Share

[S2] Jangan Macam-Macam

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-05 19:00:55

Dikta menatap Talita tajam, ekspresinya semakin gelap. Ia melangkah lebih dekat, membuat Talita refleks mundur satu langkah. Namun, Dikta lebih cepat. Tangannya mencengkeram lengan Talita dengan kuat, membuat perempuan itu tersentak kaget.

"Dikta, lepasin!" Talita berusaha menarik lengannya, tapi genggaman Dikta semakin erat.

"Aku gak percaya kamu gak nyembunyiin sesuatu," suaranya rendah, nyaris berbisik, tapi ada nada ancaman di dalamnya. "Kamu berubah, Talita. Dan aku mau tahu kenapa."

Jantung Talita berdebar kencang. Rasa takut mulai menjalar dalam dirinya. "Aku bilang nggak ada apa-apa! Akh! Sakit, Dikta! Lepasin aku!"

Alih-alih melepasnya, Dikta malah menarik Talita lebih dekat, menatapnya dalam-dalam. "Apa ini tentang kecelakaan Nilam? Kamu tahu sesuatu, kan?"

Talita terkejut mendengar itu. Dari mana Dikta tahu ia memikirkan kecelakaan Nilam? Rasa takutnya semakin menjadi.

"Dikta, kamu nyakitin aku," ucap Talita lirih, berusaha mengendalikan suaranya agar tidak terdengar panik.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Karminah Bae
Thor lgi donk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Cerita Ke Siapa

    Pagi itu, Talita berdiri di depan gedung kantornya dengan wajah pucat dan mata sembab. Angin pagi yang menyapa kulitnya tak mampu meredakan ketegangan yang mengikat tubuhnya. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantung yang masih kacau. Tapi pikirannya terus berputar—wajah Dikta, tatapan mengancamnya, suara ancamannya yang masih terngiang jelas di telinga.Dengan langkah ragu, ia masuk ke dalam gedung. Beberapa rekan kerjanya menyapa, tapi Talita hanya mengangguk kecil tanpa senyum. Ia duduk malas di area lobby sebelum naik ke atas.“Apa aku harus cerita ke Nilam?" gumamnya lirih. "Siapa tau dia bisa bantu bisa bantu kan?"Nilam—sahabat terdekatnya sekarang. Seseorang yang selalu ada, yang mungkin akan percaya tanpa perlu banyak tanya. Tapi ingatan tentang mata Nilam yang berbinar saat membicarakan persiapan pernikahannya… menghentikan niat itu seketika."Sebenarnya bagus juga aku cerita ke dia. Karena Nilam sendiri target Dikta untuk sekarang ini.""Tapi kan Nilam lag

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Charge Terbaik

    Di dalam ruangannya, Nilam tampak duduk dengan alis mengernyit, satu tangan menahan ponsel di telinga sementara tangan satunya mengetuk meja dengan irama tak beraturan—pertanda ia mulai kehilangan kesabaran.“Iya, Pak. Saya ngerti soal itu. Tapi kami udah sepakat dari awal, warna kemasannya itu harus warna sapphire, bukan blue sky,” ujarnya tegas. “Dan soal ukuran font logo, saya minta 14pt, bukan 10. Itu terlalu kecil. Klien kita gak akan terima kalau ini gak sesuai.”Ia menarik napas panjang, berusaha menahan diri. “Saya kasih waktu sampai sore ini ya, Pak. Kalau belum sesuai juga, saya pertimbangkan ganti vendor.”Klik. Telfon ditutup dengan tegas.Nilam menghembuskan napas panjang, mencoba meredakan amarah yang tadi hampir meledak. Tapi rasa kesalnya belum sepenuhnya reda. Ia berdiri dan melangkah menuju ruangan Jean tanpa pikir panjang. Ia membuka pintu perlahan tanpa mengetuk, sesuatu yang sudah jadi kebiasaannya sejak hubungan mereka jadi semakin dekat.Jean sedang sibuk dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 01

    "Mas, besok sore aku pulang agak telat ya. Soalnya ada tamu penting dari kantor. Jadi aku harus nemenin Bos buat jamu dia." Pria bernama Jean itu tak mengatakan apapun. Dia sibuk menatap layar laptopnya dalam diam. Toh dia juga bingung harus menjawab apa. Sebab ini, bukan pertama kalinya Sang istri ijin untuk pulang terlambat. Bahkan, dia tak ingat ini permohonannya yang ke berapa. Elisha yang sibuk mengoleskan Skin Care Routinenya langsung menengok ke arah sang suami yang duduk bersandar di kepala ranjang. Diamnya pria 30 tahun itu tentu saja membuatnya resah. "Mas!" Ia menatap pria itu, "Kok kamu diem aja? Kamu ngasih ijin kan?" tanya perempuan dengan gaun tidur berbahan satin itu sedikit penekanan. Jean hanya mendengus. "Terus aku harus jawab apa? Ngelarang juga mustahil kan? Toh kamu nggak akan pernah nurut." Jawaban ketus suaminya membuat Elisha jengah. Jika sudah seperti ini pasti ujung-ujungnya hanyalah pertengkaran saja. "Ya gimana pun juga, aku kan butuh restu kamu Mas.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 02

