Kemarin ada yang komen minta update-nya jangan sore-sore. Hehe... alhamdulillah hari ini bisa lebih pagi up-nya. Terima kasih atas perhatiannya, yaa.
Tentu saja Kelly tidak menolak tawaran Brandon. Apalagi, ia tidak enak jika mengandalkan Mommy Florence dan Daddy Donald mengingat Kak Dheena sebentar lagi akan melahirkan.âBeneran Uncle Rich juga mau hadir di wisudaku?â Marc memandang Brandon tak percaya.âNggak boleh?â Brandon balas bertanya.Marc mengangguk tegas. âBoleh! Boleh banget!âUniversitas tempat Marc belajar akan geger jika mereka tau seorang triyulner akan hadir untuk mendukungnya. Lelaki muda itu berteriak kesenangan dan memberitahu seluruh keluarga.âLho, apa benar yang diucapkan Marc? Kalian mau ke negara Kelly?â Mommy Florence tergopoh datang menghampiri.Kelly jadi merasa tak enak hati karena merencanakan ini secara mendadak. Ia langsung berdiri dan merangkul mommy mertuanya.âNggak papa kan, Mom? Nanti sebelum Kak Dheena melahirkan aku pulang.â Kelly berjanji.âWaahh... kami akan sangat kangen pada Arsen, Reno dan Mimi.â Daddy Donald jadi ikut melow.âCuma satu minggu, Mom, Dad.â Brandon menimpali. âSemoga Kak Dhe
Kelly menatap suaminya yang terdiam memandang foto tersebut. Ia jadi ikut mengamatinya. Foto kebersamaan Kelly dan Marc remaja.Di foto, Kelly terlihat kalem, sementara Marc bergaya tengil dan menggoda Kelly.âApa kamu seperti melihat masa depan Mimi dan Reno?â tebak Kelly.Cepat, Brandon menggeleng. âJangan! Kamu tau aku tidak suka melihatmu ribut dengan Marc.âSenyum terukir di wajah Kelly. Ia akan memastikan putra-putrinya saling menyayangi. Meski ia tau Marc juga menyayanginya dengan versi lelaki itu sendiri.Selama berada di mansion William, Kelly mengenalkan anak-anaknya dengan lingkungan sekitar. Setiap hari mereka bermain di taman, berenang atau ke aviary. Reno terlihat yang paling menikmati kegiatan outdoor.âMimi kepanasan, Babe. Bawa masuk saja.â Brandon tak tega melihat wajah Mimi yang putih jadi kemerahan.Hingga Arsen dan Mimi masuk bersama suster mereka, Reno masih asyik bermain bubble di taman. Brandon menemani putranya sementara Kelly menyusui Arsen dan Mimi.âSudah m
Kelly dan Brandon menoleh cepat. Frederix, Sacha, Louis serta pasangan mereka berkumpul tak jauh dari tempat Kelly dan Brandon berdiri.Spontan, Kelly langsung terisak. Wanita itu berlari masuk ke dalam dekapan kakak sulungnya, Frederix. Selama beberapa saat Frederix, Sacha dan Louis juga memeluk adik bungsu mereka.Brandon membuang pandangan. Keluarga Dalton selalu saja membuatnya terharu dengan kebersamaan dan kasih sayang mereka.âMaafkan aku, ya, Kak. Mommy dan Daddy jadi pergi.â Kelly sesunggukan di dada Frederix.âHehe. Kami pernah meninggalkan daddy sendirian. Sekarang, kami jadi tau bagimana rasanya ditinggalkan.ââTapi, kami rela. Mommy dan daddy sudah cukup menemani kami hingga memiliki anak-anak yang mulai besar.ââSekarang, waktunya mommy dan daddy menemani keluargamu berkembang dan bertumbuh.âMendengar pernyataan Frederix, Sacha dan Louis, Kelly menghentikan tangisnya. Meskipun Brandon bilang, keluarga Dalton dapat kapan saja berkunjung, tetap saja Kelly tau, jadwal kaka
