Share

Pembantu Bikin Salfok

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-06 14:02:02

"Kamu ikut aku ke sekolah Qila ya!"

Nilam reflek menautkan kedua alisnya, saat Jean memintanya demikian. "Kenapa Pak?"

"Soalnya kamu harus tau di mana lokasi sekolahnya Qila, biar pas nanti aku atau Elisha berhalangan dan nggak bisa jemput Qila, kamu bisa gantiin kami," terang Jean dengan entengnya. Sebenarnya dia juga bingung kenapa bisa punya ide seperti itu. Tapi kalau dipikir-pikir, memberitahu lokasi sekolah Qila pada Nilam, tak buruk juga.

"Baik, Pak. Tapi saya mau ambil jaket dulu ya. Biar rapian sedikit."

Jean memberikan anggukan kecil saat sang pembantu meminta ijin padanya untuk mengambil jaket. Sementara ia sendiri menggandeng tangan Qila dan mengajaknya untuk ke depan.

Dan sekitar 5 menit kemudian, ketiganya berangkat ke sekolah Qila bersama-sama menggunakan mobil. Jarak ke sekolah tidaklah jauh sebenarnya. Hanya sekitar 15 menit saja. Jadi tidak butuh waktu lama untuk putri pasangan Jean dan Elisha ini untuk segera tiba di sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   KEBELET

    "Nggak cuma panas aja, Nilam. Masalahnya aku kebelet nih." Jean terlihat menggoyangkan pantatnya, dia merasa tidak nyaman karena ingin buang air kecil."Bapak mau pipis?" tanya Nilam dengan polosnya."Iya nih.""Tapi kan kita lagi di mobil.""Nah itu masalahnya, mana mobilnya nggak gerak sama sekali.""Saya punya ide Pak," ucap Nilam dengan semangat.Jean menautkan alisnya. "Ide apa? Kamu nggak ada niatan buat nyuruh aku turun dan pipis di pinggir jalan kan?" tanyanya."Pipisnya masukin ke botol itu aja Pak!" Dengan begitu entengnya, Nilam menunjuk ke arah botol kosong yang tergeletak di pintu mobil bagian belakang.Jean otomatis syok saat mendengar penuturan Nilam, apalagi wajah polos gadis itu ketika mengutarakan idenya, makin membuat ia terperangah. "Yang bener aja kamu?""Tenang aja Pak, saya bakal tutup mata kok. Daripada Bapak nahan pipis, malah bisa jadi penyakit entar," ucap Nilam lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Awal Perselingkuhan

    Tawa lepas dari para pebisnis itu, kembali memecahkan suasana. Kecuali Elisha yang hanya bisa tersenyum kecil sesekali karena canggung karena hanya dia yang berjenis kelamin perempuan di antara yang lainnya. "Udah-udah. Gimana kalau saya traktir Bapak-bapak makan siang?" ucapan Dikta membuat suasana ramai itu sedikit merendam. "Wah, boleh juga Pak. Kebetulan ini saya juga sudah lapar." "Betul sekali Pak Dikta." "Oke, bapak-bapak turun duluan saja turunnya. Saya mau bicara sebentar dengan Elisha," ujar Dikta lagi. Setelah orang-orang itu pergi, kini tinggal Elisha dan Dikta saja yang ada di sana. Dengan wajah fill senyum Dikta bertanya, "Elisha, kamu ikut sama kita kan?" "Maaf Pak. Kayaknya saya nggak bisa ikut. Soalnya saya mau beresin ini semua. Terus juga, saya udah bawa bekal dari rumah, sayang kalau nggak di makan." "Yakin kamu nggak mau ikut?" "Maaf Pak, saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Awal Perselingkuhan 2

    "Seandainya uang yang kamu kasih cukup untuk biaya sehari-hari, mana mungkin aku sampai hutang sana sini Mas! Coba pake logika kamu Mas!" amuk Elisha. Dia benar-benar lelah menghadapi sikap keras kepala Jean. Sangat lelah.Jean tak berkutik. Pria itu hanya duduk diam di pinggir ranjang sambil memijat pelipisnya."Tolong lah Mas! Ijinin aku nerima pekerjaan ini!" pinta Elisha lagi. Sampai-sampai, ia berlutut di depan kaki suaminya dan memohon agar Jean mengizinkannya pergi bekerja. "Aku janji Mas, selama bekerja aku nggak akan lupa ama tanggung jawabku sebagai ibu rumah tangga. Sebagai istri yang baik buat kamu, juga sebagai ibu dari Elisha.""Kamu pikir enak apa jadi pegawai kantoran?" Ia menatap ke arah istrinya. Nada bicaranya yang tadi sangat berapi-api, kini terdengar lebih kalem. "Semua pekerjaan nggak ada yang mudah Mas. Nggak ada yang enak kalau dikerjakan sambil terus mengeluh."Jean memandangi istrinya. Kali ini dia sudah kalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Tawaran Yang Menggiurkan

