Share

* 27 *

Penulis: KOMALA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-28 16:48:36

Aku sampai di rumah saat hampir tengah hari. Memang tidak ke kantor, meski jam kerja sampai jam 4 sore, tapi untuk hari ini masih bisa menggunakan keterangan dinas luar. Besok aku dan Nia baru mulai kembali ke kantor. Keadaan rumah tampak hening, 3 malam kutinggal dan sepertinya tidak ada kehidupan di rumah sejak itu. Kutengok kamar Kayas sangat rapih dan bersih, tampaknya memang dia tidak tidur di sana semalam. Pun dengan kamar tidur, tidak terlihat tanda Ben tidur di sana semalam. Aku berulang kali mencoba menelpon Ben, sejak mau naik pesawat, begitu turun, bahkan saat tiba di rumah, tapi tak ada jawaban. Bahkan tidak tersambung sama sekali. Kemana Ben?

Lantas aku mencoba menghubungi ibuku yang berada di desa seberang. Tidak terlalu jauh, tapi sejak awal aku menikah dengan Ben, kita sama-sama sepakat untuk mencoba hidup mandiri dan tidak tinggal di rumah orang tua, baik itu orang tuaku ataupun orang tua Ben. Dengan menggabungkan tabunganku dan tabungan Ben kita berhasil mendapatkan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 28 *

    Aku menatap ayah dan ibu bergantian, lalu menatap Ben dan melihat ada pengharapan yang tulus dari sorot matanya. Dan aku lantas menganggukkan kepala menerima lamaran Ben.Ayah dan ibu tahu pekerjaan Ben, dan tidak mempermasalahkannya. Apalagi melihat kesungguhan Ben dalam mempersiapkan pernikahan kami. Aku bahkan ayah dan ibu, hampir tidak melakukan persiapan apapun. Hampir semua Ben yang menyiapkan. Dari mulai gedung pernikahan, catering, pakaian pesta keluarga, sampai undangan dan hantaran pernikahan. Semua Ben yang mengurusnya. Meski begitu Ben melibatkanku dalam memilih segalanya. Ben mengirim referensi gedung pernikahan, dan membuatku memilih salah satu. Pakaian pesta keluarga, Ben juga memintaku menentukan warna. Untuk gaun pernikahan, Ben bahkan mengajakku untuk memilih langsung dan mencobanya. Sampai menu catering dan motif undangan, semua aku yang memilih dan Ben yang mengurusnya. Sementara tanggal acara, di sana Ben melibatkan kesepakatan kedua orang tua dari pihak aku dan da

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 29 *

    "Ayo sayang, kamu meluncur duluan!” Aku menaikkan Kayas ke ban, dengan patuh Kayas menurut dan terlihat sumringah. "Siap ya!" aku memberi aba-aba, dan terlihat Kayas bersiaga. Setelah memastikan aman, aku kemudian mendorongnya dengan hati-hati. Dan Kayas meluncur dengan berseru riang.Sampai kulihat Kayas tiba di bawah, dia turun dari ban dan melambaikan tangan.Aku menoleh kembali ke anak laki-laki itu yang masih berdiri memperhatikanku.“Mau coba meluncur sekarang?” tanyaku, terlihat kali ini Kayas melambaikan tangannya pada anak laki-laki itu dengan cengiran khasnya yang lucu. Dan akhirnya anak laki-laki itu mengagguk, lalu dengan hati-hati naik ke ban yang kusiapkan."Siap ya!" Aku memberi aba-aba, setelah anak laki-laki itu mengangguk, aku kemudian mendorongnya dengan hati-hati.Dan anak itu meluncur menyusul Kayas. Sampai dia tiba di bawah, anak itu turun dari ban dan menghampiri Kayas yang memang masih berdiri di pinggir arena menunggunya. Dan kemudian, keduanya segera naik untu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 30 *

    “Tentu, Kayas maukan memanggilku ayah?” tanya Sam lembut, yang lantas disambut Kayas dengan anggukan pasti.Tanpa menunggu waktu lagi aku menegakkan tubuhku dan segera menghampiri Kayas. Bersamaan dengan itu kulihat Sam kemudian juga menggendong Kayas, dan dia berjalan ke arahku yang juga tengah melangkah menghampiri mereka.“Ayok nak!” kataku, dengan setengah paksa merebut Kayas dari gendongan Sam.Dan saat itu Sam mencondongkan wajahnya ke dekat telingaku serta berbisik pelan namun jelas terdengar di telingaku, “aku tak akan menculik Kayas, kenapa kamu terlihat sangat gugup?!” goda Sam dengan ekspresi jahil.“Maap, Pak! Saya harap Kayas tidak merepotkan Pak Sam." kataku saat berhasil mengambil alih Kayas. "Saya permisi, ijin pamit duluan." ucapku kemudian. "Kayas kita makan dulu ya!” ajakku pada Kayas, dengan maksud untuk menghindari Sam.“Ibu sudah mau selesai mainnya ya?” tanya Bams.Aku menoleh cepat ke arah Bams dan tersenyum, tulus. Karena aku sungguh tidak berpikir untuk pura-

