Home / Romansa / Tentara Tampan Itu Suamiku / Bab 3. Luka Hati Kanaya

Share

Bab 3. Luka Hati Kanaya

Author: Aries grils
last update Last Updated: 2023-01-24 15:58:06

"Saya minta maaf, maafkan saya," ujar Anisa, menundukkan wajahnya. "Saya tidak akan menggagalkan pernikahan kalian. Asalkan Rama mau menerima anak ini, saya sudah sangat bersyukur," tambah Anisa lagi, sembari meneteskan air mata.

"Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?" tanya Kanaya pada akhirnya.

"Kami sudah berpacaran selama hampir empat tahun. Saya mengenal Rama sewaktu dia baru saja selesai pendidikan Akpol, tapi tujuh bulan yang lalu kami putus," jawab Nisa.

Kanaya tak kuasa menahan air matanya, lalu mengusap kedua pipinya yang telah basah. "Apa yang membuat kalian putus?" tanya Kanaya lagi.

"Saya juga tidak tahu, sebab selama ini hubungan kami baik-baik saja. Meskipun saya banyak mendengar bahwa Rama seorang cassanova, tetapi tetap hanya saya yang dia cintai. Saya tidak peduli dengan apa yang orang katakan, selagi Rama masih bersama saya, saya anggap dia laki-laki yang baik. hanya saja, waktu itu Rama menjelaskan bahwa dia sudah dijodohkan oleh orang tuanya dan meminta berpisah dengan saya. Pada saat itu saya tidak menerima, tetapi bagaimana lagi? Saya tidak mungkin bisa memaksakan dia. Hingga satu bulan setelah perpisahan kami, saya baru mengetahui jika saya tengah mengandung. Berkali-kali saya meminta pertanggungjawaban dari Rama, tetapi sama sekali dia tak merespon. Dia mengatakan akan menikah dan sudah jatuh cinta dengan wanita lain," jelas Anisa, sembari menghapus air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

Kanaya yang mendengar hal itu sontak terdiam, menahan sesak didadanya. Selama ini ternyata Rama sudah membohonginya dengan begitu kejam.

"Maafkan saya, Mbak, saya tidak akan menggagalkan rencana pernikahan kalian. Saya hanya ingin dia mengakui, dengan begitu saja saya sudah sangat bersyukur, sebab saya tahu Rama sangat mencintai Mbak."

"Kalau dia memang mencintai saya, kenapa dia tidak jujur dengan saya? Malah datang kemari menemui kamu, secara diam-diam?" ucap Kanaya penuh emosi.

Lagi pula hati wanita mana yang tidak sakit, sudah tahu di depan mata calon suaminya pernah berhubungan badan dengan wanita lain, lalu harus menafkahi anak di luar nikah.

Penjelasan dari Anisa, cukup membuat Kanaya yakin, untuk membatal kan pernikahannya.

Kanaya berdiri dari duduknya, dia ingin segera keluar dari rumah itu, namun sebelum itu Kanaya memberi intruksi kepada Anisa, "Saya hanya meminta Mbak datang ke pernikahan saya. Nanti teman saya yang duduk di samping saya ini akan menjemput Mbak. Saya juga wanita, saya tidak ingin melukai wanita lainnya. Di sini Mbak juga tidak bersalah seratus persen, mungkin memang begitulah sifat dari Rama. Saya bersyukur mengetahui dari sekarang, sebelum saya menikah dengan Rama. Jadi, saya minta tolong besok sewaktu saya menikah, Mbak hadir di pernikahan saya. Saya akan membuat anak Mbak memiliki seorang ayah."

Kediaman orang tua Kanaya sudah ramai dengan keluarga yang datang, rencananya Kanaya dan Rama akan melangsungkan ijab kabul dirumah, dan malamnya baru akan melangsungkan Resepsi dihotel berbintang yang telah Kanaya dan Rama pilih.

Pukul 08:45 Pengantin Pria dan rombongan keluarga telah tiba, Rama terlihat tampan, dan gagah saat mengenakan pakaian yang senada dengan Kanaya.

Setelah prosesi penyambutan, Rama diantarkan menuju meja yang sudah disiapkan, untuk prosesi akad nikah.

Rama pun duduk didepan penghulu, sedangkan Kanaya berjalan ke arahnya, dengan didampingi sang kakak dan juga sahabatnya Dinda. Tangan Rama sudah siap berjabat tangan dengan Papa Amar, untuk mengucapkan janji suci pernikahan, wajah tegang nampak pada Rama.

"Saya..."

Belum sempat Rama mengucapkan ijab kabul secara lengkap, Kanaya sudah menukas sembari berdiri dari duduknya, membuat perhatian semua orang, beralih padanya.

