Chapter: Cinta Berat"Jangan bilang kamu lagi topless?"["Kok tau."]"Nebak aja sih."["Mau liat nggak?"]Nilam melotot kaget. "Liat apa?"Bukannya menjawab, Jean malah menjauhkan kamera depan ponselnya hingga memperlihatkan bahu lebarnya yang sempurna. Mundur sedikit lagi— dan Nilam bisa melihat dada bidang Jean yang cocok buat dijadikan bantal buat rebahan."Emm...." Nilam menarik bed covernya hingga menutupi separuh wajahnya. Ia sedang menyembunyikan pipinya yang memerah karena ulah Jean. ["Gerah banget di sini, Nilam."]"Masa sih? Emang kakak nggak nyalain AC?"["Udah. Tapi tetep aja panas."]"Aku malah sebaliknya kak. Di sini dingin banget."["Oh ya?"]"Uhm. Nih, aku sampai selimutan."["Hah..."]Helaan nafas Jean membuat Nilam bingung. "Kenapa kak?"["Aku jadi pengen ke sana deh. Supaya bisa gantiin posisi selimut kamu."]"Seandainya Mama keluar kota, uda
Last Updated: 2024-12-12
Chapter: Bocah Kemarin Sore"Kamu ini masih bocah. Anak kemarin sore. Tau apa soal hati dan perasaan orang lain?""Aku emang masih noob soal percintaan Bu Elisha," balas Nilam dengan nada penekanan. "Tapi aku tau betul gimana cara mempertahankan apa yang aku punya.""Maksud kamu apa ngomong gitu? Kamu pikir aku bakal rebut Mas Jean dari kamu?" sahut Elisha ketus.Nilam melipat kedua tangannya di depan dada. "Iya. Aku emang ngerasa gitu, Bu. Apalagi sejak Dikta nolak ibu.""Sok tau kamu.""Bukan sok tau. Tapi emang tau.""Kamu nguping?""Iya. Maklumin ya bu, kepo soalnya.""Nggak tau malu kamu!" amuk Elisha. Rasanya dia sudah benar-benar muak pada Nilam."Dikira ibu enggak?" Nilam mengangkat dagunya. Ia mendekati Elisha tanpa rasa takut sama sekali. "Sekarang apa niat ibu kayak tadi? Mau caper di depan kak Jean ya?"Elisha sudah mengangkat tangannya. Bersiap untuk menampar gadis itu."Elisha!!!" Tapi sayangnya Jea
Last Updated: 2024-12-12
Chapter: Kamu Takut Kan?"Gimana? Udah tenang?" Itulah yang Jean tanyakan pada Elisha, tepat ketika mantan istrinya menyodorkan cangkir teh yang baru saja diminum olehnya.Elisha menganggukkan kepalanya. Dibanding beberapa saat lalu, perempuan itu memang lebih rileks sepertinya. "Makasih ya Mas.""Sebenarnya kamu ini kenapa? Kok bisa kamu marah-marah kayak tadi?" tanya Jean lagi. Ia sempat meletakkan cangkir yang dia terima dari Elisha dan menaruhnya ke atas meja."Kenapa kamu heran, kak? Bu Elisha itu udah sering kok marah-marah nggak jelas kalau di kantor." Nilam tadinya tidak mau terlalu ambil pusing, tapi melihat Elisha bersikap dramatis seperti beberapa waktu yang lalu, dia jadi dongkol setengah mati.Elisha melirik tajam ke arah Nilam. Yang tentu saja dibalas acuh oleh putri tunggal Bu Mala tersebut."Aku cuma sedikit kesal sama diriku sendiri Mas," jawab Elisha lirih. Mimik wajahnya dibuat sesedih mungkin agar orang lain— atau lebih tepatnya Jean, menjadi
Last Updated: 2024-12-11
Chapter: Terpantau Caper"Qila, Mama mana Nak?" tanyanya dengan nada cemas."Mama di atas Pa," jawab Qila masih sambil menangis.Setelah mendengar jawaban putrinya, Jean pun naik ke lantai 2 di susul Nilam di belakangnya. Gadis itu sebenarnya tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi pada Elisha. Tapi dia harus ada di sana untuk jaga-jaga kalau seandainya Elisha sok caper di hadapan Jean."Elisha! Elisha!" Jean mengetuk pintu dengan tidak sabaran. Ia juga tidak lupa memanggil nama mantan istrinya beberapa kali supaya Elisha mau keluar. "Elisha! Kamu ngapain di dalam? Ayo keluar Sha! Ini aku, Jean!"Tidak ada jawaban. Suasana di dalam kamar yang hening membuat wajah Jean tampak pasi. Ia menatap Nilam dengan pandangan yang sulit diartikan."Elisha! Buka pintunya, Sha! Kamu kenapa Sha? Ayo cerita sama aku! Jangan diem kayak gini?"Masih hening."Sha! Kalau kamu nggak keluar, aku bakal dobrak pintunya!" ancam Jean. Tapi lagi-lagi janda cantik itu tida
