Share

Ayo ikut!

last update Last Updated: 2024-09-05 13:58:33

"Mama! Mama liat aku dulu dong! Aku cantik kan?"

"Iya sayang, apa sih? Mama lagi buru-buru nih. Soalnya Mama harus nyampek kantor lebih cepet," balas Elisha tanpa melihat ke arah anaknya.

"Tapi Mama bisa liat aku bentar aja kok. Aku pengen denger pendapat Mama soal rambut aku!" pinta Qila tak mau kalah. Bocah kecil itu mana mengerti soal urusan orang dewasa. Yang penting dia happy, itu saja. "Mama!"

"Wah, iya sayang kunciran kamu bagus sekali. Cantik banget."

Qila yang mendengar ucapan Mamanya, bukannya merasa senang, tapi justru jadi kecewa. Bagaimana tidak, Mamanya memberikan pujian demikian tanpa melirik sedikitpun ke arahnya.

Jean yang melihat kejadian itu, sebenarnya sedang menahan diri untuk tidak murka. Bagaimana ia tak kecewa melihat istrinya hanya mementingkan dirinya sendiri. Bahkan untuk memberikan pujian pada anaknya yang tidak makan banyak waktu saja, terasa sulit bagi Elisha.

"Qila sayang—"

Panggilan sang P
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shinta Olivia
ujung" nya minta duit ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pembantu Bikin Salfok

    "Kamu ikut aku ke sekolah Qila ya!"Nilam reflek menautkan kedua alisnya, saat Jean memintanya demikian. "Kenapa Pak?""Soalnya kamu harus tau di mana lokasi sekolahnya Qila, biar pas nanti aku atau Elisha berhalangan dan nggak bisa jemput Qila, kamu bisa gantiin kami," terang Jean dengan entengnya. Sebenarnya dia juga bingung kenapa bisa punya ide seperti itu. Tapi kalau dipikir-pikir, memberitahu lokasi sekolah Qila pada Nilam, tak buruk juga."Baik, Pak. Tapi saya mau ambil jaket dulu ya. Biar rapian sedikit."Jean memberikan anggukan kecil saat sang pembantu meminta ijin padanya untuk mengambil jaket. Sementara ia sendiri menggandeng tangan Qila dan mengajaknya untuk ke depan.Dan sekitar 5 menit kemudian, ketiganya berangkat ke sekolah Qila bersama-sama menggunakan mobil. Jarak ke sekolah tidaklah jauh sebenarnya. Hanya sekitar 15 menit saja. Jadi tidak butuh waktu lama untuk putri pasangan Jean dan Elisha ini untuk segera tiba di sa

    Last Updated : 2024-09-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   KEBELET

    "Nggak cuma panas aja, Nilam. Masalahnya aku kebelet nih." Jean terlihat menggoyangkan pantatnya, dia merasa tidak nyaman karena ingin buang air kecil."Bapak mau pipis?" tanya Nilam dengan polosnya."Iya nih.""Tapi kan kita lagi di mobil.""Nah itu masalahnya, mana mobilnya nggak gerak sama sekali.""Saya punya ide Pak," ucap Nilam dengan semangat.Jean menautkan alisnya. "Ide apa? Kamu nggak ada niatan buat nyuruh aku turun dan pipis di pinggir jalan kan?" tanyanya."Pipisnya masukin ke botol itu aja Pak!" Dengan begitu entengnya, Nilam menunjuk ke arah botol kosong yang tergeletak di pintu mobil bagian belakang.Jean otomatis syok saat mendengar penuturan Nilam, apalagi wajah polos gadis itu ketika mengutarakan idenya, makin membuat ia terperangah. "Yang bener aja kamu?""Tenang aja Pak, saya bakal tutup mata kok. Daripada Bapak nahan pipis, malah bisa jadi penyakit entar," ucap Nilam lagi

    Last Updated : 2024-09-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Awal Perselingkuhan

    Tawa lepas dari para pebisnis itu, kembali memecahkan suasana. Kecuali Elisha yang hanya bisa tersenyum kecil sesekali karena canggung karena hanya dia yang berjenis kelamin perempuan di antara yang lainnya. "Udah-udah. Gimana kalau saya traktir Bapak-bapak makan siang?" ucapan Dikta membuat suasana ramai itu sedikit merendam. "Wah, boleh juga Pak. Kebetulan ini saya juga sudah lapar." "Betul sekali Pak Dikta." "Oke, bapak-bapak turun duluan saja turunnya. Saya mau bicara sebentar dengan Elisha," ujar Dikta lagi. Setelah orang-orang itu pergi, kini tinggal Elisha dan Dikta saja yang ada di sana. Dengan wajah fill senyum Dikta bertanya, "Elisha, kamu ikut sama kita kan?" "Maaf Pak. Kayaknya saya nggak bisa ikut. Soalnya saya mau beresin ini semua. Terus juga, saya udah bawa bekal dari rumah, sayang kalau nggak di makan." "Yakin kamu nggak mau ikut?" "Maaf Pak, saya

