Share

Tentara Tampan Itu Suamiku
Tentara Tampan Itu Suamiku
Penulis: Aries grils

Bab 1. Hari Sial

Penulis: Aries grils
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-24 15:57:42

"Oh, jadi itu bener calon suami kamu, Nay? Haduh, maaf ya, aku jadi tambah gak enak. Takutnya kamu salah paham gara-gara foto yang aku kirim," ucap Rere, dari sebrang telpon.

"Santai aja kali, Re. Meskipun begitu aku masih coba berpikir positif, kok. Oh ya, Re, kamu kenal gak sama Dokter Obygin-nya? Kalau iya, kamu bisa bantu aku bertemu dengan Dokter itu nggak? Aku pengen coba pastiin, agar semua lebih jelas, aku nggk ingin berburuk sangka sama Rama. Kalo aku tanya langsung, aku takut Rama gak mau jujur." Ujar Kanaya dengan pelan.

“Iya, bisa Nay. Kebetulan Dokter Obgyin-nya tante aku.” timpal Rere

"Alhamdulliah, sore ini aku langsung jalan ke Bogor ya, Re. Aku ajak Dinda, besok aku langsung ke Rumah Sakit tempat kamu praktek, ya?" ucap Kanaya.

"Oke, Nay, aku tunggu besok...." saut Rere

Kanaya yang dasarnya besok sudah mengambil cuti untuk menyambut hari bahagianya, malam itu langsung tancap gas menuju Bogor. Namun sebelum itu Kanaya menjemput Dinda terlebih dahulu, Dinda merupakan sahabat karib Kanaya, dan Kanaya sudah menceritakan semua masalahnya pada Dinda.

Kanaya memacu mobil nya dengan kecepatan sedang, air mata tak henti menetes membasahi pipinya, sedari tadi Kanaya mencoba menahan diri agar tidak menangis. Kanaya berusaha meyakinkan diri, agar tidak mudah terpengaruh begitu saja, sebelum mengetahui kebenarannya sendiri. namun entah mengapa, kali ini Kanaya meyakini bahwa laki-laki itu benar calon suaminya.

Kanaya mengambil tisu yang ada di dasbord mobilnya, guna menghapus air mata yang terus mengalir tanpa permisi. saat hendak berbelok ke arah kiri, Kanaya lupa menghidupkan lampu SEN, membuat mobil yang berlawanan arah dengannya membanting stir kekanan untuk mengindari tabrakan, menyebabkan mobil itu masuk kesemak-semak, Kanaya yang juga terkejut berbelok tak tentu arah membuat mobilnya menabrak pembatas jalan.

Kompak kedua pengemudi keluar dari mobil masing-masing. Dengan raut wajah marah dan siap menumpahkan kekesalannya, mereka sama-sama berjalan cepat menghampiri satu sama lain.

"Heh, bisa nyetir apa nggak, sih? Bikin SIM-nya di kelurahan ya? Kamu nggak bisa bawa mobil? Nyetir yang bener dong!" bentak Kanaya, dengan mata yang memerah karna habis menangis.

Pengemudi lain yang mengenakan seragam Angkatan Darat itu menjawab dengan tatapan tajam mematikan, dan menatap wanita yang ada didepan nya penuh kekesalan, "Maaf, saya buru-buru, tetapi seharusnya saya yang marah. Kamu bawa mobil tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, Kamu sengaja mencari keuntungan di jalan, ya?" ucap si Tentara

"Astaga! Kamu pikir ini sirkuit balap apa? Jelas-jelas mobil saya tuh mau belok, kok situ nyolot? Pokoknya saya nggak mau tahu, ganti rugi mobil saya yang penyok." Ujar Kanaya dengan penuh emosi.

"Kamu pikir kamu saja yang terburu-buru? Saya juga! Enak saja mau memeras saya. Kamu nggak lihat mobil saya sampai lecet-lecet? Untung kepala saya aman," jawab si tentara, kesal.

