Home / Romansa / BOS MAFIA ITU, TARGETKU! / 2. Pengakuan Edhie

Share

2. Pengakuan Edhie

Author: Silentara
last update Last Updated: 2023-10-05 19:26:02

"Perkenalkan, nama saya Elliot McLain. Saya berasal dari kota Northland dan akan menetap disini. Mohon kerjasamanya untuk dua tahun ke depan."

Lily menatap tidak percaya ke arah pria yang saat ini juga tengah menatapnya intens. Pria yang tadi dengan tiba-tiba menariknya, ternyata seorang murid baru di kelasnya.

Yang benar saja? Bukankah beberapa menit yang lalu pria itu berkata, ia sangat mengenal Lily?

Beruntung Lily memilih untuk pergi dan tidak berurusan dengannya!

"Hei, apa kalian saling kenal?" Clara, teman sebangku Lily menyikut lengan Lily yang bebas.

Clara menyadari tatapan antara keduanya yang seolah saling kenal satu sama lain.

"Tidak, dan aku tidak ingin mengenalnya," tegas Lily acuh tak acuh.

Gadis itu kemudian berpura-pura sibuk dengan membuka bukunya. Ia sangat malas beradu argumen dengan teman sebangkunya yang jika sudah penasaran, ia rela menggali lubang untuk mengorek informasi.

"Hei, apa kalian saling kenal?"

Lihat, bukan? Tidak mendapat jawaban dari Lily, gadis itu sekarang bertanya kepada Elliot yang secara kebetulan duduk di belakang Clara.

Sejujurnya, hanya itu bangku kosong yang tersisa.

"Aku sangat mengenalnya," jawab Elliot tersenyum samar.

Clara mencodongkan wajahnya ke arah Lily yang duduk di sisi kanannya. "Kau bilang tidak mengenalnya," bisiknya lagi.

Lagi-lagi Lily memilih mengabaikannya, dirinya merasa malas bahkan untuk berbicara. Entah jawaban apa yang akan ia berikan, Clara pasti tidak akan puas.

"Clara, jika ingin terus mengobrol, sebaiknya kamu keluar!" tegas Miss Bonnie yang berdiri di depan papan tulis.

Lily terkikik melihat wajah Clara yang tertekuk saraya berucap 'maaf'. Bisa Lily pastikan, dalam benaknya gadis itu sedang merutuki sang guru.

Ya, setidaknya Lily tidak harus mendengar pertanyaan-pertanyaan lagi dari Clara. Terima kasih Miss Bonnie, Anda memang sang penolong!

***

"Lily, bisa kita bicara?"

"Tidak ada yang perlu dibicarakan, El. Kita tidak seakrab itu." Lily beranjak dari tempat duduknya namun tertahan oleh Elliot yang sengaja menghadangnya.

Ia berniat keluar dari sisi kiri, akan tetapi Clara turut menahannya, seolah dengan sengaja berkomplotan dengan pria asing ini.

"Clara," dengus Lily.

Namun, gadis itu tetap bergeming, bola matanya justru menatap ke arah lain.

"Hei, aku tidak tahu kalian sangat dekat hingga bersekongkol untuk menahanku." Lily berujar sarkas dengan kedua lengan yang bersedekap di dada. Ia memandangi kedua orang di sisi kanan dan kirinya secara bergantian.

Clara yang merasa tersindir mengerucutkan bibirnya. "Aku hanya penasaran, sepertinya Elliot sangat ingin berbicara denganmu."

"Penasaran ada batasnya, Clara. Bukan ranahmu mencampuri urusan orang lain."

Seketika, Clara berdiri lalu menggeser tubuhnya, membiarkan Lily lewat.

"Maaf, El. Aku tidak bisa membantumu menahan Lily. Kau lihat sendiri, bukan? Gadis itu sangat keras kepala." Clara berucap setelah melihat Lily keluar dari kelas.

"Tidak masalah, Clara. Lily benar, ini urusanku dengannya. Terima kasih sudah membantu."

Elliot mengembangkan senyum samar yang tentu saja membuat pipi Clara bersemu merah.