"Tunggu...!! pekik Kanaya lantang

"Ada apa Nay..? tanya Rama lirih

Kanaya berseu, "Rere keluarkan dia."

Rama yang bingung dengan sikap Kanaya, kembali bertanya, "Nay Ada apa ini sebenarnya..?

Rere berjalan masuk dari pintu utama, sembari menggandeng tangan seorang wanita, yang tengah mengandung. Membuat semua orang yang berada disana manatap penuhtanya.

Rama yang begitu mengenali, sosok wanita yang berjalan masuk kearahnya, sontak menjadi pucat, dan hanya diam membisu, tak mampu berkata-kata lagi.

"Mbak Nisa Silakan duduk di samping Rama". ucap Kanaya, sembari menggeser posisinya.

"Kanaya! Apa ini maksudnya..? tanya papa Amar

"Siapa dia..? Tanya Pak Edi ayah dari Rama

"Saya akan menjelaskan pada tamu undangan yang hadir di acara pernikahan saya dan Rama, kalian semua harus tahu siapa wanita yang tiba-tiba datang bersama teman saya ini, dia adalah Anisa, mantan kekasih Rama, yang hubungan nya sudah berakhir tujuh bulan yang lalu. Namun ternyata setelah mereka berpisab mbk Anisa ini mengandung anak dari Rama. karena Rama yang sudah bertunangan dengan saya, membuat Rama tidak mau bertanggung jawab terhadap Mbak Anisa dan kandungannya."

Ibu Sari yang merupakan ibu dari Rama terkejut mendengar penjelasan dari calon menantunya itu, "Astagfirullah, Rama! Kamu yang melakukannya..?

"Maaf saya tidak bisa menikah dengan kamu, pernikahan ini saya batalkan." ucap Kanaya

"Tidak bisa begitu dong Nay, aku sayang sama kamu, aku Cinta sama kamu, aku tetap akan menikahi kamu." ucap Rama tegas

Naya mendengus mendengar ucapan Rama. "Menikah dengan aku tapi punya anak dengan orang lain begitu..?? Maaf aku bukan orang bodoh, aku tidak akan mau," Sahut Kanaya penuh kekesalan.

"Pernikahan kita sudah terdaftar di ke-Polisian Nay, kamu nggak bisa membatalkannya," jelas Rama.

"Kenapa!! kamu takut terkena sanksi?". Timpal Kanaya

Rama diam, seakan mulutnya terkunci, dia tidak bisa berkata-kata lagi.

"Lebih takut mana, sanksi dunia atau sanksi akhirat.?" tambah Kanaya lagi

PLAKK..

Ibu Sari menampar pipi Rama dan Rama hanya diam, menundukkan wajah. sedangkan Anisa hanya bisa menangis.

"Memalukan!! Kamu sudah membuat keluarga besar kita malu Rama." ucap Buk Sari penuh penekanan

"Maaf.." hanya kata itu yang keluar dari mulut Rama.

"Bagaimana ini Pak Buk?, Karna Ulah anak kalian, Saya sudah tidak punya muka. Apa lagi undangan pun sudah tersebar." ucap Papa Amar, emosi!

"Anisa, kamu pantas menjadi istri Rama, anak kamu butuh seorang ayah, saya mundur." ucap Kanaya

"Maafkan saya.." timpal Anisa, sembari menangis.

"Kamu tidak bersalah, yang salah Rama, yang tidak bertanggung jawab, sudah tau kamu hamil anaknya, malah mau menikahi saya," tambah Kanaya.

"Saya batalkan pernikahan ini, maaf." ucap Kanaya lagi. Lalu pergi meninggalkan tamu undangan dan berlari menuju kamarnya, dengan air mata yang yang sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Kanaya..." Rama mengejar Kanaya, namun dirinya langsung mendapatkan pukulan dari Arga, yang merupakan kakak Ipar Kanaya.

Bughhhhh..

Bughhhhh..

"Dasar laki-laki tidak tau diri, berani-braninya kamu main-main dengan keluarga kami.." ucap Arga, emosi.

Rahma adik dari Rama, berteriak, mencoba memisahkan, "Tolong jangan pukuli kakak saya.. stop..!!"

Plaakkkk...

Papa Amar yang sedari tadi hanya diam, tidak lagi bisa menahan kemarahannya, akhirnya melayangkan tamparan kewajah Rama. "Kamu sudah menyakiti hati anak saya, saya pernah bilang! kalau saja kamu, sampai menyakiti Kanaya, saya tidak akan tinggal diam."

Rama hanya diam, dengan tampilan yang sudah sangat kacau, sedangkan kedua orang tuanya pergi meninggalkannya, Karena rasa malu yang tak tertahankan.

Hikss..Hiks.. Hiks..