Kanaya yang memang sedang dalam kondisi kalut, seolah mendapatkan tempat untuk meluap kan segala rasa kesalnya dengan berkata, "Wah, nyolot ini orang. Ayo, kita sama-sama menyelesaikan urusan ini di kantor polisi, biar jelas. Jangan mentang-mentang situ pakai seragam, dikiranya saya takut ya!"

"Hei, Nona, apa hubungannya dengan seragam saya? Pada kenyataanya memang anda yang salah. Kalau begitu, siapa takut! Ayo, kita ke kantor polisi! Setelah itu kita ke bengkel, kita hitung biaya mobil masing-masing. Kamu bayarin kerugian mobil saya dan sebaliknya saya bayarin kerugian mobilmu." Balas tentara tersebut dengan tegas. Ia benar-benar tidak habis pikir bisa bertemu dengan wanita seperti ini.

Kanaya melirik mobil Fortuner milik si tentara. Benar juga, sepertinya mobil tentara itu juga rusak. Dia akhirnya berpikir ulang untuk menuntutnya.

'Ya ampun, ini sih parah!' batin Kanaya, ia pun menggerutu kesal, "Kenapa sih? Hari ini nasib ku sial sekali!," Kanaya menendang ban mobilnya dan kembali menangis menumpahkan rasa kesalnya.

Rey yang sudah berjalan menjauh mengernyitkan dahi, menatap wanita yang berada disebrang, terlihat wanita itu tengah menangis berjongkok disebelah mobilnya, membuat Rey tak tega, dan kembali menghampiri wanita itu. Rey memberikan sapu tangan kepada wanita itu, "Tidak usah menangis, saya akan mengganti rugi kerusakan mobil kamu. Ya, meskipun bukan saya yang bersalah." ucap Rey

Ucapan Rey membuat Kanaya bertambah kesal, bukannya menerima sapu tangan dari Rey, Kanaya malah berdiri dan memaki Rey, "Emang ya, dimana-mana abdi negara bisanya nyakitin hati perempuan!"

Rey mengernyit kan dahi mendengar omelan Kanaya, hal itu membuat Rey semakin bingung, "Sorry, saya tidak ada waktu untuk berdebat. Kamu bisa hitung saja kerugiannya berapa. Sini, saya pinjam ponselmu atau kamu tulis sendiri nomor saya.

Kanaya yang sedang dalam kondisi kesal Menuliskan nomor laki-laki itu di ponselnya, dia merasa harus meminta pertanggung jawaban dari laki-laki itu. Sementara laki-laki itu pergi begitu saja setelah memberitahukan nomor ponselnya kepada Kanaya.

Kanaya menatap kesal kepergian laki-laki yang cukup menyebalkan itu. Dia mencoba menghubungi nomor itu, takut dikerjai. Siapa tahu nomor itu tidak aktif dan dia hanya dibohongi. Namun setelah Kanaya mencoba menelepon nomor itu, ternyata tersambung.

Pada dada si tentara tertera nama Rey, mengangkat panggilan dari nomor baru itu.

"Halo ..." Rey menjawab panggilan yang dia kira itu telpon dari bengkel langganan nya, yang baru saja dia hubungi, namun tidak dijawab.

Kanaya yang hanya mencoba nomor itu pun menjawab sapaan Rey. "Oh, ternyata aku nggak dibohongin," ucap Kanaya santai.

Rey yang mendengar ucapan itu sontak menoleh ke arah Kanaya yang menempelkan ponsel di telinga. Perempuan itu tampak menampilkan senyum mengejek kepada Rey, Membuat Rey menggerutu kesal, "Cantik, tapi aneh."

Kanaya yang baru saja menghubungi nomor Rey, menggerutu kesal, "Gak sopan! Di mana-mana abdi negara emang ngeselin," Kanaya segera menghubungi bengkel untuk datang ke lokasi, mengecek mobilnya. Setelah itu ganti menghubungi Dinda sahabat nya, untuk minta dijemput.

