Share

* 5 *

Author: KOMALA
last update Last Updated: 2025-03-03 15:58:11

Aku yang sama terkejutnya hanya bisa mematung diam.

“Ma, maaf.” gugup Nia seraya melepaskan diri dari lengan kekar Sam yang menahannya.

Aku ikut gelagapan dan refleks berjongkok sembari menunduk memunguti berkas-berkas yang berserakan di lantai, tak berani menengadah menatap ekspresi Sam yang masih berdiri tanpa mencoba membantuku memunguti berkas-berkasnya.

“Oh ayolah, ini bukan drama Korea! Kenapa aku harus berpikir Sam yang adalah CEO ikut membantu memunguti berkas yang berceceran di lantai?” protesku pada pikiran kotorku sendiri. “Lagian kalaupun ini kisah drama, pemerannya utamanya jelas bukan aku sekarang, melainkan Sam dan Nia!” pikirku yang juga adalah pikiran gila! Sementara aku bisa memahami Nia yang hanya mematung dengan tertunduk, tanpa melakukan apapun. Dia tampak terlalu memaksakan diri untuk tampil all out hingga nekat mengenakan high heels yang belum terbiasa dipakainya. Dia pasti akan kehilangan keseimbangan dan tampak memalukan jika memaksakan diri berjongkok dan ikut memunguti kertas-kertas di lantai dengan sepatu hak tinggi dan rok span pendeknya!

Aku berdiri dengan semua kertas yang sudah kuambil dan kuserahkan kepada Nia.

“Terimakasih banyak.” gumamnya pelan seraya mengernyit tampak tak enak hati.

“Santai.” ucapku menenangkannya. Kulihat wajah Sam, dia menatapku aneh. Dan aku menundukkan kepala seraya tersenyum berusaha mencairkan suasana. “Kupikir Bapak belum datang. Maaf kami datang terlambat!”

“Tidak terlambat, ini masih setengah jam lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan.” Jawab Sam.

“Oh ia, Pak! Perkenalkan ini Nia, staff invoice pengganti Mba Yuni.” ujarku memperkenalkan. Ini memang kali pertama Nia bertemu Sam secara langsung, setelah sebelumnya mungkin Nia hanya melihat Sam saat dia lewat atau datang ke ruang Divisi AR&Invoicing.

“Mohon bantuan dan kerjasamanya!” ucap Nia seraya membungkuk sopan.

“Oke, Nia! Selamat bergabung dengan perusahaan, semoga kedepannya kita bisa memajukan perusahaan menjadi lebih baik dan semakin baik.” kata Sam, yang sontak membuat ekspresi wajah Nia sumringah dan bersemangat. “Kalian bisa menunggu di dalam!” ujarnya, lantas bergegas meninggalkan kami yang masih merasa canggung.

“Seharusnya kau menggunakan sepatu yang nyaman!” protesku pada Nia saat kami masuk ke ruang meeting.

“Maaf.” ucapnya merasa bersalah. Padahal entah siapa yang benar-benar salah. Ini lebih ke terasa lucu bagi kami, hingga kami bahkan bisa menertawakannya bersama setiap kami berdua mengingat dan membahasnya.

***

Saat itu meeting dengan klien berjalan lancar, dan kami keluar dengan sumringah mengikuti Sam yang berjalan lebih dulu menuju basement kantor. Sampai tiba-tiba Sam berheti saat aku dan Nia berada beberapa langkah di belakangnya! Aku yang tahu Sam berhenti refleks ikut menghentikan langkahku, namun tidak dengan Nia! Entah dia tengah melamun atau memang sangat gugup di dekat Sam sampai tidak menyadari langkah Sam yang terhenti dan terus saja melaju hingga akhirnya menubruk punggung Sam cukup keras sampai-sampai ada cetakan bibir merah di kemeja putih Sam yang tak lain adalah transfer dari lipstick yang dipakai Nia di bibirnya.

“Ma, maaf pak. Aku ceroboh karena tidak memahami aba-aba Pak Sam saat akan berhenti melangkah, tolong maafkan saya!” mohon Nia yang malah terdengar aneh di telingaku.

