Share

Terjebak Cinta CEO Beristri
Terjebak Cinta CEO Beristri
Author: KOMALA

* 1 *

Author: KOMALA
last update Last Updated: 2025-03-01 13:07:12

Ketika aku tahu pikiran gilamu, sedang kamu tidak menyadari hatiku yang menggila. Sialan kamu, Sam!!!

Dan malam itu, disebuah kamar hotel bintang 5 tipe Deluxe aku terjebak diantara sepasang suami istri yang bersetubuh untuk pertama kalinya diusia enam bulan pernikahan mereka. GILA! Aku tak menyangka Sam telah menyusun rencana gila dalam kepalanya dengan melibatkan aku di dalamnya.

Pukul 07.15 malam. Aku sedang asyik scroll I*******m setelah sebelumnya menelepon suami dan anakku di rumah untuk melepaskan rindu dan sekadar berbagi kabar, dengan santainya telentang di sofa samping jendela kaca yang menampakkan suasana malam kota Surabaya di ketinggian lantai 32. Sementara Nia, rekan kerjaku yang berada di kamar hotel yang sama, tampak berbaring nyaman di kasur. Sampai tiba-tiba terdengar dering handphone milik Nia, dia tampak terkejut melihat nama si penelepon lantas terduduk dengan cepat.

“Ya, Mas?” sapa Nia, dia tidak berhasil menyembunyikan keterkejutan dalam nada bicaranya.

Aku menoleh sebentar lalu kembali fokus pada handphoneku, saat aku yakin yang meneleponnya adalah Sam, suaminya yang juga merupakan atasanku di kantor.

“Aku di hotel.” jawab Nia, yang sepertinya Sam menanyakan posisi keberadaannya.

Nada bicara Nia terdengar pelan, antara canggung, malu, gugup, dan resah. Dia selalu seperti itu, ekspresi wajah, gestur tubuh, bahkan nada bicaranya tidak dapat menyembunyikan apapun.

“Tidak, aku tidak sendiri, tentu ada Mala juga … ia, setahuku Mala sudah menyelesaikan pekerjaannya … Ia mas, seperti yang mas sarankan, hotel bintang 5 Deluxe Room, kita di lantai 32 di kamar 301. Apa tidak apa-apa mas? Untuk dinas luar karyawan dengan tarif hotel bintang 5 tipe deluxe, bukankah itu terlalu berlebihan? Apa tidak akan menyebabkan masalah atau keributan di kantor?" tanya Nia khawatir.

"Ia, memang mas adalah CEO di kantor. Justru karena mas adalah CEO di kantor, bukankah harus lebih berhati-hati agar tidak memancing kecurigaan karyawan lainnya?” tanya Nia lagi, jelas hatinya sangat tidak tenang.

Aku masih asyik dengan handphone, berpura-pura tidak mendengarkan Nia yang berbicara dengan suaminya tentang kekhawatiran statusnya sebagai istri simpanan CEO di kantornya diketahui karyawan lain. Yang sepertinya memang tidak ada yang tahu selain aku. Aku bahkan tidak mengerti mengapa untuk pekerjaanku Sam harus menyertakan Nia yang bahkan tidak ada kaitannya dengan permasalahan dalam pekerjaan kali ini.

“Mala, kamu pergi dengan Nia!” itu yang Sam katakan saat aku mengajukan persetujuan surat dinas luar kantor padanya, untuk kepergianku ke Surabaya menangani kantor cabang yang memang tengah ada masalah dalam peluncuran produk baru.

“Saya tidak masalah dengan itu pak, apabila memang Nia bersedia. Karena pekerjaan ini bahkan tidak ada sangkutannya dengan Nia dan saya yakin dapat menyelesaikannya. Khawatirnya mungkin merepotkan Nia karena harus ikut ke Surabaya.” ujarku cemas.

“Tidak apa-apa, dan perpanjang waktunya menjadi 4 hari. 3 hari kamu bisa bekerja, dan hari terakhir bisa kalian gunakan untuk jalan-jalan. Pesan kamar hotel yang bagus dan nyaman.” Sam menyodorkan berkas persetujuannya kembali padaku untuk direvisi. “Bikin reservasi di hotel JK untuk 1 kamar tipe deluxe.”

“Bapak mau ada tugas ke Surabaya juga?” tanyaku heran saat dia minta dipesankan kamar di hotel bintang 5.