Last Updated: 2024-12-11
Chapter: Mama Kenapa?Qila berdiri di depan pintu kamar Mamanya dengan wajah panik. Jantungnya berdebar, air matanya terus mengalir bersamaan dengan keringat dingin di tubuhnya. Anak mana yang tidak khawatir saat mendengar suara teriakan sang mama. Yang diiringi dengan jatuhnya beberapa barang pecah bela."Mama... Mama kenapa Ma? Mama..." Usia Qila memang masih 8 tahun. Tapi dia cukup peka dengan kondisi sekitarnya, termasuk sang Mama."Mama! Mama kenapa?!" Ia terus mencoba untuk memanggil Elisha agar segera keluar dari kamarnya. Tapi, sang Mama sama sekali tidak menggubris ucapannya."Mbak Qila..."Mendengar suara sang bibi ART, Qila pun langsung menghampiri wanita paruh baya itu dan memeluknya erat."Bi, Qila takut bi... Daritadi Mama teriak-teriak terus." Sambil menangis, Qila menceritakan apa yang sedang terjadi pada sang Bibi."Mbak qila tenang dulu ya!" pinta sang bibi."Apa kita telfon Papa aja ya Bi? Biar Papa ke sini buat ngeliat Mama? Qila beneran takut Bi," saran bocah itu dengan mata berkaca-ka
Last Updated: 2024-12-10
Chapter: Si Polos"Nih...""Em?!""Aku nyariin ini dari tadi."Gadis cantik itu semakin bingung ketika Jean menyerahkan sebuah brosur ke arahnya. "I- ini apa?""Itu brosur yang aku dapat saat meeting kemarin. Isinya menu baru di hotel ini. Aku tanya ke beberapa teman, katanya makananya enak dan rekomended. Makanya aku ngajak kamu ke sini."Nilam melongo. Ia menatap Jean yang tersenyum tanpa dosa ke arahnya. Bentar-bentar, mereka miss-com lagi kah?"Kamu mau pesen yang mana? Aku udah lapar nih?"Nilam menerima brosur itu dari pria yang masih berdiri di depannya. Sumpah, wajahnya sudah sangat merah. Gerak-gerik nya juga begitu canggung saat menyadari Jean hanya menggodanya."Kurang ajar!" Nilam memukulkan kertas tipis itu ke arah sang pacar. "Jadi daritadi kamu cuma ngerjain aku doang?""Lah? Kamu baru ngeh?""Akhhh! Sialan!" Nilam berdiri sambil berusaha memukul-mukul pelan lengan Jean. "Kurang ajar! Daritadi aku
Last Updated: 2024-12-10
Chapter: Bab 10"Aku mau langsung pulang aja." Galen mengangguk tanpa banyak bertanya. Ia mengerti bahwa Nayya butuh waktu untuk menenangkan diri setelah apa yang terjadi hari ini. Ia kembali fokus pada kemudi, memacu mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah.Perjalanan berlangsung dalam keheningan. Nayya bersandar di kursi, matanya terpejam, meskipun pikirannya masih terus bekerja. Sesekali, ia merasa kehadiran Galen di depannya memberikan sedikit rasa nyaman, seperti jangkar yang menahannya agar tidak sepenuhnya tenggelam dalam kekacauan ini.Begitu tiba di rumah, Galen memarkir mobil dengan hati-hati di depan garasi. Ia keluar terlebih dahulu, membuka pintu untuk Nayya. "Kita sudah sampai, Nona," ucapnya dengan lembut.Nayya membuka matanya perlahan, lalu mengangguk. Ia turun dari mobil dengan langkah pelan, merasakan lelah yang luar biasa di tubuhnya. Galen memperhatikan langkahnya yang lunglai dan segera berkata, "Kalau ada yang Nona butuhkan, Anda bisa p
Last Updated: 2024-12-11