Permohonan maaf sekaligus protes! Tentu saja, Sam memang tidak memberikan aba-aba atau tanda-tanda saat akan berhenti hingga Nia menabraknya. Tapi caranya minta maaf sungguh cerdik, perkataannya secara tidak langsung adalah menyalahkan Sam karena berhenti mendadak. Aku ingin tertawa mendengarnya, lebih ingin terbahak lagi saat aku meliat cap bibir merah yang Nia gambar di punggung kemeja putih Sam. Tapi aku menahannya!

“No problem.” jawab Sam santai. Dia belum tau ada cap bibir merah di punggung kamejanya.

Dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku berniat untuk memberitahunya, tapi Nia terus menatapku dengan tatapan memohon agar aku tetap diam. Dan akupun diam. Siapa yang tahu bahwa ternyata itu adalah kesalahan fatal!

“Kalian langsung pulang?” tanya Sam seraya menatapku.

“Kita mau makan.”  jawab Nia cepat.

“Oh ya?’’ Sam Kembali menatapku untuk memastikan. Dan aku tersenyum mengiyakan, karena tidak tahu harus mengatakan apa untuk refleks menjawab Nia yang sangat cepat. “Mau makan apa?” tanya Sam lagi-lagi melihatku.

“Kita berencana makan di restoran seberang jalan depan.” lagi-lagi Nia menyela dengan cepat.

Sam masih menatapku seolah menunggu jawaban dariku dan tak bereaksi terhadap perkataan Nia. Segera aku mengangguk seraya tersenyum lebar.

“Okay, mari kita makan bersama.” ajak Sam, nada bicaranya terdengar santai. Dia naik ke mobilnya yang memang dikemudikannya sendiri tanpa sopir, sementara aku dan Nia naik ke mobil operasonal kantor yang dikemudian Pak Satrio yang merupakan driver kantor untuk operasional staff.

Sampai akhirnya kami berempat, aku, Nia, Sam, dan Pak Satrio menempati salah satu meja di restoran yang dikatakan Nia. Sepertinya sudah sejak awal Nia melihat dan membayangkan makan di restoran ini. Dan sekarang dia senyam-senyum sendiri seperti anak kecil yang kegirangan dikasih permen. Tak lama pelayan datang dan memberikan buku menu. Setelah melihat-lihat kami mulai menyebutkan pesanan yang kemudian dicatat oleh pelayan restoran.

“Aku mau salad dan espresso.” pesan Nia yang membuatku terbelalak! Saat aku, Sam dan Pak Satrio memesan makanan berat berupa nasi dan lauk pauk, dia memesan salad dan espresso? Rasanya aku ingin tertawa. Nia sungguh aneh. Sepertinya dia tidak bercanda saat mengatakan bahwa dia gugup jika berada di dekat Sam.

Pelayan berlalu setelah mencatat pesanan dan memastikannya. Pak Satrio juga meminta iijin ke toilet. Dan aku yang lelah karena terus menahan tawa, kemudian memutuskan meminta ijin ke mobil sebentar untuk sekadar bernapas bebas sejenak, dengan beralasan ada barang yang tertinggal dan perlu kuambil. Tapi saat di pintu keluar aku berpapasan dengan seorang wanita cantik dengan penampilan mewah yang dari ujung rambut sampai ujung kaki mengenakan barang branded dan mahal. Bahkan wangi parfumnya tercium elegan dan mahal. Aku melirik sekilas, dan mengenyit. Dia tampak tidak asing, namun aku tidak tahu di mana pastinya aku pernah melihatnya. Sampai tiba-tiba terdengar teriakan histeris seorang wanita yang refleks menghentikan langkahku dan menoleh cepat ke sumber suara.

“Mas!” teriak wanita yang tadi berpapasan denganku, dan aku terbelalak saat wanita itu berteriak pada Sam.

