Cittt!
Mobil sport yang dikendarai Brandon langsung berhenti tiba-tiba.
Tubuh Kelly sampai terdorong ke depan. Brandon mengerem mendadak dan menepikan mobilnya di pinggir jalan.
“Apa katamu? Hamil?” Mata Brandon menatap tajam sambil melirik perut Kelly yang rata.
Sedikit gentar, Kelly mengangguk singkat.
Ini mungkin gila, tapi Kelly yakin, keluarga seperti Richmont pasti tidak akan mempertaruhkan nama besar mereka dengan memiliki menantu yang telah hamil di luar nikah.
Namun detik berikutnya, Kelly mengerutkan kening mendengar Brandon tergelak geli.
"Oh, Tuhan. Granny benar-benar keterlaluan kali ini!" ucap lelaki itu di sela tawanya. "Bagaimana mungkin Granny memilih gadis bodoh seperti ini untuk menikah denganku?"
"Hey, tutup mulutmu!" Kelly membalas dengan wajah bersungut-sungut. Ia bukan gadis polos. Ia hanya sedang apes saja bertemu dengan keluarga Richmont yang menjebaknya.
"Kalau kamu sudah mengenal Granny, aku jamin kamu tidak akan berani mengeluarkan alibi bodoh itu."
Brandon kemudian menjelaskan bagaimana sang Granny Eliza begitu ketat dalam proses penyeleksian jodoh untuknya.
Mendengar hal itu, Kelly jadi ingat bahwa ia memang sempat heran. Belum pernah ia menemukan proses cek kesehatan untuk melamar pekerjaan sedetail ini. Bukan hanya fisik, tetapi mental, hingga kesehatan reproduksi para kandidat pun dicek.
“Sampai sini, apa kamu paham?" tanya Brandon dengan satu alisnya yang naik.
Tanpa sadar, Kelly mengangguk samar. Jika benar ia hamil, maka Eliza pasti sudah mencoret namanya dari daftar.
Menyadari upayanya untuk lari dari pernikahan ini yang semakin sulit, Kelly pun mengembuskan napas panjangnya. “Aku tidak mungkin memberitahu keluargaku. Mereka pasti syok mendapat berita ini.”
“Tak masalah. Pernikahan ini memang tidak akan diumumkan. Aku hanya butuh status telah menikah di atas kertas.”
Saat itu, rasanya ingin sekali Kelly bertanya, "kenapa?" Namun, rasanya percuma. Tidak ada yang bisa Kelly lakukan. Ia harus menerima konsekuensi dari keteledorannya. Meraka pun menghabisi sisa perjalanan dengan saling berdiam.
**
Pernikahan itu akhirnya benar-benar terjadi seminggu kemudian. Dengan gaun pengantin putih bertabur swarovski di bagian atas, Kelly tampak cantik. Namun begitu, Brandon yang juga sangat tampan dengan tuxedo lengkap melihat Kelly tanpa rasa kagum sama sekali.
Lelaki yang sudah menyandang status sebagai suaminya itu mengenalkan Kelly pada Grandpa dan kakak-kakaknya. Dua pasang kakak kembar. Sama seperti Brandon, semua menatapnya datar.
"Yang mana orang tuamu?" Kelly berbisik pada sang suami di saat keluarga Brandon yang lain sibuk berbicara tanpa melibatkan gadis itu lagi.
Dari dua puluh orang tamu yang diundang ke pernikahan ini, ia hanya mengenali Nyonya Eliza. Lelaki itu pun tidak menyebut kata orang tua, atau salah satunya ketika memperkenalkannya tadi.
“Tidak datang.” Brandon menjawab dengan nada malas. “Aku dirawat oleh Granny sejak umur enam bulan.”
Dua alis Kelly terangkat tinggi mendengar ucapan Brandon. Pantas saja Brandon sangat penurut pada Nyonya Eliza. “Memangnya orang tuamu juga tidak tau bahwa kamu menikah hari ini?”
“Jangan banyak tanya!" protes pria itu galak. "Terserah mereka mau hadir atau tidak. Aku juga tidak perduli.”
Kelly menutup mulutnya, tapi tanda tanya besar terlintas di kepalanya. Sekali lagi ia menatap tamu-tamu di pesta.