Chapter: Bab 09"Galen...""Iya Nona?"Namun bukan jawaban yang Galen dapatkan saat ia menunggu respons, melainkan gerakan tangan Nayya yang perlahan terulur. Jari kelingkingnya terulur ke depan wajah Galen. Untuk sesaat, Nayya menatap Galen dengan pandangan yang sulit diartikan—ada kelelahan, luka, dan sebersit harapan yang terpantul dalam matanya."Kamu mau janji kan?" tanyanya pelan, hampir seperti bisikan. "Janji kalau kamu akan tetap di sini. Tidak pergi atau meninggalkan aku, apapun yang terjadi?"Galen tertegun. Ia tak menyangka akan permintaan ini, namun ia melihat harapan dalam tatapan Nayya. Ia tahu, ini bukan sekadar permohonan sederhana dari seorang majikan pada bawahan sepertinya. Ini adalah permintaan yang datang dari seseorang yang sudah berada di titik terendahnya, seseorang yang merasa dunia bisa runtuh kapan saja.Galen menatap perempuan itu sebelum melingkarkan jari kelingkingnya pada Nayya. Membuat pinky promise. "Saya janji, Nona," k
Last Updated: 2024-12-11
Chapter: Bab 08"Ma, Pa... Katakan aku harus gimana? Aku harus apa?" Suara isakan Nayya terdengar semakin intens. Memecah area pemakaman yang lenggang hari itu."Dulu aku percaya kalau cinta bisa menaklukkan segalanya. Aku pikir selama aku punya Mas Liam, aku bisa bertahan. Tapi sekarang aku sadar... mungkin cinta saja gak cukup." Suaranya semakin lirih, hampir tertelan oleh angin. "Kalau gak ada harapan... kalau aku gak bisa jadi istri yang diharapkan keluarga Liam... apa gunanya aku di sana?"Nayya terdiam sejenak, membiarkan kata-kata itu menggantung. Ia mencengkeram nisan dengan lebih erat. "Ma, Pa, aku gak mau jadi beban. Tapi aku juga gak mau menyerah. Aku masih cinta sama dia... meskipun setiap harinya aku bertanya-tanya, apa Mas Liam masih memiliki perasaan yang sama?"Galen berdiri di belakang, menyaksikan punggung Nayya yang rapuh di hadapan dua pusara itu. Ia mengerti bahwa dirinya tak lebih dari bayang-bayang di sini, namun di saat yang bersamaan, ia merasakan keinginan kuat untuk memberi
Last Updated: 2024-12-10
Chapter: Bab 07"Galen, kamu bisa bantu aku gak?" "Bantuan apa, Nona?" Nayya tersenyum ke arah pria itu sebelum menjawab, "Anterin aku ke suatu tempat." Galen tak menjawab, namun dari tatapan mata Nayya yang mengintimidasi membuat pemuda itu tak bisa menolak. "Baik, Nona. Saya panasin mobil. dulu." Saat mereka berangkat, suasana di dalam mobil terasa dingin dan sunyi. Galen memegang kemudi dengan tenang, matanya terfokus pada jalan di depan, sementara Nayya duduk di sebelahnya, pandangannya kosong menatap ke luar jendela. Ia tampak memikirkan sesuatu yang berat, bibirnya terkatup rapat tanpa sepatah kata pun keluar sejak mereka masuk ke mobil. Galen, seperti biasanya, tahu kapan harus diam. Ia tidak berusaha mengusik atau mengajukan pertanyaan. Sejak bekerja untuk Nayya, ia memahami bahwa wanita itu menyimpan banyak hal dalam diamnya. "Hati-hati, Nona!" Itulah yang Galen katakan saat membantu Nayya turun dari mobil. Nayya turun dari kendaraan mewahnya dengan langkah pelan, membiarkan ang
Last Updated: 2024-12-10
Chapter: Bab 06"Sayaaang..."Liam menoleh ke arah suara yang baru saja memanggilnya. Di ambang pintu ruang tamu, berdirilah seorang wanita paruh baya yang masih memancarkan kecantikan khasnya. Wajahnya anggun, dengan garis-garis halus yang menambah kesan kebijaksanaan. Ia adalah Widuri, ibu kandung Liam."Sayaaang... jam segini kok masih santai di rumah?" tanya Widuri sambil melangkah mendekat, nada suaranya penuh kasih sayang sekaligus heran. “Apa kamu gak kerja hari ini?”Liam menghela napas, lalu menatap kopi hitam di tangannya tanpa minat. "Belum, Ma. Aku berangkat agak siang."“Jangan karena masalah kamu ama Nayya, kamu jadi males-malesan gini.” Widuri duduk di sofa di seberangnya, menatap putranya dengan cermat.Liam menggeleng, mencoba menghindari tatapan ibunya. "Enggak, Ma. Aku cuma males aja."Widuri menyipitkan mata. Sebagai seorang ibu, ia paham betul setiap ekspresi Liam, dan ia bisa melihat dengan jelas ada sesuatu yang mengganggu pikiran putranya. “Jujur aja ya, Mama ini heran ama kam