Aku ingat! Dia Camelia, istri Sam! Bahkan potret cantiknya ada di meja kerja Sam di kantor.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 6 *

    “Jadi ini alasan Mas mengijinkan aku tetap di London? Mas punya wanita lain?” teriak Camelia marah seraya menunjuk Nia yang mengkerut kaget dan ketakutan di kursinya.“Camel?! Kau sudah pulang?!” tanya Sam terlihat terkejut.“Ia aku pulang! Kenapa?! Terkejut karena akhirnya aku memergokimu?!” histeris Camelia. "Aku pulang untuk memberimu kejutan, Mas! Tak kusangka aku yang malah kemudian menerima kejutan darimu!" tuding Camelia.“Tenanglah sayang!” pinta Sam, seraya meraih lengan istrinya dan menariknya lembut agar duduk di kursi. Tapi dengan kasar Camelia menepiskannya.“Dengarkan aku dulu!” pinta Sam berusaha bersabar. “Dia Nia, staff invoice di kantor. Kami baru selesai meeting dengan klien di kantor sebrang jalan depan sana!” Tutur Sam. Dia terlihat tenang dan mengagumkan. Bahkan Ketika istrinya histeris di tempat ramai, dia masih bisa tenang dan lembut terhadap istrinya.“Pikirmu aku percaya?”“Duduklah dulu! Kamu sudah makan?” tanya Sam masih terdengar lembut.“Mas pikir aku mas

    Last Updated : 2025-03-03
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 7 *

    Aku sampai di depan rumah tepat pukul 8 malam. Setelah membayar ongkos taxi, aku segera masuk ke dalam rumah dengan kunci yang memang biasa kubawa. Baik aku maupun Ben, suamiku, sama-sama memegang kunci rumah masing-masing sehingga kita tidak perlu saling menunggu satu sama lain saat masing-masing dari kita ada keperluan di luar rumah. Se-fleksible itu hubunganku dengan Ben. Di tahun ke-5 pernikahan kita, sudah jarang kita bertengkar meributkan hal yang spele, rasa saling percaya tertanam begitu saja seiring waktu kebersamaan kami tanpa kompromi.Hal pertama yang kuperiksa adalah kamar Kayas, putriku, terlihat dia tidur dengan lelap. Dan aku keluar setelah mencium keningnya. Lantas aku ke kamar, kulihat Ben sedang serius di meja kerjanya dengan laptop yang menyala menampilkan sederet cerita yang enggan kubaca saat ini.“Hai sayang!” sapaku, seraya memeluknya dari belakang.Ben terlonjak kaget, rupanya dia tengah sangat serius dengan cerita garapannya sampai-sampai tidak menyadari keda

    Last Updated : 2025-03-04
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 8 *

    Postingan Sam terasa agak ambigu di kepalaku. Kulihat Nia dan beberapa orang lainnya me-like postingan Sam. Kemudian ada Camelia berkomentar. "Wait 3 days more, forever we will be together.”Sam tidak bereaksi. Tidak membalas komentar Camelia atau me-like komentarnya. Bisa jadi mereka lanjut bertelepon atau video call. Tapi sungguh aku tak yakin. Postingan Sam bisa tertuju pada siapapun, dan beberapa perempuan bahkan bisa ge-er karenanya. Seperti Camelia yang merasa itu untuknya. Bisa jadi Nia juga merasa itu tertuju padanya. Namun tidak seperti Camelia yang merupakan istri sah dan bisa berkomentar bebas di akun Sam, Nia yang hanya istri simpanan tidak akan memiliki keberanian untuk melakukannya. Semua perasaannya baik senang maupun sedih. Berdebar dan rindu. Dia hanya bisa menahan dan menyimpannya sendiri sampai waktu yang memungkinkan untuk dia menyatakannya. Dan yang lebih aneh adalah, aku merasa status Sam bahkan ditujukan untukku! Heyyyyy....kenapa kepalaku jadi bodoh sejak melih

    Last Updated : 2025-03-04
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 9 *

    Aku terhenyak, segera menegakkan tubuh! “Hah?” tanyaku bingung. Aku tahu Sam, dia adalah CEO di kantor yang terkenal tampan dan jadi bahan gosipan cewek-cewek kantor. “Maksudnya?”“Kamu hamil?” ulang Sam.“Tidak.” jawabku cepat. “Aku belum menikah.” terangku.Aku tidak berpikir apapun saat Sam menanyakannya. Hanya khawatir dia salah mengira aku memalsukan status saat melamar kerja ke perusahaannya. Jelas tercantum bahwa salah satu syarat perekrutannya dahulu itu adalah belum menikah. Sementara belum genap satu bulan aku bekerja di perusahaan yang dipimpin Sam. selain itu, ini kali pertama aku berhadapan langsung dengan sang CEO tampan yang selama ini kulihat selintas-selintas saja secara kebetulan. Dan memang dia amat sangat rupawan!“Kamu mengelus-elus perut seolah memiliki bayi di dalamnya.” ujar Sam cuek seraya bersandar di dinding dan mengeluarkan sebatang rokok lalu menyalakannya.“Maaf, sebenarnya saya hanya kekenyangan. Sedari tadi saya terus mencicipi hidangan yang tersedia di