    "Aku insecure Sha! Aku ngerasa nggak berguna!""Harusnya kamu nggak perlu ngerasa kayak gitu Mas! Kita ini berumahtangga bukan untuk mencari siapa yang paling hebat, atau siapa yang paling banyak menghasilkan uang!" sentak Elisha dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kita ini dijadikan pasangan untuk saling melengkapi! Untuk saling bekerja sama, Mas. Rumah tangga kita bukan ajang untuk mencari siapa yang terbaik!"Jean melepaskan cengkramannya dan berjalan menjauhi sang istri. "Gampang banget kamu ngomong kayak gitu, karena kamu nggak ngerasain jadi aku yang tiap hari jadi bahan gunjingan warga karena nggak bekerja.""Itu kan bukan salahku Mas! Lagipula, berapa kali aku harus ngomong sama kamu, berhenti mikirin omongan orang Mas! Cuekin aja mereka!""Kamu ini, udah salah malah ngeyel terus.""Emangnya salahku di mana Mas? Aku ini udah berusaha memberikan yang terbaik buat keluarga kita. Kerja dari pagi sampai sore demi memenuhi kebutuhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Apa Bapak Gak Kesepian?

    "Ibu belum pulang Pak?"Suara lembut Nilam, berhasil membuat Jean yang sibuk mengetik naskah novelnya, langsung menoleh ke arah si pembantu.Dengan kedua bola matanya, dia memperhatikan Nilam yang datang ke arahnya sambil membawa secangkir Kopi Hitam."Iya nih. Kayaknya dia lembur lagi," jawab Jean sekenanya. Sebenarnya dia juga membalas kalau harus membahas Elisha yang sering pulang telat seperti ini."Silahkan kopinya Pak, temen buat begadang." Perempuan berpakaian rok pendek selulut serta sweater beebahan rajut sebagai atasan ini, menyodorkan cangkir kopinya ke arah Jean. Berharap cairan itu bisa sedikit mengurangi rasa suntuk si majikan."Ibu Elisha, sibuk banget ya Pak. Pergi pagi-pagi banget, terus pulangnya juga malem banget."Jean melirik ke arah Nilam. Wajahnya yang mengeras membuat perempuan 20 tahun itu langsung mengatupkan bibirnya. "Maaf Pak, saya nggak bermaksud—""Enggak kok, Nilam. Apa yang kamu bilang ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ibu Yang Egois

    "Mas...""Lagian, buat apa itu semua kalau Qila harus kehilangan peran ibu yang sangat dia sayangi? Buat apa?" tukas Jean."Mas... Udah dong! Jangan membesar-besarkan masalah ini!" pinta Elisha lagi."Kamu— aku bingung sama kamu Sha! Kamu kayak orang lain aja sekarang. Kamu beda dengan Elisha yang dulu."Jean mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang. Ia pijat pelipisnya guna menghilangkan rasa pening di kepalanya. Dia begitu lelah menghadapi perangai istrinya.Elisha terdiam. Dia tau dia salah. Dia sadar kalau ia banyak berubah. Tapi dia bisa apa selain tetap diam dan pasrah. Dia banyak menanggung beban berat yang hanya bisa dia sendiri yang rasakan.Selama beberapa waktu, keduanya tidak saling mengatakan apapun dan sibuk larut dalam pikirannya masing-masing."Aku mau ke kamar Qila. Mau pamit ke dia kalau nggak bisa ikut ke puncak."Jean memandangi istrinya yang menggamit tas jinjingnya dan pergi ke luar dari ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kebohongan Elisha (21+)