    Saat pintu rumahnya terbuka, ia malah dikejutkan oleh sosok yang cukup— cantik. "Kamu ini siapa? Sales ya? Maaf ya, aku lagi nggak pengen beli barang apapun." Perempuan cantik berkulit putih itu meremas tas ransel besar yang ia pegang. "Saya bukan sales Pak. Saya Nilam, ART yang dikirim penyalur ke sini." Jean kaget. ART? Mustahil. Mana ada seorang asisten rumah tangga, berpenampilan cantik begini? Kulitnya putih, wajahnya ayu, rambut hitam lurus, dan bertubuh sintal. Belum lagi dress selutut yang dikenakan oleh perempuan muda itu, seolah sedang memamerkan kaki jenjangnya yang indah. "Kamu bercanda ya? Dibandingkan jadi ART, penampilan kamu lebih cocok buat jadi model tau," cibir Jean tak percaya. "Tapi, saya beneran ART yang dikirim ke sini Pak. Kalau nggak percaya, Bapak bisa telfon langsung ke penyalur kok." Jean menelusuri penampilan perempuan di depannya. "Siapa nama kamu tadi?" "Ni— Nilam Pak." "Ya udah bentar." Jean masuk ke dalam. Mencoba menghubungi nomor penyalur

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 03

    "Rasa kopinya kok beda ya? Ini merk-nya baru?" Nilam kaget. "E— enggak kok Pak. Kopinya sama seperti yang Bapak kasih tadi," terang perempuan cantik itu dengan wajah panik. Ia takut rasa kopi buatannya tidak enak. "Masa sih?" Jean terlihat sangsi. "Emangnya kenapa Pak?" "Soalnya, rasa kopi ini lebih enak dibandingkan sebelumnya. Aromanya juga lebih harum. Makanya aku pikir kopi ini beda merk sama yang sebelumnya." Nilam mengusap dada lega. Dia pikir, Jean tidak suka dengan kopi yang ia buat. "Duh, Bapak bikin saya kaget aja. Kirain tadi kopinya nggak enak." Melihat wajah lega Nilam, membuat senyum kecil Jean terkembang. "Sama. Aku juga kaget karena rasa kopinya lebih enak dibandingin pas buat sendiri." Nilam mengulum senyum. "Makasih Pak." "Ya udah, kamu lanjutin masaknya." "Baik Pak. Saya permisi." Pria dengan bahu kokoh itu melihat Nilam yang berjalan meninggalkan tempat kerjanya. Batinnya menggumam, 'Bahkan, Elisha aja nggak bisa bikin kopi seenak buatannya.' Jean mengge

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 04

    "Keterlaluan istri gue. Masa, tiap diajak berhubungan dia nggak pernah mau. Alesan capek-lah, ngantuk-lah. Banyak bangetlah cara dia buat ngehindar." "Sumpah bro, gue sampai sakit kepala gara-gara sering ditolak. Lo bayangin, seminggu aja nggak gituan udah bikin gua stres. Lah ini, hampir tiga bulan gua nggak bisa nyentuh dia." Itulah keluhan Jean siang ini pada teman baiknya. Saka. Pria yang sudah lama jadi kawannya ini adalah tempat curhat yang paling pas untuk menampung segala uneg-unegnya. "Aneh banget istri lo itu, masa suami minta gitu nggak dikasih? Padahal kan lumrah kalau kita sebagai suami minta dilayani soal ranjang." "Nah kan? Giliran jajan di luar dia marah. Tapi pas suami butuh, dia nggak bisa." Jean terlihat kesal. Wajahnya sudah tidak enak sejak semalam. Yah maklum, itu karena dia gagal menyalurkan hasratnya. "Coba deh lo bicarain baik-baik ke Elisha. Gimana pun juga itu kan kebutuhan kita sebagai suami istri. Ya masa, cuma gara-gara capek kita dianggurin gitu aj

