Share

[S2] Dilema

last update Last Updated: 2025-04-03 19:27:12
Talita cemberut dan pura-pura marah. "Siapa yang iri? Aku cuma gak nyangka aja kalau akhirnya Nilam bisa nikah sama si bos. Soalnya, selama ini dia kelihatan kayak orang yang terlalu serius buat urusan cinta."

Nilam tertawa mendengar komentar Talita. "Iya sih, awalnya aku juga gak yakin bakal sampai di titik ini. Tapi ternyata, Pak Jean memang orang yang gak bisa aku lepaskan."

Rina menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Ya ampun, Nilam. Aku jadi makin gak sabar buat lihat pernikahan kalian. Bakal jadi momen yang luar biasa."

"Amin! Aku juga berharap semuanya lancar," jawab Nilam dengan penuh harap.

"Kebayang deh kalau kalian nikah terus punya anak, pasti anaknya bakal cakep-cakep," Rina menaruh tangannya di pipi, membayangkan keluarga kecil Nilam membuat ia seketika tersenyum.

"Mba bisa aja." Nilam terlihat malu. "Btw, ini undangannya. Kalian beneran harus datang loh ya! Hukumnya wajib!" ucap perempuan itu sambil menggeser dua undangan itu ke arah mereka.

Sementara it
CH. Blue Lilac

Halo kakak-kakak readers tercinta, othor di sini mau ngucapin Minal Aidzin Walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin. Maaf kalo cerita othor masih banyak kurang, ga sesuai sama keinginan readers dan lainnya. Semoga kedepannya othor bisa bikin cerita yang lebih baik lagi 😁😇🫰

| 13
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mila Marliani
Minal Aidin Walfaidin ka Thor
goodnovel comment avatar
Karminah Bae
minal aidzin walfaidzin kak Thor, kak tmbah donk bab nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Rasa Penasaran Yang Semakin Besar

    Keesokan harinya, Nilam dan Talita duduk bersama di kantin kantor saat jam istirahat. Mereka menikmati segelas jus dingin masing-masing, sementara suasana di sekitar mereka dipenuhi dengan suara obrolan rekan kerja lainnya.Talita menopang dagunya dengan satu tangan, memperhatikan Nilam yang tengah serius menulis di tablet dengan stylus-nya. Sesekali, perempuan itu menggigit bibirnya, tampak berpikir keras sebelum kembali mengetik."Kamu lagi ngerjain apa, sih? Serius banget," tanya Talita akhirnya, mencoba mengalihkan pikirannya yang sejak tadi dipenuhi oleh sesuatu yang lebih berat.Nilam mengangkat wajahnya sejenak, tersenyum kecil. "Lagi nyusun konsep acara pernikahan. Ada beberapa hal yang masih perlu aku pastikan sebelum meeting sama wedding organizer nanti sore.""Belom selesai? Kirain udah beres semua?"Tanpa menoleh, gadis itu menjawab, "Ada beberapa detail yang kurang."Talita mengangguk pelan, tapi pikirannya justru semakin dipenuhi pertanyaan lain. Tatapannya perlahan-laha

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jangan Macam-Macam

    Dikta menatap Talita tajam, ekspresinya semakin gelap. Ia melangkah lebih dekat, membuat Talita refleks mundur satu langkah. Namun, Dikta lebih cepat. Tangannya mencengkeram lengan Talita dengan kuat, membuat perempuan itu tersentak kaget."Dikta, lepasin!" Talita berusaha menarik lengannya, tapi genggaman Dikta semakin erat."Aku gak percaya kamu gak nyembunyiin sesuatu," suaranya rendah, nyaris berbisik, tapi ada nada ancaman di dalamnya. "Kamu berubah, Talita. Dan aku mau tahu kenapa."Jantung Talita berdebar kencang. Rasa takut mulai menjalar dalam dirinya. "Aku bilang nggak ada apa-apa! Akh! Sakit, Dikta! Lepasin aku!"Alih-alih melepasnya, Dikta malah menarik Talita lebih dekat, menatapnya dalam-dalam. "Apa ini tentang kecelakaan Nilam? Kamu tahu sesuatu, kan?"Talita terkejut mendengar itu. Dari mana Dikta tahu ia memikirkan kecelakaan Nilam? Rasa takutnya semakin menjadi."Dikta, kamu nyakitin aku," ucap Talita lirih, berusaha mengendalikan suaranya agar tidak terdengar panik.