Pria berkacamata dengan garis wajah tampan, hidung mancung, serta alis tajam itu, benar-benar melumpuhkan kinerja otaknya.

"Sebenarnya, apa hubungan kalian?"

"Aku hanya menyukainya."

Belum sedetik Clara menaruh harapan, ia harus tertampar fakta menyakitkan yang meluruhkan ekspektasinya.

Ya, Clara akui. Lily memang cantik bahkan tanpa harus sibuk berdandan. Tubuhnya yang mungil dan ramping, serta kulit putih bersih ditambah wajah kecil dengan cekungan di kedua pipinya membuat gadis itu semakin manis.

"Tapi kamu harus berhati-hati dengan para pengawalnya," ujar Clara tiba-tiba yang membuat kening El berkerut.

"Pengawal?"

"Hm." Clara mengangguk lalu mengarahkan pandangannya kepada El. "Lily selalu dikelilingi bodyguard suruhan pamannya. Karena itu, banyak siswa laki-laki yang tidak berani mendekatinya."

El mengangguk mengerti. "Lalu, siapa yang kau sebut 'paman' itu?"

"Ah! Sejak kecil Lily tinggal dan dirawat oleh pamannya. Tapi ini rahasia, mereka sejujurnya tidak ada hubungan darah. Terkadang aku takut hal buruk akan menimpa Lily. Aku sendiri tidak tahu pekerjaan pamannya," lirih Clara mengumbar segala informasi yang ia punya kepada El.

Sedangkan El sendiri hanya mengangguk, seolah informasi yang baru saja ia dengar itu sudah menjadi hal biasa.

"Tenang saja, Lily. Aku akan membantumu keluar dari sana," ucap El dalam hati.

Dengan langkah gontai, Lily berjalan menuju keluar gerbang. Energinya seakan terkuras hari ini, karena ada pelajaran olahraga yang melelahkan.

Lily tidak membenci olahraga, ia justru menyukainya. Hanya saja hari ini adalah hari pertama jadwal bulanannya, membuat perut gadis itu serasa di remas-remas tak tertahan.

Lily yang tidak kuat berjongkok di tengah-tengah gerbang sekolahnya.

"Lily!" panggil El yang dari tadi mengekorinya dengan jarak yang masih cukup jauh.

Pria itu mempercepat langkahnya. Akan tetapi, langkah kakinya tiba-tiba terhenti, ketika ada seorang pria yang datang menghampiri Lily.

"Apa dia paman Lily? Tapi, pria itu masih terlihat muda." Elliot bergumam sendirian sambil mengamati pria dengan tubuh kekar dan tegap itu dari kejauhan.

"Hei, bocah! Kenapa duduk disini?"

"Ed?! Bagaiman bisa?"

Edhie membantu Lily berdiri, namun kaki Lily mendadak lemas hingga membuatnya terduduk kembali.

"Ini hari pertamamu, bukan?"

Edhie berjongkok membelakangi Lily tepat di depan gadis itu, membuat Lily menaikkan sebelah alisnya.

"Tunggu apa lagi? Cepat naik! Atau kamu ingin aku gendong ala bridal style?" toleh Ed ke arah Lily yang masih bergeming.

Muka Lily merah padam mendengar pertanyaan Edhie yang pastinya hanya bercanda.

Punggung Edhie terasa memberat setelah gadis itu mendaratkan bobotnya disana.

Edhie dengan sigap berdiri dengan kedua lengan menahan kaki Lily, seolah tidak ada beban berat di punggungnya.

"Apa aku berat?"

"Kau harus makan banyak. Bagaimana bisa tubuhmu seringan kapas?"

Lily tersenyum samar, mendaratkan dagunya di pundak Edhie.

"Apa kau tidak berkerja?"

"Urusanku sudah selesai."

"Kamu bahkan tahu ini hari pertamaku."

Edhie tidak menjawab.

Tadi pagi tanpa sengaja ia mendengar Lily meminta obat pereda nyeri haid kepada sang asisten rumah tangga, karena itu ia tahu Lily sedang haid.

"Apa rasanya sangat sakit?"

"Hm."