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 05

    "Nasinya mau berapa banyak Pak?" Nilam memandangi tuannya yang tampak tertegun saat ia bertanya demikian. Dan bagi Jean, itu cukup mengejutkan baginya sebab setelah beberapa waktu terakhir ada seseorang yang mau repot-repot menuangkan nasi untuknya. Yang bahkan, Elisha saja tidak mau melakukan itu untuknya. "Pak? Bapak kenapa? Kok malah ngelamun?" "Eh— enggak. Ini lho, aku—" Jean garuk-garuk kepala seperti orang linglung. "Nasinya mau berapa banyak Pak?" ulang Nilam lagi. "Segini cukup?" tanyanya sambil menunjukkan nasi yang sudah dia tuang ke atas piring. "Udah," jawab Jean singkat. "Lauknya Pak, silahkan ambil sendiri!" Nilam menaruh piring di depan dada Jean. Sementara dia membantu majikannya tersebut untuk membuka tudung saji supaya pria itu dapat mengambil lauknya dengan sepuas hati. "Gimana Pak? Enak nggak?" Perempuan seksi dengan balutan T-shirt dan rok berbentuk A-line bermotif batik itu menatap tuannya penuh harap. Yah, berharap Jean memuji masakan yang telah di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Gagal 'itu...'

    Jean memandangi istrinya, dia agak ragu untuk mengatakan hal ini. Namun dia memberanikan diri berkata, "Sebenarnya aku..." "Aku apa Mas?" "Kamu mandi aja dulu. Nanti aku kasih tau," balas Jean sambil tersenyum. Elisha menekuk wajahnya. Suaminya ini senang sekali membuatnya penasaran. "Ya udah, aku mandi bentar ya." Sekitar 15 menit kemudian, Elisha sudah keluar dari kamar mandi dengan gaun tidurnya. Wanita itu tersenyum ke arah Jean yang masih terjaga sembari mengeringkan rambutnya. "Kirain, kamu udah tidur." "Kan aku nungguin kamu," jawab Jean sambil menutup laptopnya dan menaruhnya di atas tempat tidur. "Oh iya, kamu tadi mau ngomong apa Mas?" tanya Elisha pada sang suami. Ia tatap pria yang sudah 8 tahun itu dia nikahi melalui cermin di depannya. Meskipun lelah, wanita cantik itu tidak pernah melewatkan rutinitasnya untuk menggunakan skincare. Jean tersenyum. Ia turun dari ranjang dan menghampiri istrinya. Pria tampan tersebut berdiri di belakang Elisha sambil memijat pungg

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Charge Terbaik

    Di dalam ruangannya, Nilam tampak duduk dengan alis mengernyit, satu tangan menahan ponsel di telinga sementara tangan satunya mengetuk meja dengan irama tak beraturan—pertanda ia mulai kehilangan kesabaran.“Iya, Pak. Saya ngerti soal itu. Tapi kami udah sepakat dari awal, warna kemasannya itu harus warna sapphire, bukan blue sky,” ujarnya tegas. “Dan soal ukuran font logo, saya minta 14pt, bukan 10. Itu terlalu kecil. Klien kita gak akan terima kalau ini gak sesuai.”Ia menarik napas panjang, berusaha menahan diri. “Saya kasih waktu sampai sore ini ya, Pak. Kalau belum sesuai juga, saya pertimbangkan ganti vendor.”Klik. Telfon ditutup dengan tegas.Nilam menghembuskan napas panjang, mencoba meredakan amarah yang tadi hampir meledak. Tapi rasa kesalnya belum sepenuhnya reda. Ia berdiri dan melangkah menuju ruangan Jean tanpa pikir panjang. Ia membuka pintu perlahan tanpa mengetuk, sesuatu yang sudah jadi kebiasaannya sejak hubungan mereka jadi semakin dekat.Jean sedang sibuk dengan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Cerita Ke Siapa

    Pagi itu, Talita berdiri di depan gedung kantornya dengan wajah pucat dan mata sembab. Angin pagi yang menyapa kulitnya tak mampu meredakan ketegangan yang mengikat tubuhnya. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantung yang masih kacau. Tapi pikirannya terus berputar—wajah Dikta, tatapan mengancamnya, suara ancamannya yang masih terngiang jelas di telinga.Dengan langkah ragu, ia masuk ke dalam gedung. Beberapa rekan kerjanya menyapa, tapi Talita hanya mengangguk kecil tanpa senyum. Ia duduk malas di area lobby sebelum naik ke atas.“Apa aku harus cerita ke Nilam?" gumamnya lirih. "Siapa tau dia bisa bantu bisa bantu kan?"Nilam—sahabat terdekatnya sekarang. Seseorang yang selalu ada, yang mungkin akan percaya tanpa perlu banyak tanya. Tapi ingatan tentang mata Nilam yang berbinar saat membicarakan persiapan pernikahannya… menghentikan niat itu seketika."Sebenarnya bagus juga aku cerita ke dia. Karena Nilam sendiri target Dikta untuk sekarang ini.""Tapi kan Nilam lag