    Last Updated : 2025-03-07
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 10 *

    “Maaf, jadi ini akan kau hadiahkan untuk pacarmu?” tanyaku tak enak hati. Aku sebaiknya tidak memakainya.” ujarku tidak nyaman seraya hendak membukanya. Namun lengan Ben menahan lenganku dengan pandangan lembut dan senyumnya dan hangat.“Sudah kau pakai, jadi tidak bisa diberikan kepada orang lain.” jawabnya lembut tapi semakin membuatku merasa tidak enak hati. Ucapannya memang benar, sepatu ini sudah terpasang di kakiku, kalaupun dilepas dan diberikan kepada orang lain, pasti tidak akan nyaman bagi yang memberikannya.“Gunakanlah, kamu membutuhkannya.”“Akan kuganti. Sebutkan saja harganya, nanti biar ku transfer.”“Sepertinya kau punya banyak uang ya?” tanya Ben dengan nada bercanda.“Ah! Bukan begitu maksudku.” jawabku lagi-lagi merasa tidak enak, padahal bukan maksduku untuk menyombongkan diri. Lantas aku menyodorkan handphoneku, “Tolong berikan nomor teleponmu. Biar nanti ku transfer, atau biar kuganti dengan sepatu yang sama persis, kau boleh kirimkan alamatmu padaku.”Ben hanya

    Last Updated : 2025-03-07
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 11 *

    Aku membungkukkan badan, berpamitan pada Sam yang masih menelpon lalu berlari ke sebrang dan segera menyetop taxi yang kebetulan lewat. Aku tidak berani menoleh lagi ke belakang atau melihat Sam lagi. Paras Sam saja cukup membuatku gugup, apalagi tawarannya untuk mengantarku yang sebenarnya biasa saja dan sesuatu yang wajar tanpa harus dibesar-besarkan, tapi bagiku itu sangat membingungkan bahkan lebih ke mendebarkan, jika saja aku tahu dia single tanpa Camellia, sudah usaha jungkir balik aku cari-cari perhatiannya. Sayangnya aku tahu, dia CEO dan aku budak corporate, dia milik si cantik Camellia dan aku hanya satu dari anak buahnya yang tahu betapa Sam memang amat baik dan murah hati. Jadi hatiku, plis banget jangan ge-er ya!!! Begitu taxi melaju, Ben menelepon.Kuangkat panggilannya dan langsung bilang, “Di kafe A! Aku sedang on the way kesana!.” ucapku lalu mematikan telepon tanpa memberinya kesempatan untuk mengatakan apapun.Kafe A tidak terlalu jauh dari kantorku, dan cukup fami

    Last Updated : 2025-03-07
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 12 *

    Aku kelu, tidak tahu harus bicara apa. Tapi hatiku terasa hangat dan tenang. Meski aku masih belum bisa mencerna dengan benar perkataan Ben prihal sepatu dan pacar Ben, yang ternyata ujungnya adalah aku!“Atau kamu sudah punya pacar?”“Tidak.” jawabku cepat, Ben tampak lega.“Jadi bagaimana?” tanya Ben, dia mengulum senyum, namun sorot matanya hangat.“Aku mohon, jika ada sesuatu hal yang membuat aku berpikir kesana kemari, tolong jangan didiamkan! Tolong jangan diputar-putar! Cukup jelaskan dan tenangkan. Sesederhana itu suatu hubungan, jadi jangan dibuat rumit hingga kemudian dipenuhi kisruh.” pintaku.Ben tersenyum, dan akupun tersenyum. Ben meraih tanganku dan menggenggmnya, hangat sehangat tatapannya. “Baiklah, mari kita jadi pasangan yang bahagia, kalau rindu, diungkapkan. Kalau marah dikatakan. Dan tidak bermain kode meski kita sama sama belajar untuk bisa peka dan saling pengertian.”Dan begitulah aku dan Ben memulai suatu hubungan yang hangat hingga akhirnya kami menikah.***

