Share

Terikat Pernikahan Dengan CEO Dingin
Terikat Pernikahan Dengan CEO Dingin
Penulis: Mr.Dopamine

Bersiaplah, Kau Harus Menikah

"Bersiaplah, hari ini kamu harus menikah dengan Bian Sagara."

Luna membelalakan matanya, tidak dapat menyembunyikan rasa terkejut setelah mendengar ucapan sang Ayah dengan nada tenang dan santai. Seakan-akan hal yang pria ucapkan itu bukanlah masalah besar.

Luna merasa ulang tahunnya yang ke 23, hari ini begitu menyedihkan. Bukan mendapat surprise spesial, dirinya justru malah mendapatkan kejutan berupa kekecewaan dan penghianatan. Luna memergoki kekasihnya, Juan, sedang bercumbu mesra dengan Ana, saudari tirinya sendiri. Dan kini Luna diminta menikah dengan pria yang tidak pernah ia kenal.

“Kenapa aku harus menikah dengannya?” ujar Luna merasa heran.

"Aku menggelapkan uang perusahaan sebesar lima Millyar." Satu kalimat yang meluncur dari mulut ayahnya sudah cukup menjelaskan situasi mendadak ini. Dan Luna bukan wanita bodoh. Dia tahu artinya dirinya dijual.

Hubungannya dengan sang ayah memang tidak baik, terutama sejak perselingkuhan ayahnya dengan ibu tiri yang mengakibatkan ibu Luna memutuskan untuk bunuh diri. Namun, Luna tidak menyangka bahwa ayahnya tega menjualnya.

Luna mengernyitkan keningnya mencoba mengingat nama Bian Sagara.

Sepertinya ia cukup sering mendengar nama itu di berita maupun majalah bisnis. Pria yang selama ini tinggal di Italia, mengikuti jejak ibunya. Dikenal memiliki kekuasaan sebagai pemilik perusahaan raksasa juga memiliki koneksi politik yang kuat baik di dalam negeri maupun internasional. Seperti apa rupanya, tidak penah terpampang di media.

Keberhasilannya dalam memimpin perusahaan membuat Bian Sagara menjadi salah satu individu paling berpengaruh di dunia bisnis dan politik. Hanya saja, kesuksesannya sangat berbanding terbalik dengan rumor kepribadiannya yang terkenal buruk.

"Ana akan segera bertunangan dengan Juan, dan kita tidak punya pilihan. Bian Sagara membutuhkan istri. Dan kamu harus menanggung hutang dengan menjadi istrinya! Jika kamu menolak, jangan salahkan aku yang akan membakar semua peninggalan ibumu dan memindahkan makamnya ke tempat yang tidak akan kamu ketahui"

Sikap arogansi dan ancaman dari Gunawan, ayahnya semakin membuat Luna tidak berdaya.

Dan di sinilah Luna akhirnya berada, di sebuah restaurant menunggu Bian Sagara yang akan menikahinya. Di meja lain, ada Juan dan Ana yang menertawakan nasib Luna yang miris. Keduanya bahkan tidak terlihat bersalah sama sekali pada Luna.

Dua puluh menit berlalu, namun Bian belum datang juga. Keterlambatan pria itu menambah alasan bagi Luna untuk mempercayai rumor yang mengatakan bahwa Bian Sagara memiliki kepribadian yang begitu buruk.

Tidak lama kemudian beberapa pria berpakaian serba hitam dengan postur tubuh tinggi tegap, masing-masing mengambil posisi dengan wajah tanpa ekspresi. Luna langsung bisa menebak jika para pria itu adalah para pengawal.

"Dia sudah datang," Gunawan mengumumkan seraya berdiri untuk menyambut. Luna menolehkan kepalanya ke arah pintu, dalam hati dirinya berharap bahwa Bian bukan seorang pria tua mesum dengan kepala botak dan berperut buncit.

Luna terperangah begitu melihat seorang pria yang duduk di kursi roda. Pria itu memiliki wajah tegas dengan garis-garis maskulin yang jelas. Aura yang menawan dan berkarisma memancar dari tubuhnya, mampu membuat semua orang merasa terintimidasi dengan kehadirannya.

Mendadak Luna merasa merinding saat matanya bertatapan dengan mata Bian. Dengan susah payah Luna menarik napas. Ia khawatir bahwa ia akan dijadikan budak oleh Bian yang terlihat kejam.

"Jadi, inikah calon pengantin tebusan yang dijual oleh ayahnya sendiri?" Suara Bian terdengar sinis, dingin, dan angkuh, menyatu dalam satu nada yang membuat Luna semakin merinding.

Detik itu, Luna tahu bahwa dirinya memang tidak lebih berharga dari segepok uang. Hidupnya sedang berada di puncak komedi tertinggi.

Luna mengepalkan kedua tangannya, berusaha untuk tetap terlihat tenang. Dirinya tidak boleh terlihat sebagai mangsa yang mudah ditindas.

Melirik sekilas ke arah Luna, Bian berkata kepada asistennya, Nathan.

"Aku ingin pengantinku di dandan dengan secantik mungkin," titahnya.

"Aku belum mengatakan aku bersedia, Tuan. Jika aku menikah denganmu, apa keuntungan yang akan aku dapatkan?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Putri Nuriasari
pertemuan pertama bian udah tertarik?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status