“Ini kamarmu.”
Brandon membuka satu pintu di apartemennya.
Kelly bersorak dalam hati. Ia senang, sebab ternyata mereka tidak tidur satu kamar.
“Dan pelajari ini.” Brandon memberikan satu dokumen ke tangan Kelly.
Kelly membuka dan membaca sekilas. Isinya tentang skenario pertemuan Kelly dan Brandon. Dari awal kencan, hingga Brandon melamar Kelly. Semua kebohongan yang terencana rapi.
'Benar-benar tipikal orang kaya yang memiliki rencana rapi!' dengus gadis itu dalam hati.
“Pernikahan kita adalah pernikahan terbuka. Jadi, kita tidak ikut campur dengan urusan masing-masing. Aku masih bisa memiliki kekasih dan kamu ... aku tidak perduli kamu mau apa.” Brandon berkata tegas.
Dengan tatapan malas, Kelly mengangguk. “Syukurlah. Aku mau tetap bekerja."
“Tak masalah. Kamu akan bekerja di perusahaanku." Mata Brandon yang tajam lalu mengarah padanya, "Tetapi, tetap rahasiakan statusmu!”
Kepala Kelly kembali mengangguk. Tanpa kata lagi, Brandon keluar dari kamar dan membanting pintu di belakangnya membuat Kelly tersentak kaget.
“Cih! Dia pikir, siapa juga yang mau gembar-gembor punya suami kayak dia?!" cerocos gadis itu sembari memutar tubuh, meneliti kamar barunya.
Pagi harinya, Kelly terbangun. Pemandangan pertamanya adalah skenario pernikahannya dengan Brandon. Ia ingat, semalam ia tertidur usai mencoba mengingat jalan cerita cinta mereka yang direka.
Ia mengembuskan napas berat. "Ternyata bukan mimpi. Aku benar-benar telah terjebak dalam pernikahan kontrak bersama pewaris menyebalkan itu!"
Tidak lama meratapi kenyataan, Kelly memutuskan segera mandi dan bersiap.
Selesai berpakaian, Kelly keluar dari kamar menuju dapur.
Mansion itu sangat sepi. Tidak ada pelayan sama sekali.
Kelly membuka kulkas dan mulai mengeluarkan bahan-bahan untuk dimasak. Wanita itu mulai asyik memasak sarapan untuk dirinya.
“Ngapain?”
Kelly menoleh ke belakang. Brandon berdiri dengan pakaian olahraga. Tampak keringat menghiasi wajahnya, yang justru membuat otot-otot menonjolnya mengilat dan tampak seksi.
“Ehm.” Kelly berusaha membuyarkan lamunan. “Aku tidak lihat ada pelayan, jadi aku masak sarapan sendiri.”
Mata Kelly melihat tangan Brandon menekan tombol di meja makan. Tak lama, keluar dua orang pelayan meletakkan berbagai hidangan tanpa bersuara. Setelah selesai, mereka menunduk dan kembali menghilang.
“Pelayan tidak akan muncul jika tidak kupanggil. Aku tidak suka keramaian.” Brandon berkata lalu duduk dan mulai makan tanpa menawari Kelly.
Mereka duduk berhadapan. Kelly melirik Brandon yang makan dengan mata fokus pada layar ponsel.
Selain bertindik, salah satu lengan Brandon yang pagi ini mengenakan kaos tanpa lengan, ternyata penuh dengan tato. Salah satunya, tato bunga berwarna jingga yang tampak menyolok.
“Ehm ... kapan aku bisa mulai kerja?” Kelly mencoba membuka pembicaraan, mengalihkan konsentrasinya dari memperhatikan tubuh Brandon yang menggoda.
“Besok.” Brandon menjawab tanpa menatap Kelly.
“Di mana?”
“Perusahaanku. RichScent.”
“Apa kamu bisa memberiku sedikit petunjuk tentang perusahaan dan pekerjaanku?”
“Cari sendiri di internet!”
Setelah berkata demikian, Brandon bangkit dari kursinya. Lelaki itu pergi, entah ke mana. Kelly sampai bingung melihat sikap lelaki tersebut.
