Share

Adu Mulut

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-05 13:58:06

"MAS!" Nada Elisha ikut meninggi, tak terima mendengar ucapan sarkas dari mulut suaminya.

"APA?!" hardik Jean balik. "Kamu nggak terima kan aku melakukan itu? Tapi apesnya kamu juga nggak bisa puasin aku?"

Elisha membeku. Dia benar-benar disudutkan oleh kata-kata sang suami.

"Udahlah, aku malas debat sama kamu soal ini. Capek tau nggak? Apalagi yang kita bahas hal yang sama dan berulang. Malah bikin aku tambah muak." Dengan langkah menghentak keras, Jean pergi dari hadapan Elisha. Mengabaikan sang ia istri yang mungkin terluka karena kata-katanya.

Sementara perempuan berambut hitam itu hanya bisa menangis dalam diam saat menatap punggung sang suami, yang berjalan menjauh darinya. Sungguh dia merasa serba salah menjadi istri Jean. Apapun yang dia lakukan tak pernah dihargai oleh sang suami. Dan itu karena satu kesalahan yang menurutnya kecil.

"Mas, kenapa kamu kayak gitu sih? Padahal aku kerja juga buat memenuhi semua kebutuhan rumah ini.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ayo ikut!

    "Mama! Mama liat aku dulu dong! Aku cantik kan?""Iya sayang, apa sih? Mama lagi buru-buru nih. Soalnya Mama harus nyampek kantor lebih cepet," balas Elisha tanpa melihat ke arah anaknya."Tapi Mama bisa liat aku bentar aja kok. Aku pengen denger pendapat Mama soal rambut aku!" pinta Qila tak mau kalah. Bocah kecil itu mana mengerti soal urusan orang dewasa. Yang penting dia happy, itu saja. "Mama!""Wah, iya sayang kunciran kamu bagus sekali. Cantik banget."Qila yang mendengar ucapan Mamanya, bukannya merasa senang, tapi justru jadi kecewa. Bagaimana tidak, Mamanya memberikan pujian demikian tanpa melirik sedikitpun ke arahnya.Jean yang melihat kejadian itu, sebenarnya sedang menahan diri untuk tidak murka. Bagaimana ia tak kecewa melihat istrinya hanya mementingkan dirinya sendiri. Bahkan untuk memberikan pujian pada anaknya yang tidak makan banyak waktu saja, terasa sulit bagi Elisha."Qila sayang—"Panggilan sang P

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pembantu Bikin Salfok

    "Kamu ikut aku ke sekolah Qila ya!"Nilam reflek menautkan kedua alisnya, saat Jean memintanya demikian. "Kenapa Pak?""Soalnya kamu harus tau di mana lokasi sekolahnya Qila, biar pas nanti aku atau Elisha berhalangan dan nggak bisa jemput Qila, kamu bisa gantiin kami," terang Jean dengan entengnya. Sebenarnya dia juga bingung kenapa bisa punya ide seperti itu. Tapi kalau dipikir-pikir, memberitahu lokasi sekolah Qila pada Nilam, tak buruk juga."Baik, Pak. Tapi saya mau ambil jaket dulu ya. Biar rapian sedikit."Jean memberikan anggukan kecil saat sang pembantu meminta ijin padanya untuk mengambil jaket. Sementara ia sendiri menggandeng tangan Qila dan mengajaknya untuk ke depan.Dan sekitar 5 menit kemudian, ketiganya berangkat ke sekolah Qila bersama-sama menggunakan mobil. Jarak ke sekolah tidaklah jauh sebenarnya. Hanya sekitar 15 menit saja. Jadi tidak butuh waktu lama untuk putri pasangan Jean dan Elisha ini untuk segera tiba di sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   KEBELET

    "Nggak cuma panas aja, Nilam. Masalahnya aku kebelet nih." Jean terlihat menggoyangkan pantatnya, dia merasa tidak nyaman karena ingin buang air kecil."Bapak mau pipis?" tanya Nilam dengan polosnya."Iya nih.""Tapi kan kita lagi di mobil.""Nah itu masalahnya, mana mobilnya nggak gerak sama sekali.""Saya punya ide Pak," ucap Nilam dengan semangat.Jean menautkan alisnya. "Ide apa? Kamu nggak ada niatan buat nyuruh aku turun dan pipis di pinggir jalan kan?" tanyanya."Pipisnya masukin ke botol itu aja Pak!" Dengan begitu entengnya, Nilam menunjuk ke arah botol kosong yang tergeletak di pintu mobil bagian belakang.Jean otomatis syok saat mendengar penuturan Nilam, apalagi wajah polos gadis itu ketika mengutarakan idenya, makin membuat ia terperangah. "Yang bener aja kamu?""Tenang aja Pak, saya bakal tutup mata kok. Daripada Bapak nahan pipis, malah bisa jadi penyakit entar," ucap Nilam lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Awal Perselingkuhan