Satu orang yang ia kenali sebagai pengacara yang memberinya kontrak saat itu memantik akalnya untuk bertanya.
“Brandon, berapa lama kontrak pernikahan ini?”
Lirikan mata tajam tampak dari mata sipit Brandon. “Sampai aku tidak membutuhkanmu lagi!” katanya, setelah itu berlalu meninggalkan Kelly sendirian.
Kelly mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya ia terjebak dalam keadaan begini tanpa tengat waktu yang jelas.
Tidak menyusul sang suami, Kelly memilih untuk mengambil minuman. Ketika ia memutar badan, saat itulah ia berhadapan dengan salah satu kakak perempuan Brandon.
“Kak Deena?” sapa Kelly santun meski sedikit ragu akan nama yang ia ucapkan.
Deena melewati Kelly dan mengambil minuman serta menyesapnya sedikit. “Aku mendengar semua pembicaran kalian barusan. Kamu pasti penasaran, kan, kenapa Brandon harus segera menikah?”
Cepat, Kelly menoleh dan menatap Deena. “Kak Deena tau?”
“Intinya, kami anak-anak dari keluarga kaya raya memiliki dana perwalian." Deena menyesap kembali minumannya sebelum melanjutkan penjelasan, "Mungkin kamu tidak mengerti. Itu semacam hadiah untuk kami jika sudah dewasa dan menikah untuk modal berumah tangga serta berbisnis.”
Kelly membuka mulutnya. Akan tetapi, kesimpulan pada penjelasan Deena hanya mampu terlontar di benaknya saja. "Jadi, pernikahan ini demi uang? Dasar, orang kaya menyebalkan!" Kelly mendesah dalam hati.
“Iya, pernikahan ini demi cairnya dana perwalian Brandon.” Seolah mengerti apa yang dipikirkan Kelly, Deena kembali berkomentar. “Karena, Jika bulan depan Brandon tidak menikah, dana sejumlah tiga triliun itu akan jatuh ke yayasan sosial.”
Kembali Kelly melongo. Tiga triliun? Pantas saja.
“Tetapi, kenapa harus denganku? Apa Brandon tidak memiliki kekasih?”
Kali ini pertanyaan Kelly membuat Deena mengamati Kelly dari ujung rambut hingga kaki.
Dengan senyum tipis, Deena juga menatap lama wajah Kelly. “Karena kamu cantik dan lugu. Kamu tidak akan menuntut banyak dan pasti akan menuruti perintah kami.”
Setelah berkata demikian, Deena melenggang anggun meninggalkan Kelly. Padahal, Kelly masih ingin mengobrol dan penasaran kenapa Brandon tidak menikahi kekasihnya.
Ia sangat yakin lelaki bertubuh atletis dan tampan itu pasti memiliki kekasih. “Enak saja mereka mengataiku wanita lugu. Mereka tidak tau saja siapa aku sebenarnya!”
“Ini kamarmu.”Brandon membuka satu pintu di apartemennya.Kelly bersorak dalam hati. Ia senang, sebab ternyata mereka tidak tidur satu kamar.“Dan pelajari ini.” Brandon memberikan satu dokumen ke tangan Kelly.Kelly membuka dan membaca sekilas. Isinya tentang skenario pertemuan Kelly dan Brandon. Dari awal kencan, hingga Brandon melamar Kelly. Semua kebohongan yang terencana rapi.'Benar-benar tipikal orang kaya yang memiliki rencana rapi!' dengus gadis itu dalam hati.“Pernikahan kita adalah pernikahan terbuka. Jadi, kita tidak ikut campur dengan urusan masing-masing. Aku masih bisa memiliki kekasih dan kamu ... aku tidak perduli kamu mau apa.” Brandon berkata tegas.Dengan tatapan malas, Kelly mengangguk. “Syukurlah. Aku mau tetap bekerja."“Tak masalah. Kamu akan bekerja di perusahaanku." Mata Brandon yang tajam lalu mengarah padanya, "Tetapi, tetap rahasiakan statusmu!”Kepala Kelly kembali mengangguk. Tanpa kata lagi, Brandon keluar dari kamar dan membanting pintu di belakangny