Setelah sampai di mobil hitam berkilat yang terparkir di luar sekolah, Edhie menurunkan Lily untuk duduk di jok samping kemudi.

Pria itu membuka pintu dengan meletakkan tangan di atas kepala Lily agar sang gadis tidak terbentur.

Setelah memakaikan seat belt di tubuh Lily, Edhie menutup pintu lalu berjalan memutar untuk duduk di balik kemudi.

"Dimana paman Jovan?"

"Aku sengaja menjemputmu sendiri."

Lily mengangguk dengan rasa hangat yang menjalar di seluruh tubuhnya. Sudut bibirnya terangkat tanpa bisa gadis itu tahan.

Bukankah perlakuan Edhie kepadanya sangat manis jika dilihat dari sudut pandang perempuan?

Seketika mood Lily berubah setelah tanpa sengaja melihat Elliot yang berdiri di pintu gerbang sekolah.

Lily mendengus kesal, memikirkan pria itu yang secara tiba-tiba mengatakan hal tidak penting yang membuat Lily semakin kehabisan energi.

"Ada apa?" tanya Edhie menyadari perubahan raut wajah Lily.

Lily menggeleng pelan. "Sebaiknya kita segera pulang," pinta Lily menyandarkan kepalanya pada bantalan jok.

Gadis itu memejamkan matanya, merasakan sensasi nyeri di perutnya yang tak kunjung mereda.

"Apa kita perlu ke rumah sakit?" tanya Edhie dengan raut wajah cemas.

Pria itu mencondongkan tubuhnya untuk mendekat ke arah Lily. Jemarinya menyelipkan beberapa helai rambut Lily yang menutupi wajah cantiknya ke belakang telinga.

Sontak saja, Lily membuka matanya mendapatkan sentuhan itu lalu mendapati wajah Edhie yang sudah berada di hadapannya.

Lily terdiam untuk sepersekian detik, ia lalu mengalihkan pandangannya. "Tidak perlu, Ed. Aku hanya butuh istirahat."

Diam-diam Lily menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Lily dapat merasakan degup jantungnya yang kian bertalu-talu seolah akan melompat dari tuannya.

Edhie mengangguk mengerti, pria itu lantas kembali ke posisinya lalu memacu mobil ke area jalan raya setelah mengenakan seat belt.

Keheningan menyapu keduanya selama perjalanan. Edhie fokus pada jalanan, sedangkan Lily menatap keluar jendela. Sedari tadi, ada yang mengganggu pikiran gadis itu.

"Lily, bagaimana jika aku berkata bahwa aku yang telah membunuh kedua orang tuamu?" tanya Edhie tiba-tiba.

Related chapters

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   3. Kembalinya sang Mantan

    Keheningan tercipta sesaat Edhie mempertanyakan hal yang sama sekali tak terduga bagi Lily. Hanya suara deru mesin mobil yang melaju serta sesekali suara klakson kendaraan dari luar terdengar.Lily, gadis itu menatap Edhie yang tengah fokus menyetir. Tak lama kemudian, bahunya bergetar, disusul dengan gelak tawa yang tanpa bisa ia tahan.Jika bukan karena perutnya yang lagi-lagi seperti diremas hingga membuatnya mengerang, Lily belum berniat menghentikan tawanya. Sudut matanya bahkan sampai berair.Edhie menelan ludah, sembari melirik Lily dengan ekor matanya. Kenapa respon gadis itu justru tertawa? Apa karena saking bencinya Lily sampai bingung berekspresi?"Kau konyol, Ed!""Apa?" Pria itu tampak tercengang sesaat, tapi fokusnya kembali ke arah jalanan yang cukup padat."Bagaimana mungkin seorang Edhie mampu membunuh orang?" ucapnya lagi dengan tawa yang akan meledak tapi terpaksa Lily tahan. Gadis itu tidak ingin kembali merasa sakit yang teramat sangat di bagian perutnya."Sudahla

    Last Updated : 2023-10-07
  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   4. Kumpulan Fakta

