Renata tak menyangka kalau ternyata sepupu suaminya adalah Bram--cinta pertamanya di masa lalu. Meski lelaki itu masih menyukai dan mengejar Renata, ia memilih setia pada pernikahannya sampai .... ia menemukan fakta bahwa suaminya selalu berselingkuh dengan banyak wanita sejak awal hubungan! Lantas, apa yang dilakukan Renata? Akankah memilih setia atau malah terjebak dengan rayuan sepupu suaminya itu?
View MoreTanpa mengatakan apapun lagi Renata langsung mengecup bibir Bram. Ia semakin larut menenggelamkan dirinya ke dalam lautan paling dalam, tak ada terbesit di dalam dirinya untuk naik ke atas, fokusnya hanya ingin melupakan rasa sakit yang semakin menjadi dengan membalas sesuai apa yang diberikan.Tak disangka oleh Renata, Bram malah mendorong dirinya untuk menjauh. Lelaki itu menyeka mulut dengan kasar.“Kenapa? Bukannya kau juga menginginkan hal ini?” Renata menatap penuh selidik, tak menyangka kalau Bram akan menolak dirinya.“Aku tidak ingin melakukan hal yang dapat kau sesali nanti.” Bram memalingkan wajahnya yang memerah, ia berusaha menahan diri untuk tidak melakukan hal lebih.Renata tersenyum kecut mendengar perkataan dari Bram. "Kau tidak usah memikirkan hal itu karena aku tidak akan menyesalinya.” Renata menarik kerah Bram kembali, ia tidak tahu kalau sekarang lelaki yang berada di depannya bukanlah seorang lelaki biasa melainkan seekor binatang buas. Binatang buas yang sudah
Renata tersengal, ia merasa kalau lehernya sekarang sedang dicekik oleh seseorang. Namun, ternyata dirinya berada di ranjang kamarnya sendiri bersama Bram yang sedang memandanginya.“Tenang, Renata! Tarik nafasmu secara perlahan!” perintah Bram sembari mengelus punggung tangan wanita itu untuk menenangkan.Renata memegangi dadanya yang terasa sangat sesak, bagaikan ditusuk dengan ribuan pisau tajam, terasa menyakitkan dan perih. Namun, tidak ada setetes darah pun keluar dari saja. Alhasil dirinya hanya diam mematung, berusaha menetralkan perasaan terguncang dengan rekaman sang terus berputar di dalam kepala layaknya kaset.“Aku sangat tahu kalau apa yang kau tunjukan kepadaku itu hanyalah sebuah omong kosong. Mana mungkin Gio melakukan itu dan bagaimana kau bisa mendapatkan rekamannya?” Renata menutupi separuh wajahnya menggunakan tangan, ia tertawa keras sambil beberapa tetes bulir bening dari kedua matanya.Renata yang terlalu terpukul menjadi berusaha menyangkal semua yang sudah di
Bram menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak, aku mabuk!”Renata menatap dengan sorot mata tajam, ia sangat yakin sekali kalau Bram tidaklah mabuk. Namun, lelaki itu hanya berpura-pura saja.“Mabuk cinta,” kekeh Bram.Bram terus tertawa keras, tetapi tangannya tidak pernah lepas dari tubuh Renata. Ia tak ingin kalau wanita itu melarikan diri, sehingga terus memegangi layaknya sedang memegangi seorang anak kecil.“Bram, tolonglah! Jangan seperti ini!” gonta Renata.“Kau tidak ingin sekedar berpegangan tangan denganku? Padahal suamimu sedang melakukan hal lebih dengan wanita lain.” Bram merogoh kantong celananya, ia memberikan ponsel miliknya kepada Renata.Renata terkesiap saat melihat ponsel Bram, sebuah video sepasang kekasih sedang memadu kasih di atas ranjang. Jantungnya berdegup dengan kencang, bumi terasa berputar dan membuat dirinya menjadi terduduk lemas di lantai dingin.Bagaimana tidak? Salah satu orang yang berada di video adalah suami Renata sendiri. Lelaki itu sedang bersama