    Last Updated : 2024-09-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Awal Perselingkuhan 2

    "Seandainya uang yang kamu kasih cukup untuk biaya sehari-hari, mana mungkin aku sampai hutang sana sini Mas! Coba pake logika kamu Mas!" amuk Elisha. Dia benar-benar lelah menghadapi sikap keras kepala Jean. Sangat lelah.Jean tak berkutik. Pria itu hanya duduk diam di pinggir ranjang sambil memijat pelipisnya."Tolong lah Mas! Ijinin aku nerima pekerjaan ini!" pinta Elisha lagi. Sampai-sampai, ia berlutut di depan kaki suaminya dan memohon agar Jean mengizinkannya pergi bekerja. "Aku janji Mas, selama bekerja aku nggak akan lupa ama tanggung jawabku sebagai ibu rumah tangga. Sebagai istri yang baik buat kamu, juga sebagai ibu dari Elisha.""Kamu pikir enak apa jadi pegawai kantoran?" Ia menatap ke arah istrinya. Nada bicaranya yang tadi sangat berapi-api, kini terdengar lebih kalem. "Semua pekerjaan nggak ada yang mudah Mas. Nggak ada yang enak kalau dikerjakan sambil terus mengeluh."Jean memandangi istrinya. Kali ini dia sudah kalah

    Last Updated : 2024-09-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Tawaran Yang Menggiurkan

    "Aku insecure Sha! Aku ngerasa nggak berguna!""Harusnya kamu nggak perlu ngerasa kayak gitu Mas! Kita ini berumahtangga bukan untuk mencari siapa yang paling hebat, atau siapa yang paling banyak menghasilkan uang!" sentak Elisha dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kita ini dijadikan pasangan untuk saling melengkapi! Untuk saling bekerja sama, Mas. Rumah tangga kita bukan ajang untuk mencari siapa yang terbaik!"Jean melepaskan cengkramannya dan berjalan menjauhi sang istri. "Gampang banget kamu ngomong kayak gitu, karena kamu nggak ngerasain jadi aku yang tiap hari jadi bahan gunjingan warga karena nggak bekerja.""Itu kan bukan salahku Mas! Lagipula, berapa kali aku harus ngomong sama kamu, berhenti mikirin omongan orang Mas! Cuekin aja mereka!""Kamu ini, udah salah malah ngeyel terus.""Emangnya salahku di mana Mas? Aku ini udah berusaha memberikan yang terbaik buat keluarga kita. Kerja dari pagi sampai sore demi memenuhi kebutuhan

    Last Updated : 2024-09-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Apa Bapak Gak Kesepian?

    "Ibu belum pulang Pak?"Suara lembut Nilam, berhasil membuat Jean yang sibuk mengetik naskah novelnya, langsung menoleh ke arah si pembantu.Dengan kedua bola matanya, dia memperhatikan Nilam yang datang ke arahnya sambil membawa secangkir Kopi Hitam."Iya nih. Kayaknya dia lembur lagi," jawab Jean sekenanya. Sebenarnya dia juga membalas kalau harus membahas Elisha yang sering pulang telat seperti ini."Silahkan kopinya Pak, temen buat begadang." Perempuan berpakaian rok pendek selulut serta sweater beebahan rajut sebagai atasan ini, menyodorkan cangkir kopinya ke arah Jean. Berharap cairan itu bisa sedikit mengurangi rasa suntuk si majikan."Ibu Elisha, sibuk banget ya Pak. Pergi pagi-pagi banget, terus pulangnya juga malem banget."Jean melirik ke arah Nilam. Wajahnya yang mengeras membuat perempuan 20 tahun itu langsung mengatupkan bibirnya. "Maaf Pak, saya nggak bermaksud—""Enggak kok, Nilam. Apa yang kamu bilang ba

    Last Updated : 2024-09-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ibu Yang Egois