Sam menatapku sesaat, namun tatapannya tampak aneh dan sulit dimengerti. Entah itu pandangan yang menggambarkan keterkejutan, atau cemas, atau khawatir. Yang pasti bukan marah. Tapi hanya sesaat. “Tidak.” jawabnya kemudian. “Itu untukmu dan Nia, agar kalian bisa nyaman setelah bekerja.”

Aku tercenung sesaat, memang sejak Sam kembali ke Indonesia dan memutuskan untuk fokus menangani perusahaan, sering kali aku mendapati tatapan Sam yang tidak bisa kubaca dan aku tak pahami.

“Ummm, terimakasih banyak atas perhatiannya. Tapi hotel bintang 5 dengan tipe kamar deluxe, apa tidak apa-apa untuk sekadar karyawan dinas luar?” tanyaku ragu. Bukannya aku menolak, kapan lagi aku bisa menginap di hotel bintang 5 kan? Hanya saja karena ini tugas kantor dan menggunakan dana perusahaan, aku agak khawatir dengan pandangan karyawan lain.

“Sudahlah, aku yang menyetujui, tidak apa-apa. Dan lagi Mal, sebenarnya aku agak merasa bersalah pada Nia. Kamu tahu dia istriku, tapi aku terlalu sibuk untuk memperhatikannya. Jadi aku minta tolong padamu sebagai sahabatnya, tolong ajak dia bersenang-senang di Surabaya. Tidak usah memikirkan biaya, aku yang akan menanggung semuanya. Aku tidak bisa menemaninya, meski begitu aku harap dia masih bisa bersenang-senang dengan sahabatnya.” tuturnya.

Tak ada ekspresi di wajahnya saat mengatakannya, dia datar seperti biasa, meski nada bicaranya terdengar agak sedih. Dan aku tidak bisa berkata-kata lagi. Apa yang harus kukomentari? Meski mungkin barusan Sam yang adalah CEO dikantorku sedang berbicara mengenai hal pribadinya, namun aku masih merasa canggung. kita tidak dekat atau bersahabat, hanya sekadar aku tahu bahwa dia menikah dengan Nia yang adalah sahabatku. dan aku juga khawatir salah berucap.

Akhirnya aku berbalik meninggalkan ruangan Sam untuk segera merevisi pengajuan surat dinas yang disesuaikan dengan permintaannya. lalu kembali menyodorkannya kepada Sam setelah kuperbaiki dengan rapih. Dia menandatanginya meski budget untuk perjalanan dinas kali ini 4 kali lebih besar dari biasanya, Sam bahkan memberikan kartu kreditnya padaku untuk aku gunakan mengajak Nia jalan-jalan dan berbelanja di Surabaya.

Lagi aku merasa canggung, “Apa kartunya tidak sebaiknya Bapak berikan kepada Nia saja?” tanyaku tak enak hati.

Sam terdiam sesaat, dengan menopang dagunya dia menatapku. seperti tatapan yang lembut dan anehnya dadaku berdesir. aku tidak punya pikiran buruk atau niat jahat, sungguh aku sadar benar Sam adalah suami dari sahabatku, Nia. Tapi Sam memang menawan, dia tampan dan posturnya gagah, dimataku Sam memang seorang CEO laki-laki dengan penampilan yang hampir tampa cela!

Terdengan Sam mendesah berat. “Aku sudah memberikan kartu lain kepada Nia, tapi kamu tahu Nia seperti apa, dia selalu segan menggunakannya. Jadi kali ini aku mohon bantuannya. Kamu pegang kartu ini, beli apapun yang kalian mau, dan makanlah makanan apapun yang kalian mau, tolong kamu pegang kartunya, gunakan dengan sebaiknya.” mohon Sam.

Sesaat aku terdiam, “Terimakasih.” ucapku seraya menundukkan kepala, dan kemudian keluar dari ruangan Sam dengan hati riang. Perjalanan dinas kali ini akan menyenangkan, bahkan bukan seperti bekerja, lebih terasa seperti liburan. Hotel mewah dengan kartu kredit unlimited. Keberuntunganku menjadi sahabat dari istri seorang CEO!