Sambil menelepon, Kanaya melihat laki-laki yang menggunakan seragam Angkatan Darat dengan name tag bertuliskan Rey tengah sibuk menghubungi seseorang lewat ponselnya. Tak lama datang mobil sedan menghampiri laki-laki itu. Kanaya tidak tahu itu taksi online atau orang suruhannya. Entah apa yang laki-laki itu bicarakan dengan orang yang baru saja keluar dari mobil itu, tetapi melihat arah pandangan mereka yang menatap Kanaya dan mobilnya, Kanaya yakin jika mereka tengah membicarakannya. Kanaya yang melihat hal itu bersikap acuh. Toh, ini bukan hanya kesalahannya.

Tidak lama setelah Kanaya mengubungi Dinda, sahabatnya itu segera datang menjemputnya, "Kok bisa ada kejadian begini, Nay? Seharusnya tadi kamu izinin aku untuk panggil Satlantas, agar masalah ini jelas," ucap Dinda setelah mereka masuk kedalam mobil.

"Gak usah, Din, ini juga memang nggk sepenuhnya salah orang itu. Oya, maaf ya, harusnya aku yang jemput kamu, ini malah jadi kamu yang jemput aku.!"

Dinda melajukan mobil nya, lalu menatap Kanaya, "Yaelah Nay, kaya apaan aja, jadi gimana? Kita malam ini langsung OTW ke bogor ni? Tanya Dinda

"Iyalah, Din, pokoknya aku gak mau nunda-nuda lagi. Aku harus tahu kebenarannya. Aku gak mau menyesal di kemudian hari. Kamu tahu sendiri kan, pernikahan aku tinggal menghitung hari, jadi aku harus pastiin dari sekarang kalo apa yang ada dalam pikiran aku itu salah," jelas Kanaya.

Mendengar Ucapan Kanaya, Membuat Dinda bertanya kembali, "Tapi, kalau ternyata apa yang ada di dalam pikiran kamu itu bener, gimana dong?"

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Nyolot kali nh ce udah salah ngotot pula
goodnovel comment avatar
Harum Sanuji
keren bgt ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 2. Mencari Tahu

    "Aku gak tau, Din Aku gak pernah berpikir kalau Rama bener-bener selingkuhin aku," ucap Kanaya, sejujur nya Kanaya sendiri tidak tau, apa yang harus dilakukan, jika memang semua ini benar ada nya."Apa sih, Nay, yang sekarang tu gak mungkin? Bisa jadi emang bener gitu kenyataannya, secara Rama good looking and good rekening, gampang aja dia ngerayu cewe-cewe di luar sana. Bukan rahasia umum lagi, Nay, kalau Abdi Negara kebanyakan emang begitu. Ya walaupun gak semua, sih," ucap Dinda yang membuat Kanaya semakin galau.Kanaya kembali diam tak merespons. Benar yang diucapkan Dinda, mudah saja bagi Rama melakukan itu. Apalagi memang dia good looking dan good rekening. Kanaya juga tahu selama ini Rama pandai berkata-kata manis. Bahkan Rama pernah mengajaknya berhubungan badan sewaktu mereka baru menjalin hubungan. Kanaya menolak dengan tegas ajakan itu. Pada saat itu Kanaya benar-benar marah.Rama menjelaskan jika dia hanya mengetes Kanaya. Rama beralasan jika dia tidak suka wanita yang g

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 3. Luka Hati Kanaya

    "Saya minta maaf, maafkan saya," ujar Anisa, menundukkan wajahnya. "Saya tidak akan menggagalkan pernikahan kalian. Asalkan Rama mau menerima anak ini, saya sudah sangat bersyukur," tambah Anisa lagi, sembari meneteskan air mata."Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?" tanya Kanaya pada akhirnya."Kami sudah berpacaran selama hampir empat tahun. Saya mengenal Rama sewaktu dia baru saja selesai pendidikan Akpol, tapi tujuh bulan yang lalu kami putus," jawab Nisa.Kanaya tak kuasa menahan air matanya, lalu mengusap kedua pipinya yang telah basah. "Apa yang membuat kalian putus?" tanya Kanaya lagi."Saya juga tidak tahu, sebab selama ini hubungan kami baik-baik saja. Meskipun saya banyak mendengar bahwa Rama seorang cassanova, tetapi tetap hanya saya yang dia cintai. Saya tidak peduli dengan apa yang orang katakan, selagi Rama masih bersama saya, saya anggap dia laki-laki yang baik. hanya saja, waktu itu Rama menjelaskan bahwa dia sudah dijodohkan oleh orang tuanya dan meminta berp

