Share

16

Kecil dulu Raja pernah berkata begini ke papinya.

“Aja mau Ora.”

Yang di balas senyuman oleh Radit Anggoro. Kelam matanya menatapi sang putra pertama penuh saksama. Minat yang di minta putranya tidak main-main. Lantaran begitu dekat dengan sang anak, Radit tahu binar apa saja yang akan anaknya pancarkan. Ekspresi serta raut yang di tunjukkan putranya tentu Radit pelajari sejak dini. Dan saat ini, tatapan putranya mengarah pada obsesi objeknya.

Leora Yudantha. Yang takkan Radit sebutkan umurnya tapi putranya memang sudah berengsek sejak bayi. Bukan bermaksud tidak sopan mengatai darah dagingnya demikian, tapi—yeah—apakah pantas bocah umur lima tahun menyatakan cinta pada balita tiga tahun?

Itu hanya anaknya saja pelakunya.

“Mau berjanji sama Papi?”

Bukan persetujuan yang Radit ucapkan. Ingat ketika Radit sampaikan janjinya bahwa masa depan anak-anaknya harus di gapai lewat jaminannya tapi penuh dengan kesungguhan untuk menggapainya? Detik ini sedang Radit jalankan perannya.

“Apa?”

Te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status