Itu yang aku pikirkan awalnya. Aku tidak menyangka aku harus membayar mahal untuk kemewahan itu …

“Apa?! Mas ada di depan pintu kamar?!” pekik Nia kaget, yang sontak membuatku ikut terhenyak juga mendengarnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 2 *

    “Apa?! Mas ada di depan pintu kamar?!” pekik Nia kaget, yang sontak membuatku ikut terhenyak juga mendengarnya.Nia sangat terkejut dan gugup, dia loncat dari tempat tidur dan menghambur ke pintu tanpa melihatku terlebih dahulu.“Aku rindu.” suara berat Sam terdengar jelas saat Nia telah membuka pintu.“Apa-apaan dia?” pikirku canggung, bukannya dia tahu ada aku disini?!Sam merangkul Nia masuk dan mendudukkannya di ranjang.“Mas, ada Mala disini.” gumam Nia pelan namun masih bisa kudengar.Aku yang merasa canggung hanya bisa pura-pura tertidur dengan hati jengkel.“Jangan berisik, Mala juga tidur.” jawab Sam santai, dia bahkan tidak mencoba memelankan suaranya.“Maasss.” protes Nia terdengar resah dengan suara pelan.Entah apa yang tengah mereka lakukan, tubuhku mendadak beku, aku bahkan tak tenang meski sekadar untuk bernapas.“Kenapa? Aku ingin memelukmu, apa tidak boleh?” tanya Sam, lagi-lagi terdengar santai dengan nada suara normal seolah aku benar-benar tidak ada disana.“Aku m

    Last Updated : 2025-03-01
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 3 *

    Tak berapa lama suasana terasa hening, mungkin mereka telah menyelesaikan adegannya. Terdengar pintu terbuka dan tertutup, entah siapa yang masuk ke kamar mandi? Mungkin Nia, mungkin Sam, atau bahkan keduanya. Aku menahan diri untuk tetap membatu, namun tubuhku mulai pegal, hatiku juga gatal oleh rasa penasaran. Akhirnya aku membuka mata dan berbalik. Dan aku terhenyak refleks mengumpat kasar.“Sialan! Iiissh!!!” aku memaki geram seraya berbalik cepat dan menutup mata rapat-rapat. Bagaimana tidak?! Saat pertama yang kulihat adalah Sam yang telanjang dan bersedekap, berdiri tegap dan menatapku! Dasar gila. Aku semakin yakin Sam gila! Dalam hati aku terus mengutuk perbuatan gila Sam, sampai tiba-tiba sebuah selimut menutupi tubuhku. Terasa lembut dan hangat. Aku masih memilih tak bergerak dan tetap memejamkan mata, meringkuk di sofa dengan frustrasi. Sementara Sam terkekeh geli. Fix, dia sakit! Sam kali ini benar-benar diluar nalar! Aku tak menyangka Sam bisa bertindak gila!Aku tak tah

    Last Updated : 2025-03-01
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 4 *

    Pagi ini aku benar-benar melampiaskan stress di kepalaku dengan berbelanja menggunakan kartu kredit dari Sam. Aku tak peduli! Aku membeli gaun mahal, sepatu cantik, tas branded, dan perhiasan, juga jam tangan untuk Ben, suamiku. Tak lupa kubelikan juga gaun cantik untuk putriku. Nia juga kupaksa membeli gaun dan perhiasan, meski dia menolak aku tetap mengambil untuknya dan membayarnya.“Mal, aku tak memerlukannya!” Nia menolak dengan halus.“Jangan bercanda! Perempuan mana yang tidak menyukai gaun cantik dan perhiasan?” tanyaku kesal.“Aku bukan bilang tidak menyukai, aku hanya tidak memerlukannya.” ujarnya lemah.“Ayolah Nai!” begitu biasa aku memanggil Nia, itu panggilan persahabatan dan hanya aku yang memanggil Nia begitu. “Kau harus lebih menghargai dirimu sendiri, kau berharga dan pantas mendapatkan semua kemewahan ini. Anggap saja privilege sebagai istri CEO kaya raya.” cerocosku gemas.“Aku tidak ingin diingat Sam sebagai istri yang hanya memanfaatkannya.” Nia tertunduk sedih.