    "Cassie, ceritakan apa yang terjadi."Setelah menyapa Lily, Cassandra kembali duduk di sisi Edhie. Perempuan itu kembali mengeluarkan cairan bening dari matanya yang terlihat bengkak. Entah, sudah berapa banyak waktu yang ia habiskan untuk menangis."Richard, dia mengancam akan membunuh keluargaku jika aku tidak menikah dengannya, Ed! Tadi pagi… tadi pagi, ada orang yang dengan sengaja menyerempet mobil ayah hingga membuatnya menabrak pembatas jalan. Beruntung ayah selamat, tapi sore harinya, kembali ada seseorang yang mengikutiku." Cassandra menelungkupkan kedua telapak tangannya di wajah.Perempuan itu berkata dengan napas yang terengah, pikirannya kembali pada kejadian yang menimpanya seharian tadi."Aku panik, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Akhirnya aku memutuskan terbang ke Southland untuk meminta tolong padamu malam ini juga!" lanjutnya yang sudah memperlihatkan wajahnya kembali dengan genangan air mata yang mengalir deras.Dengan sekali tarikan napas, perempuan itu m

    Last Updated : 2023-10-17
  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   5. Bos Mafia

    "Wah, luar biasa. Kepalaku rasanya ingin meledak sekarang!" Lily berkacak pinggang tidak percaya.Permainan macam apa lagi ini? Setelah terungkap fakta kematian orang tuanya, sekarang Lily harus mendengar pernyataan konyol bahwa dirinya seorang "sandra"?"Baiklah, sebentar. Biar aku mencerna baik-baik perkataanmu."Lily memijat pelipisnya yang tiba-tiba pening."Orang yang merawatmu, adalah orang yang membunuh kedua orang tuamu. Apa menurutmu itu mungkin? Aku tahu, kamu tidak bodoh Lily." Elliot mencoba membuka pikiran Lily dengan mengatakan hal yang sebenarnya ia ketahui.Akan tetapi, gadis itu justru memperlihatkan telapak tangannya ke arah Elliot, sarat agar pria itu berhenti bicara sebentar."Elliot juga membenarkan bahwa Edhie yang telah membunuh orang tuaku," lirih Lily dalam hati.Memang, rasanya tidak masuk akal. Orang yang membunuh orang tuanya adalah orang yang sama yang berperan menjadi penyelamatnya.Tapi, perasaan mengganjal apa ini? Lily bisa merasakan ketulusan Edhie, b

    Last Updated : 2023-10-17
  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   6. Terpisah?

    "Apa kau serius dengan ucapanmu, Lily?" Edhie menarik tubuhnya sedikit menjauh dari Lily. Bukan untuk menghindar, melainkan pria itu ingin mengamati raut wajah gadis kecilnya. "Aku tidak ingin terus menerus merepotkanmu.""Jika benar itu yang kau pikirkan, aku tetap akan menahanmu. Apa selama ini kau pernah mendengarku mengeluh tentangmu?""Pernah." Ucapan ringan Lily membuat Edhie terdiam dengan mulut yang sedikit terbuka sepersekian detik. Sebelah tangannya yang terangkat hingga sejajar dengan dada, mengawang di udara."A—apa kau bilang?""Pernah," ulang Lily lagi. "Kau pernah mengeluh tentangku yang sangat berisik dan selalu mengikutimu, Ed. Kau juga sering memanggilku bocah karena aku terus menerus merengek kepadamu. Kau juga—""Baiklah. Sudah cukup, Lily," potong pria itu cepat sebelum dihujani berbagai fakta.Edhie salah terlalu percaya diri di depan gadis hasil dari didikannya sendiri itu. Baik rasa percaya diri maupun keras kepalanya, benar-benar menurun dari sikap Edhie."Ha

    Last Updated : 2023-11-04
  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   7. Permainan Lily

