang melihat perbuatan Reno padanya walau Celine tahu Reno hanya sekedar menolongnya. “Maaf…Nona. Saya tidak sengaja. Nona tadi hampir jatuh sehingga saya spontan membantu.” Reno langsung melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Celine. “Ya aku tau.” “Wajah Nona pucat, apa Nona sakit?” “Aku baik-baik saja. Bryan ada di ruang makan kamu kemari pasti mau bertemu dengan beliau kan. Aku mau ke atas dulu ” Celine menyuruh Reno untuk segera pergi dari hadapannya, ia tampak gelisah kalau nanti ada orang yang tiba-tiba muncul. “Baik Nona.” Reno menatap punggung istri Tuannya yang b
Last Updated: 2024-09-08
Chapter: Bab 11“Mona….” ucap Brian yang terkejut dengan kehadiran Mona.“Selamat pagi, sayang.” Jawab Mona tanpa tahu malu dan tersenyum menggoda.“Eheemmm….” Terdengar deheman dari belakang, saat Mona menoleh ternyata ada Papa Bryan yang menatapnya tidak suka.“Eh…Om Dominic. Selamat pagi.” sapa Mona tersenyum kaku.“Jaga ucapan kamu Mona, nanti didengar menantu saya.” kata Dominic, lalu ia duduk di kursi tunggal yang biasa ia duduki.“Apaan sih Pa? Mereka kan dari dulu memang begitu.” sahut Berlina yang tahu suaminya tidak suka dengan Mona.“Itu dulu sebelum 5 tahun yang lalu dan sekarang Bryan sudah menikah, jadi hargai istrinya.” sarkas Dominic membuat Mona dan Berlina terdiam begitu juga dengan Berta yang duduk di sebelah Mona berdengus kesal,lagi-lagi Papanya membela Celine.Berlina menatap suaminya dengan malas, lalu bangkit untuk menaruh makanan di piring sang suami.Tak lama Celine kembali ke meja makan dengan membawa nampan berisi susu dan roti yang diminta Berlina. Untung saja tadi Bibi
Last Updated: 2024-09-06