    "Mas...""Lagian, buat apa itu semua kalau Qila harus kehilangan peran ibu yang sangat dia sayangi? Buat apa?" tukas Jean."Mas... Udah dong! Jangan membesar-besarkan masalah ini!" pinta Elisha lagi."Kamu— aku bingung sama kamu Sha! Kamu kayak orang lain aja sekarang. Kamu beda dengan Elisha yang dulu."Jean mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang. Ia pijat pelipisnya guna menghilangkan rasa pening di kepalanya. Dia begitu lelah menghadapi perangai istrinya.Elisha terdiam. Dia tau dia salah. Dia sadar kalau ia banyak berubah. Tapi dia bisa apa selain tetap diam dan pasrah. Dia banyak menanggung beban berat yang hanya bisa dia sendiri yang rasakan.Selama beberapa waktu, keduanya tidak saling mengatakan apapun dan sibuk larut dalam pikirannya masing-masing."Aku mau ke kamar Qila. Mau pamit ke dia kalau nggak bisa ikut ke puncak."Jean memandangi istrinya yang menggamit tas jinjingnya dan pergi ke luar dari ka

    Last Updated : 2024-09-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kebohongan Elisha (21+)

    "Yakin kamu nggak mau pergi?""Enggak. Qila mau istirahat aja di kamar."Jean menatap sendu putrinya. Melihat anaknya tidak bersemangat dan sedih karena Elisha, membuat ia jadi kesal."Ya udah kalau gitu. Papa, mau ke luar dulu ya. Nanti kalau butuh apa-apa kamu panggil Papa aja."Qila menganggukkan kepalanya. Dan memilih untuk tiduran di ranjang dan istirahat. Sungguh dia sangat kecewa karena ulah mamanya.***Jean terlihat lesu saat keluar dari kamar anaknya. Ia berjalan gontai ke arah ruang tamu dan langsung duduk di single sofa. Dari arah luar terlihat Nilam yang berjalan ke arahnya.Melihat bosnya tidak baik-baik saja, Nilam pun bertanya, "Bapak kok di sini? Jalan-jalannya nggak jadi Pak?"Jean yang sedang memijat pelipisnya, langsung menoleh ke arah perempuan itu. "Enggak. Kamu kan liat sendiri, Elisha lembur lagi hari ini.""Saya kira bapak pergi berdua sama Mbak Qila.""Dia nggak mau. K

    Last Updated : 2024-09-08

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Cie, Cemburu

    "Nyariin apa?"Itulah yang Jean tanyakan saat setelah tim devisi Nilam memberikan presentasi mengenai solusi pengembangan marketing perusahaan. Semua anggota tim satu persatu keluar dari ruangan Jean, kecuali Nilam yang masih terlihat kebingungan."Nyariin pulpen Pak.""Jatuh?" tanya Jean sambil ikut ngintip di bawah meja."Enggak tau." Nilam membuka file-file di atas meja. Barang kali pulpennya terselip di sana."Ya udah, beli lagi aja! Kan cuma pulpen.""Enggak bisa gitu Pak.""Kenapa gak bisa?""Itu pulpen hadiah dari mas crush," jawab Nilam yang kini mulai mencari di bawah meja. Tapi benda itu tidak ada di sana. "Itu pulpen penting banget buat saya. Soalnya kalau pake itu pulpen saya jadi kebayang-bayang wajah mas crush."Mendengar penjelasan Nilam, Jean langsung berhenti membantunya untuk mencari benda tersebut. Duda 32 tahun ini malah merebahkan punggungnya di kursi kerjanya dan membiarkan Nilam sibuk sendiri."Oh si Dewa ya? Jadi— kalian pacaran?" tanya Jean dengan nada tak ser

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Misi Pertama

    "Gimana Mba? Kamu setuju atau enggak?" tanya Talita tidak sabaran.Nilam menghela napas panjang, menimbang-nimbang tawaran gila dari Talita dan Rina. Otaknya berkata ini konyol, tapi hatinya juga ikut penasaran sebenarnya."Ya deh, aku ikut," ujar Nilam akhirnya.Talita dan Rina langsung bersorak pelan. "Yes!" Keduanya terlihat happy."Tapi kita harus bikin ini natural. Dan jangan sampek ada yang tau niat kita ini," tambah Nilam sambil melirik mereka dengan waspada. "Tenang aja, Mba. Ini bakal jadi rahasia kita bertiga," ucap Talita percaya diri. "Besok, kamu harus mulai akting sibuk chatting atau telponan sama 'pacar' barumu di kantor. Jangan langsung heboh, cukup kasih kesan kalau kamu lagi deket sama seseorang."Rina mengangguk setuju. "Yup. Kamu harus akting seolah-olah sedang kasmaran."Nilam menyipitkan mata. "Itu cringe banget gak sih?"Talita tertawa. "Ya biar terasa nyata, Mba. Lagian, Pak Jean pasti penasaran kalau kamu tiba-tiba sering senyum-senyum sendiri." Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ke Makan Seseorang