Arsen, Reno dan Mimi saat ini telah berusia tiga tahun. Orang-orang yang belum mengenal mereka selalu berpikir bahwa hanya Arsen dan Reno yang merupakan anak kembar, sementara Mimi adalah adik bungsu mereka. Perbedaan ketiganya memang semakin terlihat.âAku mau punya anak perempuan lagi.â Kelly berkata sambil menatap Mimi yang sedang duduk di pangkuan Brandon sambil menggambar.âAku tidak mau. Mimi saja sudah cukup.â Dengan keras kepala, Brandon menggeleng.Masalah ini belum selesai sampai bertahun-tahun. Kelly masih menginginkan memiliki anak lagi sementara Brandon yang merasa tak tega istrinya hamil dan melahirkan menolak mentah-mentah kemauan Kelly.âAku akan bilang Mommy Florence untuk mencuri benihmu dan memasukkan ke rahimku.â Kelly berkata ketus.âAku akan minta Mommy Keyna diam-diam memberimu suntikan KB.â Brandon menyahut tak kalah sengit.Mereka terdiam saat Mimi tiba-tiba menatap orang tuanya bergantian.âMimi mau bilang grandpa, mommy dan daddy berantem lagi.â Mulut mungil
âKarena Anda menyetujui perjanjian ini, maka pernikahan akan diadakan satu minggu dari sekarang.âKelly terpaku di tempat. Pernikahan? Ia melamar kerja di perusahaan ini. Dan surat yang ditandatanganinya barusan adalah surat perjanjian kerja."T-tunggu dulu, Pak--"Namun sayang, sebelum ia bertanya lebih lanjut, pengacara perusahaan yang barusan bicara padanya telah keluar dari ruangan.Dengan tubuh gemetar, wanita cantik berkulit putih bersih itu membuka kembali lembaran kertas yang tadi ia setujui.Matanya terbelalak saat membaca satu pasal yang bertuliskan bahwa ia akan dinikahkan dengan cucu pemilik perusahaan.Gadis berusia 25 tahun itu sangat terkejut. Ia yang memutuskan keluar negeri karena ingin bekerja dan membanggakan keluarga, justru terjebak dalam pernikahan dadakan.Bayangan rumitnya pernikahan dengan sang cucu konglomerat seketika membuat kepalanya pusing."Bagaimana bisa?!" teriak Kelly sebelum akhirnya jatuh pingsan.Kesadaran wanita itu baru pulih satu jam berikutnya.
Cittt!Mobil sport yang dikendarai Brandon langsung berhenti tiba-tiba.Tubuh Kelly sampai terdorong ke depan. Brandon mengerem mendadak dan menepikan mobilnya di pinggir jalan.âApa katamu? Hamil?â Mata Brandon menatap tajam sambil melirik perut Kelly yang rata.Sedikit gentar, Kelly mengangguk singkat.Ini mungkin gila, tapi Kelly yakin, keluarga seperti Richmont pasti tidak akan mempertaruhkan nama besar mereka dengan memiliki menantu yang telah hamil di luar nikah.Namun detik berikutnya, Kelly mengerutkan kening mendengar Brandon tergelak geli."Oh, Tuhan. Granny benar-benar keterlaluan kali ini!" ucap lelaki itu di sela tawanya. "Bagaimana mungkin Granny memilih gadis bodoh seperti ini untuk menikah denganku?""Hey, tutup mulutmu!" Kelly membalas dengan wajah bersungut-sungut. Ia bukan gadis polos. Ia hanya sedang apes saja bertemu dengan keluarga Richmont yang menjebaknya."Kalau kamu sudah mengenal Granny, aku jamin kamu tidak akan berani mengeluarkan alibi bodoh itu."Brandon
âIni kamarmu.âBrandon membuka satu pintu di apartemennya.Kelly bersorak dalam hati. Ia senang, sebab ternyata mereka tidak tidur satu kamar.âDan pelajari ini.â Brandon memberikan satu dokumen ke tangan Kelly.Kelly membuka dan membaca sekilas. Isinya tentang skenario pertemuan Kelly dan Brandon. Dari awal kencan, hingga Brandon melamar Kelly. Semua kebohongan yang terencana rapi.'Benar-benar tipikal orang kaya yang memiliki rencana rapi!' dengus gadis itu dalam hati.âPernikahan kita adalah pernikahan terbuka. Jadi, kita tidak ikut campur dengan urusan masing-masing. Aku masih bisa memiliki kekasih dan kamu ... aku tidak perduli kamu mau apa.â Brandon berkata tegas.Dengan tatapan malas, Kelly mengangguk. âSyukurlah. Aku mau tetap bekerja."âTak masalah. Kamu akan bekerja di perusahaanku." Mata Brandon yang tajam lalu mengarah padanya, "Tetapi, tetap rahasiakan statusmu!âKepala Kelly kembali mengangguk. Tanpa kata lagi, Brandon keluar dari kamar dan membanting pintu di belakangny