Sebenarnya, pertama kali Kelly melihat Brandon, hatinya sedikit berdesir. Wajar, karena wajah dan tubuh Brandon sempurna. Namun, karena sikap lelaki itu yang menyebalkan, telinga bertindik, lengan bertato dan... Merokok, sudah sepatutnya Kelly tidak jatuh cinta pada lelaki dingin itu.
Selesai makan dan mencuci piring, Kelly merogoh saku. Ia mengambil ponselnya dan mencari tahu info tentang perusahaan yang disebutkan Brandon.
Langkah Kelly terhenti di depan pintu kaca menuju taman.
Di sana, Brandon sedang menelepon sambil mengisap rokok elektriknya.
Kelly langsung menggeleng, kemudian cepat-cepat berbalik arah saat tiba-tiba Brandon memergokinya.
Lelaki itu menyusul Kelly dan menyamai langkahnya. “Kita harus siap-siap menerima tamu,” katanya.
Kening wanita itu mengerut. “Siapa?”
“Pengacara. Kamu sudah hapal skenario pernikahan kita, bukan? Pengacara itu pasti akan banyak bertanya.”
Kelly meringis seketika. “Belum semua,” akunya jujur.
“Bodoh!” Brandon mengumpat kesal. “Cepat baca dan hapalkan sebelum pengacara itu datang!”
Kelly sudah siap meledakkan amukannya. Namun, lelaki itu sudah lebih dulu menghilang entah ke mana.
Akhirnya, Kelly memutuskan untuk kembali ke kamar. Ia membaca skenario pernikahannya dengan serius.
Setelahnya, karena merasa bajunya bau masakan, Kelly berniat mengganti pakaian. Namun, ketika tersisa pakaian dalam di tubuhnya, ia mendengar ponselnya berdering.
Dirasa penting, Kelly buru-buru keluar dari kamar mandi.
“Hallo, Brandon?” Kelly menatap ponselnya. Nama sang suami tertera, akan tetapi tidak ada suara yang menyahut. “Kenapa Brandon tidak menjawab?”
Ia mematikan sambungan telepon itu, dan memutar badan.
Saat itulah, ia membelalakkan mata melihat ada sosok lelaki yang sedang memandang tubuhnya tanpa jeda.
“Arrgghhh! Brandon!” Secepat kilat, Kelly menutupi tubuhnya dengan selimut tipis yang ada di ranjang. “Kenapa kamu di sini?!”
“Tentu saja karena ini mansionku.” Brandon membalas santai.
“Keluar!” Kelly berteriak.
“Cepat pakai bajumu.”
“Keluar dulu. Dasar mesum!”
Namun, bukannya keluar, Brandon malah semakin mendekat.
Kelly mundur hingga punggungnya menyentuh dinding dan ia tidak bisa bergerak lagi.
“Ka–kamu mau apa?” cicit Kelly ketika Brandon mengukungnya.
Saking dekatnya posisi mereka, ia bisa merasakan embusan napas lelaki tersebut.
Tangan Kelly mencengkram erat ujung selimut yang menutupi tubuhnya yang sekarang gemetar.
Tanpa menjawab, Brandon membuka mulutnya dan mulai melumat bibir bagian atas Kelly.
Tentu saja Kelly memberontak. Akan tetapi, penolakan Kelly justru membuat Brandon semakin merapatkan tubuh mereka.
Lelaki itu, dengan kedua lengan kekarnya, mengunci tangan Kelly yang memukul-mukul dada Brandon.
Setelah beberapa lama menyecap bibir Kelly, Brandon melepas pagutannya. “Amatir!” komentar lelaki itu singkat. “Anggap itu latihan untuk bersandiwara di depan pengacara nanti.”