Last Updated: 2024-11-05
Chapter: Bab 05"Bisa gak kamu di sini aja?"Keduanya saling melemparkan pandangan satu sama lain. Namun, Galen lebih dulu menyudahi tatapan itu karena khawatir Nayya merasa tidak nyaman."Saya, akan berjaga di luar.""Jangan di luar!" Nayya memotong. "Kamu tidur di dalam sini aja. Di sana—" Ia menunjuk sofa panjang berwarna maroon yang berada di dekat lemari pakaian."Tapi Non, saya khawatir Tuan Liam tiba-tiba pulang dan—"Nayya menghela nafas. Mimik wajahnya tampak kecewa karena penolakan Galen. "Padahal kamu juga bisa sambil istirahat kalau tidur di sana. Tapi kalau kamu lebih nyaman di luar ya terserah. Aku gak bisa maksa."Galen menghela nafas pelan. Ia tau Bosnya cukup keras kepala dan menuntut dalam beberapa kesempatan. Termasuk kali ini. Jadi daripada berdebat, ia memutuskan untuk mengiyakan permintaan sang Nona muda untuk tetap berada di dalam sana."Baik, Nona. Saya tidak akan ke mana-mana malam ini."Nayya tersenyum lega setelah mendengar jawaban Galen. Ia mengucapkan terima kasih pada sa
Last Updated: 2024-11-05
Chapter: Kamu Mau Apa?Clarissa sedikit bingung dengan kemunculan mobil sedan hitam mewah yang berhenti di depannya. Apa orang itu mengenalnya? Atau mereka pernah bertemu? Begitulah pikir perempuan yang sedang menggendong bayinya tersebut.Ia berdiri, mengamati sosok siapa di balik kemudi. Dan bola matanya reflek melebar begitu kaca mobil diturunkan. "Lu-Lucas?"Pemuda yang dimaksud tampak menyeringai sembari melambaikan tangan tanpa dosa. Sedangkan Clarissa benar-benar tidak menyangka, jika pria itu akan muncul di depannya siang bolong begini.Kabur. Itulah yang Sasa pikirkan. Dia tidak mau membuat masalah dengan pemuda itu. Sialnya, tak ada tanda-tanda kalau bus akan datang. Dan jalan satu-satunya yang bisa perempuan 23 tahun tersebut lakukan, adalah berjalan menjauhi Lucas."Hey! Mau ke mana kamu?" Sialnya, Lucas turun dari mobil dan mengejarnya. Pemuda dengan setelan jas lengkap tersebut tak terima ditinggal kabur begitu saja oleh Clarissa. "Clarissa! Tunggu!"GOTCHA! Akhirnya, pem
Last Updated: 2023-07-17
Chapter: Patner Tidur"Aku ingin kamu— menjadi partner tidurku!"DEGClarissa kehabisan kata-kata, tadinya dia pikir Lucas adalah orang yang berbeda. Dia ikhlas membantunya tanpa mengharapkan imbalan yang macam-macam. Tapi saat mendengar penuturan pemuda berkemeja hitam tersebut, sontak saja membuat Sasa syok dan tak tahu lagi harus bagaimana."Anggap saja uang yang tadi adalah uang untuk membayar 'jasa' kamu," ujar Lucas sambil menatap lekat ke arah Clarissa. Perempuan yang hanya bisa tercengang syok dengan ucapannya barusan."Tidur denganku?""Yup. Bukankah memang itu pekerjaan kamu?"Clarissa merasa harga dirinya hancur sudah. Ia tidak menyangka, Lucas memandangnya tak jauh berbeda dengan pria-pria lainnya "Kenapa wajah kamu pucat begitu? Jangan bilang kalau kamu akan menolaknya?" Ia menatap perempuan di depannya dengan intens. Jujur saja, Clarissa terlihat cantik di matanya. Apalagi saat bola mata bulatnya memandangnya balik."Aku bisa mengganti semua uang kamu, tapi
Last Updated: 2023-07-16
Chapter: Jangan Lari!Clarissa berjalan secepat mungkin menuju ke parkiran. Mencari taksi dan kabur dari tempat ini. Sudah cukup ia melakukan hal nista seperti sekarang. Walaupun belum lama, namun tetap saja dia harus lepas dari jerat dunia malam seperti ini.Mata perempuan berkulit putih itu berbinar senang saat melihat sebuah taksi berjalan ke arahnya. Ia mengangkat tangannya, hendak mencegat kendaraan tersebut. Namun belum sempat itu terjadi, seseorang lebih dahulu menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya menjauh dari lokasi."Mau ke mana kamu?""Mm—mbak Gita?" Tubuh perempuan itu menggigil gemetaran melihat sosok Gita yang tampak murka kepadanya. Dari ekspresi wajah perempuan itu, terkesan jika dia sedang tidak bisa untuk santai."Kamu mau kabur?" sentak wanita berambut pendek itu dengan suara meninggi. Dia sudah terlanjur emosi karena sikap Clarissa yang seenaknya. Membuat dia nyaris kehilangan pelanggan terbaik di klubnya. "Berani sekali kamu?"Sasa yang berusaha melepaskan
