BOS MAFIA ITU, TARGETKU!

BOS MAFIA ITU, TARGETKU!

last updateLast Updated : 2024-03-26
By:  SilentaraOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
24Chapters
762views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Lily sang gadis remaja yang baru tumbuh dewasa tiba-tiba saja merasakan perasaan tak biasa kepada Edhie, yang selama ini merawatnya dari kecil. Mendapat perhatian yang lebih darinya, membuat Lily menjadi semakin terlena dengan pesona Edhie yang ternyata seorang Bos Mafia. Lantas, bagaimana perjuangan Lily untuk menarik perhatian sang Bos Mafia itu? Apa karena usianya yang terpaut jauh di bawahnya, membuat Edhie enggan melirik Lily sebagai seorang wanita? "Keputusanku sudah bulat, Edhie. Aku akan menjadikanmu suamiku!" —Lily

View More

Chapter 1

1. Pesan dari Nomor Asing

"Ed, apa kau keluargaku?"

"Bukan, Lily."

"Lalu, dimana keluargaku?"

Merasa telah salah berucap, pria yang dipanggil Ed itu menghentikan kegiatannya.

"Kenapa kau diam, Ed? Rambutku masih basah," rengek sang gadis yang berusia tujuh tahun itu dengan mendongakkan kepala.

Mata bulatnya menatap penasaran laki-laki dewasa yang duduk di belakangnya.

Lihatlah, betapa menggemaskannya gadis ini?

"Maaf, Tuan Putri Lily. Hamba akan melanjutkannya."

Edhie kembali mengeringkan rambut bocah yang bernama Lily itu dengan handuk.

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya soal keluargamu?"

Edhie tentu saja sudah bersiap jika sewaktu-waktu gadis itu mempertanyakan keluarga. Hanya saja, bukankah ini terlalu cepat?

"Temanku mengataiku anak pungut. Padahal aku hanya bercerita bahwa aku tidak serumah dengan ayah dan ibuku," celoteh gadis itu dengan bibir yang mengerucut.

Ada rasa nyeri di sudut hati Edhie. Apa anak itu tidak dididik dengan benar oleh orang tuanya? Hingga berani mengatai gadis kecil kesayangannya ini?

"Disini tidak ada orang yang kupanggil ayah dan ibu," lanjutnya lagi.

"Oh, sayang. Kau bisa memanggilku paman. Seperti paman Jovan dan paman Joe. Setidaknya kamu memiliki banyak paman yang menyayangimu, bukan?"

"Bukankah kau sendiri yang tidak suka dipanggil paman? Kau menyuruhku memanggilmu Edhie."

Ah! Edhie sempat lupa. Sejak gadis itu mulai bisa berbicara, pria itu mengajarinya untuk memanggilnya Edhie. Sampai saat gadis itu tumbuh seperti sekarang, Edhie tidak pernah mengajarinya untuk memanggilnya paman.

Tentu saja dengan alasan, ia tidak ingin terlihat tua. Konyol, bukan?

"Hm, mulai sekarang kau boleh memanggilku paman."

"Aku tidak mau, Ed. Aku lebih suka memanggilmu Edhie."

"Baiklah, terserah kau saja."

"Lalu, dimana keluargaku, Ed?" tanya sang gadis lagi.

"Semua orang yang berada disini adalah keluargamu, Lily. Meskipun tidak ada ikatan darah," jawab Edhie tenang dengan masih melakukan kegiatannya.

"Apa itu ikatan darah?"

Ck! Yang benar saja Edhie. Kenapa kamu menggunakan bahasa yang rumit untuk menjelaskan hal yang sederhana di hadapan bocah berusia tujuh tahun itu?

"Nanti kamu akan mengerti sendiri. Intinya kita semua adalah keluarga, Lily. Jika temanmu masih mengataimu, aku akan mendatangi orang tuanya dan menyuruh mereka untuk mengajari anaknya sopan santun."

"Kau hebat, Ed! Kau seperti pahlawan!"

"Benar, bukan?"

Edhie kemudian mengangkat anak itu tinggi-tinggi lalu mendudukkannya di kedua pundaknya.

Pria berusia dua puluh satu tahun itu berlarian kesana kemari sambil menggendong Lily yang tertawa sangat lepas.

Tanpa Edhie sadari, penjelasan yang rumit darinya benar-benar menjadi bumerang untuknya di kemudian hari.

***

"Ed, jika kita keluarga tanpa ikatan darah, berarti kita adalah sepasang suami-isteri?" Bocah yang berusia tujuh tahun itu sekarang sudah menjelma menjadi gadis belia berusia empat belas tahun.