“Sial!” Kelly mengumpat dalam hati.Wanita cantik itu berdiri di depan cermin. Ia meraba bibir bawahnya yang sedikit bengkak akibat lumatan Brandon barusan.Sementara setelah melontarkan kata cibiran, lelaki itu melenggang pergi dengan santainya. Brengsek!Ini bukan ciuman pertama Kelly. Tetapi, ia kesal diperlakukan kasar. Bertambah satu alasan Kelly untuk membalas dendam pada Brandon sekarang.“Aku harus segera menyelesaikan misi keluarga kaya ini.” Kelly mendengus pelan sambil berdandan. “Setelah Brandon mendapatkan uang perwaliannya, ia pasti akan setuju untuk langsung bercerai.”Kemudian, setelah memastikan riasannya cukup memukau, meski tipis... Ia segera keluar dari kamar.Ternyata, Brandon menunggu di depan pintu. Lelaki itu segera menyamai langkah dan menggenggam tangan Kelly.Tentu saja Kelly berontak, namun Brandon lebih kuat menahannya. “Pengacara harus melihat kita sebagai pasangan suami-istri sungguhan. Romantis dan saling mencintai.” Brandon berkata, seolah memberi alas
“Gracia adalah ... tunangan Brandon.”Selepas kepergian keluarga Richmont, Kelly duduk sendirian di sofa ruang keluarga. Ia berusaha mencerna, bahwa Brandon ternyata memiliki tunangan yang tidak direstui keluarga Richmont.Dan kini, entah karena alasan apa, keluarga kaya raya itu ingin ia menjauhkan Brandon dari tunangannya.Bahkan Eliza menawari uang satu milyar pada Kelly jika berhasil membuat Brandon dan Gracia putus hubungan."Argh! Problem orang kaya, kenapa pelik sekali?!" ujar Kelly seraya menjenggut rambutnya, frustrasi.Pusing memikirkan masalah Brandon, Kelly mengalihkan perhatian pada ponselnya. Beberapa pesan dari keluarganya baru terbaca. Ia mengembuskan napas berat sebelum menekan tombol video call.“Haii, Kel.” Louis, salah satu kakak Kelly langsung menjawab. ”Di mana ini?”“Mmm ... galeri, Kak.” Kelly terpaksa berbohong. “Sedang jalan-jalan santai menikmati desain bangunan modern.”Tak lama kemudian, dua kakak Kelly yang lain ikut bergabung. Mereka menanyakan bagaimana
“Bubar!”Kelly dan ketiga wanita muda di depannya tersentak kaget. Ian berdiri di belakang mereka dengan wajah garang.“Jangan ganggu Kelly bekerja. Ingat itu!” Ian mengancam para wanita yang langsung menunduk dan menjauh.Dari balik punggung Ian, Kelly melihat wanita-wanita pergi ke meja masing-masing dengan masih meliriknya sinis.“Maaf atas sambutan yang kurang enak.” Ian mengembuskan napas berat. “Aku sedang berjuang memperbaiki suasana bekerja yang kondusif di tempat ini.”Kelly hanya tersenyum dan mengangguk berbarengan. Padahal dengan Ian membelanya di depan seluruh karyawan, ia pasti akan lebih mendapat cibiran sebagai anak baru kesayangan bos HRD.“Ini, tolong fotokopi untuk rapat satu jam lagi. Nanti Ria akan membantumu.” Ia mengenalkan wanita di sampingnya kepada Kelly dan kemudian pergi ke salah satu ruangan.Kelly langsung menyukai Ria. Wanita energik dengan potongan rambut lelaki dan make up natural. Bahkan gayanya pun terlihat maskulin dengan blazer dan celana panjang.