âSial!â Kelly mengumpat dalam hati.Wanita cantik itu berdiri di depan cermin. Ia meraba bibir bawahnya yang sedikit bengkak akibat lumatan Brandon barusan.Sementara setelah melontarkan kata cibiran, lelaki itu melenggang pergi dengan santainya. Brengsek!Ini bukan ciuman pertama Kelly. Tetapi, ia kesal diperlakukan kasar. Bertambah satu alasan Kelly untuk membalas dendam pada Brandon sekarang.âAku harus segera menyelesaikan misi keluarga kaya ini.â Kelly mendengus pelan sambil berdandan. âSetelah Brandon mendapatkan uang perwaliannya, ia pasti akan setuju untuk langsung bercerai.âKemudian, setelah memastikan riasannya cukup memukau, meski tipis... Ia segera keluar dari kamar.Ternyata, Brandon menunggu di depan pintu. Lelaki itu segera menyamai langkah dan menggenggam tangan Kelly.Tentu saja Kelly berontak, namun Brandon lebih kuat menahannya. âPengacara harus melihat kita sebagai pasangan suami-istri sungguhan. Romantis dan saling mencintai.â Brandon berkata, seolah memberi alas
Arsen, Reno dan Mimi saat ini telah berusia tiga tahun. Orang-orang yang belum mengenal mereka selalu berpikir bahwa hanya Arsen dan Reno yang merupakan anak kembar, sementara Mimi adalah adik bungsu mereka. Perbedaan ketiganya memang semakin terlihat.âAku mau punya anak perempuan lagi.â Kelly berkata sambil menatap Mimi yang sedang duduk di pangkuan Brandon sambil menggambar.âAku tidak mau. Mimi saja sudah cukup.â Dengan keras kepala, Brandon menggeleng.Masalah ini belum selesai sampai bertahun-tahun. Kelly masih menginginkan memiliki anak lagi sementara Brandon yang merasa tak tega istrinya hamil dan melahirkan menolak mentah-mentah kemauan Kelly.âAku akan bilang Mommy Florence untuk mencuri benihmu dan memasukkan ke rahimku.â Kelly berkata ketus.âAku akan minta Mommy Keyna diam-diam memberimu suntikan KB.â Brandon menyahut tak kalah sengit.Mereka terdiam saat Mimi tiba-tiba menatap orang tuanya bergantian.âMimi mau bilang grandpa, mommy dan daddy berantem lagi.â Mulut mungil
Kelly dan Brandon menoleh cepat. Frederix, Sacha, Louis serta pasangan mereka berkumpul tak jauh dari tempat Kelly dan Brandon berdiri.Spontan, Kelly langsung terisak. Wanita itu berlari masuk ke dalam dekapan kakak sulungnya, Frederix. Selama beberapa saat Frederix, Sacha dan Louis juga memeluk adik bungsu mereka.Brandon membuang pandangan. Keluarga Dalton selalu saja membuatnya terharu dengan kebersamaan dan kasih sayang mereka.âMaafkan aku, ya, Kak. Mommy dan Daddy jadi pergi.â Kelly sesunggukan di dada Frederix.âHehe. Kami pernah meninggalkan daddy sendirian. Sekarang, kami jadi tau bagimana rasanya ditinggalkan.ââTapi, kami rela. Mommy dan daddy sudah cukup menemani kami hingga memiliki anak-anak yang mulai besar.ââSekarang, waktunya mommy dan daddy menemani keluargamu berkembang dan bertumbuh.âMendengar pernyataan Frederix, Sacha dan Louis, Kelly menghentikan tangisnya. Meskipun Brandon bilang, keluarga Dalton dapat kapan saja berkunjung, tetap saja Kelly tau, jadwal kaka