    "Bagaimana keadaan Lily?" tanya Edhie kepada Jovan yang saat ini berjalan di sisinya."Sangat baik, Bos."Derap langkah sepatu saling bersahutan, menimbulkan suara gema ketika memasuki mansion yang tampak sunyi itu. Edhie melonggarkan sedikit kerah bajunya, untuk meraup oksigen secara bebas. Seharian tadi, dirinya disibukkan dengan menghadiri pertemuan yang diadakan para petinggi yang mengharuskan ia untuk mengenakan pakaian formal.Hela napas terdengar ketika Edhie sampai di ruangan kerjanya. Ia kemudian duduk di kursi berlengan kayu lalu menyandarkan punggungnya di bantalan empuk sandaran kursi. Kepalanya menengadah dengan mata terpejam."Sepertinya bocah itu sedang menikmati masa kuliahnya."Jovan yang berdiri berseberangan dengan sang tuan tidak memberikan tanggapan."Apa dia membenciku?" tanya Edhie dengan mata yang sudah terbuka, menatap ke arah Jovan."Nona…" Jovan menunduk, menenggelamkan wajahnya. Namun, ia tidak bisa menutupi getar di bahunya ketika mengingat perkataan sang

    Last Updated : 2024-01-17
  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   8. Rasional

    Pada akhirnya, Lily menuntaskan acara bersama dengan teman-teman sekampusnya yang lain. Di lain sisi, Edhie dan Cassandra, menjadi tamu undangan dari pihak orang tua Jane.Sejauh itulah jarak di antara mereka."Apa yang paman Edhie katakan kepadamu?" tanya Elliot dengan segelas wine di tangan kanannya.Pria itu dengan setianya terus mendampingi Lily, untuk memperjelas status bohongan mereka di hadapan teman-teman Lily. Hal itu memang sudah mereka lakukan semenjak Lily merasa jengah karena diganggu oleh beberapa teman pria di kampusnya."Kita bicarakan nanti di rumah," jawab Lily."Hey, Elliot. Apa kau tidak pernah bosan dengan Lily? Aku bisa menggantikan mu jika kau bosan."Goda Kayle, salah seorang teman satu jurusan Lily. Pria dengan rambut cepak itu memang sudah lama tertarik pada Lily. Sayangnya, Lily selalu berdrama jika Elliot lah kekasihnya.Gadis itu, sama sekali tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengan pria lain yang sama sekali tidak dikenalnya.Elliot semakin melingka

    Last Updated : 2024-01-18
  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   9. Gegabah

    BRAK!Napas Zion terengah ketika Edhie mendorong tubuh pria itu hingga punggungnya menabrak pintu kayu yang tertutup. Zion sedikit lengah ketika Edhie berhasil meninju rahangnya.“E—Ed?! Dengarkan aku!”Dengan satu hentakan, lengan kekar Edhie menghimpit leher Zion untuk menahan pergerakannya. Tidak ada kesempatan bagi Zion untuk terbebas dari amukan Edhie saat ini.Wajah Zion mulai kemarahan, sangat kesulitan untuk meraup oksigen. Pun juga dengan kemeja putihnya yang sudah tak berbentuk, dihiasi dengan bercak darah. Peluh bercampur darah mengucur dari kening dan pelipis Zion, serta luka lebam di bagian rahang dan perut.“K—kau gila….” desis Zion bersusah payah. Matanya menyipit sayu.Zion melirik ke arah empat pengawalnya yang ditahan oleh bodyguard milik Edhie. Tidak ada satupun dari mereka yang berhasil lolos.Sedangkan di hadapannya, ada mata tajam Edhie yang siap menguliti setiap inci tubuhnya. “Ini hukuman karena kau telah bekerjasama dengan Oliver,” desis Edhie tepat di depan

    Last Updated : 2024-01-19
  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   10. Kenapa menyelamatkanku, Ed?

