Share

19

Malam itu Leora diam. Kesal maksimal dengan sikap Raja yang mengambil jalan tengah tanpa mau berunding dengannya. Tapi namanya dadakan, mau debat kusir di hadapan orangtua rasanya nggak etis sekali. Pikiran Raja hanya melintas bahwa; biarkan begini dulu. Sedang Leora tidak mau mengerti sama sekali.

Yang telah Raja bujuk mati-matian, hasilnya tetap saja merajuk. Sudah Raja elusi kepalanya sesuai kebiasaan baru Leora sejak di rumah sakit, tidak juga ada perubahan. Yang perutnya telah Raja kecupi, tetap saja masam terpasang di wajah Leora.

Lantas, Raja harus bagaimana?

Bengek sekali kalau boleh jujur. Di diamkan istri sendiri nggak ada enak-enaknya sama sekali. Serba salah ini mematik perselisihan yang tiada akhir.

“Kamu mau buah?” Tawarkan saja dulu. Hasilnya cukup di lihat nanti.

“Nggak!” Nggak perlu lama-lama langsung di tolak. Raja lunglai di tempat.

Meletakkan mangkok berisi potongan buah-buahan bersamaan dengan kepalanya di paha Leora.

“Aku sedih.” Raja curahkan isi hatinya. “Ngga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status