“Sial!” Kelly mengumpat dalam hati.Wanita cantik itu berdiri di depan cermin. Ia meraba bibir bawahnya yang sedikit bengkak akibat lumatan Brandon barusan.Sementara setelah melontarkan kata cibiran, lelaki itu melenggang pergi dengan santainya. Brengsek!Ini bukan ciuman pertama Kelly. Tetapi, ia kesal diperlakukan kasar. Bertambah satu alasan Kelly untuk membalas dendam pada Brandon sekarang.“Aku harus segera menyelesaikan misi keluarga kaya ini.” Kelly mendengus pelan sambil berdandan. “Setelah Brandon mendapatkan uang perwaliannya, ia pasti akan setuju untuk langsung bercerai.”Kemudian, setelah memastikan riasannya cukup memukau, meski tipis... Ia segera keluar dari kamar.Ternyata, Brandon menunggu di depan pintu. Lelaki itu segera menyamai langkah dan menggenggam tangan Kelly.Tentu saja Kelly berontak, namun Brandon lebih kuat menahannya. “Pengacara harus melihat kita sebagai pasangan suami-istri sungguhan. Romantis dan saling mencintai.” Brandon berkata, seolah memberi alas
“Gracia adalah ... tunangan Brandon.”Selepas kepergian keluarga Richmont, Kelly duduk sendirian di sofa ruang keluarga. Ia berusaha mencerna, bahwa Brandon ternyata memiliki tunangan yang tidak direstui keluarga Richmont.Dan kini, entah karena alasan apa, keluarga kaya raya itu ingin ia menjauhkan Brandon dari tunangannya.Bahkan Eliza menawari uang satu milyar pada Kelly jika berhasil membuat Brandon dan Gracia putus hubungan."Argh! Problem orang kaya, kenapa pelik sekali?!" ujar Kelly seraya menjenggut rambutnya, frustrasi.Pusing memikirkan masalah Brandon, Kelly mengalihkan perhatian pada ponselnya. Beberapa pesan dari keluarganya baru terbaca. Ia mengembuskan napas berat sebelum menekan tombol video call.“Haii, Kel.” Louis, salah satu kakak Kelly langsung menjawab. ”Di mana ini?”“Mmm ... galeri, Kak.” Kelly terpaksa berbohong. “Sedang jalan-jalan santai menikmati desain bangunan modern.”Tak lama kemudian, dua kakak Kelly yang lain ikut bergabung. Mereka menanyakan bagaimana
“Bubar!”Kelly dan ketiga wanita muda di depannya tersentak kaget. Ian berdiri di belakang mereka dengan wajah garang.“Jangan ganggu Kelly bekerja. Ingat itu!” Ian mengancam para wanita yang langsung menunduk dan menjauh.Dari balik punggung Ian, Kelly melihat wanita-wanita pergi ke meja masing-masing dengan masih meliriknya sinis.“Maaf atas sambutan yang kurang enak.” Ian mengembuskan napas berat. “Aku sedang berjuang memperbaiki suasana bekerja yang kondusif di tempat ini.”Kelly hanya tersenyum dan mengangguk berbarengan. Padahal dengan Ian membelanya di depan seluruh karyawan, ia pasti akan lebih mendapat cibiran sebagai anak baru kesayangan bos HRD.“Ini, tolong fotokopi untuk rapat satu jam lagi. Nanti Ria akan membantumu.” Ia mengenalkan wanita di sampingnya kepada Kelly dan kemudian pergi ke salah satu ruangan.Kelly langsung menyukai Ria. Wanita energik dengan potongan rambut lelaki dan make up natural. Bahkan gayanya pun terlihat maskulin dengan blazer dan celana panjang.
