Beranda / Romansa / Tentara Tampan Itu Suamiku / Bab 3. Luka Hati Kanaya

Share

Bab 3. Luka Hati Kanaya

"Saya minta maaf, maafkan saya," ujar Anisa, menundukkan wajahnya. "Saya tidak akan menggagalkan pernikahan kalian. Asalkan Rama mau menerima anak ini, saya sudah sangat bersyukur," tambah Anisa lagi, sembari meneteskan air mata.

"Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?" tanya Kanaya pada akhirnya.

"Kami sudah berpacaran selama hampir empat tahun. Saya mengenal Rama sewaktu dia baru saja selesai pendidikan Akpol, tapi tujuh bulan yang lalu kami putus," jawab Nisa.

Kanaya tak kuasa menahan air matanya, lalu mengusap kedua pipinya yang telah basah. "Apa yang membuat kalian putus?" tanya Kanaya lagi.

"Saya juga tidak tahu, sebab selama ini hubungan kami baik-baik saja. Meskipun saya banyak mendengar bahwa Rama seorang cassanova, tetapi tetap hanya saya yang dia cintai. Saya tidak peduli dengan apa yang orang katakan, selagi Rama masih bersama saya, saya anggap dia laki-laki yang baik. hanya saja, waktu itu Rama menjelaskan bahwa dia sudah dijodohkan oleh orang tuanya dan meminta berpisah dengan saya. Pada saat itu saya tidak menerima, tetapi bagaimana lagi? Saya tidak mungkin bisa memaksakan dia. Hingga satu bulan setelah perpisahan kami, saya baru mengetahui jika saya tengah mengandung. Berkali-kali saya meminta pertanggungjawaban dari Rama, tetapi sama sekali dia tak merespon. Dia mengatakan akan menikah dan sudah jatuh cinta dengan wanita lain," jelas Anisa, sembari menghapus air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Kanaya yang mendengar hal itu sontak terdiam, menahan sesak didadanya. Selama ini ternyata Rama sudah membohonginya dengan begitu kejam.

"Maafkan saya, Mbak, saya tidak akan menggagalkan rencana pernikahan kalian. Saya hanya ingin dia mengakui, dengan begitu saja saya sudah sangat bersyukur, sebab saya tahu Rama sangat mencintai Mbak."

"Kalau dia memang mencintai saya, kenapa dia tidak jujur dengan saya? Malah datang kemari menemui kamu, secara diam-diam?" ucap Kanaya penuh emosi.

Lagi pula hati wanita mana yang tidak sakit, sudah tahu di depan mata calon suaminya pernah berhubungan badan dengan wanita lain, lalu harus menafkahi anak di luar nikah.

Penjelasan dari Anisa, cukup membuat Kanaya yakin, untuk membatal kan pernikahannya.

Kanaya berdiri dari duduknya, dia ingin segera keluar dari rumah itu, namun sebelum itu Kanaya memberi intruksi kepada Anisa, "Saya hanya meminta Mbak datang ke pernikahan saya. Nanti teman saya yang duduk di samping saya ini akan menjemput Mbak. Saya juga wanita, saya tidak ingin melukai wanita lainnya. Di sini Mbak juga tidak bersalah seratus persen, mungkin memang begitulah sifat dari Rama. Saya bersyukur mengetahui dari sekarang, sebelum saya menikah dengan Rama. Jadi, saya minta tolong besok sewaktu saya menikah, Mbak hadir di pernikahan saya. Saya akan membuat anak Mbak memiliki seorang ayah."

Kediaman orang tua Kanaya sudah ramai dengan keluarga yang datang, rencananya Kanaya dan Rama akan melangsungkan ijab kabul dirumah, dan malamnya baru akan melangsungkan Resepsi dihotel berbintang yang telah Kanaya dan Rama pilih.

Pukul 08:45 Pengantin Pria dan rombongan keluarga telah tiba, Rama terlihat tampan, dan gagah saat mengenakan pakaian yang senada dengan Kanaya.

Setelah prosesi penyambutan, Rama diantarkan menuju meja yang sudah disiapkan, untuk prosesi akad nikah.

Rama pun duduk didepan penghulu, sedangkan Kanaya berjalan ke arahnya, dengan didampingi sang kakak dan juga sahabatnya Dinda. Tangan Rama sudah siap berjabat tangan dengan Papa Amar, untuk mengucapkan janji suci pernikahan, wajah tegang nampak pada Rama.

"Saya..."

Belum sempat Rama mengucapkan ijab kabul secara lengkap, Kanaya sudah menukas sembari berdiri dari duduknya, membuat perhatian semua orang, beralih padanya.

"Tunggu...!! pekik Kanaya lantang

"Ada apa Nay..? tanya Rama lirih

Kanaya berseu, "Rere keluarkan dia."

Rama yang bingung dengan sikap Kanaya, kembali bertanya, "Nay Ada apa ini sebenarnya..?

Rere berjalan masuk dari pintu utama, sembari menggandeng tangan seorang wanita, yang tengah mengandung. Membuat semua orang yang berada disana manatap penuhtanya.

Rama yang begitu mengenali, sosok wanita yang berjalan masuk kearahnya, sontak menjadi pucat, dan hanya diam membisu, tak mampu berkata-kata lagi.

"Mbak Nisa Silakan duduk di samping Rama". ucap Kanaya, sembari menggeser posisinya.

