Chapter: * 23 *Kulihat Nia selesai belanja, dia berjalan ke kasir diiringi Ina yang membawa keranjang kecil berisi produk-produk pilihan Nia. Aku tidak tahu, entah Ina melakukannya karena sebagai servis dari pekerjaannya menjadi Beauty Advisor, atau memang karena rasa bersalahnya tadi yang menyebut Nia sebagai teman Sam padahal Nia adalah istrinya. Entahlah. Tapi Sam mengikuti mereka ke meja kasir lantas membayar semua belanjaan Nia.Di sana aku hanya menghembuskan napas berat. "Apa ini perasaan iri?" tanyaku dalam hati, dadaku sedikit berat entah karena apa. "Pasti karena dompetku tertinggal. Jika saja handphoneku tidak mati, aku sudah membeli barang-barang yang kuinginkan dan tidak harus merasa iri." pikirku."Terimakasih, Mas!" ucap Nia seraya mengambil paper bag berisi belanjaannya dari meja kasir. Lantas Nia menghampiriku. Sementara Sam masih di meja kasir.Bersamaan dengan itu aku melihat Mba Beauty Advisor yang tadi menyapaku, dia ke meja kasir dengan membawa keranjang kecil berisi produk-pro
Last Updated: 2025-03-21
Chapter: * 22 *Langkah kami terhenti di pintu masuk store, saat seorang Beauty Advisor yang terlihat rapih dan cantik menyambut kami dengan senyum ramah seraya memberi salam dengan menangkupkan kedua tangan di depan dada."Ada yang bisa dibantu?""Tolong tunjukkan produk make up terbaru yang bagus dan cocok." jawab Sam."Untuk?" tanya Ina berusaha tetap sopan meski terdengar ragu. INA, begitu nama yang tertera di name tag yang tersemat di seragam Beanty Advisor di dadanya.Sam menatap Beauty Advisor itu dan menjawab pertanyannya dengan memutar bola matanya ke arah Nia dan Aku."Oh maaf, baiklah, saya akan berusaha sebaik mungkin merekomendasikan produk-produk terbaik kami untuk..." Ina terlihat sedikit ragu. "Untuk teman-teman Masnya." lanjutnya dengan suara yang dipelankan."Saya bukan temannya." sangkal Nia cepat."Oh, maaf!" Ina terlihat malu dan merasa bersalah, dia menundukkan kepala seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dada lagi."Istrinya, Mba!" ralatku."Oh ia maaf! Saya mohon maaf u
Last Updated: 2025-03-21
Chapter: * 21 *Dia lagi. Rutukku jengkel seraya menundukkan kepala. Mendadak merasa mati gaya.Nia menarik kursi di sampingnya saat Sam tiba di meja kami. “Silahkan duduk Mas.” kata Nia lembut pada Sam.Sam duduk, aku masih tertunduk, entah mengapa aku tidak memiliki keberanian untuk mengangkat wajahku dan melihat Sam. Padahal aku sadar benar, di sini yang salah adalah Sam, bukan aku.“Mas mau makan?” tanya Nia perhatian.“Tidak,” jawab Sam."Mas sudah makan?” tanya Nia lagi."Kamu tanya Mala saja!” jawab Sam datar.Terkejut aku reflek mengangkat wajahku dan saat itu tatapan panikku beradu dengan tatapan Sam yang jelas terlihat usil menyebalkan! Sam pasti tengah menertawakanku di dalam kepalanya!"Hah?” aku gelagapan.Aku memang tahu, tadi Sam sudah makan di kamarku. Tapi kenapa dia harus memperjelasnya kepada Nia? Apa memang seharusnya Nia tahu? Toh bukan aku yang salah! Tapi meski begitu, Nia pasti akan sakit hati dan mungkin dia akan marah juga padaku. Memang akan lebih baik untuk jujur daripada
Last Updated: 2025-03-20
Chapter: * 20 *Dan aku mematung dalam beberapa menit, rasanya mukaku memerah dan panas. Malu, kikuk, marah, jengkel, bingung. Sebelum aku benar-benar meledak, aku bangkit hendak beranjak!"Sudah cukup siang.” ucapku."Memang.” jawab Sam santai, seraya menyenderkan punggungnya di sofa, bersedekap dan menatapku dengan ekspresi aneh. Aku tidak mengerti tatapan matanya yang tajam. Isi kepala Sam segelap warna matanya, tak bisa kukira-kira."Aku akan ke kamar Nia, supaya kita bisa segera berangkat ke lokasi meeting.” maksudku mengatakannya adalah berharap Sam minggir atau setidaknya memberikan jalan untuk aku lewat. Tapi kemudian Sam meluruskan kakinya ke rak bawah troli makanan. Sehingga kakinya yang selonjoran itu semakin tidak memberiku jalan keluar. Dan aku terjebak di antara tembok dan Sam."Nia sudah di lokasi meeting sejak jam 8 pagi.” terang Sam santai.“Hah?” aku melongo tidak mengerti.Sam tidak mengatakan apapun lagi dan hanya menatapku. Ada yang berbeda, kali ini tatapannya terlihat lembut. D
Last Updated: 2025-03-20
Chapter: * 19 *Sam membelalak, terkejut atas tindakanku, seperti halnya aku yang kini meringis perih menahan nyeri di pipi. Dengan tergesa segera kupunguti baju yang telah kusiapkan sebelumnya, yang kini ada di samping Sam, semuanya dari mulai baju, celana dan bahkan pakaian dalam. Mukaku memerah, selain karena tamparan tanganku sendiri, juga disebabkan oleh rasa malu yang muncul menyeruak saat kupunguti pakaian dalam itu dengan kasar dan tergesa-gesa. Dan sialnya celana dalam yang kutarik paksa sampai agak melar itu bahkan tidak juga tertarik karena sebagiannya diduduki Sam.Aku menatap Sam dengan frustasi.Sam yang melihat tatapan kesalku yang awalnya tidak mengerti, berganti dengan eskpresi lucu saat dia menyadari aku menarik celana dalam yang tidak sengaja diduduki olehnya. Namun Sam tidak kehilangan kendali untuk tertawa, dia hanya menahannya, meski itu sangat terlihat jelas.Kekonyolan yang luar biasa. Di kamar hotel, hanya mengenakan handuk kimono aku menarik celana dalamku sampai melar, yang
Last Updated: 2025-03-15
Chapter: * 18 *Aku terbangun dengan kondisi bugar, tubuhku terasa segar, kepalaku ringan dan sangat nyaman. Pergelangan kakiku masih dibalut perban, tapi tak ada rasa nyeri sedikitpun di sana. Aku telah pulih dengan sangat cepat dan sempurna. Bisa jadi karena suasana hotel atau memang tempat tidur yang nyaman, entahlah. Meski ini bukan hotel seperti kamar hotel yang dipesankan Sam untuk Nia, tapi ini juga lebih bagus dari yang tipe standar room, sehingga sangat nyaman dipakai untuk beristirahat. Bahkan tidur malamku sangat nyenyak dan berkualitas.Aku bangkit dan meraih handphone, lalu terbelalak saat menyadari jam telah menunjuk ke angka 9. Aku celingak-celinguk, dan baru kusadari Nia tak ada di kamarku. Entah jam berapa tepatnya aku tertidur, aku tak ingat! Aku hanya ingat Nia memesan makanan untuk diantar ke kamarku dan akan makan di sini, namun kapan pastinya pesanan itu datang dan kapan dia makan, kapan dan di mana dia tidur, dan kapan Nia keluar dari kamarku, aku tak tau persisnya sama sekali.
Last Updated: 2025-03-14