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Cerita Ke Siapa

    Pagi itu, Talita berdiri di depan gedung kantornya dengan wajah pucat dan mata sembab. Angin pagi yang menyapa kulitnya tak mampu meredakan ketegangan yang mengikat tubuhnya. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantung yang masih kacau. Tapi pikirannya terus berputar—wajah Dikta, tatapan mengancamnya, suara ancamannya yang masih terngiang jelas di telinga.Dengan langkah ragu, ia masuk ke dalam gedung. Beberapa rekan kerjanya menyapa, tapi Talita hanya mengangguk kecil tanpa senyum. Ia duduk malas di area lobby sebelum naik ke atas.“Apa aku harus cerita ke Nilam?" gumamnya lirih. "Siapa tau dia bisa bantu bisa bantu kan?"Nilam—sahabat terdekatnya sekarang. Seseorang yang selalu ada, yang mungkin akan percaya tanpa perlu banyak tanya. Tapi ingatan tentang mata Nilam yang berbinar saat membicarakan persiapan pernikahannya… menghentikan niat itu seketika."Sebenarnya bagus juga aku cerita ke dia. Karena Nilam sendiri target Dikta untuk sekarang ini.""Tapi kan Nilam lag

    Last Updated : 2025-04-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Charge Terbaik

    Di dalam ruangannya, Nilam tampak duduk dengan alis mengernyit, satu tangan menahan ponsel di telinga sementara tangan satunya mengetuk meja dengan irama tak beraturan—pertanda ia mulai kehilangan kesabaran.“Iya, Pak. Saya ngerti soal itu. Tapi kami udah sepakat dari awal, warna kemasannya itu harus warna sapphire, bukan blue sky,” ujarnya tegas. “Dan soal ukuran font logo, saya minta 14pt, bukan 10. Itu terlalu kecil. Klien kita gak akan terima kalau ini gak sesuai.”Ia menarik napas panjang, berusaha menahan diri. “Saya kasih waktu sampai sore ini ya, Pak. Kalau belum sesuai juga, saya pertimbangkan ganti vendor.”Klik. Telfon ditutup dengan tegas.Nilam menghembuskan napas panjang, mencoba meredakan amarah yang tadi hampir meledak. Tapi rasa kesalnya belum sepenuhnya reda. Ia berdiri dan melangkah menuju ruangan Jean tanpa pikir panjang. Ia membuka pintu perlahan tanpa mengetuk, sesuatu yang sudah jadi kebiasaannya sejak hubungan mereka jadi semakin dekat.Jean sedang sibuk dengan

    Last Updated : 2025-04-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Minta Tolong Boleh?

    Nilam menegakkan kepalanya dan menatap pria itu dengan alis berkerut. "Bicara apa?"Jean menatap wajah Nilam yang kini serius, seolah menimbang-nimbang harus mulai dari mana. Tangannya masih melingkar di pinggang kekasihnya, mencoba menjaga kehangatan di antara mereka meski kalimat yang akan ia ucapkan mungkin sedikit mengusik.“Tadi pagi,” Jean memulai, suaranya pelan, “aku sempat ketemu Talita.”Alis Nilam langsung naik. “Mba Talita? Di mana?”“Di lobi. Pas aku baru sampai.”Nilam mulai duduk tegak, tak lagi bersandar manja. “Terus?”Jean mengangkat bahu sedikit. “Katanya... dia mau bicara denganku, tapi karena tadi ada telfon mendadak, jadi dia gak sempat jelasin mau ngomong apa."Nilam menyipitkan mata. “Tumben?"Jean mengendikkan bahu. “Aku juga gak tahu."Nilam menggigit bibir bawahnya. Wajahnya jelas menunjukkan rasa penasaran yang mulai berubah jadi kekhawatiran kecil. “Kalau dia sampai nemuin kamu berarti itu hal yang penting banget.""Menurut kamu gitu?" tanya Jean sambil me

    Last Updated : 2025-04-10
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada Apa Sih Mba?

    "Jangan-jangan kamu mau resign ya Mba?" tebak Nilam dengan asal.Talita buru-buru menggeleng, terlalu cepat malah, sampai rambutnya ikut bergoyang. “Enggak! Bukan itu, bukan... aku gak mau resign, kok.”Rina dan Nilam sama-sama saling pandang. Keduanya makin curiga. Nilam menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, matanya tak lepas dari wajah Talita yang semakin kelihatan gelisah.“Kalau bukan mau resign, terus apa?” tanya Nilam yang terlihat semakin penasaran.Talita kembali menunduk, jemarinya mencengkeram gelas air di tangan seperti pegangan hidup. Ada jeda cukup lama sebelum ia akhirnya bersuara lagi.“Aku… cuma lagi banyak pikiran aja, Mba.”Nilam menyipitkan mata. “Masalah kerjaan?”Talita menggeleng.“Masalah keluarga?”Talita terdiam. Diamnya terlalu lama, terlalu ragu, terlalu penuh beban. Sampai akhirnya ia mengangkat bahu dengan senyum tipis. “Yaa, gitu deh.”Rina mulai bersuara, nadanya sedikit bercanda untuk mencairkan suasana. “Duh, bikin penasaran deh kamu Tal. Jangan-jan