    Last Updated : 2025-03-08
  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 13 *

    Nia berjalan lebih dulu ke resepsionis untuk check in dan mengambil kunci. Aku mengikutinya dengan satu koper kecil yang kuseret.“Lantai 6.” ucap Nia seraya mengayun-ayun kartu kunci kamar hotel di depan wajahku. “Lets go!” serunya riang.“Duluan saja.” ucapku.Nia mengernyit, dia tidak pergi tapi mengikutiku yang mengampiri resepsionis.“Mba, saya pesan kamar tepat di sebelah kamarnya.” kataku pada menunjuk ke sosok Nia dengan sopan dan formal.“Heii!” protes Nia terkejut dengan apa yang kulakuan.“Jangan protes! Aku trauma kejadian di Surabaya terulang lagi. Kalian bisa bebas melakukan apapun saat aku tidak berada di kamar yang sama.” tegasku. Dan Nia hanya menatapku bingung tanpa bisa membantah atau memprotes.Dan sampailah ke tahap resepsionis menyebutkan tarif permalamnya yang lantas membuatku speechless. 25 juta permalam. Kamar semewah apa sih yang dipesan Sam? Seolah kita adalah Raja Arab dia memesankan kamar seharga 25 juta permalam.“Oh Mba! Tidak usah kamar yang sama. Tipe

    Last Updated : 2025-03-08

Latest chapter

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 23 *

    Kulihat Nia selesai belanja, dia berjalan ke kasir diiringi Ina yang membawa keranjang kecil berisi produk-produk pilihan Nia. Aku tidak tahu, entah Ina melakukannya karena sebagai servis dari pekerjaannya menjadi Beauty Advisor, atau memang karena rasa bersalahnya tadi yang menyebut Nia sebagai teman Sam padahal Nia adalah istrinya. Entahlah. Tapi Sam mengikuti mereka ke meja kasir lantas membayar semua belanjaan Nia.Di sana aku hanya menghembuskan napas berat. "Apa ini perasaan iri?" tanyaku dalam hati, dadaku sedikit berat entah karena apa. "Pasti karena dompetku tertinggal. Jika saja handphoneku tidak mati, aku sudah membeli barang-barang yang kuinginkan dan tidak harus merasa iri." pikirku."Terimakasih, Mas!" ucap Nia seraya mengambil paper bag berisi belanjaannya dari meja kasir. Lantas Nia menghampiriku. Sementara Sam masih di meja kasir.Bersamaan dengan itu aku melihat Mba Beauty Advisor yang tadi menyapaku, dia ke meja kasir dengan membawa keranjang kecil berisi produk-pro

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 22 *

    Langkah kami terhenti di pintu masuk store, saat seorang Beauty Advisor yang terlihat rapih dan cantik menyambut kami dengan senyum ramah seraya memberi salam dengan menangkupkan kedua tangan di depan dada."Ada yang bisa dibantu?""Tolong tunjukkan produk make up terbaru yang bagus dan cocok." jawab Sam."Untuk?" tanya Ina berusaha tetap sopan meski terdengar ragu. INA, begitu nama yang tertera di name tag yang tersemat di seragam Beanty Advisor di dadanya.Sam menatap Beauty Advisor itu dan menjawab pertanyannya dengan memutar bola matanya ke arah Nia dan Aku."Oh maaf, baiklah, saya akan berusaha sebaik mungkin merekomendasikan produk-produk terbaik kami untuk..." Ina terlihat sedikit ragu. "Untuk teman-teman Masnya." lanjutnya dengan suara yang dipelankan."Saya bukan temannya." sangkal Nia cepat."Oh, maaf!" Ina terlihat malu dan merasa bersalah, dia menundukkan kepala seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dada lagi."Istrinya, Mba!" ralatku."Oh ia maaf! Saya mohon maaf u