Renata menggigil ketakutan, tetapi ia memilih mengintip siapa orang yang sekarang menggedor pintu itu. Ternyata orang itu adalah Bram, namun ia memilih untuk tidak membuka pintu tersebut.“Ck, kenapa aku malah terus berurusan dengan dia? Apalagi disaat Gio tidak ada di rumah.” Renata melipat tangannya dengan perasaan malas, tetapi sesekali akan mengintip keluar.Bram terlihat semakin tidak sabar, lantaran gedoran itu semakin kuat. Renata menjadi terpaksa membuka pintu itu lantaran khawatir Bram malah akan menarik perhatian.“Bisakah kau hentikan itu? Itu akan mengganggu ketenangan orang lain!” gerutu Renata kesal.Wajah Renata memerah, ia menatap Bram dengan penuh amarah membara. Namun, yang ditatap malah hanya terkekeh kecil, seakan ia sekarang hanya mengatakan sebuah lelucon.“Menginaplah di hotel atau tempat lain, Gio tidak ada di rumah sehingga aku malas berduaan denganmu!” Renata berbalik, ia tidak ingin menatap wajah Bram.Aroma minuman keras tercium sangat jelas dari Bram, memb
Entah kenapa Renata menjadi merasa merinding mendengar perkataan dari Gio. Ia lantas melepaskan pelukan lelaki itu, lantaran merasa sangat tidak nyaman sekali.“Aku akan pergi mencari Bram,” Renata memalingkan wajahnya, ia melangkah menjauh dari Gio.Renata bahkan tidak menoleh dari ke belakang, ia sangat tidak nyaman sekali mendengar perkataan dari sang suami. Dari cara bicara Gio, terdengar sangat jelas kalau lelaki itu posesif.‘Tidak! Itu hanya perasaanku saja!’ gumam Renata di dalam hati.Renata memeluk dirinya sendiri sambil mencari keberadaan Bram di kamar tamu. Langkahnya perlahan dan terasa ragu, lantaran rasa bersalah kembali menyelimuti perasaan.“Bram, apa kau di dalam?” Renata mengetuk pintu secara perlahan.Beberapa menit mengetuk pintu, Renata tidak mendapati suara apapun dari dalam.“Aku masuk!” seru Renata.Tangan Renata mulai perlahan mendorong pintu, ia khawatir kalau mendapati Bram yang ternyata sedang mandi. Namun, ternyata di dalam sana sangat sepi, seperti tidak
Renata tertegun, ia pu mendongak menatap mata Bram lekat mencoba mencari tahu apakah lelaki itu berbohong kepada dirinya atau tidak, tetapi tatapan lelaki itu masih sama, masih seperti dulu.Bram masih memandang Renata dengan sama, bahkan ia tidak bisa melihat sedikit pun kebohongan di dalam mata lelaki itu. Namun, dirinya tidak ingin secepat itu percaya dan lagi pula hubungan mereka itu sudah menjadi masa lalu. Sehingga yang berlalu biarlah berlalu, ia tidak ingin mengenang lagi.“Entahlah.” Renata memalingkan wajahnya, ia tidak ingin menatap Bram lebih lama.Bram mundur beberapa langkah, ia merasa sangat sakit hati mendengar kenyataan Renata tidak mempercayai dirinya. Namun, ia bisa apa? Sudah beberapa kali menyakinkan wanita itu untuk percaya, tetapi malah tidak mempercayainya.Renata menoleh sekilas, ia dapat sekali melihat kalau raut wajah Bram yang awalnya selalu angkuh berubah menjadi kecewa. Bahkan lelaki itu berjalan menjauh dari dirinya tanpa diminta, membuat perasaan bersal
Punggung belakang Gio menghilang di balik pintu, membuat Renata baru berani untuk membuka matanya. Setetes bulir bening pun meluncur dengan begitu deras di sudut mata.“Ternyata memang benar apa yang kupikirkan selama ini.” Renata menangkup wajahnya dengan kedua tangan.Hati Renata begitu sakit mendengar kenyataan itu, awalnya ia terbangun lantaran merasa haus, tetapi ternyata harus mendengar kenyataan pahit dari mulut Gio sendiri. Sekuat tenaga ia berusaha untuk tidak membuka mata atau sekedar menangis, beruntung bisa menahannya.“Tidak! Aku tidak boleh seperti ini, aku akan mengumpulkan bukti lebih banyak supaya bisa mengurus perceraian!” Renata menyeka kedua sudut matanya dengan kasar.Renata bertekad, ia akan menyelidiki semuanya dengan jelas. Supaya bisa menceraikan Gio, karena dirinya tahu lelaki itu pasti tidak akan membiarkannya dengan mudah.“Sayang, kamu tidak tidur?” Gio melirik sekilas, tak lupa tangannya mengunci pintu kamar.Renata menggeleng lirih. “Haus, jadi bangun.”