"Kanaya! Apa ini maksudnya..? tanya papa Amar

"Siapa dia..? Tanya Pak Edi ayah dari Rama

"Saya akan menjelaskan pada tamu undangan yang hadir di acara pernikahan saya dan Rama, kalian semua harus tahu siapa wanita yang tiba-tiba datang bersama teman saya ini, dia adalah Anisa, mantan kekasih Rama, yang hubungan nya sudah berakhir tujuh bulan yang lalu. Namun ternyata setelah mereka berpisab mbk Anisa ini mengandung anak dari Rama. karena Rama yang sudah bertunangan dengan saya, membuat Rama tidak mau bertanggung jawab terhadap Mbak Anisa dan kandungannya."

Ibu Sari yang merupakan ibu dari Rama terkejut mendengar penjelasan dari calon menantunya itu, "Astagfirullah, Rama! Kamu yang melakukannya..?

"Maaf saya tidak bisa menikah dengan kamu, pernikahan ini saya batalkan." ucap Kanaya

"Tidak bisa begitu dong Nay, aku sayang sama kamu, aku Cinta sama kamu, aku tetap akan menikahi kamu." ucap Rama tegas

Naya mendengus mendengar ucapan Rama. "Menikah dengan aku tapi punya anak dengan orang lain begitu..?? Maaf aku bukan orang bodoh, aku tidak akan mau," Sahut Kanaya penuh kekesalan.

"Pernikahan kita sudah terdaftar di ke-Polisian Nay, kamu nggak bisa membatalkannya," jelas Rama.

"Kenapa!! kamu takut terkena sanksi?". Timpal Kanaya

Rama diam, seakan mulutnya terkunci, dia tidak bisa berkata-kata lagi.

"Lebih takut mana, sanksi dunia atau sanksi akhirat.?" tambah Kanaya lagi

PLAKK..

Ibu Sari menampar pipi Rama dan Rama hanya diam, menundukkan wajah. sedangkan Anisa hanya bisa menangis.

"Memalukan!! Kamu sudah membuat keluarga besar kita malu Rama." ucap Buk Sari penuh penekanan

"Maaf.." hanya kata itu yang keluar dari mulut Rama.

"Bagaimana ini Pak Buk?, Karna Ulah anak kalian, Saya sudah tidak punya muka. Apa lagi undangan pun sudah tersebar." ucap Papa Amar, emosi!

"Anisa, kamu pantas menjadi istri Rama, anak kamu butuh seorang ayah, saya mundur." ucap Kanaya

"Maafkan saya.." timpal Anisa, sembari menangis.

"Kamu tidak bersalah, yang salah Rama, yang tidak bertanggung jawab, sudah tau kamu hamil anaknya, malah mau menikahi saya," tambah Kanaya.

"Saya batalkan pernikahan ini, maaf." ucap Kanaya lagi. Lalu pergi meninggalkan tamu undangan dan berlari menuju kamarnya, dengan air mata yang yang sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Kanaya..." Rama mengejar Kanaya, namun dirinya langsung mendapatkan pukulan dari Arga, yang merupakan kakak Ipar Kanaya.

Bughhhhh..

Bughhhhh..

"Dasar laki-laki tidak tau diri, berani-braninya kamu main-main dengan keluarga kami.." ucap Arga, emosi.

Rahma adik dari Rama, berteriak, mencoba memisahkan, "Tolong jangan pukuli kakak saya.. stop..!!"

Plaakkkk...

Papa Amar yang sedari tadi hanya diam, tidak lagi bisa menahan kemarahannya, akhirnya melayangkan tamparan kewajah Rama. "Kamu sudah menyakiti hati anak saya, saya pernah bilang! kalau saja kamu, sampai menyakiti Kanaya, saya tidak akan tinggal diam."

Rama hanya diam, dengan tampilan yang sudah sangat kacau, sedangkan kedua orang tuanya pergi meninggalkannya, Karena rasa malu yang tak tertahankan.

Hikss..Hiks.. Hiks..

"Apa aku gak pantas untuk bahagia?, dulu Awan ninggalin aku, Sekarang calon suami aku memiliki anak dengan wanita lain." ucap Kanaya sebari mengusap air matanya

Anita memeluk adiknya, dia juga ikut merasa sedih, dengan apa yang adik semata wayangnya itu alami.

"Yang sabar Nay, mungkin Rama memang bukan jodoh kamu."

"Ini hari bahagia aku kak, tapi ini malah sebaliknya, menjadi hari yang paling menyakitkan untuk aku, dua kali aku disakitin, dan dua-dua nya seorang abdi negara, dengan kejadian ini aku nggak akan pernah lagi percaya dengan yang namanya laki-laki, apalagi seorang abdi negara."

"Jangan bicar begitu Nay, gak semua laki-laki brengsek." timpal Rere

Dinda berjalan menghampiri Kanaya, lalu memeluk sahabat nya itu, "Benar apa yang diucapan kak Anita dan Rere Nay, anggaplah ini proses pendewasaan diri kamu, yakin! setelah ini allah akan memberikan jodoh yang jauh lebih segalanya dari Awan maupun Rama."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ken Sagita
Ini novel sudah dikontrak, ya? Maaf, kenapa tanda bacanya berantakan sekali? Bukankah di GoodNovel ada editor?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status