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 21 *

    Dia lagi. Rutukku jengkel seraya menundukkan kepala. Mendadak merasa mati gaya.Nia menarik kursi di sampingnya saat Sam tiba di meja kami. “Silahkan duduk Mas.” kata Nia lembut pada Sam.Sam duduk, aku masih tertunduk, entah mengapa aku tidak memiliki keberanian untuk mengangkat wajahku dan melihat Sam. Padahal aku sadar benar, di sini yang salah adalah Sam, bukan aku.“Mas mau makan?” tanya Nia perhatian.“Tidak,” jawab Sam."Mas sudah makan?” tanya Nia lagi."Kamu tanya Mala saja!” jawab Sam datar.Terkejut aku reflek mengangkat wajahku dan saat itu tatapan panikku beradu dengan tatapan Sam yang jelas terlihat usil menyebalkan! Sam pasti tengah menertawakanku di dalam kepalanya!"Hah?” aku gelagapan.Aku memang tahu, tadi Sam sudah makan di kamarku. Tapi kenapa dia harus memperjelasnya kepada Nia? Apa memang seharusnya Nia tahu? Toh bukan aku yang salah! Tapi meski begitu, Nia pasti akan sakit hati dan mungkin dia akan marah juga padaku. Memang akan lebih baik untuk jujur daripada

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 20 *

    Dan aku mematung dalam beberapa menit, rasanya mukaku memerah dan panas. Malu, kikuk, marah, jengkel, bingung. Sebelum aku benar-benar meledak, aku bangkit hendak beranjak!"Sudah cukup siang.” ucapku."Memang.” jawab Sam santai, seraya menyenderkan punggungnya di sofa, bersedekap dan menatapku dengan ekspresi aneh. Aku tidak mengerti tatapan matanya yang tajam. Isi kepala Sam segelap warna matanya, tak bisa kukira-kira."Aku akan ke kamar Nia, supaya kita bisa segera berangkat ke lokasi meeting.” maksudku mengatakannya adalah berharap Sam minggir atau setidaknya memberikan jalan untuk aku lewat. Tapi kemudian Sam meluruskan kakinya ke rak bawah troli makanan. Sehingga kakinya yang selonjoran itu semakin tidak memberiku jalan keluar. Dan aku terjebak di antara tembok dan Sam."Nia sudah di lokasi meeting sejak jam 8 pagi.” terang Sam santai.“Hah?” aku melongo tidak mengerti.Sam tidak mengatakan apapun lagi dan hanya menatapku. Ada yang berbeda, kali ini tatapannya terlihat lembut. D

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 19 *

    Sam membelalak, terkejut atas tindakanku, seperti halnya aku yang kini meringis perih menahan nyeri di pipi. Dengan tergesa segera kupunguti baju yang telah kusiapkan sebelumnya, yang kini ada di samping Sam, semuanya dari mulai baju, celana dan bahkan pakaian dalam. Mukaku memerah, selain karena tamparan tanganku sendiri, juga disebabkan oleh rasa malu yang muncul menyeruak saat kupunguti pakaian dalam itu dengan kasar dan tergesa-gesa. Dan sialnya celana dalam yang kutarik paksa sampai agak melar itu bahkan tidak juga tertarik karena sebagiannya diduduki Sam.Aku menatap Sam dengan frustasi.Sam yang melihat tatapan kesalku yang awalnya tidak mengerti, berganti dengan eskpresi lucu saat dia menyadari aku menarik celana dalam yang tidak sengaja diduduki olehnya. Namun Sam tidak kehilangan kendali untuk tertawa, dia hanya menahannya, meski itu sangat terlihat jelas.Kekonyolan yang luar biasa. Di kamar hotel, hanya mengenakan handuk kimono aku menarik celana dalamku sampai melar, yang

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 18 *

    Aku terbangun dengan kondisi bugar, tubuhku terasa segar, kepalaku ringan dan sangat nyaman. Pergelangan kakiku masih dibalut perban, tapi tak ada rasa nyeri sedikitpun di sana. Aku telah pulih dengan sangat cepat dan sempurna. Bisa jadi karena suasana hotel atau memang tempat tidur yang nyaman, entahlah. Meski ini bukan hotel seperti kamar hotel yang dipesankan Sam untuk Nia, tapi ini juga lebih bagus dari yang tipe standar room, sehingga sangat nyaman dipakai untuk beristirahat. Bahkan tidur malamku sangat nyenyak dan berkualitas.Aku bangkit dan meraih handphone, lalu terbelalak saat menyadari jam telah menunjuk ke angka 9. Aku celingak-celinguk, dan baru kusadari Nia tak ada di kamarku. Entah jam berapa tepatnya aku tertidur, aku tak ingat! Aku hanya ingat Nia memesan makanan untuk diantar ke kamarku dan akan makan di sini, namun kapan pastinya pesanan itu datang dan kapan dia makan, kapan dan di mana dia tidur, dan kapan Nia keluar dari kamarku, aku tak tau persisnya sama sekali.