    "Yakin kamu nggak mau pergi?""Enggak. Qila mau istirahat aja di kamar."Jean menatap sendu putrinya. Melihat anaknya tidak bersemangat dan sedih karena Elisha, membuat ia jadi kesal."Ya udah kalau gitu. Papa, mau ke luar dulu ya. Nanti kalau butuh apa-apa kamu panggil Papa aja."Qila menganggukkan kepalanya. Dan memilih untuk tiduran di ranjang dan istirahat. Sungguh dia sangat kecewa karena ulah mamanya.***Jean terlihat lesu saat keluar dari kamar anaknya. Ia berjalan gontai ke arah ruang tamu dan langsung duduk di single sofa. Dari arah luar terlihat Nilam yang berjalan ke arahnya.Melihat bosnya tidak baik-baik saja, Nilam pun bertanya, "Bapak kok di sini? Jalan-jalannya nggak jadi Pak?"Jean yang sedang memijat pelipisnya, langsung menoleh ke arah perempuan itu. "Enggak. Kamu kan liat sendiri, Elisha lembur lagi hari ini.""Saya kira bapak pergi berdua sama Mbak Qila.""Dia nggak mau. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pembantu Pengertian

    Jika Elisha dan Dikta sedang menikmati hubungan terlarang itu di kantor. Berbeda dengan Jean yang sibuk mengabadikan moment saat Qila dan juga Nilam yang sedang membuat cupcake berdua. Qila yang tadinya marah dan tidak mau ke luar kamar, akhirnya patuh saat Nilam mengajaknya memasak kue. Dan kini, gadis kecil itu terlihat kembali ceria dan bersemangat lagi ketika Nilam membantunya menghias kue. "Nanti kalau kuenya udah matang, Mbak Qila bisa tunjukin ini ke Mama." Dengan senyum ceria, Nilam mengajak Qila menghias kue buatan mereka dengan sprinkle dan messes. "Emang Mama mau Mbak?" "Ya jelas mau dong. Kan ini buatannya Mbak Qila. Mbak Nilam jamin, Mama Elisha pasti bakal happy banget saat dapat kue ini. Mbak juga yakin, capeknya Mama setelah di kantor bakal hilang setelah makan kue buatan Mbak Qila." Bocah cantik itu meringis lebar. Senang sekali mendengar afirmasi positif yang Nilam katakan. Jangan ditanya ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bagaimana harimu?

    "Omong-omong, Nilam. Aku penasaran sama sesuatu nih.""Soal apa?""Gimana wajah Bos kita? Dia pasti bapak-bapak paruhbaya ya?"Nilam hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan Talita, tapi ia tidak langsung menjawab. Ia sengaja membiarkan temannya menebak-nebak.“Eh, gimana, Nilam?” Talita memandangnya dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu. “Dia pasti tipikal bos-bos kebanyakan, kan? Udah agak tua, pakai kacamata, rambut mulai beruban, tapi tetap kelihatan karismatik. Bener nggak?”Nilam terkekeh kecil, lalu menggeleng. “Enggak, dia gak kayak gitu.”“Loh?” Talita memiringkan kepala, semakin penasaran. “Kalau gak kayak gitu, terus kayak gimana? Jangan-jangan dia tipe bos yang galak dan suka marah-marah?”Nilam terdiam sesaat, mencoba merangkai kata-kata. “Dia... gimana ya, Mba? Pokoknya jauh dari bayangan kamu deh. Dia kayaknya sih masih muda, mungkin sekitar 35 tahunan. Gayanya juga santai, tapi kelihatan tegas. Terus...

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Happy, Tapi Bikin OVT

    “Sekretaris pribadi? Maksudmu, sekretarisnya Jean Adrian? Pemilik perusahaan ini?” Nilam mengangguk kecil, mencoba meyakinkan dirinya sendiri meskipun suara Talita membuat semua keraguannya terasa semakin nyata. Talita menatap Nilam dengan campuran rasa kagum. "Kamu keren banget Nilam."Nilam menghela napas panjang, matanya menatap kosong ke lantai. “Keren apanya?"Talita masih memandangi Nilam dengan wajah kagum. “Keren apanya? Nilam, Kamu sadar gak sih? Dari sekian banyak orang di sini, kamu yang dipilih buat jadi sekretaris pribadi! Itu keren banget, loh!”Nilam menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya yang sejak tadi terasa kacau. “Tapi aku gak yakin aku pantas buat posisi itu, Mba. Aku gak punya pengalaman apa-apa soal jadi sekretaris. Lagian, kenapa harus aku? Masih banyak orang lain yang lebih cocok padahal. Yang lebih pengalaman maksudnya.” Talita memiringkan kepala, bingung mendengar keraguan Nilam.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jadi Sekpri