    Last Updated : 2025-03-03
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 5 *

    Aku yang sama terkejutnya hanya bisa mematung diam.“Ma, maaf.” gugup Nia seraya melepaskan diri dari lengan kekar Sam yang menahannya.Aku ikut gelagapan dan refleks berjongkok sembari menunduk memunguti berkas-berkas yang berserakan di lantai, tak berani menengadah menatap ekspresi Sam yang masih berdiri tanpa mencoba membantuku memunguti berkas-berkasnya.“Oh ayolah, ini bukan drama Korea! Kenapa aku harus berpikir Sam yang adalah CEO ikut membantu memunguti berkas yang berceceran di lantai?” protesku pada pikiran kotorku sendiri. “Lagian kalaupun ini kisah drama, pemerannya utamanya jelas bukan aku sekarang, melainkan Sam dan Nia!” pikirku yang juga adalah pikiran gila! Sementara aku bisa memahami Nia yang hanya mematung dengan tertunduk, tanpa melakukan apapun. Dia tampak terlalu memaksakan diri untuk tampil all out hingga nekat mengenakan high heels yang belum terbiasa dipakainya. Dia pasti akan kehilangan keseimbangan dan tampak memalukan jika memaksakan diri berjongkok dan iku

    Last Updated : 2025-03-03
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 6 *

    “Jadi ini alasan Mas mengijinkan aku tetap di London? Mas punya wanita lain?” teriak Camelia marah seraya menunjuk Nia yang mengkerut kaget dan ketakutan di kursinya.“Camel?! Kau sudah pulang?!” tanya Sam terlihat terkejut.“Ia aku pulang! Kenapa?! Terkejut karena akhirnya aku memergokimu?!” histeris Camelia. "Aku pulang untuk memberimu kejutan, Mas! Tak kusangka aku yang malah kemudian menerima kejutan darimu!" tuding Camelia.“Tenanglah sayang!” pinta Sam, seraya meraih lengan istrinya dan menariknya lembut agar duduk di kursi. Tapi dengan kasar Camelia menepiskannya.“Dengarkan aku dulu!” pinta Sam berusaha bersabar. “Dia Nia, staff invoice di kantor. Kami baru selesai meeting dengan klien di kantor sebrang jalan depan sana!” Tutur Sam. Dia terlihat tenang dan mengagumkan. Bahkan Ketika istrinya histeris di tempat ramai, dia masih bisa tenang dan lembut terhadap istrinya.“Pikirmu aku percaya?”“Duduklah dulu! Kamu sudah makan?” tanya Sam masih terdengar lembut.“Mas pikir aku mas

    Last Updated : 2025-03-03
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 7 *

    Aku sampai di depan rumah tepat pukul 8 malam. Setelah membayar ongkos taxi, aku segera masuk ke dalam rumah dengan kunci yang memang biasa kubawa. Baik aku maupun Ben, suamiku, sama-sama memegang kunci rumah masing-masing sehingga kita tidak perlu saling menunggu satu sama lain saat masing-masing dari kita ada keperluan di luar rumah. Se-fleksible itu hubunganku dengan Ben. Di tahun ke-5 pernikahan kita, sudah jarang kita bertengkar meributkan hal yang spele, rasa saling percaya tertanam begitu saja seiring waktu kebersamaan kami tanpa kompromi.Hal pertama yang kuperiksa adalah kamar Kayas, putriku, terlihat dia tidur dengan lelap. Dan aku keluar setelah mencium keningnya. Lantas aku ke kamar, kulihat Ben sedang serius di meja kerjanya dengan laptop yang menyala menampilkan sederet cerita yang enggan kubaca saat ini.“Hai sayang!” sapaku, seraya memeluknya dari belakang.Ben terlonjak kaget, rupanya dia tengah sangat serius dengan cerita garapannya sampai-sampai tidak menyadari keda

    Last Updated : 2025-03-04
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 8 *

    Postingan Sam terasa agak ambigu di kepalaku. Kulihat Nia dan beberapa orang lainnya me-like postingan Sam. Kemudian ada Camelia berkomentar. "Wait 3 days more, forever we will be together.”Sam tidak bereaksi. Tidak membalas komentar Camelia atau me-like komentarnya. Bisa jadi mereka lanjut bertelepon atau video call. Tapi sungguh aku tak yakin. Postingan Sam bisa tertuju pada siapapun, dan beberapa perempuan bahkan bisa ge-er karenanya. Seperti Camelia yang merasa itu untuknya. Bisa jadi Nia juga merasa itu tertuju padanya. Namun tidak seperti Camelia yang merupakan istri sah dan bisa berkomentar bebas di akun Sam, Nia yang hanya istri simpanan tidak akan memiliki keberanian untuk melakukannya. Semua perasaannya baik senang maupun sedih. Berdebar dan rindu. Dia hanya bisa menahan dan menyimpannya sendiri sampai waktu yang memungkinkan untuk dia menyatakannya. Dan yang lebih aneh adalah, aku merasa status Sam bahkan ditujukan untukku! Heyyyyy....kenapa kepalaku jadi bodoh sejak melih