    Edhie menatap tajam Lily yang kini berdiri di hadapannya. “Apa kau paham situasinya, Lily?”“Aku hanya mengkhawatirkanmu, Ed!”“Jovan!”“Tidak, Ed! Jangan salahkan Paman Jovan. Dia tidak bersalah!”Jovan berlari kecil menghampiri sang Bos. “Maaf, saya bersalah, Bos,” sesalnya tanpa berani melihat ke arah Edhie.“Mulai sekarang, Aaron yang akan menggantikanmu mengawasi Lily.”Mata Lily membulat sempurna. Jovan akan digantikan dengan Aaron? Yang benar saja, Edhie?Aaroon, pengawal Edhie yang menurut Lily paling beringas. Selama berada di rumah Edhie, Lily hampir tidak pernah berbicara dengannya. “Aku tidak mau!” sanggah Lily.“Ini perintah, bukan permintaan, Lily!”“Kau menganggapku apa, Ed? Jangan-jangan benar, selama ini kamu memperlakukanku sebagai tahanan?”Lily menaikkan sudut bibirnya, mata gadis itu tampak terluka dengan senyum yang ia paksakan.“Kau bicara apa, Lily?” E

    Last Updated : 2024-01-20

Latest chapter

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   24. Tawaran Elliot.

    Edhie bersiap untuk memerintahkan beberapa pengawal pilihannya. Joe dan juga Aaron, dua orang kepercayaan Edhie ditugaskan untuk memimpin pasukan.“Bos, aku ingin ikut dengan mereka,” pinta Jovan kepada Edhie.“Kau tetap bersamaku menjaga Lily. Kita harus mengawasinya penuh tiga hari ini.” Edhie bersedekap memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi.“Entahlah, ada dua hal yang aku pikirkan, Jovan. Aku harap kau mau bekerja sama.”Jovan tidak berani membantah lagi, ia kemudian mundur sejajar kembali dengan barisannya.“Aku tidak peduli jika pada akhirnya kalian ada yang berkhianat, yang perlu kalian ingat… ada harga sepadan yang harus kalian bayar jika berani melakukannya.” Edhie menatap tegas satu persatu barisan berjas hitam yang berjumlah dua puluh orang itu. Permintaan Dominus kali ini memang cukup banyak, bahkan Edhie harus mengerahkan dua orang kepercayaannya.“Loyal atau tidak, itu pilihan kalian.”Berkaca pada kasus sebelumnya, Edhie merasa jika kali ini siasat

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   23. Ditolak Keluarga Sendiri

    “Lily, banyak hal yang ingin aku katakan,” ujar Edhie yang kini mengambil kesempatan mencuri waktu sebelum melaksanakan mandat dari sang Dominus.“Hm? Apa ini akan memakan waktu lama?”Lily yang duduk di balkon ruang tengah, menoleh ke arah Edhie yang baru saja tiba di rumah.Edhie melepas kancing atas kemejanya, ia gulung lengan tangannya hingga sebatas siku. Rambutnya sudah tidak serapi keberangkatannya tadi. “Apa kau ada urusan?”“Tidak. Kau yang memintaku untuk langsung pulang, aku kira ada sesuatu yang penting.”“Memang. Aku hanya ingin menjelaskan siapa kamu sebenarnya.”“Ed? Apa kau yakin?”Edhie melangkah untuk mendekat ke arah Lily. Ia memilih duduk di kursi panjang, tempat dimana Lily duduk.“Tidak. Sungguh, jika boleh jujur, aku ingin kamu menjadi Lily seperti ini saja yang tidak tahu apa-apa soal keluargamu.” Sorot mata Edhie menerawang lurus ke depan. Hamparan taman yang asri, serta kemilau cahaya matahari yang mulai terbias dengan warna senja, merubah suasana yang awaln

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   22. Akulah yang Mengkhianatinya

    “Siapa tahu, bukan?”Telapak tangan Edhie mengepal. “Saya hanya berusaha menebus dosa masa lalu.”Dominus melihat Edhie dengan ekor matanya. Entah apa yang dipikirkannya, ada rasa tidak suka yang tersirat dalam pandangannya. Edhie sangat tahu, ada sesuatu yang Dominus rencanakan terhadap dirinya. Feelingnya berkata, sesuatu itu adalah hal yang mengancam keluarga Caldwell. Sederhananya, Edhie pernah melapor tentang perbuatan Halberd yang mendistribusikan barang haram dari kepulauan seberang untuk di edarkan di kepulauan Landville. Akan tetapi, Dominus sama sekali tidak mengambil tindakan. “Jika tidak ada hal penting lain, saya pamit undur diri,” ujar Edhie berpamitan.“Tunggu, aku butuh tambahan pengawal di pelabuhan St. Marina. Tenang saja, kali ini aku tidak meminta secara cuma-cuma. Akan ada bayaran lebih, karena pekerjaan ini cukup berat.”“Apa boleh saya mengetahui, pekerjaan apa kali ini?”Kecurigaan Edhie semakin menguat. Pelabuhan St. Marina adalah pelabuhan yang menjadi temp