    Tawa lepas dari para pebisnis itu, kembali memecahkan suasana. Kecuali Elisha yang hanya bisa tersenyum kecil sesekali karena canggung karena hanya dia yang berjenis kelamin perempuan di antara yang lainnya. "Udah-udah. Gimana kalau saya traktir Bapak-bapak makan siang?" ucapan Dikta membuat suasana ramai itu sedikit merendam. "Wah, boleh juga Pak. Kebetulan ini saya juga sudah lapar." "Betul sekali Pak Dikta." "Oke, bapak-bapak turun duluan saja turunnya. Saya mau bicara sebentar dengan Elisha," ujar Dikta lagi. Setelah orang-orang itu pergi, kini tinggal Elisha dan Dikta saja yang ada di sana. Dengan wajah fill senyum Dikta bertanya, "Elisha, kamu ikut sama kita kan?" "Maaf Pak. Kayaknya saya nggak bisa ikut. Soalnya saya mau beresin ini semua. Terus juga, saya udah bawa bekal dari rumah, sayang kalau nggak di makan." "Yakin kamu nggak mau ikut?" "Maaf Pak, saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Awal Perselingkuhan 2

    "Seandainya uang yang kamu kasih cukup untuk biaya sehari-hari, mana mungkin aku sampai hutang sana sini Mas! Coba pake logika kamu Mas!" amuk Elisha. Dia benar-benar lelah menghadapi sikap keras kepala Jean. Sangat lelah.Jean tak berkutik. Pria itu hanya duduk diam di pinggir ranjang sambil memijat pelipisnya."Tolong lah Mas! Ijinin aku nerima pekerjaan ini!" pinta Elisha lagi. Sampai-sampai, ia berlutut di depan kaki suaminya dan memohon agar Jean mengizinkannya pergi bekerja. "Aku janji Mas, selama bekerja aku nggak akan lupa ama tanggung jawabku sebagai ibu rumah tangga. Sebagai istri yang baik buat kamu, juga sebagai ibu dari Elisha.""Kamu pikir enak apa jadi pegawai kantoran?" Ia menatap ke arah istrinya. Nada bicaranya yang tadi sangat berapi-api, kini terdengar lebih kalem. "Semua pekerjaan nggak ada yang mudah Mas. Nggak ada yang enak kalau dikerjakan sambil terus mengeluh."Jean memandangi istrinya. Kali ini dia sudah kalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Tawaran Yang Menggiurkan

    "Aku insecure Sha! Aku ngerasa nggak berguna!""Harusnya kamu nggak perlu ngerasa kayak gitu Mas! Kita ini berumahtangga bukan untuk mencari siapa yang paling hebat, atau siapa yang paling banyak menghasilkan uang!" sentak Elisha dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kita ini dijadikan pasangan untuk saling melengkapi! Untuk saling bekerja sama, Mas. Rumah tangga kita bukan ajang untuk mencari siapa yang terbaik!"Jean melepaskan cengkramannya dan berjalan menjauhi sang istri. "Gampang banget kamu ngomong kayak gitu, karena kamu nggak ngerasain jadi aku yang tiap hari jadi bahan gunjingan warga karena nggak bekerja.""Itu kan bukan salahku Mas! Lagipula, berapa kali aku harus ngomong sama kamu, berhenti mikirin omongan orang Mas! Cuekin aja mereka!""Kamu ini, udah salah malah ngeyel terus.""Emangnya salahku di mana Mas? Aku ini udah berusaha memberikan yang terbaik buat keluarga kita. Kerja dari pagi sampai sore demi memenuhi kebutuhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Apa Bapak Gak Kesepian?