    Last Updated : 2025-03-04
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 9 *

    Aku terhenyak, segera menegakkan tubuh! “Hah?” tanyaku bingung. Aku tahu Sam, dia adalah CEO di kantor yang terkenal tampan dan jadi bahan gosipan cewek-cewek kantor. “Maksudnya?”“Kamu hamil?” ulang Sam.“Tidak.” jawabku cepat. “Aku belum menikah.” terangku.Aku tidak berpikir apapun saat Sam menanyakannya. Hanya khawatir dia salah mengira aku memalsukan status saat melamar kerja ke perusahaannya. Jelas tercantum bahwa salah satu syarat perekrutannya dahulu itu adalah belum menikah. Sementara belum genap satu bulan aku bekerja di perusahaan yang dipimpin Sam. selain itu, ini kali pertama aku berhadapan langsung dengan sang CEO tampan yang selama ini kulihat selintas-selintas saja secara kebetulan. Dan memang dia amat sangat rupawan!“Kamu mengelus-elus perut seolah memiliki bayi di dalamnya.” ujar Sam cuek seraya bersandar di dinding dan mengeluarkan sebatang rokok lalu menyalakannya.“Maaf, sebenarnya saya hanya kekenyangan. Sedari tadi saya terus mencicipi hidangan yang tersedia di

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 35 *

    Aku menoleh terkejut, pun dengan Pak Baroto yang menatap keheranan, matanya bergulir bergantian menatap tajam antara Sam dan aku.“Kamu mau kemana bahkan saat dokumenmu masih berserakan di lantai?” tanya Sam, nada bicaranya terdengar lembut, selembut mata coklatnya yang menatapku lekat.Dadaku sontak berdesir, dan aku mengutuknya dalam hati. "Bisa-bisanya perasaan bodoh itu muncul di saat suasana genting begini!"“Maaf, Pak, “ucapku pada Pak Baroto yang duduk di sofa, lantas aku berjongkok dengan sopan dan memunguti berkas yang berceceran di lantai. Aku marasa gugup, aku sadar Pak Baroto tengah menatapku tajam penuh selidik.Tidak seperti terhadap Sam, tatapan Pak Baroto rasanya bisa dengan mudah kubaca. Dan aku mengerti maksud tatapannya terhadapku. Dan sialnya Sam memperparah keadaan dengan ikut berjongkok di depanku serta membantuku memunguti berkas-berkas itu.“Kamu menyukainya, Sam?” Tanya Pak Baroto tajam.Aku yang terhenyak, refleks melempar berkas yang telah kupunguti tepat ke

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 34 *

    “Pagi, Pak.” sapaku, seraya menganggukkan kepala sopan.Aku lantas bergerak menjauhi sosok Sam dan memilih untuk berdiri di sisi lift lainnya. Perasaan tidak nyaman itu muncul kembali, tatapan Sam dengan mata coklatnya yang seolah sangat dalam dan tak berdasar, menimbulkan perasaan aneh dalam diriku."Kenapa harus kebetulan banget bareng CEO saat naik lift sih?! Ketika aku bahkan terlambat sampai di kantor?! Apes banget!“ aku merutuk dalam hati.Pikiranku berusaha memusatkan rasa tidak nyaman yang muncul dalam diriku pada alasan itu. Padahal ketidak nyamanan itu muncul bukan hanya karena kesiangan semata, tapi muncul karena sepasang mata coklat pekat yang seperti lumpur hisap, pekatnya membuatku tidak dapat membaca emosi apapun disana, atau bahkan sekadar menerkanya saja aku bahkan merasa tak mampu. Tatapan Sam selalu misterius dan selalu saja berhasil membuatku menjadi bodoh!Aku memilih untuk diam, dan berpura-pura tak menyadari tatapan lekat Sam terhadapku. Berusaha tetap berdiri te