    Last Updated : 2025-04-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kegilaan Dikta

    Dikta menarik paksa Talita ke kamar. Langkah-langkah mereka berisik menghantam lantai, suara gesekan sepatu dan rontaan Talita memenuhi rumah perempuan itu.“Lepasin aku, Dikta! Ahh! Sakit!!” Talita berteriak, tangannya menahan kusen pintu, tapi tenaga Dikta jauh lebih kuat. Dalam sekali tarikan, perempuan itu terhempas masuk ke dalam kamarnya sendiri.Dikta menutup pintu dengan keras, menciptakan bunyi 'braak’ yang menggema. Sorot matanya gelap. “Kamu pikir kamu bisa main-main sama aku, hah?”Talita menelan ludah. Ia bersandar di kepala ranjang, tubuhnya gemetar hebat. “Kamu gak punya hak buat memperlakukan aku kayak gini!" bentak Talita, "Kamu lupa siapa yang udah bantuin kamu selama ini. Mana rasa terima kasih kamu!"Dikta mendorong tubuh Talita ke ranjang, membuat teman baik Nilam tersebut reflek mengaduh kesakitan. "Apa yang kamu berikan gak berarti apapun buatku! Toh— kamu memberikan semua itu tanpa paksaan kan?""Dasar cowok gila! Psikopat kamu Dik!" maki Talita nyaris berteria

    Last Updated : 2025-04-12
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mencari Keberadaan Talita

    Setelah mengurus beberapa dokumen di ruangan finance, Nilam berjalan menuju ujung lorong kantor—menuju ruang kerja Jean. Pintu ruangannya sedikit terbuka. Dari balik pintu, terlihat Jean sedang duduk di kursinya, fokus membaca laporan di layar laptop. Sesekali ia menyeruput kopi yang sudah mulai dingin.Tok tok.Jean menoleh. “Masuk aja, Nilam!”Nilam masuk dan langsung duduk di kursi yang menghadap ke meja kekasihnya itu. Ia terlihat sedikit gelisah, membuat Jean menghentikan kegiatannya dan memandangnya penuh perhatian.“Ada apa? Muka kamu kenapa ditekuk gitu?”Nilam menghela napas. “Talita gak masuk kerja hari ini. Dia juga gak ngasih kabar.”Jean menaikkan alis. “Talita? Tumben?"Nilam mengangguk cepat. “Aku juga gak tau. Mba Rina udah coba hubungi dia dari tadi pagi. Tapi HP-nya gak aktif, chat juga centang satu. Pas aku coba sendiri, emang hapenya gak aktif.”Wajah Jean langsung berubah serius. "Mungkin dia butuh waktu sendiri dan lagi gak pengen diganggu.""Mba Talita bukan tip

    Last Updated : 2025-04-13

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] kena Omel

    "Aduuuh, tuan putri baru bangun."Nilam baru saja tiba di dapur ketika sama apa penyebutnya dengan kalimat sindiran seperti itu. Moodnya seketika anjlok gara-gara kata-kata Bu Mala barusan."Apa sih Ma? Kan ini masih jam 7," balas Nilam sambil mengerucutkan bibirnya. Ia mendekati sang mama yang sedang sibuk menyiangi sayuran di temani bibi ART."Oh iya juga sih. Biasanya kan kamu bangun jam 8. Apalagi kalo libur, tengah bolong kamu baru bangun," sarkas Bu Mala.Nilam duduk di depan sang Mama dengan wajah cemberut. Ini masih pagi banget loh tapi Bu Mala sudah ngomel-ngomel."Aduh Ma. Sekarang kan hari minggu. Nyantai dikit gak sih Ma?" Nilam mencoba mencoba untuk membujuk sang Mama agar berhenti marah-marah. Tapi bukannya stop ngomel, Bu Mala justru melata kan sayuran yang tadi dia kupas di atas meja, lalu memandang putrinya dengan wajah sangar. "Inget Nilam, kamu ini udah jadi ibu rumah tangga loh. Kamu mau punya tanggung jawab sebagai ibu dan juga seorang istri."Nilam mengatupkan b