Brandon memberi kode pada Ian untuk pergi. Ia menggenggam tangan Gracia dan menuntunnya masuk ke dalam lift. Akhirnya, Ian mengikuti setelah sebelumnya memberikan tatapan peringatan pada para karyawan yang mengusik Kelly.Sebenarnya, Gracia masih sangat penasaran. Tetapi, ia harus memakai strategi untuk mengetahui apa yang terjadi pada Brandon selama ia pergi. Wanita cantik itu menatap Brandon dengan penuh cinta.Keduanya larut dalam kerinduan. Saling berbalas ucapan dan sentuhan sayang. Hingga akhirnya Ian tak tahan untuk tidak protes.“Ehm!” ian berdehem keras. “Bisakah kalian tidak bermesraan di depanku?”“Ada apa denganmu, Ian? Gracia membalas keluhan sahabat Brandon. “Sejak pagi, sepertinya wajahmu terlihat tegang terus.”Ian mendengus kasar, lalu menyindir Gracia. “Bagaimana tidak tegang jika tiba-tiba ada yang datang tanpa kabar dan dengan keras kepala tetap menginginkan posisi wakil CEO?”“Cukup, Ian!” sentak Brandon tegas.Setelah berdecak kesal, Ian keluar saat pintu lift te
Kelly jarang sekali melihat Brandon di mansion. Entah kapan lelaki itu pergi dan pulang. Kalaupun bertemu, mereka sangat jarang saling menyapa.Otomatis, Kelly lebih sering berkomunikasi dengan Ian. Melalui sahabat Brandon itu, Kelly jadi tau bahwa jika tidak bekerja, Brandon akan menghabiskan waktu bersama Gracia.Setelah seminggu bekerja, berita tentang Kelly yang sebenarnya adalah pegawai Nyonya Eliza yang sedang belajar di perusahaan Brandon tersebar luas. Sejak saat itu, kesinisan pegawai lain terhadap Kelly mulai berkurang. Meski tetap saja ada beberapa pegawai wanita yang terang-terangan menunjukkan sikap tak suka pada Kelly.“Biarkan saja. Mereka itu penggemar Tuan Ian. Siapa pun yang dekat dengan Tuan Ian dianggap musuh oleh mereka.” Ria menyahut saat Kelly berkeluh kesah padanya saat makan siang.“Memangnya Tuan Ian belum menikah, ya?”“Setauku belum. Tapi, entahlah.”Keduanya berhenti berbincang saat melihat Gracia menghampiri salah satu pegawai wanita yang sering memandang
“Karena Anda menyetujui perjanjian ini, maka pernikahan akan diadakan satu minggu dari sekarang.”Kelly terpaku di tempat. Pernikahan? Ia melamar kerja di perusahaan ini. Dan surat yang ditandatanganinya barusan adalah surat perjanjian kerja."T-tunggu dulu, Pak--"Namun sayang, sebelum ia bertanya lebih lanjut, pengacara perusahaan yang barusan bicara padanya telah keluar dari ruangan.Dengan tubuh gemetar, wanita cantik berkulit putih bersih itu membuka kembali lembaran kertas yang tadi ia setujui.Matanya terbelalak saat membaca satu pasal yang bertuliskan bahwa ia akan dinikahkan dengan cucu pemilik perusahaan.Gadis berusia 25 tahun itu sangat terkejut. Ia yang memutuskan keluar negeri karena ingin bekerja dan membanggakan keluarga, justru terjebak dalam pernikahan dadakan.Bayangan rumitnya pernikahan dengan sang cucu konglomerat seketika membuat kepalanya pusing."Bagaimana bisa?!" teriak Kelly sebelum akhirnya jatuh pingsan.Kesadaran wanita itu baru pulih satu jam berikutnya.
Kelly jarang sekali melihat Brandon di mansion. Entah kapan lelaki itu pergi dan pulang. Kalaupun bertemu, mereka sangat jarang saling menyapa.Otomatis, Kelly lebih sering berkomunikasi dengan Ian. Melalui sahabat Brandon itu, Kelly jadi tau bahwa jika tidak bekerja, Brandon akan menghabiskan waktu bersama Gracia.Setelah seminggu bekerja, berita tentang Kelly yang sebenarnya adalah pegawai Nyonya Eliza yang sedang belajar di perusahaan Brandon tersebar luas. Sejak saat itu, kesinisan pegawai lain terhadap Kelly mulai berkurang. Meski tetap saja ada beberapa pegawai wanita yang terang-terangan menunjukkan sikap tak suka pada Kelly.“Biarkan saja. Mereka itu penggemar Tuan Ian. Siapa pun yang dekat dengan Tuan Ian dianggap musuh oleh mereka.” Ria menyahut saat Kelly berkeluh kesah padanya saat makan siang.“Memangnya Tuan Ian belum menikah, ya?”“Setauku belum. Tapi, entahlah.”Keduanya berhenti berbincang saat melihat Gracia menghampiri salah satu pegawai wanita yang sering memandang