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 17 *

    "Tidak apa-apa Mal, kesini saja! Kita bersantai di kamarku. Kau juga tidur di sini saja, di sini lebih nyaman." Nia masih mencoba merayu."Ogah." jawabku singkat."Why?""Jangan menempatkan aku di antara kamu dan Sam! Jangan pernah berpikir untuk menjadikanku penonton untuk aktivitas kalian berdua." pesanku pada Nia.Tiba-tiba Nia mengirim screenshoot chat-nya dengan Sam.Nia: Pak maaf, ada rencana ke Bali malam ini? Atau ke kamar saya mungkin?Chat Nia yang kaku dan formal terhadap suaminya, aku merasa lucu membacanya.Sam : Maaf saya sibuk, belum bisa berkunjung.Aku mengenyit lama, sedikit terkejut membacanya. Balasan Sam bahkan cukup singkat dan sama kakunya. Bagaimana bisa Sam melakukan itu? Sibuk katanya? Belum bisa berkunjung? Dia bahkan bolak-balik ke kamarku, memesankanku makan, membalut kakiku dan memberiku kartu kreditnya. Tapi dia bahkan tidak menemui Nia sama sekali?!Aku terdiam. Tak berani menanggapi chat Nia sama sekali."Kesini dong Mal! Kita seru-seruan berdua. Sam g

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 16 *

    Sam dengan sigap mendorong troli makanan yang berisi hidangan yang sudah dipesannya, setelah sebelumnya menaruh sebuah bungkusan plastik putih yang entah apa isinya di sana.Aku yang lagi-lagi kebingungan akan tingkah Sam hanya bisa mengikutinya dengan langkah tertatih ke dalam kamar. Sam menaruh troli makanan tepat di samping ranjang. Lalu berbalik dan menatapku tajam, langkahku terhenti dan aku tertunduk takut."Kamu benar-benar berpikir sedang menjadi peserta squid game? Dengan seragam konyolmu bisa-bisanya menuduh waiter yang mengantarkan makanan sebagai penjahat yang menyamar!"Aku merasa malu juga jengkel. "Kenapa Sam ada di sana? Dan kenapa juga dia harus mengomel untuk segala hal yang kulakukan?" rutukku dalam hati, mendadak aku sangat kesal. “Memangnya job desk seorang CEO adalah mengomentari pakaian karyawannya di luar jam kerja?” aku ngedumel kesal.Sam melotot dan sontak hatiku menciut. Sam mendekat dan aku yang merasa terintimidasi lantas mundur perlahan. Aku mendongak sa

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 15 *

    Tentu saja ini salah! Meski Nia adalah istri Sam yang mungkin simpanan yang kesekian. Tapi Nia sahabatku, rekan kerjaku dan bagaimanapun tetap saja Nia adalah istri Sam. Dan jelas-jelas kita sama-sama tahu bahwa Nia ada di hotel yang sama denganku, di kamar yang dipesankan Sam untuknya. Lantas kenapa Sam sekarang ada di kamarku? Dan katanya aku selalu ceroboh, tergesa-gesa, bertindak sesuka hati tanpa memikirkan orang lain? Bukankah Sam yang begitu???Ketika Sam mendudukkanku di ranjang dan dia berjongkok lalu memeriksa kakiku, aku mengernyit, meringis menahan sakit. Dan Sam mendongak menatapku. Aku merasa situasi saat ini sangat aneh! Ini tidak benar.“Cukup Pak Sam, aku sungguh bisa mengurus kakiku sendiri. Aku baik-baik saja. Tolong keluar dari kamarku.” pintaku dengan mimik resah dan nada tak enak hati.“Tidak bisa.” jawab Sam tegas. "Terakhir kali aku membiarkanmu dengan kaki terkilir, kau malah melangkah semakin jauh sampai sulit sekali kususul. Aku tak akan melakukan kesalahan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status