“Granny minta ia belajar di sini selama Granny pergi ke luar negeri.” Kali ini, Brandon yang memberikan alasan."Benarkah?" Gracia terdiam sejenak. Mata curiganya tak lepas mengamati Kelly. Ia kembali ke negara ini karena mendengar kabar dari pelayan mansion yang menjadi mata-matanya, bahwa ada seorang wanita cantik yang tinggal bersama Brandon. Otaknya langsung menyimpulkan sesuatu, jika mungkin saja Kelly adalah orangnya.Setelah jam kerja usai, Brandon kelaur dari ruangannya dan memberi kode pada Ian untuk pergi. Kebetulan saat itu, Ian sedang mengobrol dengan Kelly."Ayo, Gracia," katanya kemudian menggenggam tangan Gracia dan menuntunnya masuk ke dalam lift.Sebenarnya, wanita itu masih sangat penasaran pada Kelly. Hanya saja, ia harus memakai strategi untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Brandon selama ia pergi.Ia tidak boleh gegabah, salah-salah, tindakannya itu justru menjegal usahanya untuk kembali ke sini.Gracia tersenyum, lalu berpikir untuk bertindak seperti
Kelly kembali sendirian ke mansion. Saat makan malam, ponsel Kelly bergetar. Nama Kak Sacha tercantum di layar. Kelly membalas panggilan telepon dari kakaknya tersebut.“Kak Cha,” sapa Kelly.“Hai. Sedang apa?”“Makan malam. Ada apa, Kak?”Beberapa saat mereka bertukar cerita tentang menu makan malam. Kelly cukup terhibur oleh telepon kakaknya karena ia kesepian di mansion sendirian.“Kalau Kak Cha ke sini aku ajak ke restoran di dekat apartemen. Menunya enak dan harganya pas untuk pegawai seperti aku.”“Kebetulan. Kak Cha menelepon untuk mengabari kalau aku akan berkunjung, sekalian menemani Cedric seminar di sana. Kamu tidak keberatan kami menginap di apartemenmu, ‘kan?”Kelly terdiam beberapa saat. Bagaimana mungkin ia menolak kedatangan kakaknya? Masalahnya sekarang ia tidak tinggal di apartemen.Juga tidak mungkin ia berkata bahwa ia telah menikah dan tinggal di mansion sang suami. Bisa geger keluarganya dan mungkin akan terjadi perang antara keluarganya dengan keluarga Richmont.
Pagi harinya, Kelly terbangun karena suara notifikasi pesan. Ia memanjangkan tangan untuk meraih ponselnya di meja nakas di samping ranjang. Dengan mata menyipit, Kelly membaca pesan yang ternyata dari Brandon.“Mmmm ... Brandon bilang aku tidak boleh keluar dari kamar? Memangnya kenapa?” Kelly mengerutkan kening.Kelly akhirnya duduk dan bermain ponsel hingga bosan. Lalu, Kelly memutuskan mandi dan bersiap untuk kerja. Hingga ia selesai berdandan, dan belum menemukan pesan lain dari Brandon.Merasa bingung karena takut terlambat bekerja, Kelly mengetik pesan untuk Ian. Lelaki itu segera membalas dan berkata akan menjemput Kelly.Satu jam kemudian, pintu kamar Kelly diketuk seseorang. Ian berdiri di depan pintu saat Kelly membukanya.“Sudah siap?” Ian bertanya.“Sebentar, aku ambil tas.”Ian mengajak Kelly berjalan memutar ke belakang mansion. Kelly yang jarang berkeliling hanya mengikuti Ian tanpa banyak protes. Hingga mereka tiba di depan sebuah mobil mewah.Kelly terdiam saat Ian m