    Jean menatap Nilam dengan tatapan tajam yang sulit ditebak, lalu melanjutkan kalimatnya dengan nada tegas namun lembut. "Saya ingin kamu menjadi sekretaris pribadi saya."Mata Nilam melebar, wajahnya dipenuhi keterkejutan. "S-sekretaris pribadi, Pak?" ucapnya, setengah gagap. Ia bahkan tidak yakin apakah ia mendengar dengan benar.Jean mengangguk pelan, matanya masih terpaku pada wajah Nilam yang tampak bingung. "Iya. Sekretaris pribadi. Saya tahu kamu tidak melamar untuk posisi ini, tapi setelah melihat profil kamu dan berbicara langsung denganmu, saya merasa kamu kandidat yang tepat."Nilam menelan ludah, mencoba mencerna situasi ini. "T-tapi Pak, saya tidak punya pengalaman sebagai sekretaris. Saya takut bapak kecewa."Jean menyandarkan tubuhnya ke kursi, ekspresinya berubah menjadi lebih santai. "Tidak perlu khawatir soal pengalaman. Tugas seorang sekretaris pribadi sebenarnya cukup sederhana, Nilam. Kamu hanya perlu membantu saya mengatur jad

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tawaran Jean

    “Baik, Nilam. Kalau boleh tahu, apa alasan kamu melamar di perusahaan kami? Apa yang membuat kamu tertarik?”Nilam tersenyum lagi, kali ini sedikit lebih canggung. “Saya pikir, perusahaan ini menawarkan peluang yang baik untuk berkembang, dan posisinya juga sesuai dengan yang saya cari.” Jean mengamati Nilam dengan cermat. Matanya yang tajam menangkap kegelisahan kecil di wajah gadis itu “Baiklah,” kata Jean, menutup berkas di depannya. “Nilam, apa yang kamu harapkan dari pekerjaan ini? Selain, tentu saja, penghasilan yang kamu sebutkan tadi.”Nilam tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. “Saya ingin menambah pengalaman dan belajar lebih banyak. Saya percaya, lingkungan kerja yang mendukung seperti perusahaan ini akan memberikan banyak peluang untuk itu.”"Jadi kamu kerja hanya untuk pengalaman saja?""Bukan cuma itu saja sih, Pak.""Lalu?""Saya juga cari penghasil yang lebih baik daripada pekerjaan saya yang sebelu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Special Interview

    Jean tidak bisa membohongi dirinya lagi. Pertemuan singkat dengan Nilam tadi membuat semua kenangan yang ia pendam selama bertahun-tahun mendadak menyeruak ke permukaan. Meski tahu tidak seharusnya ia terlibat lagi dalam kehidupan Nilam, hatinya tidak bisa tenang sebelum memastikan satu hal—apakah gadis itu benar-benar mantan kekasihnya yang dulu begitu ia cintai.Ia segera bergegas menuju ruang HRD. Napasnya sedikit berat, bukan karena lelah, tetapi karena perasaan gugup yang bercampur dengan rasa rindu. Sesampainya di depan pintu, Jean mengetuk pelan sebelum masuk."Selamat siang, Pak Jean," sapa salah satu staff HRD sambil berdiri. Jean mengangguk kecil. "Siang. Aku ingin bicara sebentar, soal salah satu kandidat yang kalian interview hari ini.""Oh, tentu saja, Pak. Kandidat yang mana ya?" tanya staff itu sambil membuka berkas daftar kandidat di tangannya.Jean menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Namanya Nilam."