    "Btw, kamu belum jawab pertanyaanku, Mba. Kok kamu keliatan happy banget pulang meeting? Apa ada sesuatu?"Nilam menyipitkan kelopak matanya sambil tersenyum. "Iih, kepo...""Yang serius dong, Mba. Kalau semisal emang Pak Jean hdah ke mode semula berarti kamu kalah," Talita menunjuk Nilam dengan jari telunjuknya. "Ayo siap-siap traktir aku makan siang seminggu loh."Nilam mengerutkan keningnya sambil menggembungkan sedikit pipinya. "Kan aku gak bilang happy kenapa. Jadi kamu belum tentu menang dong Mba.""Bodo amat. Pokoknya aku yakin kamu dan Pak Jean udah baikan.""Tapi— mba! Mba Talita..." Nilam menghentakkan kakinya saat melihat perempuan itu pergi menjauh. "Uuh, dasar."Karena sudah tidak ada lagi bestie yang mengajaknya bicara, Nilam pun memutuskan untuk kembali ke ruangannya sendiri.***Suasana kantin siang itu cukup ramai. Beberapa karyawan duduk berkelompok, menikmati makan siang sambil mengobrol santai. Di salah satu sudut, Nilam, Talita, dan Rina duduk di meja biasa mereka

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Makan Berdua

    Sepanjang perjalanan kembali ke kantor, suasana di dalam mobil cukup hening. Jean terlihat sibuk dengan ponselnya, sementara Nilam menatap ke luar jendela.'Ehm, makan bakso enak kali ya?' gumam Nilam saat mobil mereka melewati beberapa warung bakso pinggir jalan. 'Udah lama gak makan bakso abang-abang gitu. Ngebayangin makan bakso urat, sambelnya pedes, kasih kecap plus cuka dikit pasti mantap,' Nilam menelan ludah.'Hmm, jadi lap—'KryuuuukJean yang sedang fokus dengan hapenya tiba-tiba mendengar suara perut Nilam yang keroncongan. Dia melirik ke samping dan menahan senyum. Sedangkan Nilam sendiri langsung memejamkan mata seraya menunduk dalam. Merasa malu."Kamu lapar?" tanya Jean sambil menoleh ke arah Nilam."Enggak!" bantah gadis itu. "Kan tadi udah makan siang, Pak."Jean mendengkus. "Terus barusan bunyi apa?""Gak tau, Pak. Aku gak denger apa-a—"Kryuuuuk'Shit! Perut sialan!' maki Nilam dalam hati."Gak usah sungkan Nilam! Kalau emang kamu masih lapar, kita bisa mampir dulu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Klien Penting

    Sekitar jam 11 kurang, Nilam menemani Jean menuju hotel tempat pertemuan dengan klien diadakan.Keduanya naik mobil dengan seorang supir di depan sementara keduanya duduk berdampingan di bangku belakang. Situasi di sana cukup canggung. Nilam sibuk mengerjakan sesuatu di tab-nya sementara Jean juga sibuk membalas beberapa chat penting dari kolega.Sekitar 25 menit kemudian mereka tiba di lokasi. Keduanya berjalan menuju lobi hotel tempat makan siang dengan klien Singapura, Nilam melirik sekilas ke arah Jean dan langsung menyadari sesuatu—dasi pria itu agak miring. Ia menggigit bibir, ragu apakah harus mengatakannya atau tidak. Tapi kalau ia diam saja, bisa-bisa klien nanti malah memperhatikan dan itu mungkin sedikit mengurangi kesan profesional Jean. Setelah beberapa detik mempertimbangkan, Nilam akhirnya memberanikan diri untuk berbicara. “Pak Jean…” panggilnya pelan. Jean yang sedang sibuk mengecek ponselnya menoleh. “Hm?” “Dasi Bapak…” Nilam menunjuk ke arah leher Jean, la

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mau Taruhan?

    "Mau taruhan?""Taruhan apa?""Taruhan gimana reaksi Pak Jean pas liat kamu udah masuk. Dan aku tebak, dia pasti happy banget liat kamu.""Gak mungkin.""Ya udah sih, ayo taruhan!" Talita tetap maksa. "Yang kalah wajib traktir makan siang seminggu? Gimana?"Nilam menggembungkan pipinya. "Kalau Mba kalah?""Ganti aku yang traktir kamu. Gimana?"Jean bilang dia hanya menganggap Nilam sebagai sekretarisnya saja kan? Jadi Nilam yakin kalau saat mereka bertemu nantinya, Jean akan bersikap acuh padanya dan biasa saja. Lagipula dia juga sudah memperingatkan pria itu agar bersikap sewajarnya kan? So— sepertinya taruhan dengan Talita tidak ada salahnya.Nilam menatap Talita dengan penuh keyakinan sebelum akhirnya mengangguk. "Oke, aku setuju. Kalau aku kalah, aku traktir kamu makan siang seminggu. Tapi kalau aku menang— kamu gak boleh kabur Mba," balas Nilam sambil menyeringai."Deal!" Talita tersenyum lebar, seolah yakin bahwa dirinya akan menang.Dan kebetulan, beberapa detik kemudian, suara

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Duh, si Nana!