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   21. Menggabungkan Dua Keluarga

    Elliot bergegas menuruni anak tangga, Lily sudah menunggunya di depan untuk berangkat ke kampus bersama. Ia harus kembali ke kamarnya karena ponsel yang tertinggal di nakas. Bersamaan dengan itu, Cassandra menaiki anak tangga menuju ke ruang kerja Edhie. Elliot melirik sekilas ketika berpapasan, melewati wanita itu begitu saja. Akan tetapi, Cassandra menghentikan langkahnya.“Apa yang kau rencanakan, Tuan Muda McClain?” Cassandra menoleh ke arah Elliot yang turut menghentikan langkahnya di anak tangga dasar.“Bisakah kita berpura-pura tidak mengenal seperti biasanya?” Elliot menjawab tanpa berbalik badan.“Aku hanya penasaran, sebenarnya rencana apa yang kau buat hingga memberanikan diri tinggal di kediaman Caldwell.”“Urus saja urusanmu sendiri Cassandra Mortimer. Asal kau tidak menyentuh Lily, aku tidak akan membeberkan apa yang aku ketahui tentangmu.” Elliot menoleh dengan membenarkan kacamatanya. Tatapannya tajam mengintimidasi Cassandra.Tawa sumbang keluar dari bibir merah Cass

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   20. Bocah Besar

    “Ya, Tuhan! Kau terluka, Ed?!” seru Lily.Edhie bergegas merapikan kemeja yang ia lepas sebelah. Meskipun niat untuk mengganti perban belum terlaksana, akan lebih merepotkan lagi jika gadis kecilnya banyak bertanya.Derap langkah kaki Lily mendekat, menyisakan jarak setengah meter. Tidak banyak bicara, Lily mencekal lengan kiri Edhie, lantas membuka kembali kemejanya. Nampak kulit kecoklatan Edhie dengan balutan perban di lengan berototnya..“Kenapa tidak minta bantuan?” tanya Lily yang sudah duduk di sisi kiri Edhie“Aku sudah menyuruh Joe untuk pulang beristirahat.”“Aku? Kenapa tidak meminta bantuanku? Kau lupa aku kuliah di jurusan kedokteran?”Edhie terdiam. Apa yang dibayangkannya tadi salah. Ternyata gadis kecilnya tidak seberisik yang dia kira. Nyatanya, Lily lebih banyak diam dan fokus membersihkan luka yang sedikit berdarah lalu mengganti perban.Bulu mata lentik Lily terlihat sangat jelas ketika Lily sedang menunduk. Dari sisi kiri, Edhie bisa melihat garis wajah gadis keci

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   19. Lily Kembali ke Kediaman Keluarga Caldwell

    “Aku ingin El ikut bersamaku!”Uhuk!Elliot terbatuk-batuk hingga membuat kerongkongannya sedikit memanas karena cairan kafein yang diminumnya. Ia menoleh ke arah Lily yang sekali lagi menyeretnya dalam masalah. Lihat saja, gadis itu justru menyunggingkan senyum dengan menaik turunkan alisnya. Pandangannya kini beralih kepada Edhie yang tiba-tiba berdiri lalu berkacak pinggang di hadapan Lily. Tidak, Elliot berharap ia tidak terlibat ke dalam permainan Lily lagi.“Kau kira mansion keluargaku itu penampungan?!”Benar, bukan? Pria di hadapan Lily itu kini menaikkan nada bicaranya. Tapi, bukan Lily namanya jika ia tidak mendebatnya. Sudahlah, Elliot hanya mampu pasrah sekarang.“Kau mau atau tidak, Ed? Jika kau ingin aku kembali tinggal disana, izinkan Elliot ikut bersamaku!” protes Lily.Edhie mengurut keningnya yang mendadak pening. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Elliot yang juga menatap kepadanya. “Kau yang memintanya?”Pemuda itu melotot lalu dengan cepat mengibaskan kedua tang

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   18. Meminta Lily kembali.