Ian melirik Brandon dan membalas, “Belum. Tapi, mungkin saja.”Sekilas, Ian melihat kilat di mata Brandon mendengar ucapannya. Dengan santai, Ian menggiring Kelly masuk ke dalam lift di ikuti Brandon dan Gracia.“Bagus, kalau kamu memiliki kekasih. Jadi, kamu tidak akan mengganggu kami lagi.” Gracia tersenyum penuh arti sambil menarik tangan Brandon untuk ikut masuk ke dalam lift.“Dan kita bisa double date. Kencan ganda. Begitu bukan, Brad?” Ian menatap Brandon dengan seringai jahil di wajah.Kelly mengamati Brandon yang mengetatkan rahang tanpa mengucapkan satu kata pun. Ian bahkan berkata ia akan mengirim pesan pada Granny Eliza untuk meminta izin agar bisa melakukan double date dengan Kelly, Brandon dan Gracia.Begitu pintu lift terbuka, Kelly segera permisi lebih dulu. Ia tidak mau berlama-lama berada di dalam ruangan bersama Brandon, Gracia dan Ian.Sementara Gracia pergi ke kamar mandi, Brandon menyeret Ian ke ruang kerjanya. Lelaki itu lalu mengunci pintu dan berdiri di hadapa
Kelly menggeleng. Merasa tidak mungkin membenarkan pernyataan Ian bahwa Brandon sebenarnya cemburu pada kedekatan mereka berdua.“Kita lihat saja nanti.” Ian menyeringai saat memarkir kendaraannya di depan restoran.Kedua pasangan itu duduk berhadapan. Kelly tidak memperdulikan lirikan sinis Gracia padanya saat mereka berbincang.“Sampai kapan Granny Eliza di luar negeri?” Gracia bertanya pada Brandon.“Tidak tau.” Brandon menggeleng acuh sambil menatap ponselnya.Ian sepertinya sengaja membangun keakraban dengan Kelly. Ia beberapa kali mengajak Kelly mengobrol dengan berbisik pelan dan melemparkan candaan yang membuat Kelly tersenyum.“Kita mulai saja rapatnya!” sentak Brandon tiba-tiba.Tidak ada yang Kelly lakukan selain mendengar diskusi antara Brandon dan Ian. Selama rapay, Kelly sesekali melirik Gracia yang tampak hanya bermain ponsel saja.Melalui pembicaraan yang ia dengar, Kelly menyimpulkan bahwa Brandon sangat kesal karena produk parfumnya gagal produksi. Bagian produksi ti
Kelly berlari ke kamarnya. Air mata mengalir ke pipi. Sesungguhnya ia menyesali apa yang ia ucapkan pada Brandon.Lelaki itu tampak syok mendengar Kelly memintanya pergi. Kelly tetap menggeleng meski Brandon berkata ia akan berusaha menjadi lelaki yang diidamkan Kelly."Hiks, hiks." Kelly menangis sendirian di kamar.Ia butuh seseorang untuk menenangkannya. Tapi saat ini semua penghuni mansion sibuk. Terngiang ucapan Mommy Keyna.Bagaimanapun, kamu harus bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan. Masalah itu mendewasakan pemikiran.Dengan kasar, Kelly mengusap pipi. Ia membayangkan keburukan Brandon agar hatinya tidak sakit mengingat kepergiannya."Dia bertato, memakai anting, merokok, minum alkohol, dingin, aneh, tidak perhatian, semena-mena .... " Kelly meracau sendiri.Lalu setelah beberapa kali menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Kelly menyetel musik dengan lagu galau keras-keras, lalu memejamkan mata.Rasanya belum lama Kelly tidur, ia terbangun karena suara petir
“Ini maksudku dulu.” Keyna berucap pada William dan anak-anak sambungnya. “Kalian terlalu memanjakan Princess, hingga telah dewasa begini ia bingung memutuskan sesuatu.”Louis menggeleng. “Tidak juga. Buktinya, Kelly bisa memutuskan ia mau berkarir di luar negeri.”“Maksudku mengambil keputusan saat terkena masalah.” Keyna bersungut.Keyna, William dan ketiga putra-putrinya saat ini berkumpul di ruang keluarga. Mereka membicarakan tentang bagaimana Brandon yang sangat gigih ingin menemui Kelly. Sampai saat ini, Keyna merasa Kelly masih bingung dan mengulur-ulur waktu.“Aku sudah mengarahkan Princess. Kamu benar Baby, dia memang sulit menyelesaikan masalahnya.”“Brandon juga sama keras kepalanya. Andai ia mau menjelaskan kenapa ia ingin bertemu Kelly, kita bisa menyampaikannya pada Kelly, bukan?” Frederix menyalahkan Brandon.Satu jam berbincang, mereka tidak menemukan solusi selain menunggu. Meski begitu, anggota keluarga Dalton berjanji akan membimbing Kelly untuk secepatnya menyeles