    "Iya De, aku baru ingat seseorang.""Oh ya? Siapa?""Nana..." Nilam tersenyum sumringah ketika menyadari jika ada satu orang yang bisa membantunya."Bener juga. Kalian kan temenan udah lama."Nayya tersenyum lebar. Dia merasa bangga dengan otaknya yang bisa berpikir cepat. Namun sayangnya, senyuman Nilam tak berlangsung lama karena teringat sesuatu."Kenapa? Kok kamu kayak bingung gitu?""Aku gak bisa nemuin Nana sekarang, De. Kan dia lagi di Surabaya ikut suaminya." Tubuh Nilam langsung longsor ke sandaran kursi. Wajahnya berubah lesu dan bibirnya menekuk ke bawah."Kan kamu bisa telfon dia, Nilam?""Kamu kayak gak tau si Nana aja. Dia itu sejak punya suami dan anak susah banget di telfonnya.""Ya udah, kita temuin aja dia di Surabaya.""Itu lebih mustahil lagi, Dewaaaa...""Kenapa? Gak diijinin Mama kamu?"Nilam menganggukkan kepalanya. "Umph.""Terus gimana?""Aku coba telfon dia dulu deh. Siapa tau dia senggang kan?"“Coba aja dulu, Nilam. Gak ada salahnya kan?” Dewa menepuk bahu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dejavu Itu Apa?

    "Aaaarghhh... Stres banget aku..."Nilam mengacak rambutnya, merasa benar-benar stres."Nilam, kamu kenapa?"Nilam menegakkan kepalanya dengan cepat, sedikit terkejut saat mendengar suara Dewa yang tiba-tiba menyadarkannya dari lamunan. Dia hampir lupa kalau sedang bersama pemuda itu sekarang.“Eh... Gak! Aku gak apa-apa kok,” ucap Nilam sambil tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan kegelisahan yang masih menghantuinya.Dewa menatapnya lekat-lekat, jelas tak percaya dengan jawaban singkat itu. “Yakin?""Iya, Dewa. Beneran." Ia nyengir kecil, berusaha meyakinkan pemuda itu bahwa dirinya baik-baik saja.Dewa menyandarkan tubuhnya ke kursi, menyesap tehnya perlahan. “Kalau boleh jujur, aku ngerasa kamu lagi banyak pikiran.""Uhm?""Iya, Nilam. Kamu ada di sini, tapi pikiran kamu gak tahu ada di mana."Nilam terdiam, jemarinya sibuk memainkan sedotan cappuccino di tangannya. Tatapannya penuh rasa bersalah saat melihat Dewa. "Enggak gitu kok, De. Aku cuma—""It's okay, Nilam. Gak usah pa

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jadi Kepikiran

    “Rina, si Nilam kasih kabar ke kamu atau tidak?” tanyanya dengan nada datar, tapi jelas sekali tersirat rasa khawatir di kedua manik gelapnya.["Beberapa hari lalu dia bilang kalau Pak Jean sudah kasih ijin buat cuti karena kejadian di lift. Jadi saya gak nanya lagi, Pak."]Jean tampak kecewa mendengar jawaban Rina. Itu sama sekali tidak menjawab rasa penasarannya.["Apa bapak mau saya telfon Nilam langsung buat nanyain kapan dia masuk?"]Saran dari Rina itu seperti memberikan angin segar bagi Jean. Tapi dia malah berkata, "Gak perlu. Nanti aku sendiri yang akan chat dia."["Baik Pak kalau begitu."]["Apa ada lagi yang bisa saya bantu Pak?"]"Enggak. Makasih." Jean mengakhiri panggilannya. Ia membuang nafas berat untuk kesekian kalinya.Ia jadi semakin khawatir pada Nilam, apalagi sejak kejadian di rumah sakit. Ia takut perempuan itu sakit hati dan kecewa karena sikapnya dan memilih resign."Mungkin aku harus chat dia langsung."Jean menatap layar ponselnya, jempolnya mengetik cepat p

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status