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mau Bereksperimen 21+

    Setelah selesai menikmati makan malam yang lezat, Nilam dan Jean kembali ke hotel dengan perut kenyang dan senyum bahagia. Namun, begitu sampai di kamar hotel, Nilam, yang masih mengenakan gaun pendeknya, memilih untuk tidak langsung mengganti baju. Ia memilih untuk melanjutkan momen santai dan kenyamanan dengan berbaring di ranjang. Sorot matanya mencerminkan kepuasan setelah santap malam, dan suasana hangat di kamar mereka menambah kenyamanan."Kamu ga ganti baju dulu, sayang?" tanya Jean. Ia melihat istrinya yang memejamkan mata di kasur. Sementara kakinya dibiarkan menjuntai setengah di lantai."Bentar sayang, aku kekenyangan.""Ya ampun," Jean menggelengkan kepalanya. "Minimal cuci muka sayang. Nanti kalau jerawatan malah aku yang kena omel.""Tapi aku beneran mager. Mau langsung tidur aja," rengek Nilam.Jean mendesah pelan. Ia memilih untuk mengganti bajunya lebih dulu dan membiarkan Nilam bersantai. Jean langsung ke kamar mandi dan cuci muka dan baru keluar setelah gosok gigi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Keakraban Oma Dan Cucu

    "Oma... Oma..."Bu Mala yang sedang mencuci piring di dapur, dikejutkan oleh suara panggilan Qila yang berlarian sambil membawa hapenya. Bocah 10 tahun itu buru-buru ingin menunjukkan jika Papa dan Mama barunya sedang menelpon dirinya. "Ada apa Qila sayang?" tanya Bu Mala sambil cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya."Ini Oma, Papa video call. Ada Mama juga di sana.""Oh ya?" Bu Mala jadi ikut antusias saat mendengar ucapan Qila. "Mana-mana?""Ini Oma?"Bu Mala tersenyum lebar saat melihat Jean dan Nilam. Ia bahkan langsung melambaikan tangannya ke arah mereka berdua dengan wajah girang."Rapi banget kalian, mau ke mana?" tanya Bu Mala yang sudah duduk di bangku dekat meja makan sambil memangku Qila.["Kita mau makan malam, Ma. Ini lagi nunggu Nilam dandan."]"Wah, mau makan malam di mana?"["Di area restoran yang ada di hotel kok, Ma. Kita udah pesen meja juga."]["Kalian udah makan belum?"]"Udah Pa, kita udah makan pake nasi kare buat Oma. Rasanya enak banget Pa," jawab Qila mewa

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 04

    “Yuk, aku gendong.”“Serius?”“Serius. Pangeran tangguhmu kan selalu siap sedia.”Tanpa banyak basa-basi, Jean langsung jongkok dan menyuruh Nilam naik ke punggungnya. Nilam pun merangkul leher suaminya dan bersandar di bahunya, tubuhnya lemas tapi nyaman.Selama perjalanan menuju kamar, Jean berjalan pelan. Nilam yang awalnya cerita-cerita pelan, akhirnya terdiam. Nafasnya mulai pelan, lalu terdengar beraturan.Dia tertidur?Sesampainya di kamar, Jean membuka pintu pelan-pelan dengan satu tangan, lalu membawa Nilam ke tempat tidur. Ia membaringkan istrinya perlahan, lalu menyelimuti tubuh kecil itu dengan selimut.Jean duduk di sisi ranjang, menatap wajah Nilam yang tidur dengan damai.“Maaf ya, Sayang... hari ini kamu capek banget gara-gara aku juga. Tapi kamu tetap senyum sepanjang hari. Aku beruntung banget,” bisiknya sambil mengecup dahi istrinya.Ia pun ikut rebahan di sebelah Nilam, menarik tubuh istrinya ke pelukannya, dan malam itu mereka tertidur dalam keheningan hotel yang