    "Ibu belum pulang Pak?"Suara lembut Nilam, berhasil membuat Jean yang sibuk mengetik naskah novelnya, langsung menoleh ke arah si pembantu.Dengan kedua bola matanya, dia memperhatikan Nilam yang datang ke arahnya sambil membawa secangkir Kopi Hitam."Iya nih. Kayaknya dia lembur lagi," jawab Jean sekenanya. Sebenarnya dia juga membalas kalau harus membahas Elisha yang sering pulang telat seperti ini."Silahkan kopinya Pak, temen buat begadang." Perempuan berpakaian rok pendek selulut serta sweater beebahan rajut sebagai atasan ini, menyodorkan cangkir kopinya ke arah Jean. Berharap cairan itu bisa sedikit mengurangi rasa suntuk si majikan."Ibu Elisha, sibuk banget ya Pak. Pergi pagi-pagi banget, terus pulangnya juga malem banget."Jean melirik ke arah Nilam. Wajahnya yang mengeras membuat perempuan 20 tahun itu langsung mengatupkan bibirnya. "Maaf Pak, saya nggak bermaksud—""Enggak kok, Nilam. Apa yang kamu bilang ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ibu Yang Egois

    "Mas...""Lagian, buat apa itu semua kalau Qila harus kehilangan peran ibu yang sangat dia sayangi? Buat apa?" tukas Jean."Mas... Udah dong! Jangan membesar-besarkan masalah ini!" pinta Elisha lagi."Kamu— aku bingung sama kamu Sha! Kamu kayak orang lain aja sekarang. Kamu beda dengan Elisha yang dulu."Jean mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang. Ia pijat pelipisnya guna menghilangkan rasa pening di kepalanya. Dia begitu lelah menghadapi perangai istrinya.Elisha terdiam. Dia tau dia salah. Dia sadar kalau ia banyak berubah. Tapi dia bisa apa selain tetap diam dan pasrah. Dia banyak menanggung beban berat yang hanya bisa dia sendiri yang rasakan.Selama beberapa waktu, keduanya tidak saling mengatakan apapun dan sibuk larut dalam pikirannya masing-masing."Aku mau ke kamar Qila. Mau pamit ke dia kalau nggak bisa ikut ke puncak."Jean memandangi istrinya yang menggamit tas jinjingnya dan pergi ke luar dari ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ternyata Jean...

    "Bapak sebenarnya duda atau gimana? Saya— penasaran..."Jean sedikit tersentak mendengar pertanyaan Nilam. Alisnya terangkat, dan untuk sesaat, ia hanya menatap perempuan itu tanpa berkata apa-apa."Kamu penasaran?" tanyanya akhirnya, suaranya terdengar lebih dalam. Nilam menelan ludah, lalu mengangguk pelan. "Saya… saya cuma ingin tahu, Pak. Soalnya, saya gak pernah dengar cerita bapak soal istri sebelumnya, jadi untuk antisipasi saya—" Jean menyela dengan nada datar, "Kamu liat aku pakai cincin nikah gak?"Nilam terdiam. Tatapannya otomatis tertuju pada tangan Jean yang— kosong! Tidak ada cincin di sana.Jean menarik napas panjang, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu. Akhirnya, ia menegakkan tubuhnya dan menatap Nilam dengan ekspresi yang sulit ditebak. "Bapak— duda?" tanya Nilam.Jean mengangkat alisnya dan mengangguk kecil. "Hn.""Serius?" Nilam semakin penasaran. "Sudah berapa lama, Pak?" tanyanya hati-hati. Jean menatapnya sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Empat tah

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bicara Saja!

    "S- saya..." Nilam mundur selangkah. Jantungnya berdebar kencang, bukan hanya karena ketakutan, tapi juga karena jarak antara dirinya dan Jean kini terasa begitu dekat. Aura pria itu begitu mendominasi, membuatnya sulit bernapas dengan benar.Jean masih menatapnya dalam-dalam, ekspresinya sulit ditebak. "Katakan padaku jika ada sesuatu yang mengganggu! Aku benci harus menjaga jarak dengan sekertarisku sendiri, Nilam."Nilam menunduk, berusaha menghindari tatapannya. "Saya… saya cuma lagi banyak pikiran, Pak. Gak ada yang perlu dikhawatirkan." Jean tidak langsung merespons. Ia justru lebih mendekat lagi, membuat Nilam kembali mundur sampai akhirnya tubuhnya menyentuh meja di belakangnya."Katakan apa itu!" perintah Jean, suaranya lebih rendah, lebih dekat. Nilam menahan napas. Ia bisa mencium aroma parfum khas pria itu—lagi. Campuran wangi maskulin yang elegan dan sedikit aroma kopi dari cangkir yang baru saja diminumnya."Apa ada hubungannya denganku?"Pertanyaan itu mengejutkan N

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2 Kenapa Kamu Begitu?