Meski hanya kata 'Terima kasih' itu sudah cukup membuat Brandon tidak dapat tidur. Otaknya berpikir terus apa lagi yang bisa membuat Kelly senang dan akhirnya membuka komunikasi dengannya."Tapi, Cedric bilang, Kelly tidak terlalu tertarik dengan berbagai barang mewah yang ku kirim." Brandon menggumam sambil menatap langit-langit kamar.Lelaki tampan itu mengembuskan napas panjang. Ia tersenyum menatap berbagai foto-foto Kelly yang bersenang-senang dengan para idolanya.Rencana gila itu tiba-tiba terlintas saat mendengar penuturan Edzard tentang kesukaan Kelly. Ia beruntung selebriti yang digandrungi Kelly bersedia datang. Tanpa banyak negosiasi, Brandon menyetujui syarat-syarat yang diajukan oleh manager artis-artis itu."Apa aku panjat saja balkon kamar Kelly?" Brandon mulai mempertimbangkan idenya.Besok pagi, Brandon datang ke mansion. Ia hanya diperbolehkan menunggu di halaman depan. Sampai seharian ia belum bisa menemukan yang mana balkon kamar Kelly.Esok harinya, Brandon datan
“Apa sih, Kak?” Kelly terkejut karena ditarik-tarik Louis keluar kamar.“Kak Lou nggak tau bagaimana, tapi ada tamu penting untukmu.” Louis berkata dengan panik.Lalu di tengah lorong berhenti sejenak. Ia mengamati penampilan sang adik. Tangannya merapikan rambut dan mengangguk puas.“Untung kamu cantik alami. Tanpa make up, sudah Ok.”Kelly mengerutkan kening dalam-dalam mendengar ucapan Louis. Mereka menuju foyer yang ternyata telah banyak anggota keluarga yang berkumpul. Ia semakin penasaran.“Hai, Kelly.” Seseorang menyapa Kelly dengan ramah.Sontak, Kelly terkejut bukan main. Saking kagetnya ia hanya bisa melongo pada sosok idoal yang berdiri di hadapannya. Matanya mengerjap untuk meyakinkan bahwa penglihatannya tidak salah.“Kenalkan. Aku Chris Marvin dari grup band Clodplay.” Lelaki itu menjulurkan tangan pada Kelly.“Eh, oh, iya.” Dengan gugup, Kelly membalas jabatan tangan tersebut.Lalu ia diam kembali. Sepertinya ia tidak dapat mendengar suara-suara yang bicara di sekitarny
“Apa Brandon memang begitu? Suka memaksakan kehendak?”Kelly merenung mendengar cerita tentang pasien terakhir sang Mommy tadi sore. Sebelum makan malam, Keyna mampir ke kamar Kelly untuk meneriksa keadaan putrinya sekaligus menceritakan apa yang Brandon lakukan di rumah sakit.Mau tak mau, Kelly jadi mengingat apa saja yang Brandon lakukan. Bayangan sosok tampan itu kini terlihat jelas di pelupuk mata.“Nggak sih, Mom. Dia cukup demokratis, mau mendengar pendapat. Terkadang aku malah merasa ia sangat penurut pada Granny Eliza, itu sebabnya tidak bisa menghindar dari pernikahan yang dirancang Granny.”Keyna melirik sang putri yang berbicara hal baik tentang Brandon. Ia lalu melihat coklat pemberian Donald dan Florence di samping ranjang Kelly.“Sudah dicoba coklatnya?” Keyna mengendik pada kotak mewah itu.Kepala Kelly menoleh pada objek yang dimaksud Mommy Keyna. Lalu meraih kotak tersebut dan membukanya.“Aku sudah makan setengahnya.” Kelly terkekeh. “Mommy mau coba?”Keyna ikut ter