    Keadaan menjadi tak terkendali, baku tembak antara pengawal Edhie dan pengawal Oliver tidak bisa dihindari. Merasa mendengar keributan, pengawal dari pihak Gavin pun turut bergabung, sedangkan Lucas—sang pengawal Edhie— turut serta membantu evakuasi pelanggan Bar & Resto Cassiopeia itu. Edhie yang datang dengan penuh persiapan, tentu saja mendominasi keadaan.“Bos!” teriak Joe gegas menghampiri Edhie yang memegang lengan kirinya dengan telapak tangan kanan.Peluru yang ditembakkan oleh pengawal Oliver, menggores lengan kiri Edhie, hal tersebut membuat cekikan di leher Oliver terlepas. Sedangkan, peluru dari Aaron melesat mengenai bahu kanan pengawal Oliver.Oliver yang terbebas dari Edhie, meraup oksigen banyak-banyak. Dibantu oleh Gavin, Oliver berdiri dengan mengalungkan lengannya di pundak Gavin.“Sialan, kau, Ed!” Oliver mengumpat dengan napas tersengal.“Sebaiknya kita pergi sekarang, keadaan disini sangat berbahaya,” paksa Gavin menyeret Oliver untuk meninggalkan tempat.Sementa

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   17. Keluarga Besar Landville

    Kepulauan Landville sendiri terdiri dari empat negara bagian, yaitu; Westland, Northland, Eastland, dan Southland. Sebagai penganut sistem plutokrasi, yaitu sistem pemerintahan yang berdasar pada jumlah kekayaan yang dimiliki, setiap negara bagian memiliki beberapa kepala keluarga yang turut andil dalam urusan politik.Di ke empat negara bagian tersebut, terdapat tujuh keluarga besar yang berada di bawah kepemimpinan langsung penguasa Landville, mereka menyebutnya Dominus. Seorang Domunis dalam kepimpinannya dibantu oleh para Senator yang turut ambil bagian untuk memimpin masing-masing wilayah negara bagian. Ke-tujuh keluarga besar tersebut adalah keluarga Damaresh—keluarga para Dominus lahir, yang memiliki sebagian kecil dari masing-masing negara; lalu ada keluarga Neilson; keluarga Caldwell; keluarga Livingstone; keluarga Halberd; keluarga Might; dan keluarga McClain. Selain ke-tujuh keluarga itu, sisanya para keluarga kelas Atas yang tidak bisa menyaingi keluarga besar—akan tetapi

  • BOS MAFIA ITU, TARGETKU!   16. Tujuanku sekarang adalah gadis ini!

    “Ini bukan waktu yang tepat untuk membahas perasaanmu, El.” Lily melepaskan tangannya dari pundak Elliot. Ia lantas mengambil duduk di hadapan pria itu.“Fokusku untuk saat ini tidak ingin membebani Edhie, selain itu aku harus menemukan keluargaku yang tersisa. Kau sudah berjanji, bukan? Akan menemaniku bertemu dengan mereka?”Elliot terdiam sejenak. Terdengar hela napas berat keluar dari bibirnya. “Jika sudah bertemu dengan mereka, lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?”“Aku akan memikirkannya nanti.”“Kau tahu alasanku mengabari paman Edhie? Karena aku belum cukup mampu untuk melindungimu.”“Aku tidak butuh perlindunganmu, El!”“Kau butuh! Kau butuh aku jika masih di sekitar paman Edhie!” Kali ini nada bicara Elliot naik satu oktaf. Namun sejenak kemudian, ia menarik napas panjang. “Kenapa kau tidak mengerti juga seberapa bahayanya paman mu itu?” lirih Elliot.Tidak ada sahutan dari Lily. Bukan tanpa alasan, Lily hanya benar-benar tidak tahu apapun tentang Edhie selain perlind

DMCA.com Protection Status