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 33 *

    Aku terbangun saat alarm handphone berdering nyaring, tepat pukul 4 pagi. Kulihat Kayas masih terlelap di sampingku. Semalam aku tertidur di kamar Kayas, selain karena Ben memang tidak ada, rasa lelah juga membuatku rindu untuk tidur bersama putriku. Aku meraih handphone dan mematikan alarm, kulihat pesanku untuk Ben masih ceklis satu. Aku kembali mencoba menelepon Ben, namun masih belum bisa dihubungi. Biasanya setelah bangun aku melakukan banyak hal, mempersiapkan baju kerja dan keperluan sekolah Kayas serta sarapan juga bekal makan siang untuk di sekolah Kayas. Terkadang juga membersihkan rumah jika mood sedang baik, bahkan tak jarang berolahraga 30 menit meski sekadar peregangan otot atau senam kegel.Namun kali ini rasa malas membuatku kembali meringkuk di balik selimut bersama Kayas yang selalu kupeluk dan kuciumi. Baru saja beberapa menit aku terpejam, handphoneku bergetar. Dengan malas aku bangkit dan meraih handphone, seketika kantukku langsung hilang saat kulihat nama Ben ter

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 32 *

    "Saku Belakang?" tanya Sam mengulangi."Saku depan." jawabku risih, seraya berbalik mengahadap ke sosok Sam, menghindari bokongku untuk ditatap Sam dengan teliti.Sam lagi-lagi menatapku aneh! Aku deg-degan. Firasatku buruk tentang ini!"Kanan atau kiri?" tanya Sam lagi."Kenapa Pak Sam harus menanyakan itu?!" seruku kesal dan risih."Lalu maksudmu aku harus memeriksa kedua saku depan jeansmu?"Aku menatap Sam frustrasi. "Maksudku, Pak Sam tidak perlu melakukannya. Aku sungguh bisa sendiri."Seperti mengabaikanku, Sam bergerak maju mendekatiku. Hatiku mencelos, mendadak aku speechless! Apalagi saat tiba-tiba dan tanpa aba-aba Sam mengulurkan lengannya dan meraba saku celana jeans yang kukenakan, bergantian kiri dan kanan. Aku yang terlalu terkejut hanya mematung bahkan tidak mampu untuk sekadar refleks berteriak. Sam gila sih!!!Sam menatapku lagi, mata coklatnya terlihat kelam dan dalam, seolah menyedot kesadaranku dan membuatku dunia disekitarku menjadi seperti mengabur."Saku kanan

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 31 *

    Aku hendak menolak saat Sam akhirnya kembali berkata, "tidak ada bantahan, aku hanya akan mengantar. Kayas bahkan sudah terlihat sangat mengantuk." ujar Sam.Kulihat Kayas memang terlihat lelah dan sangat mengantuk, matanya sebentar terpejam dan sebentar kemudian memaksakan diri terbuka."Baiklah." ucapku setuju pada akhirnya.Sam beranjak, dia menghampiri Kayas dan menggendongnya. Kulihat Kayas tampak nyaman tertidur dengan menyenderkan kepalanya di pundak kokoh Sam serta mengalungkan lengannya melingkari leher Sam.hatiku terasa agak mengkerut, sudah lama sekali aku bahkan tidak melihat momen Ben menggendong Kayas. Akhir-akhir ini baik aku maupun Ben sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sudah lama rasanya tidak pernah ada quality time bersama untuk aku, Ben, dan kayas.Akhirnya aku menuntun Bams berjalan mengikuti Sam."Tunggu saja di sini!" kata Sam, saat kami baru melewati pintu keluar."Baik ayah!" jawab Bams, seraya memegang tanganku semakin erat.Aku menatap Sam. Mak

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 30 *

    “Tentu, Kayas maukan memanggilku ayah?” tanya Sam lembut, yang lantas disambut Kayas dengan anggukan pasti.Tanpa menunggu waktu lagi aku menegakkan tubuhku dan segera menghampiri Kayas. Bersamaan dengan itu kulihat Sam kemudian juga menggendong Kayas, dan dia berjalan ke arahku yang juga tengah melangkah menghampiri mereka.“Ayok nak!” kataku, dengan setengah paksa merebut Kayas dari gendongan Sam.Dan saat itu Sam mencondongkan wajahnya ke dekat telingaku serta berbisik pelan namun jelas terdengar di telingaku, “aku tak akan menculik Kayas, kenapa kamu terlihat sangat gugup?!” goda Sam dengan ekspresi jahil.“Maap, Pak! Saya harap Kayas tidak merepotkan Pak Sam." kataku saat berhasil mengambil alih Kayas. "Saya permisi, ijin pamit duluan." ucapku kemudian. "Kayas kita makan dulu ya!” ajakku pada Kayas, dengan maksud untuk menghindari Sam.“Ibu sudah mau selesai mainnya ya?” tanya Bams.Aku menoleh cepat ke arah Bams dan tersenyum, tulus. Karena aku sungguh tidak berpikir untuk pura-