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 31 *

    Aku hendak menolak saat Sam akhirnya kembali berkata, "tidak ada bantahan, aku hanya akan mengantar. Kayas bahkan sudah terlihat sangat mengantuk." ujar Sam.Kulihat Kayas memang terlihat lelah dan sangat mengantuk, matanya sebentar terpejam dan sebentar kemudian memaksakan diri terbuka."Baiklah." ucapku setuju pada akhirnya.Sam beranjak, dia menghampiri Kayas dan menggendongnya. Kulihat Kayas tampak nyaman tertidur dengan menyenderkan kepalanya di pundak kokoh Sam serta mengalungkan lengannya melingkari leher Sam.hatiku terasa agak mengkerut, sudah lama sekali aku bahkan tidak melihat momen Ben menggendong Kayas. Akhir-akhir ini baik aku maupun Ben sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sudah lama rasanya tidak pernah ada quality time bersama untuk aku, Ben, dan kayas.Akhirnya aku menuntun Bams berjalan mengikuti Sam."Tunggu saja di sini!" kata Sam, saat kami baru melewati pintu keluar."Baik ayah!" jawab Bams, seraya memegang tanganku semakin erat.Aku menatap Sam. Mak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 32 *

    "Saku Belakang?" tanya Sam mengulangi."Saku depan." jawabku risih, seraya berbalik mengahadap ke sosok Sam, menghindari bokongku untuk ditatap Sam dengan teliti.Sam lagi-lagi menatapku aneh! Aku deg-degan. Firasatku buruk tentang ini!"Kanan atau kiri?" tanya Sam lagi."Kenapa Pak Sam harus menanyakan itu?!" seruku kesal dan risih."Lalu maksudmu aku harus memeriksa kedua saku depan jeansmu?"Aku menatap Sam frustrasi. "Maksudku, Pak Sam tidak perlu melakukannya. Aku sungguh bisa sendiri."Seperti mengabaikanku, Sam bergerak maju mendekatiku. Hatiku mencelos, mendadak aku speechless! Apalagi saat tiba-tiba dan tanpa aba-aba Sam mengulurkan lengannya dan meraba saku celana jeans yang kukenakan, bergantian kiri dan kanan. Aku yang terlalu terkejut hanya mematung bahkan tidak mampu untuk sekadar refleks berteriak. Sam gila sih!!!Sam menatapku lagi, mata coklatnya terlihat kelam dan dalam, seolah menyedot kesadaranku dan membuatku dunia disekitarku menjadi seperti mengabur."Saku kanan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 33 *

    Aku terbangun saat alarm handphone berdering nyaring, tepat pukul 4 pagi. Kulihat Kayas masih terlelap di sampingku. Semalam aku tertidur di kamar Kayas, selain karena Ben memang tidak ada, rasa lelah juga membuatku rindu untuk tidur bersama putriku. Aku meraih handphone dan mematikan alarm, kulihat pesanku untuk Ben masih ceklis satu. Aku kembali mencoba menelepon Ben, namun masih belum bisa dihubungi. Biasanya setelah bangun aku melakukan banyak hal, mempersiapkan baju kerja dan keperluan sekolah Kayas serta sarapan juga bekal makan siang untuk di sekolah Kayas. Terkadang juga membersihkan rumah jika mood sedang baik, bahkan tak jarang berolahraga 30 menit meski sekadar peregangan otot atau senam kegel.Namun kali ini rasa malas membuatku kembali meringkuk di balik selimut bersama Kayas yang selalu kupeluk dan kuciumi. Baru saja beberapa menit aku terpejam, handphoneku bergetar. Dengan malas aku bangkit dan meraih handphone, seketika kantukku langsung hilang saat kulihat nama Ben ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 34 *