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 4. Perjodohan

    "Ughh.. Siapa sih? Pagi-pagi begini ganggu tidur aku!" grutu Kanaya kesal, Kanaya meraba ponsel yang berada diatas nakas, disamping tempat tidur nya, lalu menggeser layar ponsel-nya keatas, tanpa melihat nomor siapa yang tertera disana."Halo" sapa Kanaya, dengan suara serak, khas bangun tidur."Bisa kita bertemu siang ini," ucap suara barinton disebrang telpon, membuat Kanaya terjingkat kaget, dan langsung terduduk diranjangnya."Ini siapa ya?" tanya Kanaya kemudian."Bukankah kamu membutuhkan pertanggung jawaban, dari saya", saut suara disebrang telpon, dengan santainya.Kanaya mengernyitkan dahi, mendengar ucapan ambigu suara laki-laki disebrang telpon, "Maaf, saya tidak mengenal kamu, jika tidak ada kepentingan lain, tolong jangan mengganggu waktu saya," Kanaya memutus panggilan itu secara sepihak.Tidak lama dering ponsel kembali mengudara, Kanaya hanya menatap sekilas ponselnya, lalu kembali meletakan diatas Nakas, Kanaya menatap jam yang tergantung ditembok kamar, Kanaya begitu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 5. Terkejut

    "Maaf, ada perlu apa kamu ingin bertemu?" tanya Kanaya tanpa basa-basi, membuat Rey yang tadinya sibuk dengan ponsel-nya menatap kearaha Kanaya, sejenak Rey terpesona melihat Kanaya, meskipun berpenampilan biyasa saja tanpa make-up, dan rambut yang dicepol asal, Kanaya tetap terlihat cantik, Kanaya terlihat berbeda dengan wanita yang selama ini Rey temui.Kanaya memperhatikan Rey, yang menatap dirinya tanpa berkedip, membuat Kanaya merasa tidak nyaman, "Tidak usah memandang saya seperti itu, anda tidak pernah melihat wanita cantik ya?" ujar Kanaya ketus.Ucapan Kanaya sontak membuat Rey segera tersadar dari lamunannya, dan mempersilahakan Kanaya untuk duduk, "silahkan duduk.""Tidak usah, saya buru-buru, langsung keintinya saja," saut Kanaya ketus."Ya sudah kalau tidak mau duduk, yang penting saya sudah mempersilahkan, jangan sampai nanti kamu bilang, seperti tempo hari, jika abdi negara bisa nya hanya menyakiti perempuan," sindir Rey.Kanaya yang mendengar hal itu, mengerucut kan bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 6. Menolak Perjodohan

    "Baik, saya akan masuk kedalam, dan membatalkan Perjodohan ini." Kanaya berjalan memasuki rumahnya, namun langkahnya terhenti karna Tante Sarah memanggilnya."Kanaya, kalian sudah selsai? Dimana Rey?" tanya Tante Sarah, karna hanya melihat Kanaya berjalan masuk seorangdiri."Ada dibelakang Tan, katanya ingin mencari udara segar." ujar Kanaya memberi alasan.Tante sarah mengangguk, lalu meminta Kanaya duduk disebelahnya, "Ayo, kemari Nay."Kanaya mengahmpiri, lalu ikut duduk, mendengarkan pembicaraan keluarganya dan keluarga Rey, yang sedang membahas Perjodohan.Sebenarnya Kanaya ingin segera mengatakan kepada mereka semua, jika Kanaya akan membatalkan Perjodohan ini, namun melihat raut bahagia keluarganya dan keluarga Rey, Kanaya mengurungkan niatnya, dia akan membicarakan ini setelah keluarga Rey pulang."Calon suami kamu ganteng ya Nay, sopan banget lagi!, seandainya saja Kakak belum menikah, pasti Kakak akan meminta dijodhkan dengan Rey," canda Anita berbisik ditelinga adiknya."Ing

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 7. Permintaan Maaf Kanaya

    "Kanaya ingin menemani Mama Kak," pinta Kanaya memelas."Lebih baik kamu di rumah dulu ya Nay, nanti kakak akan memberi kabar perkembangan mama," ujar Arga menginstruksi, lalu masuk ke dalam mobil."Mama" teriak Kanaya, saat mobil itu sudah berlalu dari hadapannya. Tubuhnya luruh ke bawah, Kanaya menangis sembari menangkup wajahnya, "Maafin Kanaya Mah."Anita yang melihat itu ikut meneteskan air mata, sebetulnya dia tidak bisa menyalahkan Kanaya, Karena bagaimanapun, Kanaya pernah mengalami dua kali gagal dalam menjalin hubungan, dan dua-duanya seorang Abdi Negara, tentu hal itu akan Menimbulkan trauma bagi Kanaya, namun melihat kondisi sakit mamanya yang kembali kambuh, membuat Anita diliputi perasaan kecewa. Anita menghampiri adiknya, "Udah Nay, ayo kita masuk, Lebih baik kamu Tenangkan diri dulu," ujar Anita sembari memapah adiknya."Maafin Kanaya Kak, Kanaya egois, Kanaya nggak memikirkan perasaan Mama dan Papa, harusnya Kanaya setujuin aja keinginan Mama, pasti itu nggak akan memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 8. Menerima Perjodohan

    "Kamu beneran sayang!?" tanya Mama Amy memastikan.Kanaya tersenyum mengangguk, Kanaya senang saat melihat mama dan Papanya tersenyum bahagia, meskipun Kanaya harus mengorbankan hidupnya. Kanaya akan mencoba untuk menerima Perjodohan ini, dan Kanaya juga berharap, nantinya dia akan bisa menerima Rey sebagai suaminya, meskipun Kanaya tidak yakin, karena Rasa trauma masih menyelimuti dirinya.Kalau begitu Papa kabarin Adit sama Sarah, " ucap apa Amar."Kanaya pamit dulu ya Mah, Pah, nanti siang setelah selsai praktek, Kanaya kesini lagi," ucap Kanaya, dan dijawab anggukan kepala Mama Amy dan Papa Amar.Pukul dua belas siang, Kanaya baru selsai dengan semua pasien nya, Kanaya berpamitan kepada Asisten nya, untuk pergi keruangan Mama nya sebentar, "Cik, aku keluar sebentar ya, jadwal operasi nya jam dua kan?" tanya Kanaya"Iya Dok jam dua, Dokter mau keruangan Mama Dokter ya? Mau saya temani tidak? ujar Cika asisten Kanaya."Nggak perlu Cik, kamu juga kan harus istirahat dulu, ya udah, ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 9. Kesepakatan

    "Lepas nggak, " Kanaya melototkan mata, mencoba menghempaskan cekalan tangan Rey.Bukannya melepaskan, Rey justru semakin menahannya, "Bisa diam nggak!" ujar Rey, dengan tatapan tajam mematikan.Mendapat tatapan tajam dari Rey sontak membuat nyali Kanaya menciut, apalagi Kanaya baru menyadari, jika wajah Rey begitu dekat dengannya, membuat Kanaya menjadi gugup, aroma tubuh Rey sampai menyeruak masuk ke Indra penciumannya, "Bisa nggak! kalau bicara nggak usah deket-deket? "ujar Kanaya, Yang merasa risih.Rey juga baru menyadari, Jika dia berdiri terlalu dekat dengan Kanaya, Sontak Rey ikut mensejajarakan tubuhnya, dia sedikit malu dan gugup. Tak membantah, Rey menuruti apa kata Kanaya, Rey segera melepaskan Cakalan tangannya, lalu melangkah menuju kantin yang ada di rumah sakit itu.Kanaya dan Rey berjalan beriringan, membuat semua mata menatap ke arah mereka dengan penuh tanya, terutama rekan sejawat Kanaya."Cie, udah Move-on ni!" seru Vera, yang merupakan rekan sejawat Kanaya di Ruma

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07

Bab terbaru

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 120. Maha Baik Tuhan..

    Ceklek.. Pintu ruangan VVIP itu terbuka, terlihat Sarah dan Amy serta seorang bayi mungil dalam dekapannya. Kedua wanita itu menyorot ke atas ranjang, dimana Rey tengah bersandar menatap kedatangan mereka. Sesaat mereka terdiam, benar-benar tidak tahu jika ternyata Rey sudah membuka matanya. Sudut bibir Kanaya terangkat, membentuk lengkungan indah. Dia memang sengaja tidak memberi tahu keluarganya, membiarkan ini sebagai sebuah kejutan. Wanita itu bangkit menghampiri Mama dan Ibu mertuanya, lantas mengambil alih bayi yang Amy gendong. "Kenapa pada diem disini?" Ucapan kanaya menyadarkan dua wanita paruh baya itu dari lamunan mereka, bola mata keduanya berkaca-kaca, memandang penuh haru pada Rey yang juga sedang menatap kearah mereka dengan tetesan air mata."Rey, kamu sudah sadar nak?" Sarah berjalan cepat menghampiri putranya, saat dalam perjalanan dia sempat bertanya-tanya mengapa Rey sudah di pindahkan ke ruang VVIP. Ada harapan jika putranya sudah sadar, namun dia tidak terlal

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 119. Tangis Haru..

    Disela-sela kesibukan nya menjadi seorang ibu, Kanaya tidak pernah absen mengurus suaminya. Tiga hari sudah berlalu, kondisi Rey pun sudah membaik. Namun sayang pria itu masih belum membuka matanya.Dokter menyatakan jika Rey mengalami patah tulang kaki dan retak bahu sebelah kanan, serta dadanya yang memar akbitan terjatuh dari ketinggian. Jika mendengar penjelasan Rio, bahwa parasut yang berkembang setelah terjadi ledakan hanya milik Rey dan Deri. Namun sayang Deri mendarat di titik lokasi cukup jauh dari mereka. Sedangkan parasut dua prajurit lainnya tidak sempat berkembang ketika mereka jatuh, begitu pun milik Rio, namun dia masih selamat karena Rey membantunya, jadilah mereka terjatuh bersama dan menyebabkan patah tulang dan lain sebagainya. Rey dan Rio masih sempat sadar dan berusaha menolong teman lainnya, namun sayang hanya mereka yang selamat. Mereka tidak sadarkan diri karena dehidrasi dan tidak memiliki tenaga untuk mecari makanan selama tiga hari belum di temukan. Untung

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 118. Harapan Nyata...

    Sirine Ambulance begitu nyaring mengiri perjalanan mereka menuju Rumah Sakit. Seperti tidak ada habisnya, air mata Kanaya terus mengalir membasahi pipinya. Satu tangannya mengusap wajah Rey, sementara tangan lain menggenggam jari jemari Suaminya begitu erat. Sakit ketika melihat suaminya tak berdaya seperti ini, namun ada setitik rasa syukur karena Rey bisa bertahan. Tidak tergambar seperti apa perasaan Kanaya, di satu sisi dia bahagia bisa melihat Rey selamat, namun di sisi lain ia pun terluka karena keadaan Rey seperti ini."Bertahan Mas!" Kanaya terus mengecup punggung tangan suaminya, wajah tampan yang sangat ia rindukan itu sudah ada di hadapannya. Wajah tampan yang selalu tergambar di malam-malam sunyi yang ia rasakan, malam penuh dengan sejuta rindu yang haus akan bertemu."Anak kita sudah lahir, dia sangat tampan seperti kamu Mas. Dia terus menangis, pasti karena dia ingin bertemu ayahnya." Lagi Kanaya terus membisikan kata-kata di telinga Rey, berharap pria itu merespon apa

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 117. Flashback..