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jangan Macam-Macam

    Dikta menatap Talita tajam, ekspresinya semakin gelap. Ia melangkah lebih dekat, membuat Talita refleks mundur satu langkah. Namun, Dikta lebih cepat. Tangannya mencengkeram lengan Talita dengan kuat, membuat perempuan itu tersentak kaget."Dikta, lepasin!" Talita berusaha menarik lengannya, tapi genggaman Dikta semakin erat."Aku gak percaya kamu gak nyembunyiin sesuatu," suaranya rendah, nyaris berbisik, tapi ada nada ancaman di dalamnya. "Kamu berubah, Talita. Dan aku mau tahu kenapa."Jantung Talita berdebar kencang. Rasa takut mulai menjalar dalam dirinya. "Aku bilang nggak ada apa-apa! Akh! Sakit, Dikta! Lepasin aku!"Alih-alih melepasnya, Dikta malah menarik Talita lebih dekat, menatapnya dalam-dalam. "Apa ini tentang kecelakaan Nilam? Kamu tahu sesuatu, kan?"Talita terkejut mendengar itu. Dari mana Dikta tahu ia memikirkan kecelakaan Nilam? Rasa takutnya semakin menjadi."Dikta, kamu nyakitin aku," ucap Talita lirih, berusaha mengendalikan suaranya agar tidak terdengar panik.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Rasa Penasaran Yang Semakin Besar

    Keesokan harinya, Nilam dan Talita duduk bersama di kantin kantor saat jam istirahat. Mereka menikmati segelas jus dingin masing-masing, sementara suasana di sekitar mereka dipenuhi dengan suara obrolan rekan kerja lainnya.Talita menopang dagunya dengan satu tangan, memperhatikan Nilam yang tengah serius menulis di tablet dengan stylus-nya. Sesekali, perempuan itu menggigit bibirnya, tampak berpikir keras sebelum kembali mengetik."Kamu lagi ngerjain apa, sih? Serius banget," tanya Talita akhirnya, mencoba mengalihkan pikirannya yang sejak tadi dipenuhi oleh sesuatu yang lebih berat.Nilam mengangkat wajahnya sejenak, tersenyum kecil. "Lagi nyusun konsep acara pernikahan. Ada beberapa hal yang masih perlu aku pastikan sebelum meeting sama wedding organizer nanti sore.""Belom selesai? Kirain udah beres semua?"Tanpa menoleh, gadis itu menjawab, "Ada beberapa detail yang kurang."Talita mengangguk pelan, tapi pikirannya justru semakin dipenuhi pertanyaan lain. Tatapannya perlahan-laha

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dilema

    Talita cemberut dan pura-pura marah. "Siapa yang iri? Aku cuma gak nyangka aja kalau akhirnya Nilam bisa nikah sama si bos. Soalnya, selama ini dia kelihatan kayak orang yang terlalu serius buat urusan cinta." Nilam tertawa mendengar komentar Talita. "Iya sih, awalnya aku juga gak yakin bakal sampai di titik ini. Tapi ternyata, Pak Jean memang orang yang gak bisa aku lepaskan." Rina menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Ya ampun, Nilam. Aku jadi makin gak sabar buat lihat pernikahan kalian. Bakal jadi momen yang luar biasa." "Amin! Aku juga berharap semuanya lancar," jawab Nilam dengan penuh harap. "Kebayang deh kalau kalian nikah terus punya anak, pasti anaknya bakal cakep-cakep," Rina menaruh tangannya di pipi, membayangkan keluarga kecil Nilam membuat ia seketika tersenyum. "Mba bisa aja." Nilam terlihat malu. "Btw, ini undangannya. Kalian beneran harus datang loh ya! Hukumnya wajib!" ucap perempuan itu sambil menggeser dua undangan itu ke arah mereka. Sementara it