Kelly menatap suaminya yang terdiam memandang foto tersebut. Ia jadi ikut mengamatinya. Foto kebersamaan Kelly dan Marc remaja.Di foto, Kelly terlihat kalem, sementara Marc bergaya tengil dan menggoda Kelly.âApa kamu seperti melihat masa depan Mimi dan Reno?â tebak Kelly.Cepat, Brandon menggeleng. âJangan! Kamu tau aku tidak suka melihatmu ribut dengan Marc.âSenyum terukir di wajah Kelly. Ia akan memastikan putra-putrinya saling menyayangi. Meski ia tau Marc juga menyayanginya dengan versi lelaki itu sendiri.Selama berada di mansion William, Kelly mengenalkan anak-anaknya dengan lingkungan sekitar. Setiap hari mereka bermain di taman, berenang atau ke aviary. Reno terlihat yang paling menikmati kegiatan outdoor.âMimi kepanasan, Babe. Bawa masuk saja.â Brandon tak tega melihat wajah Mimi yang putih jadi kemerahan.Hingga Arsen dan Mimi masuk bersama suster mereka, Reno masih asyik bermain bubble di taman. Brandon menemani putranya sementara Kelly menyusui Arsen dan Mimi.âSudah m
Tentu saja Kelly tidak menolak tawaran Brandon. Apalagi, ia tidak enak jika mengandalkan Mommy Florence dan Daddy Donald mengingat Kak Dheena sebentar lagi akan melahirkan.âBeneran Uncle Rich juga mau hadir di wisudaku?â Marc memandang Brandon tak percaya.âNggak boleh?â Brandon balas bertanya.Marc mengangguk tegas. âBoleh! Boleh banget!âUniversitas tempat Marc belajar akan geger jika mereka tau seorang triyulner akan hadir untuk mendukungnya. Lelaki muda itu berteriak kesenangan dan memberitahu seluruh keluarga.âLho, apa benar yang diucapkan Marc? Kalian mau ke negara Kelly?â Mommy Florence tergopoh datang menghampiri.Kelly jadi merasa tak enak hati karena merencanakan ini secara mendadak. Ia langsung berdiri dan merangkul mommy mertuanya.âNggak papa kan, Mom? Nanti sebelum Kak Dheena melahirkan aku pulang.â Kelly berjanji.âWaahh... kami akan sangat kangen pada Arsen, Reno dan Mimi.â Daddy Donald jadi ikut melow.âCuma satu minggu, Mom, Dad.â Brandon menimpali. âSemoga Kak Dhe
Brandon terduduk dan merebut benda pipih itu dari tangan Kelly. Matanya menatap tanpa berkedip pada permukaan benda. Lalu, menatap sang istri yang juga sedang memandangnya.âGaris satu? Kamu tidak hamil?ââNggak.â Kelly menggeleng.âHuuffftt.â Brandon kembali merebahkan diri ke ranjang sambil mengembuskan napas panjang penuh kelegaan.Kelly terkekeh dan memangku wajah dengan tangannya. âSeneng banget kelihatannya aku nggak hamil lagi.âTubuh Brandon menyamping menghadap sang istri. Tangannya mengusap sayang wajah Kelly.âBukan begitu. Aku akan senang kamu hamil lagi. Masalahnya, si kembar tiga masih bayi. Kondisi kamu pasca melahirkan juga belum stabil.ââAku sudah baik-baik saja, kok. Cuma pura-pura nggak stabil.â Kelly tergelak.âJahat!ââHahahaha!â Kelly kembali tergelak dan sibuk menghindari tangan Brandon yang mengelitiki pinggangnya. âSudah, Brad! Ampun!âBrandon memang berhenti. Ia menindih tubuh Kelly dan menatap wajah cantik di bawahnya. Tiba-tiba, dahi Brandon berkerut.âKena
âIni ruangan untukmu.â Kelly tersenyum pada sang suami. Tangannya menghapus cepat air mata yang jatuh ke pipi.Kelly merapatkan tubuh pada Brandon yang berdiri kaku di tengah ruangan. Sadar, suaminya masih tercengang mendapati kejutan darinya, Kelly menangkup wajah tampan Brandon.âTerima kasih untuk kesabaranmu selama ini. Aku tau kamu masih berjuang untuk berada di antara keramaian keluargaku. Di mansion ini, bahkan kamar kita bukan lagi tempat privatemu.âSetelah melahirkan dan kembali ke mansion, Kelly menyadari bahwa mansion Brandon tidak pernah sepi. Keluarganya selalu datang berbondong-bondong, bahkan menginap.âAku tidak keberatan, Babe.â Brandon berkata pelan.âAku tau.â Kelly menatap mata Brandon dalam-dalam. âTapi, aku mau menjadi istri pengertian yang paham kalau sesekali, suaminya butuh kesunyian.âBrandon mengangkat kedua alisnya sedikit. Ia kembali mengamati sekitar. Berusaha mencerna bagaimana ruangan ini bisa ada.âAku belajar dari ahlinya.â Kelly berkata seolah menja