    “Pagi, Pak.” sapaku, seraya menganggukkan kepala sopan.Aku lantas bergerak menjauhi sosok Sam dan memilih untuk berdiri di sisi lift lainnya. Perasaan tidak nyaman itu muncul kembali, tatapan Sam dengan mata coklatnya yang seolah sangat dalam dan tak berdasar, menimbulkan perasaan aneh dalam diriku."Kenapa harus kebetulan banget bareng CEO saat naik lift sih?! Ketika aku bahkan terlambat sampai di kantor?! Apes banget!“ aku merutuk dalam hati.Pikiranku berusaha memusatkan rasa tidak nyaman yang muncul dalam diriku pada alasan itu. Padahal ketidak nyamanan itu muncul bukan hanya karena kesiangan semata, tapi muncul karena sepasang mata coklat pekat yang seperti lumpur hisap, pekatnya membuatku tidak dapat membaca emosi apapun disana, atau bahkan sekadar menerkanya saja aku bahkan merasa tak mampu. Tatapan Sam selalu misterius dan selalu saja berhasil membuatku menjadi bodoh!Aku memilih untuk diam, dan berpura-pura tak menyadari tatapan lekat Sam terhadapku. Berusaha tetap berdiri te

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 35 *

    Aku menoleh terkejut, pun dengan Pak Baroto yang menatap keheranan, matanya bergulir bergantian menatap tajam antara Sam dan aku.“Kamu mau kemana bahkan saat dokumenmu masih berserakan di lantai?” tanya Sam, nada bicaranya terdengar lembut, selembut mata coklatnya yang menatapku lekat.Dadaku sontak berdesir, dan aku mengutuknya dalam hati. "Bisa-bisanya perasaan bodoh itu muncul di saat suasana genting begini!"“Maaf, Pak, “ucapku pada Pak Baroto yang duduk di sofa, lantas aku berjongkok dengan sopan dan memunguti berkas yang berceceran di lantai. Aku marasa gugup, aku sadar Pak Baroto tengah menatapku tajam penuh selidik.Tidak seperti terhadap Sam, tatapan Pak Baroto rasanya bisa dengan mudah kubaca. Dan aku mengerti maksud tatapannya terhadapku. Dan sialnya Sam memperparah keadaan dengan ikut berjongkok di depanku serta membantuku memunguti berkas-berkas itu.“Kamu menyukainya, Sam?” Tanya Pak Baroto tajam.Aku yang terhenyak, refleks melempar berkas yang telah kupunguti tepat ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 40 *

    "Duluan ya, mau jemput Kayas!" bisikku pada Nia yang masih tampak fokus pada layar komputernya.Nia menoleh, tampak sedikit terkejut dengan aku yang tiba-tiba sudah di sebelahnya."Oh oke, aku masih harus menyiapkan beberapa dokumen untuk besok. Kalau misal ada pekerjaan yang perlu bantuan untuk kusiapkan, bilang saja ya!" ucap Nia seraya tersenyum.Senyumannya selalu manis dan terlihat tulus, tapi entah mengapa selalu menimbulkan perasaan bersalah pada diriku. Padahal sungguh, jika ada yang salah dengan Sam, itu murni kesalahan Sam! Aku tidak berniat buruk sedikitpun terhadap Nia serta hubungannya dengan Sam!"Aman." jawabku lantas melambaikan tangan dan berlalu pergi. Semua pekerjaan yang sudah dijabarkan Nia untuk persiapan ke Bali besok, sudah ada di flasdisk kerja yang selalu kubawa di dalam tas kerjaku. Hanya perlu revisi sedikit di beberapa bagiannya saja.Aku naik taxi dan langsung menuju ke rumah ibu karena Kayas ada di sana. Ben masih belum pulang, sehingga saat jam pulang s

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 39 *

    Handphoneku bergetar, kulihat nama Sam tertera di sana. Aku tidak langsung mengangkatnya dan lantas menoleh ke ruangan Sam, tampak di balik pintu kacanya Sam menatapku seraya menempelkan handphone ke telinganya, cukup terlihat jelas karena Sam berdiri tepat di depan pintu dengan kondisi ruangan yang menyala terang. Aku menduga ini prihal laporan yang tadi diminta Sam sebelum Pak Baroto datang, yang memang belum sempat dilaporkan dan ditinjau olehnya.Aku mengambil berkas yang sudah kususun rapi, dan segera ke ruangan Sam. Kulirik kursi Nia kosong, entah dia ke toilet atau kemana, aku tidak tahu pasti. Saat aku datang, Sam lekas membuka pintu kaca ruangannya sebelum aku sempat mendorongnya.“Permisi.” ucapku formal seraya menganggukkan kepala sopan.Sam berbalik dan melangkah ke kursi kerjanya, sedang tirai masih menutup seluruh jendela kaca ruangannya, kecuali pintu yang memang tak ada tirai penutup untuk itu.“Duduk!” titah Sam.Dengan patuh aku duduk di kursi depan meja kerja Sam, d