Gio langsung tergagap mendengar perkataan dari Renata, tetapi ia dengan cepat mengubah ekspresinya menjadi biasa saja. Tidak mungkin menunjukkan ponselnya sekarang, lantaran ia sedang berkirim pesan dengan para wanita cantik, termasuk Rosetta.Renata mengerutkan dahinya, ia menatap penuh dengan selidik kepada Gio yang sekarang berada di depannya. Terlihat sekali kalau lelaki itu tidak ingin menunjukkan apa yang ada di dalam ponsel, sehingga membuat dirinya berpikir kalau kecurigaan selama ini adalah benar.“Kenapa wajahmu seperti itu? Seperti ada yang disembunyikan saja.” Renata menaikkan sebelah alisnya, ia terus menatap lekat ke arah Gio.Pupil mata Gip bergetar, ia mulai merasa gugup mendapati pertanyaan Renata seperti itu. Namun, ia mengubah posisinya menjadi telentang dengan tubuh yang ditutupi selimut.“Apa kamu tidak mau menunjukkannya kepadaku? Padahal aku hanya ingin melihat saja, apa yang membuatmu menjadi asik sampai tidak sad
Selama makan malam Renata terus memandangi Bram dengan tatapan dingin, di dalam hatinya terus mengumpat lelaki tersebut karena merasa sangat kesal sekali. “Kalau kau menatapku seperti itu, nanti wajahku malah akan berlubang.” Bram menyendokan nasi ke dalam mulutnya, ia tidak menatap sedikitpun kepada Renata. Renata menjadi ditatap oleh Gio, membuat ia menjadi salah tingkah akan hal itu. Alhasil memilih untuk berpura-pura tidak ada yang terjadi, karena tidak ingin kalau sang suami memberikan banyak pertanyaan kepada dirinya.“Kapan kau memotret diriku?“ Renata menahan tangan Bram yang ingin pergi, tatapannya tajam menusuk ke arah lelaki itu. Sekarang hanya ada mereka berdua di ruangan makan, sehingga membuat Renata bisa menanyakan hal yang mengganggu pikirannya sekarang.Bram menoleh sekilas, lalu wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, tetapi tiba-tiba malah menjadi tertawa kecil.“Kau cantik, jadi tentu saja aku memotretmu untuk bisa melihat wajahmu nanti.” Bram mengukirkan se
"Bram, lepaskan!" Seorang wanita meronta-ronta di dalam pelukan lelaki tampan yang mengenakan jas hitam nan mewah."Biarkan aku seperti ini sebentar. Karena aku hanya memelukmu saja, tak lebih!" Bram semakin mengeratkan pelukannya, tidak ingin melepaskan.Renata merasa sangat risih, tetapi tentu saja tak akan bisa melepaskan diri dari tubuh kekar dan besar dengan tubuh mungilnya. Namun, suara batuk seorang lelaki agak familiar terdengar di telinga."Lepaskan! Walau kau bilang hanya, tetapi ini salah karena aku sudah menikah dan suamiku berada di rumah!" teriak Renata tertahan, ia sangat merasa gelisah dan takut kalau suaminya datang ke dapur.Bram memegangi kepalanya dengan tertawa kecil, padahal tidak ada yang lucu dari perkataan Renata, tetapi lelaki tersebut malah tertawa."Renata!" panggil seorang lelaki dengan berteriak nyaring.Renata gelagapan, ia ingin segera melepaskan diri dari Bram, tetapi masih tidak bisa. Alhasil ia memilih menginjak kaki lelaki tersebut dengan kuat mengg...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments