Home / CEO / Terikat Cinta CEO Posesif / Bab 04. Gertakan kecil

Share

Bab 04. Gertakan kecil

Setelah bertemu dengan Kevin, Azelyn kini diminta Zura untuk membersihkan toilet wanita.

Sebelumnya, supervisornya itu ternyata sempat melihat kejadian kecil dirinya dengan Kevin dan menanyakan hubungan keduanya. Lalu, dari situ Azelyn juga baru mengetahui bahwa selama ini Kevin tidak pernah mengaku dirinya sudah menikah.  

'Dia adalah lelaki mapan yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan. Di usia matang, dia bahkan masih lajang sampai saat ini. Asal kamu tahu, banyak karyawan wanita yang mengincarnya. Kamu gak akan punya kesempatan.' Lyn teringat dengan ucapan Bu Zura tadi.

Dirinya juga teringat bahwa pernikahan mereka dulu memang hanya dihadiri oleh keluarga dan orang terdekat, karena Kevin mengaku terkendala biaya. Namun, Azelyn tak menyangka alasan sebenarnya dari itu adalah...agar Kevin bisa menyembunyikan statusnya sebagai pria beristri!

Kini Azelyn semakin merasa benci dengan mantan suaminya itu.

"Azelyn? Kenapa kamu ada di sini?" Suara seorang wanita menyadarkan Azelyn dari lamunan. Azelyn menoleh dan melihat siapa pemilik suara itu. Rupanya itu adalah teman sekolahnya dulu di masa SMA. Ia berdiri di sebelah Laura yang ikut terkejut melihat keberadaan Azelyn di toilet kantor.

Azelyn menghela nafas berat. Tidak menyangka di hari pertamanya bekerja sudah dipertemukan dengan Kevin dan Laura, dua orang yang paling ingin ia hindari.

"Aku tak menyangka, aku yang peringkat 50 bisa bekerja sebagai karyawan di perusahaan, sedangkan kamu dulu selalu peringkat satu, tapi ...." lanjut wanita itu sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan memandang rendah baju yang digunakan Azelyn.

Azelyn ingat bahwa temannya itu memang gemar menindas siapa pun, termasuk Laura. Dulu Azelyn lah yang selalu membelanya. Azelyn tidak menyangka bahwa wanita itu kini dekat dengan Laura. Karena selama ini Laura tidak pernah membahasnya dengan Azelyn.

"Jangan begitu. Lyn, kamu bekerja di sini?" ucap Laura berpura-pura baik seperti biasa. Kemudian, dia menatap Azelyn dengan lembut.

Melihat akting Laura, Azelyn sungguh kagum. Demikian, dia juga tidak akan mengecewakan wanita itu.

Dengan senyum manis, Azelyn menjawab, "Benar, mulai hari ini aku bekerja di sini. Senang bertemu denganmu lagi, Laura," balas Azelyn sambil tersenyum simpul, membuat Laura agak terkejut.

'Kenapa wanita jalang ini bisa bersikap santai ketika melihatku!?' batin Laura dengan kesal. Namun, Laura adalah penipu ulung, jadi dia tetap sabar bertahan seraya berkata, "Kalau kamu butuh bantuan, beri tahu aku, Lyn," balas Laura dengan senyum polosnya.  

"Kamu terlalu baik Laura," wanita itu menepuk pundak Laura dan kemudian keluar dari toilet meninggalkan Azelyn hanya bersama Laura. 

"Bagaimana keadaanmu? Setelah kehilangan semua hal yang berharga untukmu, Lyn?" tanya Laura berdiri di hadapan Azelyn sambil tersenyum licik.

Azelyn tersenyum kecil, jika dipikirkan kembali kejadian-kejadian di masa lalu, Azelyn baru menyadari sepertinya selama ini Laura memang selalu bermuka dua. 

Laura selalu menginginkan milik Azelyn.

Saat Azelyn mendapatkan barang baru, Laura juga menginginkan barang itu. Ketika ia putus dengan pacarnya, secara kebetulan Laura yang berakhir berpacaran dengan lelaki itu. Beberapa kali Laura juga berusaha mendekati Kevin. Namun, saat itu Azelyn tidak mau berprasangka buruk pada sahabatnya sendiri.

Sekarang Azelyn mengerti, bahwa selama ini Laura mendekatinya hanya untuk menghancurkan hidupnya.

Laura merasa kesal karena Azelyn tak menjawab pertanyaannya. Laura berjalan menghampiri Azelyn lalu menjambak rambut panjang bergelombang itu dengan kasar.

"Kenapa mengabaikanku? Kenapa kamu tersenyum? Seharusnya kamu menangis dan menderita!" bentak Laura semakin mengencangkan genggamannya.

Azelyn tersenyum remeh menatap gadis munafik di hadapannya itu.

"Kenapa aku harus menderita? Kalau diingat kembali, sejak dulu kamu memang selalu mengambil bekas milikku, kan? Sekarang kamu ingin mengambil Kevin? Ambillah, aku memang ingin membuangnya."

Wajah Laura merah padam mendengar ucapan Azelyn, dirinya tak menyangka bahwa Azelyn kini dapat melawan. Laura melepaskan jambakannya lalu mencoba untuk menampar Azelyn. Namun, Azelyn justru lebih dulu mengambil ember berisi air pel di sampingnya lalu menyiramnya pada Laura hingga membasahi kemeja putih milik gadis itu.

Setelah itu Azelyn bergegas pergi meninggalkan Laura.

Laura terkejut dan merasa marah begitu mencium bau tubuhnya, "Dasar jalang! Berani-beraninya dia! Aku tak akan membiarkanmu! Akh!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status