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 03

    Jean ngakak. “Ilegal tapi kamu yang teriak-teriak keenakan."Nilam nyaris keselek. “Kak Jean!”“Oke-oke, aku diem.” Jean mengangkat tangan sambil senyum geli. Tapi dia terus mencuri pandang ke arah istrinya yang sedang makan lahap, rambutnya masih basah, kulitnya bersinar habis kena matahari dan air kolam, dan senyumnya—ah, senyumnya bikin Jean jatuh cinta lagi untuk kesekian kalinya.Selesai makan, Nilam menyender santai di kursi, perut kenyang dan hati senang.“Gila, enak banget. Aku bisa bobo sekarang juga.”Jean nyender di sebelahnya. “Kalo gitu ayo balik kamar. Aku gendong lagi deh.”Nilam melirik malas. “Gak. Makasih. Sekarang aku udah punya banyak cadangan energi. Lagian kalau aku jatuh pas kamu gendong gimana?"“Gak mungkin. Kamu tuh kayak nyawa kedua aku. Harus dijaga.”Nilam diam sebentar, lalu tersenyum lebar. “Aw... co cweeeet.”Jean berdiri dan mengulurkan tangan. “Yuk, Tuan putri aku gandeng aja ke kamarnya."Nilam menggenggam tangannya dan berdiri. “Semoga kali ini kamu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 02

    Nilam berjalan sempoyongan di samping Jean, seperti habis nabrak tiang listrik dua kali. Kakinya lemas, betisnya pegal, dan wajahnya sedikit manyun karena satu alasan: renang yang ditunda hampir tiga jam cuma gara-gara suami over semangat.“Sayang, kamu keliatan capek banget. Gimana kalau renangnya di tunda aja. Jadi kamu bisa istirahat di kamar?” tawar Jean dengan raut penuh sesal."Ya itu kan gara-gara kamu! Bilangnya cuma satu ronde tapi lebih! Kan sialan..." gerutu Nilam dengan bibir manyun-manyun lucu. "Liburan kita tinggal dua hari lagi dan kita masih belum melakukan aktifitas seru di Bali. Kan rugi."Jean menahan tawa sambil menuntun istrinya yang sekarang jalannya lebih mirip orang mabuk. "Tapi aku khawatir kamu pingsan di kolam."Nilam mendelik. “Ya siapa suruh kamu seganas itu? Badan aku masih pegal semua ini.” Suara Nilam agak serak. Wajar sih, habis teriak-teriak keenakan dalam waktu cukup lama, meskipun bukan karena marah. “Dan parahnya lagi, aku belum makan dari tad

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 21+

    "Sayang... Sayaaang..." "Sayaaang ayo banguuun..." "Hnggg?" Tidur Jean hari itu sedikit terganggu karena panggilan lembut Nilam. "Apa Nilam sayang?" Mau tak mau, ia membuka kedua matanya dan membiasakan sinar matahari menyilaukan pandangannya. "Sayang, liat deh!" Nilam memegang pipi Jean yang masih sibuk memfokuskan penglihatannya, memaksa pria yang beberapa tahun lebih tua darinya ini untuk menatap langsung ke arahnya. "Nilam? Ngapain kamu pake baju gitu?" Rasa kantuk Jean seketika lenyap, matanya bahkan nyaris mendelik saat melihat istrinya hanya memakai bikini. Yup— BIKINI! Warna pink pula. Ada hiasan pita di bagian dada pula. Dan celananya— kalau ditarik sedikit saja sudah ke mana-mana itu aurotnya Nilam. "Iih! Kamu gimana sih?" Nilam yang tadinya berdiri di samping ranjang dengan posisi setengah membungkuk supaya bisa melihat wajah suaminya dari dekat langsung mundur. Dia duduk dengan posisi W di atas tempat tidur sambil memasang raut cemberut. "Katanya mau ngajakin renang p

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Gak Apa Kan?

    Devi menatap Elisha dengan mata berkaca-kaca. Bukan karena kasihan—tapi karena ia bisa merasakan tulusnya penyesalan itu. Rasa bersalah yang tak hanya tertahan di kepala, tapi meresap hingga ke dalam tulang. Elisha mungkin tak lagi bersama Jean, tapi luka yang ditinggalkan masih menggores.“Sha… semua orang pernah buat kesalahan,” ucap Devi lirih. “Yang membedakan kita adalah gimana kita belajar dari situ.”Elisha hanya menunduk. Tangannya kembali meremas ujung selimut. Kali ini, ia tak lagi menahan air mata. Setetes jatuh, menyusul satu lagi. Tapi tak ada isakan, tak ada tangisan keras—hanya keheningan yang menyakitkan.“Aku cuma pengen jadi ibu yang layak buat Qila,” ucap Elisha lirih. “Aku gak bisa balikin waktu, tapi aku pengen punya kesempatan kedua. Meskipun kecil… meskipun aku harus mulai dari nol.”Devi meraih bahunya, menepuk pelan. “Dan kamu akan punya kesempatan itu, Sha. Kamu udah jalanin hukumannya, kamu udah bayar semua. Yang penting sekarang, kamu harus semangat. Kamu j

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status