Last Updated: 2023-07-15
Chapter: Jadi Wanita Penghibur"Mbak, aku tidak mau ikut! Aku tidak mau pergi ke sana lagi!""Mana bisa begitu, Sasa! Sudah ada 2 orang malam ini yang antre buat tidur sama kamu! Kamu tidak bisa menolaknya begitu saja!""Tapi Mbak— Aku capek banget! Daripagi baby Al rewel terus, dan—"Gita melotot tajam ke arah Sasa. Lalu mendudukkan perempuan itu di depan meja rias miliknya. Setiap hari saat ia datang untuk menjemput Sasa, selalu ada saja alasan yang ibu beranak satu itu ucapkan. Membuat dia kesal."Kamu tidak akan bisa menolak perintahku!" Dengan tegas Gita berucap demikian. "Kamu itu aset buatku, karena kamu pelanggan di klub tempat itu jadi makin banyak! Toh, kamu juga senangkan karena bisa menghasilkan banyak uang!" terang Gita dengan suara meninggi sedikit frustrasi."Aku juga sudah bilang ke Mbak, kalau aku akan berhenti setelah hutang-hutangku lunas. Dan aku tidak akan melakukan hal itu lagi!" Perempuan 23 tahun itu tak mau kalah. Dia sudah bertekad untuk menyudahi hal kotor ini karena
Last Updated: 2023-07-14
Chapter: Kapan Kamu Menikah?Lucas reflek meletakkan alat makannya ke atas piring dengan sedikit kasar, tak delikan tajam yang langsung tertuju ke arah sang Mama. Dia begitu kesal dengan pertanyaan berulang yang dilontarkan oleh orang tuanya tersebut.Dia bosan harus menjawab pertanyaan itu hampir setiap hari. Mengenai pasangan. Istri. Pacar. Sungguh dia muak dengan hal-hal semacam itu."Aku berangkat dulu!" Dan satu-satunya hal yang bisa Lucas lakukan demi menolak pertanyaan Sang Mama, adalah dengan pergi dari sini. Ke kantor jauh lebih baik daripada harus dituntut ini dan itu oleh keluarganya."Tunggu, Lucas! Mama belum selesai bicara!" Rika tampak kesal karena pertanyaan selalu diabaikan dan dianggap angin lalu oleh anaknya."Sudah Ma, mungkin kakak memang sedang buru-buru," Sang adik, Rendra Ghurafa Sadewa memotong ucapan Mamanya. Pria 25 tahun dengan senyum khas itu memilih untuk menenangkan Sang Mama. "Mungkin juga kak Lucas bosan karena ditanya seperti itu. Hahaha," lanjutnya sambil tertawa mengejek."Apa
Last Updated: 2023-07-13
Chapter: Terpaksa Jadi Wanita Malam"Aku mau 'mencobanya' lebih dulu! Aku sudah tidak tahan."Sasa panik. Ia menggeleng lemah tanda menolak. Sungguh dia belum siap."Mana bisa seperti itu!"Pria yang sedang duduk di sofa tadi langsung berdiri, menarik pergelangan Sasa dan memeluknya. Tak rela pria gemuk itu yang akan meniduri Clarissa sendirian."Hey, aku dulu tadi yang memintanya! Kamu jangan seenaknya menyerobot!"Melihat situasi yang agak tidak kondusif, Gita reflek menyela. "Sudah-sudah! Begini saja, siapa yang membayar paling tinggi, akan bisa tidur lebih dahulu dengan Sasa.""Oke! Kalau begitu cara mainnya!" Mereka berlomba-lomba mengeluarkan dompet, mengambil kartu kredit masing-masing dan memamerkannya. Tak lupa menyebutkan nominal uang untuk membayar jasa Clarissa.Sedangkan perempuan itu hanya bisa pasrah dan menangis. Entah dia harus bangga atau malu karena hal ini. Beberapa pria di depannya sibuk berdebat untuk mendapatkan giliran pertama untuk tidur dengannya.***"Inga
Last Updated: 2023-07-10