    "Rey.."Pandangan semua orang tertuju pada dua buah Brankar yang mendorong Rey dan Rio. Sesat semua orang yang ada disana termangu, diam dan tak mengatakan apapun. Otak mereka masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi."Tuan Adit.." sapa Lukman, pria yang bertugas menyambut kedatangan para anggota Militer itu nampak menghampiri Keluarga salah satu prajuritnya."Komandan Lukman, Rey masih selamat?" tanya Adit dengan raut kagetnya.Lukman mengernyitkan dahi. "Apa Rian belum memberi tahu. Rey memang selamat," jelasnya.Seketika tangis Kanaya kembali pecah, ia yang semula tak percaya buru-buru mengejar Brankar yang tengah di dorong menuju sebuah Ambulance. Disusul Amy yang turut mengejar putrinya. "Jadi Rey masih selamat? Rian bilang dia tidak selamat," sahut Adit.Flashback.."Bertahan Rey, inget Kanaya, anak kalian sudah lahir.." Terus saja Rian membisikan sesuatu ke telinga sahabatnya, berharap Rey bisa bertahan sebelum mereka tiba di Rumah Sakit yang ada di Wamena.Sudah dipastikan t

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 116. Penjemputan..

    Matahari bersinar begitu cerah di hari ini. Namun tak secerah wajah Kanaya dan seluruh keluarganya. Dua buah mobil melaju beriringan menuju Bandara Halim Perdana Kusuma, sebab siang ini seluruh korban tragedi meledaknya Helikopter yang tengah bertugas di Irian Jaya akan segera tiba.Semua perisapan pemakaman dan hal lainnya di siapkan oleh Anggota Militer. Karena mereka akan di kuburkan mengikuti prosedur kemiliteran.Pandangan Kanaya terlihat kosong, wanita itu hanya diam memandangi luar jendela. Tidak lagi ada air mata yang mengalir di Pipinya. Semua telah ia tumpahkan ketika dirinya baru tersadar beberapa jam lalu. Tidak ada yang tahu apa yang tengah wanita itu fikirkan, sebab dirinya hanya diam dan enggan membuka suara. Bayi yang baru Kanaya lahirkan pun tak diperdulikannya.Di dalam mobil itu ada Arga kakak iparnya, Amar sang Papa, serta Amy mamanya. Sementara mertuanya membawa mobil lain yang di kemudikan sopir mereka. Sedangakn Bayi Kanaya dan Rey sengaja di tinggalkan bersama

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 115. Penantian Yang Sia-sia

    "Kanaya..."Pandangan semua orang tertuju pada Sarah dan Kanaya, rupanya apa yang mereka bahas sedari tadi didengar pula oleh kedua wanita berbeda usia itu."Kalian bohong kan? mas Rey nggak kenapa-napa kan?" Lagi Kanaya mengulangi apa yang sudah ia tanyakan. Berharap jika semua itu hanya candaan seluruh keluarganya.Buru-buru Amy memghampiri putrinya, begitupun dengan Adit yang turut mendekati Sarah."Sayang, bangun nak!" Air mata Amy tak mampu ia tahan lagi, melihat putrinya yang histeris seperti ini membuatnya sedih."Pah, Rey nggak kenapa-napa kan Pah? Dia sudah di temukan dalam keadaan selamat kan?" tanya Sarah penuh harapan.Lidah Adit terasa kelu, mulut nya tak mampu menjawab apa yang istrinya tanyakan. Sungguh dia pun syok dan sedih mengetahui Rey telah ditemukan, namun dalam keadaan tak bernyawa.Perkataan ibu mertuanya sontak membuat Kanaya terdiam, mencerna maksud ucapan wanita paruh baya itu. Dia mulai memahami jika memang telah terjadi sesuatu pada Rey. Namun seluruh kelu

