Share

24

Langit sedang berkemas. Di malam yang sudah larut dan pikirannya yang carut marut. Wajahnya kusut. Rambutnya awut-awutan. Kedua tangannya bergerak tak semangat. Tungkainya juga ogah-ogahan sekadar mencapai pintu ruang ganti pakaiannya.

Jika bisa, Langit ingin menolak perintah Raja. Ketimbang menerima tapi tidak membuat hatinya senang. Raja benar-benar tidak bisa di tentang titahnya. Inginnya mengutuk. Namun Langit tidak punya kuasa untuk melakukannya. Di samping dirinya berstatus sebagai bungsu, maminya telah menanamkan sikap saling menghormati sejak dulu. Tidak peduli apakah itu saudara kandungnya atau orang lain. Yang lebih tua darimu, hormati selayaknya kamu menghormati ayah ibumu.

Jadi ya sudah. Selain menerima, memangnya apalagi yang bisa Langit lakukan?

“Sudah siap?” Vokal kakak iparnya—Leora Anggoro—putri satu-satunya papi Yudantha hadir menemani. Langit yakin, itu atas perintah Raja. Padahal perempuan mungil itu tengah mengandung. Tidak sepatutnya di ajak pergi tercemar udara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status