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 38 *

    POV : SamSepeninggal ayah, aku berdiri cukup lama di depan pintu kaca. Menatap sedih sosok Mala di meja kerjanya yang tengah sibuk merapihkan dokumen laporannya yang tidak lagi tersusun dengan benar. Perempuan itu sudah membuat jantungku berdebar bahkan sejak usiaku meginjak 15 tahun. Mungkin Mala tidak mengingatnya, bahkan tidak menyadarinya. Tapi aku yakin aku tidak salah, aku bisa mengingat Mala dari sejak pertama melihatnya. Mala memang tidak banyak berubah, dia hanya bertambah tinggi dan bertambah umurnya saja. Wajahnya masih seperti itu, dari dia berusia 15 tahun sampai sekarang dia berusia 27 tahun, wajahnya tak banyak berubah. Tetap manis dan cantik dengan tipe wajah baby face.Aku dan Mala seperti ditarik ulur oleh takdir. Meski Mala tetap di tempatnya seperti pantai yang selalu indah, sedang aku yang harus terombang-ambing oleh ombak kehidupan! Sesaat mendekat kepadanya dan sesaat kemudian harus terseret arus lantas menjauh ke tengah laut, sampai tiba-tiba angin membawaku ke

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 37 *

    POV : SamSejujurnya aku memahami mengapa ayah sampai bersikap seprotektif itu terhadap perusahaan. Ayah adalah Baroto Putra Baskara, putra tunggal pengusaha furniture besar di Indonesia dengan merk dagang yang sudah dikenal bahkan ke mancanegara, dulunya! Ayah adalah harapan keluarga, calon pewaris serta penerus generasi yang akan mengelola perusahaan keluarga. Namun saat ayah menginjak usia kuliah, di kampusnya ayah bertemu ibu dan jatuh cinta setengah mati pada ibu. Lebih tepatnya mereka saling mencintai.Padahal sejak remaja Ayah Baroto sudah dijodohkan bahkan bertunangan, dengan putri dari salah satu relasi bisnis ayahnya ayahku yang adalah kakekku, Banyu Tirta Baskara. Namun cinta ayah terhadap ibu membuatnya menjadi putra pembangkang yang keras kepala. Ayah kemudian secara sepihak membatalkan pertunangannya dengan perempuan pilihan Kakek Baskara. Selain melukai hati tunangannya beserta keluarganya, tindakan ayah juga telah mencoreng nama baik keluarga sehingga bahkan menciptaka

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 36 *

    POV : Sam"Dia bisa membuatmu gila!" ulang ayah, dengan intonasi yang lebih ditekankan.Aku tercekat, menelan ludah. Padahal sudah sering sebelumnya aku membayangkan hari seperti ini datang. Dimana ayah dan aku berbicara mengenai Mala, perempuan yang paling kuinginkan lebih dari siapapun. Namun, meski sering kali aku merasa mampu melakukannya dalam bayanganku. Merasa siap baik keadaan maupun mentalku untuk menjelaskan dan bersikeras tentang Mala kepada ayah. Nyatanya aku masih ketar-ketir di hadapan ayah! Kebrengsekkanku bahkan belum cukup besar saat di depan Ayah!"Sam." panggil Ayah, membuyarkan pikiranku.“Kau tahukan kalau perusahaan ini adalah hal berharga yang Ayah miliki?" tanya Ayah."Aku tahu pasti, bahkan perusahaan ini jauh lebih berharga bagi Ayah dibanding aku yang adalah putra satu-satunya!" pikirku miris.Sementara aku diam tak menimpali apapun atas perkataan Ayah. Tapi aku sudah tahu apa yang akan ayah katakan, beliau akan bercerita mengenai flashback kehidupannya di ma