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 29 *

    "Ayo sayang, kamu meluncur duluan!” Aku menaikkan Kayas ke ban, dengan patuh Kayas menurut dan terlihat sumringah. "Siap ya!" aku memberi aba-aba, dan terlihat Kayas bersiaga. Setelah memastikan aman, aku kemudian mendorongnya dengan hati-hati. Dan Kayas meluncur dengan berseru riang.Sampai kulihat Kayas tiba di bawah, dia turun dari ban dan melambaikan tangan.Aku menoleh kembali ke anak laki-laki itu yang masih berdiri memperhatikanku.“Mau coba meluncur sekarang?” tanyaku, terlihat kali ini Kayas melambaikan tangannya pada anak laki-laki itu dengan cengiran khasnya yang lucu. Dan akhirnya anak laki-laki itu mengagguk, lalu dengan hati-hati naik ke ban yang kusiapkan."Siap ya!" Aku memberi aba-aba, setelah anak laki-laki itu mengangguk, aku kemudian mendorongnya dengan hati-hati.Dan anak itu meluncur menyusul Kayas. Sampai dia tiba di bawah, anak itu turun dari ban dan menghampiri Kayas yang memang masih berdiri di pinggir arena menunggunya. Dan kemudian, keduanya segera naik untu

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 28 *

    Aku menatap ayah dan ibu bergantian, lalu menatap Ben dan melihat ada pengharapan yang tulus dari sorot matanya. Dan aku lantas menganggukkan kepala menerima lamaran Ben.Ayah dan ibu tahu pekerjaan Ben, dan tidak mempermasalahkannya. Apalagi melihat kesungguhan Ben dalam mempersiapkan pernikahan kami. Aku bahkan ayah dan ibu, hampir tidak melakukan persiapan apapun. Hampir semua Ben yang menyiapkan. Dari mulai gedung pernikahan, catering, pakaian pesta keluarga, sampai undangan dan hantaran pernikahan. Semua Ben yang mengurusnya. Meski begitu Ben melibatkanku dalam memilih segalanya. Ben mengirim referensi gedung pernikahan, dan membuatku memilih salah satu. Pakaian pesta keluarga, Ben juga memintaku menentukan warna. Untuk gaun pernikahan, Ben bahkan mengajakku untuk memilih langsung dan mencobanya. Sampai menu catering dan motif undangan, semua aku yang memilih dan Ben yang mengurusnya. Sementara tanggal acara, di sana Ben melibatkan kesepakatan kedua orang tua dari pihak aku dan da

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 27 *

    Aku sampai di rumah saat hampir tengah hari. Memang tidak ke kantor, meski jam kerja sampai jam 4 sore, tapi untuk hari ini masih bisa menggunakan keterangan dinas luar. Besok aku dan Nia baru mulai kembali ke kantor. Keadaan rumah tampak hening, 3 malam kutinggal dan sepertinya tidak ada kehidupan di rumah sejak itu. Kutengok kamar Kayas sangat rapih dan bersih, tampaknya memang dia tidak tidur di sana semalam. Pun dengan kamar tidur, tidak terlihat tanda Ben tidur di sana semalam. Aku berulang kali mencoba menelpon Ben, sejak mau naik pesawat, begitu turun, bahkan saat tiba di rumah, tapi tak ada jawaban. Bahkan tidak tersambung sama sekali. Kemana Ben?Lantas aku mencoba menghubungi ibuku yang berada di desa seberang. Tidak terlalu jauh, tapi sejak awal aku menikah dengan Ben, kita sama-sama sepakat untuk mencoba hidup mandiri dan tidak tinggal di rumah orang tua, baik itu orang tuaku ataupun orang tua Ben. Dengan menggabungkan tabunganku dan tabungan Ben kita berhasil mendapatkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status