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Aku Mau Kasih Tau Sesuatu

    Saat jam istirahat tiba, Nilam duduk di mejanya sambil menggenggam undangan pernikahannya. Dadanya berdebar, tapi ia tahu ini adalah sesuatu yang harus dilakukan. Ia menoleh ke arah meja Rina dan Talita yang sedang berbincang sambil menikmati makan siang mereka.Dengan napas panjang, ia memberanikan diri untuk berdiri dan melangkah ke arah mereka. "Mbak Rina, Mba Talita, kalian ada waktu sebentar nggak?" tanyanya dengan suara sedikit ragu.Rina menoleh dengan alis terangkat, sementara Talita langsung menyahut, "Ada dong, kenapa, Nilam?""Aku mau ngomong sesuatu. Nanti pulang kerja kita nongkrong di kafe, yuk? Aku traktir deh!" ujar Nilam sambil tersenyum, meskipun tangannya sedikit berkeringat.Rina melipat tangannya di depan dada dan menatap Nilam penuh rasa ingin tahu. "Wah, tumben ngajakin nongkrong. Ada apa nih?"Nilam menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum malu-malu. "Iya, ada yang pengen kasih tau berita penting ke Mba Rina sama Mba Talita."Talita saling bertukar pandang

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Wajib Datang!

    Di tempat berbeda, Nilam sedang sibuk menelepon Nana sambil menatap layar laptopnya. Di hadapannya, beberapa undangan pernikahan sudah tertata rapi, siap untuk dikirimkan."Aku bakal nikah bulan depan, Na!" seru Nilam dengan nada ceria.Dari seberang telepon, Nana menghela napas panjang sebelum menjawab, "Apa? Nikah?""Iyaa. Aku mau nikah.""Sama siapa? Jean?"Perempuan itu tersenyum malu-malu sambil memainkan pulpennya. "Iyalah. Emangnya sama siapa lagi?""Kayak baru kemarin kamu balikan lagi ama Jean. Sekarang udah siap nikah aja?"Nilam tertawa kecil. "Ya mau gimana lagi? Kita udah lama bareng. Pak Jean bilang gak ada alasan buat nunda-nunda lagi. Lagipula, semua persiapan udah beres. Tinggal sebar undangan aja.""Akhirnyaaa...." Terdengar helaan nafas panjang dari line seberang. "Sumpah aku lega banget dengernya. Setelah sekian lama dan setelah mengalami banyak cobaan, akhirnya kamu dan Jean nikah juga."Nilam tersenyum kecil, merasa senang tapi juga sedikit malu saat mendengar uc

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dokter Dion

    Devi mendengus. "Duh, peka dikit dong Elisha. Dia kayaknya na—"Elisha mendesah. "Kamu gak capek ngomong gitu terus?"Devi langsung menutup mulutnya dengan rapat. Kalimat Elisha barusan memang terdengar biasa saja. Tapi nada bicaranya yang dalam dan sedikit menusuk itu membuatnya agak merinding."Jujur saja aku udah gak tertarik berhubungan sama laki-laki."Hah? Devi kaget. "Maksudnya?""Maksudnya... Aku mending single aja, Dev. Fokus sama anak dan masa depan daripada punya hubungan sama cowok yang ujung-ujungnya cuma bikin aku kecewa dan salah jalan lagi." Saat berkata seperti itu tatapan Elisha nampak menerawang jauh.Memori tentang masa lalunya dengan Jean dan Dikta selama ini, memberikan goresan trauma dalam dadanya. Selain membuat ia jadi salah jalan, ia juga mengacaukan semua impiannya hanya karena ambisinya pada laki-laki."Semangat ya Elisha." Devi menepuk pundak rekannya itu. "Aku harap suatu hari nanti kamu bisa mengubur semua trauma kamu dan hidup bahagia sama pria yang kam

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Berhenti OVT!

    "Kalau sebaliknya gimana?"Devi mengangkat alis, menatap Elisha dengan penasaran. "Maksud kamu, kalau Jean sengaja ngejauhkan Qila dari kamu?" Elisha menggigit bibirnya, matanya menerawang jauh. "Aku gak tahu. Tapi selama tiga tahun ini, aku selalu ngerasa ada jarak. Bukan cuma karena aku di sini, tapi... aku takut dia gak mau Qila inget aku lagi. Apalagi setelah apa yang aku lakukan selama ini ke Jean."Devi tertawa kecil, bukan untuk mengejek, tapi lebih kepada ketidakpercayaannya. "Elisha, kita ngomongin Jean di sini. Mantan suami kamu. Ayah dari anak kamu. Kamu pikir dia bisa sejahat itu?" Elisha menghela napas, ragu-ragu. "Aku gak bilang dia jahat, tapi aku juga sadar diri sama kesalahan yang aku perbuat. Siapa tau dia melampiaskan semua kemarahannya dengan mendoktrin Qila buat benci sama aku."Devi menatap Elisha dengan lekat, lalu menghela napas. "Lis, kamu sadar gak sih? Dari tadi kamu cuma nyalahin diri sendiri dan ngebayangin skenario paling buruk. Emang sih, kamu udah n

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status