Brandon memberi kode pada Ian untuk pergi. Ia menggenggam tangan Gracia dan menuntunnya masuk ke dalam lift. Akhirnya, Ian mengikuti setelah sebelumnya memberikan tatapan peringatan pada para karyawan yang mengusik Kelly.Sebenarnya, Gracia masih sangat penasaran. Tetapi, ia harus memakai strategi untuk mengetahui apa yang terjadi pada Brandon selama ia pergi. Wanita cantik itu menatap Brandon dengan penuh cinta.Keduanya larut dalam kerinduan. Saling berbalas ucapan dan sentuhan sayang. Hingga akhirnya Ian tak tahan untuk tidak protes.“Ehm!” ian berdehem keras. “Bisakah kalian tidak bermesraan di depanku?”“Ada apa denganmu, Ian? Gracia membalas keluhan sahabat Brandon. “Sejak pagi, sepertinya wajahmu terlihat tegang terus.”Ian mendengus kasar, lalu menyindir Gracia. “Bagaimana tidak tegang jika tiba-tiba ada yang datang tanpa kabar dan dengan keras kepala tetap menginginkan posisi wakil CEO?”“Cukup, Ian!” sentak Brandon tegas.Setelah berdecak kesal, Ian keluar saat pintu lift te
“Bubar!”Kelly dan ketiga wanita muda di depannya tersentak kaget. Ian berdiri di belakang mereka dengan wajah garang.“Jangan ganggu Kelly bekerja. Ingat itu!” Ian mengancam para wanita yang langsung menunduk dan menjauh.Dari balik punggung Ian, Kelly melihat wanita-wanita pergi ke meja masing-masing dengan masih meliriknya sinis.“Maaf atas sambutan yang kurang enak.” Ian mengembuskan napas berat. “Aku sedang berjuang memperbaiki suasana bekerja yang kondusif di tempat ini.”Kelly hanya tersenyum dan mengangguk berbarengan. Padahal dengan Ian membelanya di depan seluruh karyawan, ia pasti akan lebih mendapat cibiran sebagai anak baru kesayangan bos HRD.“Ini, tolong fotokopi untuk rapat satu jam lagi. Nanti Ria akan membantumu.” Ia mengenalkan wanita di sampingnya kepada Kelly dan kemudian pergi ke salah satu ruangan.Kelly langsung menyukai Ria. Wanita energik dengan potongan rambut lelaki dan make up natural. Bahkan gayanya pun terlihat maskulin dengan blazer dan celana panjang.
“Gracia adalah ... tunangan Brandon.”Selepas kepergian keluarga Richmont, Kelly duduk sendirian di sofa ruang keluarga. Ia berusaha mencerna, bahwa Brandon ternyata memiliki tunangan yang tidak direstui keluarga Richmont.Dan kini, entah karena alasan apa, keluarga kaya raya itu ingin ia menjauhkan Brandon dari tunangannya.Bahkan Eliza menawari uang satu milyar pada Kelly jika berhasil membuat Brandon dan Gracia putus hubungan."Argh! Problem orang kaya, kenapa pelik sekali?!" ujar Kelly seraya menjenggut rambutnya, frustrasi.Pusing memikirkan masalah Brandon, Kelly mengalihkan perhatian pada ponselnya. Beberapa pesan dari keluarganya baru terbaca. Ia mengembuskan napas berat sebelum menekan tombol video call.“Haii, Kel.” Louis, salah satu kakak Kelly langsung menjawab. ”Di mana ini?”“Mmm ... galeri, Kak.” Kelly terpaksa berbohong. “Sedang jalan-jalan santai menikmati desain bangunan modern.”Tak lama kemudian, dua kakak Kelly yang lain ikut bergabung. Mereka menanyakan bagaimana