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 114. Ditemukan

    Penyusuran terus dilanjutkan setelah Jenazah Deri di efakuasi menggunakan Helikopter. Rasa sedih mereka belum menghilang, namun tugas harus tetap berjalan, terus melanjutkan pencarian di tengah duka yang di rasa. Namun kali ini tidak seperti sebelumnya, sebab semangat mereka terkikis oleh penemuan Jenazah salah satu rekan mereka."Kap, bagaimana kalau ternyata Kapten Rey sudah tidak ada juga?" Tiba-tiba saja Yanto mengatakan sesuatu yang membuat Rian kesal. "Bicara apa kamu To? Berdoa yang baik-baik, jangan asal bicara," sergahnya tak suka.Yanto menghela napas dalam, terus saja dia teringat akan rekannya Ari yang hingga kini belum juga di temukan.Penemuan tadi seakan menjadi pertanda bahwa tidak akan ada anggota lain yang masih hidup. Apa lagi dihari ke tiga ini.Suara anggota Militer terus saja bersahutan menggema didalam hutan itu. Namun nihil, tetap tidak ada respon, maupun tanda yang menunjukan dimana keberadaan Rey dan tiga rekan lainnya. Jujur, jika sebenarnya Rian pun mulai m

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 113. Kabar Duka

    "Hati-hati sayang." Amy membantu putrinya turun dari mobil, sementara Sarah menggendong cucunya. Setelah tiga hari di rawat, akhirnya Mariana memperbolehkan Kanaya pulang. Sedari kemarin kondisinya pun sudah membaik, namun pihak keluarga sengaja menunda kepulangan nya. Ketiga wanita itu berjalan beriringan memasuki kediamana Amar, sementara mereka memutuskan Kanaya untuk tinggal disana. Sebab disana Anita bisa menemani, agar Kanaya tidak terlalu memikirkan suaminya. Tiga hari berlalu, nyatanya hingga kini keberadaan Rey dan ke-4 anggota lain nya tak juga di temukan. Namun mereka tidak menyerah begitu saja, sampai saat ini penyusuran terus dilakukan, bahkan sengaja di perluas.Sempat beberapa kali keluarga memergoki Kanaya menangis seorang diri dikala malam, wanita itu menatap ponselnya seraya terus menghubungi Rey. Membuat keluarga tidak kuasa membendung kesedihan mereka. Pastilah Kanaya sangat hawatir dengan kondisi Rey yang hampir lima hari ini tidak ada kabar beritanya.Perlahan A

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   112. Secerca Harapan

    Deru Mesin Helikopter beradu dengan suara bising baling-balingnya. Satu persatu anggota Militer turun menggunakan tali guna menyusuri lokasi meledekanya Helikopter yang kemarin tengah melakukan Patroli.Persenjataan lengkap dengan keamanan memadai lah yang di izinkan untuk menyusuri lereng Pegunungan Nduga. Bagaimana pun mereka harus tetap waspada, karena mereka tidak tahu apa yang ada dibawah sana. Bisa saja Klompok kriminal kini ada dibawah mengintai mereka.Rian sebagai Kapten yang lebih dulu memutuskan turun, di susul beberapa anggota lainnya.Sisa puing-puing masih banyak tersangkut diatas pepohonan, parasut milik salah satu anggoa Militer pun nampak terbentang diantara rimbun nya dedaunan.Tentu keberadaan parasut itu menjadi secerca harapan untuk mereka semua. Pandangan Rian mengedar, menilik sekitar lereng, seraya menunggu anggotnya turun."Kap, ada parasut." Salah satu anggota Militer yang pada dadanya tertulis nama Yanto menunjuk parasut itu."Semoga mereka semua selamat, ka

DMCA.com Protection Status