    Suara langkah kaki terdengar mendekat. Nilam, Talita, dan Rina spontan menoleh dan mendapati sosok Jean berdiri tak jauh dari mereka. Pria itu mengenakan setelan jasnya seperti biasa, dengan ekspresi tenang yang sulit ditebak. Namun, sorot matanya sedikit mengerut saat menangkap ekspresi tegang Nilam. "Trauma? Siapa yang trauma?" Suara Jean terdengar dingin, membuat ketiga wanita itu refleks menegakkan postur tubuh mereka. "Gak kok Pak! Gak ada yang trauma," Talita buru-buru tersenyum, berusaha terlihat santai. "Kita cuma ngomongin film." Jean tidak menunjukkan ekspresi apapun, tetapi tatapannya tetap tertuju pada Nilam yang sejak tadi menghindari kontak mata dengannya. "Bener Nilam?" Jean bertanya langsung pada Nilam. Tubuh Nilam menegang seketika. "Itu bener kok Pak..." Jean memperhatikannya dengan pandangan penuh selidik. "Tapi kenapa kamu keliatan gugup?" Nilam menelan ludah, merasa tidak nyaman berada di bawah tatapan tajam pria itu. Ia tidak mungkin mengatakan bah

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Gara-gara Kalian Berdua

    "Itu siapa?""Itu mirip Mba Nilam...""Hah? Masa?""I— iya…" Talita mengangguk, tapi tatapannya tetap terpaku pada Nilam yang semakin mendekat ke arah mereka.Rina menelan ludah. "Kenapa dia kayak… hantu?" Talita sedikit mundur, ikut merasa merinding. "Jangan-jangan dia…"BRAK!"AAAKH!"Talita dan Rina langsung menjerit kecil saat Nilam tiba-tiba tersandung dan jatuh telungkup di lantai koridor. "Mba Nilam! K— kamu kenapa?!" Rina buru-buru mendekat, setengah takut, setengah khawatir. "Ayo bangun Mba!"Nilam hanya diam, tak bergerak selama beberapa detik. Talita dan Rina semakin panik."Mba?! kamu kenapa sih? Jangan bikin kita takut!"Dengan gerakan lambat, Nilam mengangkat kepalanya. Ia mengerjap beberapa kali sebelum menatap mereka dengan mata merah dan berair. "Aku gak bisa tidur…" keluhnya dengan suara parau.Talita dan Rina saling berpandangan. "Hah! Kenapa bisa?" tanya Rina hati-hati. Nilam menghela napas panjang sebelum menjawab, "Aku abis mimpi buruk…"Talita menaikkan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dasar Pelakor

    "A— aku… gak… bisa… napas…" suara Nilam melemah, tubuhnya mulai kehilangan tenaga. Tatapan Elisha dipenuhi amarah dan kebencian. "Kenapa kamu kembali?" bisiknya dingin. "Kenapa kamu gak mau menjauhi Mas Jean? Apa kamu mau mati, hah?"Nilam meronta sekuat tenaga, mencoba melepaskan cekikan Elisha yang semakin erat di lehernya. Pandangannya mulai kabur, tubuhnya melemah."A— aku… tolong…" suaranya hanya terdengar serak, hampir tidak keluar dari tenggorokannya. Air mata mengalir di sudut matanya."Gak akan ada yang nolongin kamu, Nilam!""Biar aja kamu mati!""L- lepasin!""Gak! Aku gak akan biarkan kamu hidup! Dasar pelakor!"Nilam berusaha melepaskan cengkraman Elisha di lehernya. Tapi susah— wanita itu berhasrat ingin menghabisinya."Mati aja sana! Mati dan masuk neraka aja kamu! Biar aku gak perlu repot-repot jagain Jean dari wanita macam kamu.""Khh... Le— lepas! Lepasin aku!""Sebelum kamu mati! Aku gak akan lepasin kamu, Nilam! GAK AKAN!""Ughh... Tolong... To— long..."Tidak ad