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 35 *

    Aku menoleh terkejut, pun dengan Pak Baroto yang menatap keheranan, matanya bergulir bergantian menatap tajam antara Sam dan aku.“Kamu mau kemana bahkan saat dokumenmu masih berserakan di lantai?” tanya Sam, nada bicaranya terdengar lembut, selembut mata coklatnya yang menatapku lekat.Dadaku sontak berdesir, dan aku mengutuknya dalam hati. "Bisa-bisanya perasaan bodoh itu muncul di saat suasana genting begini!"“Maaf, Pak, “ucapku pada Pak Baroto yang duduk di sofa, lantas aku berjongkok dengan sopan dan memunguti berkas yang berceceran di lantai. Aku marasa gugup, aku sadar Pak Baroto tengah menatapku tajam penuh selidik.Tidak seperti terhadap Sam, tatapan Pak Baroto rasanya bisa dengan mudah kubaca. Dan aku mengerti maksud tatapannya terhadapku. Dan sialnya Sam memperparah keadaan dengan ikut berjongkok di depanku serta membantuku memunguti berkas-berkas itu.“Kamu menyukainya, Sam?” Tanya Pak Baroto tajam.Aku yang terhenyak, refleks melempar berkas yang telah kupunguti tepat ke

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 34 *

    “Pagi, Pak.” sapaku, seraya menganggukkan kepala sopan.Aku lantas bergerak menjauhi sosok Sam dan memilih untuk berdiri di sisi lift lainnya. Perasaan tidak nyaman itu muncul kembali, tatapan Sam dengan mata coklatnya yang seolah sangat dalam dan tak berdasar, menimbulkan perasaan aneh dalam diriku."Kenapa harus kebetulan banget bareng CEO saat naik lift sih?! Ketika aku bahkan terlambat sampai di kantor?! Apes banget!“ aku merutuk dalam hati.Pikiranku berusaha memusatkan rasa tidak nyaman yang muncul dalam diriku pada alasan itu. Padahal ketidak nyamanan itu muncul bukan hanya karena kesiangan semata, tapi muncul karena sepasang mata coklat pekat yang seperti lumpur hisap, pekatnya membuatku tidak dapat membaca emosi apapun disana, atau bahkan sekadar menerkanya saja aku bahkan merasa tak mampu. Tatapan Sam selalu misterius dan selalu saja berhasil membuatku menjadi bodoh!Aku memilih untuk diam, dan berpura-pura tak menyadari tatapan lekat Sam terhadapku. Berusaha tetap berdiri te

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 33 *

    Aku terbangun saat alarm handphone berdering nyaring, tepat pukul 4 pagi. Kulihat Kayas masih terlelap di sampingku. Semalam aku tertidur di kamar Kayas, selain karena Ben memang tidak ada, rasa lelah juga membuatku rindu untuk tidur bersama putriku. Aku meraih handphone dan mematikan alarm, kulihat pesanku untuk Ben masih ceklis satu. Aku kembali mencoba menelepon Ben, namun masih belum bisa dihubungi. Biasanya setelah bangun aku melakukan banyak hal, mempersiapkan baju kerja dan keperluan sekolah Kayas serta sarapan juga bekal makan siang untuk di sekolah Kayas. Terkadang juga membersihkan rumah jika mood sedang baik, bahkan tak jarang berolahraga 30 menit meski sekadar peregangan otot atau senam kegel.Namun kali ini rasa malas membuatku kembali meringkuk di balik selimut bersama Kayas yang selalu kupeluk dan kuciumi. Baru saja beberapa menit aku terpejam, handphoneku bergetar. Dengan malas aku bangkit dan meraih handphone, seketika kantukku langsung hilang saat kulihat nama Ben ter

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 32 *

    "Saku Belakang?" tanya Sam mengulangi."Saku depan." jawabku risih, seraya berbalik mengahadap ke sosok Sam, menghindari bokongku untuk ditatap Sam dengan teliti.Sam lagi-lagi menatapku aneh! Aku deg-degan. Firasatku buruk tentang ini!"Kanan atau kiri?" tanya Sam lagi."Kenapa Pak Sam harus menanyakan itu?!" seruku kesal dan risih."Lalu maksudmu aku harus memeriksa kedua saku depan jeansmu?"Aku menatap Sam frustrasi. "Maksudku, Pak Sam tidak perlu melakukannya. Aku sungguh bisa sendiri."Seperti mengabaikanku, Sam bergerak maju mendekatiku. Hatiku mencelos, mendadak aku speechless! Apalagi saat tiba-tiba dan tanpa aba-aba Sam mengulurkan lengannya dan meraba saku celana jeans yang kukenakan, bergantian kiri dan kanan. Aku yang terlalu terkejut hanya mematung bahkan tidak mampu untuk sekadar refleks berteriak. Sam gila sih!!!Sam menatapku lagi, mata coklatnya terlihat kelam dan dalam, seolah menyedot kesadaranku dan membuatku dunia disekitarku menjadi seperti mengabur."Saku kanan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status