Sontak saja, pertanyaan darinya membuat sang lawan bicara mendadak menelan makanannya bulat-bulat tanpa dikunyah secara benar. Nyaris saja membuat pria itu tersedak.

"Pertanyaan konyol macam apa itu, Lily?" Edhie berucap setelah menenggak segelas air mineral sampai tandas lalu mengusap bibirnya dengan tissue.

"Temanku yang mengatakannya."

"Temanmu selalu bermasalah, Lily. Sudah saatnya kau mengganti pertemananmu."

Akan tetapi, sang gadis hanya acuh tak acuh sambil melahap sarapan paginya. Niat gadis itu memang hanya untuk menggoda Edhie.

Lily tidak bodoh, ia tahu jika Edhie sudah merawatnya dari kecil. Ia bahkan tidak tahu dimana keberadaan orang tuanya. Edhie bisa saja menceritakannya, hanya saja Lily terlalu takut untuk menerima kemungkinan terburuk.

Bisa jadi, orang tuanya telah membuangnya, bukan?

Tapi, jika benar demikian, bukankah pria di hadapannya saat ini adalah malaikat penolongnya?

"Aku harus berangkat sekarang, Ed."

"Baiklah, semoga harimu menyenangkan bocah kecil."

Lily menatap tajam pria itu. "Aku sudah empat belas tahun, Ed. Sudah bukan bocah kecil lagi. Ayo, Paman!" Gadis itu berlalu pergi bersama Jovan, pria yang ditunjuk sebagai pengawal pribadi Lily oleh Edhie.

"Gadis itu sudah tumbuh besar, Joe."

Pria dengan setelan hitam yang berdiri di belakang Edhie menjawab, "Benar, Bos. Waktu berlalu begitu cepat."

"Apa sebaiknya aku segera mengatakan kebenarannya?"

"Apa Anda yakin?"

"Aku hanya takut dia mendengarnya dari orang lain."

Joe sang kepala pengawal sekaligus asisten pribadi Edhie mengangguk mengerti. Ia tahu, sang Bos pasti sudah memikirkannya baik-baik untuk hal ini. Tugasnya hanyalah tetap menemani apapun yang akan terjadi nantinya.

Di sisi lain, Lily yang sedang duduk di jok penumpang belakang menuju ke sekolahnya, mengernyitkan kening ketika menerima sebuah pesan dari nomor asing.

Biasanya Lily akan mengabaikannya karena kebanyakan pesan tersebut berisi spam.

Akan tetapi, kali ini berbeda, pesan yang terbaca dari notifikasi mengambang tersebut berisi,

[Aku tahu kebenaran tentang keluargamu.]

Lily menggigiti kuku jarinya, ia merasa penasaran. Hanya saja, otaknya masih cukup waras untuk percaya begitu saja.

Bagaimana jika orang ini hanya sekedar penipu? Mengingat sekarang banyak sekali penipuan melalu pesan singkat seperti ini.

"Ada apa, Nona?" Jovan yang sedang menyetir menyadari gelagat Lily yang tidak biasa dari kaca spion depan.

"Tidak, Paman. Hanya pesan spam," elak Lily lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

Sesampainya di sekolah, Lily berpamitan kepada Jovan lalu bergegas memasuki gerbang sekolah. Baru saja kakinya menginjakkan gedung utama kelas, lengannya tiba-tiba di tarik seseorang dan membawanya ke belakang gedung sekolah yang cukup sepi.

"Hei!" teriak Lily seraya melepaskan lengannya dari sang pria.

Ya, pelaku yang menarik Lily adalah seorang pria berkacamata. Ia mengenakan seragam yang sama dengannya, hanya saja Lily merasa tidak mengenali pria tersebut.

"Kenapa kamu tidak membalas pesanku?" tanya pria itu.

Dalam sekejap, jantung Lily berdegup ketika di tatap oleh sorot mata tajam seorang pria dari dekat seperti ini. Sebelumnya tidak ada yang pernah seberani itu mendekatinya, kecuali Edhie.

Ah! Beruntung Jovan tidak melihat peristiwa ini. Jika sampai Jovan tahu, pria di hadapan Lily saat ini pasti akan berakhir terbaring di brankar rumah sakit.

Tunggu! Apa katanya tadi?

"Pesan?" Lily menaikkan sebelah alisnya.

"Hm. Aku mengirimimu pesan tadi pagi."

"Pesan apa? Kita bahkan tidak saling mengenal untuk bertukar pesan," sergah Lily.