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kemunculan Elisha

    "Aww! Sakit.. Siapa yang—" Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya sudah ditarik kasar ke belakang. Napasnya tercekat saat merasakan kuku-kuku tajam mencengkeram rambutnya. "Kamu dari dulu sama aja! Gak pernah berubah!" Suara seorang wanita terdengar penuh amarah di telinganya. "K- kamu siapa?"Seorang wanita dengan rambut panjang berwarna coklat tua, mengenakan setelan mewah dengan aksen emas di pergelangan tangannya. Wajahnya cantik, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat udara di ruangan ini terasa dingin. Wanita itu menyeringai kecil, tapi tatapannya tetap dingin. "Kamu pasti tahu siapa aku," ucapnya, suaranya terdengar rendah namun penuh tekanan.Nilam mengerutkan kening. Jantungnya berdetak semakin cepat. "A- aku gak tau kamu siapa!""Kamu gak usah pura-pura ya! Dasar pelakor!" bentak wanita itu."Aku Elisha," lanjut wanita itu dengan nada mengejek. "Istri Jean."Dunia Nilam seakan berhenti berputar sesaat. Istri?Bukankah ada gosip yang bilang kal

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Gak Berani Nanya

    Langit sore mulai menggelap saat Nilam masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Surya. Perjalanan pulang biasanya terasa biasa saja, tapi kali ini, pikirannya terlalu penuh untuk bisa menikmati perjalanan. Kata-kata Rina dan Talita terus terngiang di kepalanya. ["Sebelum gosip buruk tentang kalian menyebar."]["Terus sampai kapan kamu mau digantung gini?"]Nilam memijat pelipisnya, merasa kepalanya berdenyut sejak meninggalkan kantor. Cara pria itu memperlakukannya tadi— kenapa terasa begitu intens?“Kenapa, Mba? Ngelamun terus dari tadi?” suara Surya membuyarkan lamunannya. “Aku pusing banget.”Surya melirik Nilam dari kaca spion, menyipitkan matanya sejenak sebelum kembali fokus menyetir. “Mau di anter ke klinik?"Nilam menghela napas. “Bukan... Bukan pusing yang gitu, tapi lainnya."Surya mengerutkan keningnya. Ia fokus melihat ke arah jalanan meskipun sesekali juga memperhatikan Nilam. "Ada masalah Mba?""Ada. Tapi gak terlalu penting sih.""Pasti masalah cowok ya kan?" sahu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada Apa Nih?

    "Yang buat aku penasaran itu cuma satu— darimana karyawan biasa sepertimu bisa punya uang untuk beli parfum mahal?"DEG!Nilam kaget. Ia buru-buru beranjak dari pangkuan sang Bos. Dia mundur dan merapikan pakaiannya dengan gaya salah tingkah."Kenapa panik? Kamu menyembunyikan sesuatu dariku?""Enggak Pak." Nilam menggeleng. "Ini itu parfum KW, KW super ."Jean tersenyum tipis. Dia tau Nilam bohong. Tapi dia santai saja dan tetap mengikuti permainan gadis di depannya."Ya sudah cepat bereskan barang-barang kamu! Sebentar lagi waktunya istirahat." Jean berdiri lebih dahulu, dan Nilam mengikuti perintah pria itu dengan sigap.Sementara itu di tempat berbeda, Rina hampir kehabisan napas ketika sampai di meja Talita. Gadis yang sedang menunggu pesanannya itu mendelik kaget melihat ekspresi heboh sahabatnya. "Apa-apaan sih, Mba Rin? Kayak dikejar debt collector aja!" gerutu Talita, tapi tetap melirik Rina dengan penuh rasa ingin tahu. Rina menarik napas dalam sebelum duduk di samping T

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pak— Geli...

    "Boleh cium gak Pak? Buat mastiin?" desis Nilam yang tiba-tiba mengikuti isi pikirannya.Jean tersenyum kecil, tapi matanya memancarkan rasa ketertarikan. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan, mendekati Nilam yang masih berusaha menata ekspresinya. "Tentu aja," jawabnya. "Kamu bisa menciumku sesukamu."Nilam menelan ludah. Ia tidak menyangka Jean akan benar-benar menanggapi ucapannya. Rina yang baru saja kembali ke ruangan untuk mengambil catatannya mendapati pemandangan itu dan langsung terbelalak. Ia buru-buru berbalik, tapi tetap mengintip dari celah pintu, terlalu penasaran untuk pergi begitu saja. "OMG! Mereka mau apa?!" jerit Rina dalam hati."Nunggu apa lagi, Nilam? Katanya mau mastiin?"Nilam menghela napas pelan dan berusaha mengendalikan kegugupannya. Perlahan, ia mendekatkan diri ke arah Jean, mencoba mencium aroma parfumnya dengan lebih jelas. Wangi sandalwood yang bercampur citrus segera menyapu indera penciumannya, kali ini lebih kuat karena jarak mereka yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status