“Ini pasien terakhir, Dok.” Suster berkata pada Keyna yag langsung mengerutkan dahi.Dokter spesialis jantung itu menatap jam di dinding. Lalu menggeleng tak percaya pada pernyataan suster.“Kok bisa? Biasanya kamu sampai kewalahan mengatur jadwalku.” Keyna terkekeh.“Ada pasien spesial yang membooking jam praktek dokter.” Suster hanya tersenyum, meletakkan berkas pasien baru lalu membukakan pintu.“Selamat sore, Dokter Keyna.”Suara bass itu membuat Keyna mendongak. Ia mengerjapkan mata beberapa kali melihat sosok tampan yang berdiri di depannya.“Brandon. Apa yang kamu lakukan di sini?”Brandon mengendik pada berkas di atas meja Keyna. “Aku pasien terakhir anda.”Segera, Keyna membuka berkas dan membacanya cepat. Ia mengembuskan napas panjang lalu mengangguk.“Silahkan duduk.”“Terima kasih.” Brandon duduk di kursi pasien di depan Keyna.Setelah berhasil membujuk Cedric, Brandon akhirnya tau jadwal praktek Keyna. Lalu, dengan kemampuannya bernegosiasi, Brandon meminta setengah waktu
Brandon mengangkat tinggi kedua alisnya mendengar ucapan Jasmine. Sementara Edzard menatap tajam Brandon. Keduanya saling adu pandang.Tentu saja saat ini Brandon bersiaga. Ia pernah kena pukul Louis dan tidak mau kejadian itu terulang lagi.“Kelly belum bisa ditemui saat ini.” Edzard mengabaikan pernyataan Jasmine.Brandon memicingkan mata pada Edzard. “Kamu juga bukan penghuni mansion ini. Kenapa kamu yang memutuskan?”“Hei! Meski bukan anggota keluarga Dalton, kami sudah dianggap keluarga dan bisa bebas keluar masuk mansion ini. Dari pada kamu yang hanya bisa masuk sampai foyer.” Jasmine meledek Brandon.Kepala Brandon menggeleng samar. Ia mendengus pada Jasmine, lalu menatap Edzard. “Kamu mau kuliah? Ayo, aku antar.”Tanpa menunggu jawaban Edzard, Brandon keluar. Si kembar saling bertatapan, merasa aneh dengan tawaran Brandon.“Sana, ikut saja. Lumayan pakai mobil sport limited edition.” Jasmine mendorong kakaknya.“Tadi nyusuh hajar sekarang malah disuruh ikut mobilnya. Gimana, s
“Dua kali? Wow ... aku tak menyangka. Benar dugaanku dong. Kalau nggak enak pasti kamu nggak mau lagi, kan?” Jasmine terkekeh sendiri.Kelly tetap teguh untuk tidak menceritakan detail tentang hubungan ranjangnya dengan Brandon. Meski Jasmine adalah sahabatnya, menurutnya itu adalah hal yang tabu untuk diceritakan.“Aku jadi tambah bingung sama hidupku.” Kelly mengeluh.Setelah memutuskan hubungan dengan Edzard, Kelly merasa percintaannya tidak mulus. Lalu ia menduga itu semua karena karma padahal semua keluarga sudah mengira bahwa Kelly dan Edzard akan menikah.“Jangan ngomong begitu.” Jasmine menyanggah asumsi sahabatnya. “Menurutku kamu malah baik banget memutuskan Ed karena kita tau ia naksir Leona.”Kelly terkekeh. “Tapi, aku sempat patah hati lho. Ternyata Ed tidak secinta itu sama aku.”“Aku sempat marah sama Ed. Aku nggak ngomong sama dia hampir satu bulan.”Mereka mengenang saat itu. Edzard sendiri bingung dengan perasaannya. Ia mengaku sangat menyayangi Kelly namun begitu mas
Kelly menoleh ke pintu yang diketuk dan terbuka. Sebuah kepala melongok masuk. Detik berikutnya, Kelly menjerit senang.“Jasminee!!”Sahabat Kelly itu terkekeh lalu masuk diikuti saudara kembar lelakinya yang membawa bunga besar. Jasmine langsung memeluk Kelly sementara Edzard meletakkan rangkaian bunga setinggi dada itu di samping ranjang.“Kami sangat terkejut!” Jasmine memasang wajah kaget disertai anggukan keras oleh Edzard.“Kamu menikah rahasia? Hamil anggur? Lalu dikuret? Terus mau cerai? Gilaa. Otakku tak sanggup menerima informasi mengejutkan begini.” Jasmine menepuk dahinya.Belum sempat Kelly menyahut, suara geram menimpali.“Siapa lelaki kurang ajar itu? Aku akan menghajarnya!”Malas banyak bicara, Kelly mengotak-atik tablet yang sejak tadi ia pegang untuk menonton. Setelah menemukan informasi lengkap mengenai Brandon, ia memberikan tablet tersebut pada Jasmine dan Edzard.“Brandon Richmont. Aku terjebak pernikahan dengan dia.”Dengan rasa penasaran yang besar, Jasmine men