“Sial!” Kelly mengumpat dalam hati.Wanita cantik itu berdiri di depan cermin. Ia meraba bibir bawahnya yang sedikit bengkak akibat lumatan Brandon barusan.Sementara setelah melontarkan kata cibiran, lelaki itu melenggang pergi dengan santainya. Brengsek!Ini bukan ciuman pertama Kelly. Tetapi, ia kesal diperlakukan kasar. Bertambah satu alasan Kelly untuk membalas dendam pada Brandon sekarang.“Aku harus segera menyelesaikan misi keluarga kaya ini.” Kelly mendengus pelan sambil berdandan. “Setelah Brandon mendapatkan uang perwaliannya, ia pasti akan setuju untuk langsung bercerai.”Kemudian, setelah memastikan riasannya cukup memukau, meski tipis... Ia segera keluar dari kamar.Ternyata, Brandon menunggu di depan pintu. Lelaki itu segera menyamai langkah dan menggenggam tangan Kelly.Tentu saja Kelly berontak, namun Brandon lebih kuat menahannya. “Pengacara harus melihat kita sebagai pasangan suami-istri sungguhan. Romantis dan saling mencintai.” Brandon berkata, seolah memberi alas
“Ini kamarmu.”Brandon membuka satu pintu di apartemennya.Kelly bersorak dalam hati. Ia senang, sebab ternyata mereka tidak tidur satu kamar.“Dan pelajari ini.” Brandon memberikan satu dokumen ke tangan Kelly.Kelly membuka dan membaca sekilas. Isinya tentang skenario pertemuan Kelly dan Brandon. Dari awal kencan, hingga Brandon melamar Kelly. Semua kebohongan yang terencana rapi.'Benar-benar tipikal orang kaya yang memiliki rencana rapi!' dengus gadis itu dalam hati.“Pernikahan kita adalah pernikahan terbuka. Jadi, kita tidak ikut campur dengan urusan masing-masing. Aku masih bisa memiliki kekasih dan kamu ... aku tidak perduli kamu mau apa.” Brandon berkata tegas.Dengan tatapan malas, Kelly mengangguk. “Syukurlah. Aku mau tetap bekerja."“Tak masalah. Kamu akan bekerja di perusahaanku." Mata Brandon yang tajam lalu mengarah padanya, "Tetapi, tetap rahasiakan statusmu!”Kepala Kelly kembali mengangguk. Tanpa kata lagi, Brandon keluar dari kamar dan membanting pintu di belakangny
Cittt!Mobil sport yang dikendarai Brandon langsung berhenti tiba-tiba.Tubuh Kelly sampai terdorong ke depan. Brandon mengerem mendadak dan menepikan mobilnya di pinggir jalan.“Apa katamu? Hamil?” Mata Brandon menatap tajam sambil melirik perut Kelly yang rata.Sedikit gentar, Kelly mengangguk singkat.Ini mungkin gila, tapi Kelly yakin, keluarga seperti Richmont pasti tidak akan mempertaruhkan nama besar mereka dengan memiliki menantu yang telah hamil di luar nikah.Namun detik berikutnya, Kelly mengerutkan kening mendengar Brandon tergelak geli."Oh, Tuhan. Granny benar-benar keterlaluan kali ini!" ucap lelaki itu di sela tawanya. "Bagaimana mungkin Granny memilih gadis bodoh seperti ini untuk menikah denganku?""Hey, tutup mulutmu!" Kelly membalas dengan wajah bersungut-sungut. Ia bukan gadis polos. Ia hanya sedang apes saja bertemu dengan keluarga Richmont yang menjebaknya."Kalau kamu sudah mengenal Granny, aku jamin kamu tidak akan berani mengeluarkan alibi bodoh itu."Brandon
“Karena Anda menyetujui perjanjian ini, maka pernikahan akan diadakan satu minggu dari sekarang.”Kelly terpaku di tempat. Pernikahan? Ia melamar kerja di perusahaan ini. Dan surat yang ditandatanganinya barusan adalah surat perjanjian kerja."T-tunggu dulu, Pak--"Namun sayang, sebelum ia bertanya lebih lanjut, pengacara perusahaan yang barusan bicara padanya telah keluar dari ruangan.Dengan tubuh gemetar, wanita cantik berkulit putih bersih itu membuka kembali lembaran kertas yang tadi ia setujui.Matanya terbelalak saat membaca satu pasal yang bertuliskan bahwa ia akan dinikahkan dengan cucu pemilik perusahaan.Gadis berusia 25 tahun itu sangat terkejut. Ia yang memutuskan keluar negeri karena ingin bekerja dan membanggakan keluarga, justru terjebak dalam pernikahan dadakan.Bayangan rumitnya pernikahan dengan sang cucu konglomerat seketika membuat kepalanya pusing."Bagaimana bisa?!" teriak Kelly sebelum akhirnya jatuh pingsan.Kesadaran wanita itu baru pulih satu jam berikutnya.