"Meskipun kamu tidak mengenalku, aku sangat mengenalimu, Lily."

Lily semakin tidak percaya dibuatnya, gadis itu memutar bola matanya jengah. Edhie selalu memperingati dirinya untuk berhati-hati terhadap pria asing.

Dan sekarang ada seorang pria yang mengaku sangat mengenalinya? Astaga!

Gadis itu beranjak pergi begitu saja meninggalkan sang pria.

"Aku tahu kebenaran tentang keluargamu," ujar pria itu yang berhasil membuat Lily bergeming.

Lily menghembuskan napas perlahan, tanpa berbalik, gadis itu kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

Bukan saatnya percaya kepada orang asing.

"Elliot! Namaku Elliot! Simpan nomorku! Jika terjadi sesuatu, hubungi aku!" teriak sang pria yang bernama Elliot sebelum Lily benar-benar pergi.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
KarlTzy
lanjutkan sayang.
2023-11-13 22:51:25
2
24 Chapters
1. Pesan dari Nomor Asing
"Ed, apa kau keluargaku?""Bukan, Lily.""Lalu, dimana keluargaku?"Merasa telah salah berucap, pria yang dipanggil Ed itu menghentikan kegiatannya."Kenapa kau diam, Ed? Rambutku masih basah," rengek sang gadis yang berusia tujuh tahun itu dengan mendongakkan kepala. Mata bulatnya menatap penasaran laki-laki dewasa yang duduk di belakangnya.Lihatlah, betapa menggemaskannya gadis ini?"Maaf, Tuan Putri Lily. Hamba akan melanjutkannya." Edhie kembali mengeringkan rambut bocah yang bernama Lily itu dengan handuk."Kenapa kau tiba-tiba bertanya soal keluargamu?"Edhie tentu saja sudah bersiap jika sewaktu-waktu gadis itu mempertanyakan keluarga. Hanya saja, bukankah ini terlalu cepat?"Temanku mengataiku anak pungut. Padahal aku hanya bercerita bahwa aku tidak serumah dengan ayah dan ibuku," celoteh gadis itu dengan bibir yang mengerucut.Ada rasa nyeri di sudut hati Edhie. Apa anak itu tidak dididik dengan benar oleh orang tuanya? Hingga berani mengatai gadis kecil kesayangannya ini?
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more
2. Pengakuan Edhie
"Perkenalkan, nama saya Elliot McLain. Saya berasal dari kota Northland dan akan menetap disini. Mohon kerjasamanya untuk dua tahun ke depan."Lily menatap tidak percaya ke arah pria yang saat ini juga tengah menatapnya intens. Pria yang tadi dengan tiba-tiba menariknya, ternyata seorang murid baru di kelasnya.Yang benar saja? Bukankah beberapa menit yang lalu pria itu berkata, ia sangat mengenal Lily?Beruntung Lily memilih untuk pergi dan tidak berurusan dengannya!"Hei, apa kalian saling kenal?" Clara, teman sebangku Lily menyikut lengan Lily yang bebas.Clara menyadari tatapan antara keduanya yang seolah saling kenal satu sama lain."Tidak, dan aku tidak ingin mengenalnya," tegas Lily acuh tak acuh.Gadis itu kemudian berpura-pura sibuk dengan membuka bukunya. Ia sangat malas beradu argumen dengan teman sebangkunya yang jika sudah penasaran, ia rela menggali lubang untuk mengorek informasi."Hei, apa kalian saling kenal?"Lihat, bukan? Tidak mendapat jawaban dari Lily, gadis itu
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more
3. Kembalinya sang Mantan
Keheningan tercipta sesaat Edhie mempertanyakan hal yang sama sekali tak terduga bagi Lily. Hanya suara deru mesin mobil yang melaju serta sesekali suara klakson kendaraan dari luar terdengar.Lily, gadis itu menatap Edhie yang tengah fokus menyetir. Tak lama kemudian, bahunya bergetar, disusul dengan gelak tawa yang tanpa bisa ia tahan.Jika bukan karena perutnya yang lagi-lagi seperti diremas hingga membuatnya mengerang, Lily belum berniat menghentikan tawanya. Sudut matanya bahkan sampai berair.Edhie menelan ludah, sembari melirik Lily dengan ekor matanya. Kenapa respon gadis itu justru tertawa? Apa karena saking bencinya Lily sampai bingung berekspresi?"Kau konyol, Ed!""Apa?" Pria itu tampak tercengang sesaat, tapi fokusnya kembali ke arah jalanan yang cukup padat."Bagaimana mungkin seorang Edhie mampu membunuh orang?" ucapnya lagi dengan tawa yang akan meledak tapi terpaksa Lily tahan. Gadis itu tidak ingin kembali merasa sakit yang teramat sangat di bagian perutnya."Sudahla
last updateLast Updated : 2023-10-07
Read more
4. Kumpulan Fakta
"Cassie, ceritakan apa yang terjadi."Setelah menyapa Lily, Cassandra kembali duduk di sisi Edhie. Perempuan itu kembali mengeluarkan cairan bening dari matanya yang terlihat bengkak. Entah, sudah berapa banyak waktu yang ia habiskan untuk menangis."Richard, dia mengancam akan membunuh keluargaku jika aku tidak menikah dengannya, Ed! Tadi pagi… tadi pagi, ada orang yang dengan sengaja menyerempet mobil ayah hingga membuatnya menabrak pembatas jalan. Beruntung ayah selamat, tapi sore harinya, kembali ada seseorang yang mengikutiku." Cassandra menelungkupkan kedua telapak tangannya di wajah.Perempuan itu berkata dengan napas yang terengah, pikirannya kembali pada kejadian yang menimpanya seharian tadi."Aku panik, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Akhirnya aku memutuskan terbang ke Southland untuk meminta tolong padamu malam ini juga!" lanjutnya yang sudah memperlihatkan wajahnya kembali dengan genangan air mata yang mengalir deras.Dengan sekali tarikan napas, perempuan itu m
last updateLast Updated : 2023-10-17
Read more
5. Bos Mafia
"Wah, luar biasa. Kepalaku rasanya ingin meledak sekarang!" Lily berkacak pinggang tidak percaya.Permainan macam apa lagi ini? Setelah terungkap fakta kematian orang tuanya, sekarang Lily harus mendengar pernyataan konyol bahwa dirinya seorang "sandra"?"Baiklah, sebentar. Biar aku mencerna baik-baik perkataanmu."Lily memijat pelipisnya yang tiba-tiba pening."Orang yang merawatmu, adalah orang yang membunuh kedua orang tuamu. Apa menurutmu itu mungkin? Aku tahu, kamu tidak bodoh Lily." Elliot mencoba membuka pikiran Lily dengan mengatakan hal yang sebenarnya ia ketahui.Akan tetapi, gadis itu justru memperlihatkan telapak tangannya ke arah Elliot, sarat agar pria itu berhenti bicara sebentar."Elliot juga membenarkan bahwa Edhie yang telah membunuh orang tuaku," lirih Lily dalam hati.Memang, rasanya tidak masuk akal. Orang yang membunuh orang tuanya adalah orang yang sama yang berperan menjadi penyelamatnya.Tapi, perasaan mengganjal apa ini? Lily bisa merasakan ketulusan Edhie, b
last updateLast Updated : 2023-10-17
Read more
6. Terpisah?
"Apa kau serius dengan ucapanmu, Lily?" Edhie menarik tubuhnya sedikit menjauh dari Lily. Bukan untuk menghindar, melainkan pria itu ingin mengamati raut wajah gadis kecilnya. "Aku tidak ingin terus menerus merepotkanmu.""Jika benar itu yang kau pikirkan, aku tetap akan menahanmu. Apa selama ini kau pernah mendengarku mengeluh tentangmu?""Pernah." Ucapan ringan Lily membuat Edhie terdiam dengan mulut yang sedikit terbuka sepersekian detik. Sebelah tangannya yang terangkat hingga sejajar dengan dada, mengawang di udara."A—apa kau bilang?""Pernah," ulang Lily lagi. "Kau pernah mengeluh tentangku yang sangat berisik dan selalu mengikutimu, Ed. Kau juga sering memanggilku bocah karena aku terus menerus merengek kepadamu. Kau juga—""Baiklah. Sudah cukup, Lily," potong pria itu cepat sebelum dihujani berbagai fakta.Edhie salah terlalu percaya diri di depan gadis hasil dari didikannya sendiri itu. Baik rasa percaya diri maupun keras kepalanya, benar-benar menurun dari sikap Edhie."Ha
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more
7. Permainan Lily
"Bagaimana keadaan Lily?" tanya Edhie kepada Jovan yang saat ini berjalan di sisinya."Sangat baik, Bos."Derap langkah sepatu saling bersahutan, menimbulkan suara gema ketika memasuki mansion yang tampak sunyi itu. Edhie melonggarkan sedikit kerah bajunya, untuk meraup oksigen secara bebas. Seharian tadi, dirinya disibukkan dengan menghadiri pertemuan yang diadakan para petinggi yang mengharuskan ia untuk mengenakan pakaian formal.Hela napas terdengar ketika Edhie sampai di ruangan kerjanya. Ia kemudian duduk di kursi berlengan kayu lalu menyandarkan punggungnya di bantalan empuk sandaran kursi. Kepalanya menengadah dengan mata terpejam."Sepertinya bocah itu sedang menikmati masa kuliahnya."Jovan yang berdiri berseberangan dengan sang tuan tidak memberikan tanggapan."Apa dia membenciku?" tanya Edhie dengan mata yang sudah terbuka, menatap ke arah Jovan."Nona…" Jovan menunduk, menenggelamkan wajahnya. Namun, ia tidak bisa menutupi getar di bahunya ketika mengingat perkataan sang
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more
8. Rasional
Pada akhirnya, Lily menuntaskan acara bersama dengan teman-teman sekampusnya yang lain. Di lain sisi, Edhie dan Cassandra, menjadi tamu undangan dari pihak orang tua Jane.Sejauh itulah jarak di antara mereka."Apa yang paman Edhie katakan kepadamu?" tanya Elliot dengan segelas wine di tangan kanannya.Pria itu dengan setianya terus mendampingi Lily, untuk memperjelas status bohongan mereka di hadapan teman-teman Lily. Hal itu memang sudah mereka lakukan semenjak Lily merasa jengah karena diganggu oleh beberapa teman pria di kampusnya."Kita bicarakan nanti di rumah," jawab Lily."Hey, Elliot. Apa kau tidak pernah bosan dengan Lily? Aku bisa menggantikan mu jika kau bosan."Goda Kayle, salah seorang teman satu jurusan Lily. Pria dengan rambut cepak itu memang sudah lama tertarik pada Lily. Sayangnya, Lily selalu berdrama jika Elliot lah kekasihnya.Gadis itu, sama sekali tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengan pria lain yang sama sekali tidak dikenalnya.Elliot semakin melingka
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more
9. Gegabah
BRAK!Napas Zion terengah ketika Edhie mendorong tubuh pria itu hingga punggungnya menabrak pintu kayu yang tertutup. Zion sedikit lengah ketika Edhie berhasil meninju rahangnya.“E—Ed?! Dengarkan aku!”Dengan satu hentakan, lengan kekar Edhie menghimpit leher Zion untuk menahan pergerakannya. Tidak ada kesempatan bagi Zion untuk terbebas dari amukan Edhie saat ini.Wajah Zion mulai kemarahan, sangat kesulitan untuk meraup oksigen. Pun juga dengan kemeja putihnya yang sudah tak berbentuk, dihiasi dengan bercak darah. Peluh bercampur darah mengucur dari kening dan pelipis Zion, serta luka lebam di bagian rahang dan perut.“K—kau gila….” desis Zion bersusah payah. Matanya menyipit sayu.Zion melirik ke arah empat pengawalnya yang ditahan oleh bodyguard milik Edhie. Tidak ada satupun dari mereka yang berhasil lolos.Sedangkan di hadapannya, ada mata tajam Edhie yang siap menguliti setiap inci tubuhnya. “Ini hukuman karena kau telah bekerjasama dengan Oliver,” desis Edhie tepat di depan
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more
10. Kenapa menyelamatkanku, Ed?
Edhie menatap tajam Lily yang kini berdiri di hadapannya. “Apa kau paham situasinya, Lily?”“Aku hanya mengkhawatirkanmu, Ed!”“Jovan!”“Tidak, Ed! Jangan salahkan Paman Jovan. Dia tidak bersalah!”Jovan berlari kecil menghampiri sang Bos. “Maaf, saya bersalah, Bos,” sesalnya tanpa berani melihat ke arah Edhie.“Mulai sekarang, Aaron yang akan menggantikanmu mengawasi Lily.”Mata Lily membulat sempurna. Jovan akan digantikan dengan Aaron? Yang benar saja, Edhie?Aaroon, pengawal Edhie yang menurut Lily paling beringas. Selama berada di rumah Edhie, Lily hampir tidak pernah berbicara dengannya. “Aku tidak mau!” sanggah Lily.“Ini perintah, bukan permintaan, Lily!”“Kau menganggapku apa, Ed? Jangan-jangan benar, selama ini kamu memperlakukanku sebagai tahanan?”Lily menaikkan sudut bibirnya, mata gadis itu tampak terluka dengan senyum yang ia paksakan.“Kau bicara apa, Lily?” E
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status