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pertemuan Kembali

    "Nilam udah sadar, Je. Tapi dia kehilangan memorinya selama beberapa tahun terakhir.""Bukannya itu lebih baik Tante? Supaya Nilam bisa melupakan hal-hal buruk saat sama saya.""Tapi dulu Nilam pernah bilang, meskipun menjadi pacar kamu terlalu berisiko dan berat tapi dia tetap menyukainya.""Itu karena dia yang terlalu baik Tante. Padahal kalau ga ada saya, hidup dia pasti bisa lebih baik lagi."***"Ini Pak berkasnya! Tolong jangan marah ya! Saya beneran ga sengaja." Nilam mengulurkan kertas yang dia pegang ke arah lelaki di depannya. Dia panik sekali karena sudah membuat kekacauan."P- Pak... Bapak kenapa?" beo gadis berkemeja putih itu ketika melihat si pria yang hanya melamun sambil memandanginya. 'Dia kenapa ngeliatin aku kayak gitu? Apa aku cepirit di rok?' Dengan muka panik dia mengecek roknya.'Huh... Ternyata enggak.' "Pak... Bapak!""Eh- Maaf." Sentakan pelan Nilam membuat pria itu tersadar

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [Season Dua] Awal Yang Baru

    Dua tahun kemudian... "Mama!" Bu Mala tersentak kecil saat Nilam putrinya, mendadak muncul dan memeluk pinggangnya. Wanita paruh baya itu balik ke belakang hanya untuk mendapati cengiran polos anak tunggalnya. "Ya ampun, Nilam! Kamu bikin Mama kaget aja." Gadis itu hanya meringis. Ia menarik salah satu kursi yang ada dan duduk di sana. "Mama tuh yang terlalu fokus. Sampai ga sadar pas aku turun." Bu Mala mendengkus. Ia melanjutkan kegiatannya, mengoles mentega sebelum di masukkan ke dalam mesin Breadtoats. "Kamu rapi banget? Mau ada janji ama Nana?" Gadis berambut sebahu itu menggeleng. "Enggak." "Terus mau ke mana?" "Hari ini aku mau cari kerja, Ma." Bu Mala, bukannya senang mendengar ucapan putrinya, justru langsung mengerutkan dahi sambil memasang wajah sangsi. "Ada angin apa kamu tiba-tiba pengen cari kerja?" "Nilam bosen, Ma," jawab gadis itu setelah menenggak habis segelas jus jeruk buatan ibunya. "Hampir 2 tahun setelah lulus kuliah, Nilam jadi beban Mama." "Lah kamu,

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Permintaan Maaf dan Salam Terakhir

    Sebulan kemudian, Jean memberanikan diri untuk mendatangi Bu Mala dan sekaligus menjenguk Nilam. Dia tidak yakin akan disambut baik oleh Bu Mala, tapi setidaknya dia harus datang untuk menyampaikan sesuatu.Dan kini, keduanya duduk di bangku depan ruangan Nilam. Mereka duduk bersebelahan dan mengobrol di sana. Saling bertanya kabar. Saling mengucapkan maaf, dan beberapa hal penting lainnya."Aku tau ini pasti berat sekali buat kamu kan?" Itulah kira-kira yang Bu Mala ucapkan pertama kali setelah mendengar gagasan Jean mengenai hal apa yang selanjutnya akan dia lakukan."Saya pikir, ini yang terbaik buat kita semua Tante. Buat, Nilam, Qila, dan saya." Jean menatap lawan bicaranya tanpa ragu sedikitpun. "Lagi pula saya sedikit khawatir tidak bisa menjalankan amanat yang tante berikan."Bu Mala menghela nafas panjang. Dia tau Jean mungkin masih sakit hati dengan perkataannya dulu. Tapi apa yang dia ucapkan itu berdasarkan fakta, walau terasa sangat m

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Semakin Kritis

    "Di mana Elisha sekarang?""Aku ga tau.""Berapa lama kamu bakal nyembunyiin keberadaannya? Kamu ga takut bakal di hukum berat karena nyembunyiin dia?!"Dikta melihat beberapa penyidik yang duduk di depannya. Hampir semalaman dia berada disebuah ruangan interogasi guna menyelidiki di mana keberadaan Elisha, si pelaku utama."Mau ditanya berapa kali pun, jawabannya tetap sama. Aku ga tau di mana Elisha."Braak!Suara gebrakan meja yang cukup keras tak membuat nyali Dikta menciut. Dia sudah sering menghadapi orang-orang seperti mereka. Segala tekanan selama menjabat jadi CEO hampir mirip dengan kondisinya sekarang."Padahal semua bukti itu sudah jelas. Tapi kenapa kamu keras kepala sekali?" tukas polisi berpakaian preman tersebut. "Bahkan di mobil itu ada sidik jari Elisha di sana."Dikta berusaha untuk tetap memasang raut tenangnya. Dia tidak mau goyah walaupun semua tuduhan itu tepat tertuju padanya."A

DMCA.com Protection Status