Brandon tidak langsung menjawab. Ia tau pasti ada seseorang yang memposting keberadaannya di supermarket barusan.âBelanja.â Brandon menjawab singkat.âKamu tau? Aku sedang sibuk memblokir berita tentang si kembar tiga. Sekarang aku harus menghapus lagi foto-fotomu di supermarket.â Ian terdengar mengeluh.âYa sudah. Tidak perlu dihapus. Biarkan saja.âHening sejenak. Brandon tau sahabatnya pasti sedang mengerutkan kening karena bingung dengan pernyataannya barusan.âYakin?ââApa ada yang aneh dengan foto-foto itu?ââTidak juga.ââFoto-foto si kembar?ââBuram. Tapi terlihat wajah.ââTidak perlu juga kamu take down. Minggu depan, Granny Eliza juga akan mengumumkan kelahiran kembar tiga ke media kok.âBrandon menutup komunikasi setelah Ian mengerti. Ia merasa sudah tidak penting lagi mengurusi media sosial. Sudah saatnya ia pasrah jika oang-orang penasaran pada keluarganya.âKenapa, Brad? Kelly bertanya saat naik ke ranjang.âIan lapor ada yang posting foto-foto kita barusan juga foto-fo
"Kenapa kamu ngadu-ngadu pada Daddy kalau aku sering kesal padamu?" Kelly memberengut pada Brandon."Aku hanya minta nasehat, Babe." Brandon menjawab lemah. Ada sedikit rasa penyesalan sekarang. "Please, jangan marah. Maafkan aku."Kelly menghela napas panjang. Kalau Brandon sampai minta nasehat pada Daddy, itu memang artinya ia cukup frustasi pada sikapnya.Kepala Kelly akhirnya mengangguk. Ia berbalik badan untuk pergi dari kamar, namun Brandon memegang lengannya."Babe." Tanpa banyak bicara, Brandon memeluk erat istrinya.Hanya sejenak, karena Kelly mendorong dada suaminya dengan kencang. "Dadaku sakit kamu peluk begitu.""Maaf." Sekali lagi, Brandon memohon."Aku mau ke ruang bayi." Kelly berucap datar."Tapi kamu baru dari sana, Babe.""Memang kenapa?""Aku... aku juga butuh kamu."Kelly mendengus pelan. "Sudah kubilang aku sedang tidak ingin ada di dekatmu."Brandon memejamkan mata sejenak lalu berkata, " Tolong katakan apa salahku.""Aku sudah bilang ini bukan salahmu. Aku hany
Demi melihat istrinya senang, Brandon mulai belajar menggendong bayi. Perawat memberi Brandon bayi Arsen yang terlihat paling tenang. Meski begitu, Brandon hanya memegangnya selama tiga detik.âSudah, Sust. Tanganku mulai gemetaran.âKelly yang sedang menggendong Reno menggeleng samar. Meski begitu, paling tidak, Brandon mencoba. Reno telah tidur di dekapan Kelly.âSayang, pangku Reno sebentar.â Kelly meletakkan bantal besar di pangkuan Brandon dan membaringkan Reno di atas bantal tersebut. âAku mau pipis dan ganti pembalut.âDengan kaku, Brandon duduk menatap putranya. Ia sama sekali tidak berani bergerak karena takut membangunkan Reno. Tapi, jarinya perlahan mengelus pipir Reno.Brandon tersenyum merasakan betapa halus kulit bayinya. Lama-kelamaan, Brandon mengelus rambut halus Reno, jari-jari tangan dan kaki.âHatchii!â Tiba-tiba, Brandon bersin. Detik berikutnya, Reno tersentak dan menjerit.âBabe!â teriak Brandon kalut. âBabe, Reno bangun!"âSebentar, sayang. Aku belum selesai.â