"Apa aku gak pantas untuk bahagia?, dulu Awan ninggalin aku, Sekarang calon suami aku memiliki anak dengan wanita lain." ucap Kanaya sebari mengusap air matanya

Anita memeluk adiknya, dia juga ikut merasa sedih, dengan apa yang adik semata wayangnya itu alami.

"Yang sabar Nay, mungkin Rama memang bukan jodoh kamu."

"Ini hari bahagia aku kak, tapi ini malah sebaliknya, menjadi hari yang paling menyakitkan untuk aku, dua kali aku disakitin, dan dua-dua nya seorang abdi negara, dengan kejadian ini aku nggak akan pernah lagi percaya dengan yang namanya laki-laki, apalagi seorang abdi negara."

"Jangan bicar begitu Nay, gak semua laki-laki brengsek." timpal Rere

Dinda berjalan menghampiri Kanaya, lalu memeluk sahabat nya itu, "Benar apa yang diucapan kak Anita dan Rere Nay, anggaplah ini proses pendewasaan diri kamu, yakin! setelah ini allah akan memberikan jodoh yang jauh lebih segalanya dari Awan maupun Rama."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ken Sagita
Ini novel sudah dikontrak, ya? Maaf, kenapa tanda bacanya berantakan sekali? Bukankah di GoodNovel ada editor?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 4. Perjodohan

    "Ughh.. Siapa sih? Pagi-pagi begini ganggu tidur aku!" grutu Kanaya kesal, Kanaya meraba ponsel yang berada diatas nakas, disamping tempat tidur nya, lalu menggeser layar ponsel-nya keatas, tanpa melihat nomor siapa yang tertera disana."Halo" sapa Kanaya, dengan suara serak, khas bangun tidur."Bisa kita bertemu siang ini," ucap suara barinton disebrang telpon, membuat Kanaya terjingkat kaget, dan langsung terduduk diranjangnya."Ini siapa ya?" tanya Kanaya kemudian."Bukankah kamu membutuhkan pertanggung jawaban, dari saya", saut suara disebrang telpon, dengan santainya.Kanaya mengernyitkan dahi, mendengar ucapan ambigu suara laki-laki disebrang telpon, "Maaf, saya tidak mengenal kamu, jika tidak ada kepentingan lain, tolong jangan mengganggu waktu saya," Kanaya memutus panggilan itu secara sepihak.Tidak lama dering ponsel kembali mengudara, Kanaya hanya menatap sekilas ponselnya, lalu kembali meletakan diatas Nakas, Kanaya menatap jam yang tergantung ditembok kamar, Kanaya begitu

    Last Updated : 2023-01-24
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 5. Terkejut

    "Maaf, ada perlu apa kamu ingin bertemu?" tanya Kanaya tanpa basa-basi, membuat Rey yang tadinya sibuk dengan ponsel-nya menatap kearaha Kanaya, sejenak Rey terpesona melihat Kanaya, meskipun berpenampilan biyasa saja tanpa make-up, dan rambut yang dicepol asal, Kanaya tetap terlihat cantik, Kanaya terlihat berbeda dengan wanita yang selama ini Rey temui.Kanaya memperhatikan Rey, yang menatap dirinya tanpa berkedip, membuat Kanaya merasa tidak nyaman, "Tidak usah memandang saya seperti itu, anda tidak pernah melihat wanita cantik ya?" ujar Kanaya ketus.Ucapan Kanaya sontak membuat Rey segera tersadar dari lamunannya, dan mempersilahakan Kanaya untuk duduk, "silahkan duduk.""Tidak usah, saya buru-buru, langsung keintinya saja," saut Kanaya ketus."Ya sudah kalau tidak mau duduk, yang penting saya sudah mempersilahkan, jangan sampai nanti kamu bilang, seperti tempo hari, jika abdi negara bisa nya hanya menyakiti perempuan," sindir Rey.Kanaya yang mendengar hal itu, mengerucut kan bi

    Last Updated : 2023-01-24
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 6. Menolak Perjodohan

    "Baik, saya akan masuk kedalam, dan membatalkan Perjodohan ini." Kanaya berjalan memasuki rumahnya, namun langkahnya terhenti karna Tante Sarah memanggilnya."Kanaya, kalian sudah selsai? Dimana Rey?" tanya Tante Sarah, karna hanya melihat Kanaya berjalan masuk seorangdiri."Ada dibelakang Tan, katanya ingin mencari udara segar." ujar Kanaya memberi alasan.Tante sarah mengangguk, lalu meminta Kanaya duduk disebelahnya, "Ayo, kemari Nay."Kanaya mengahmpiri, lalu ikut duduk, mendengarkan pembicaraan keluarganya dan keluarga Rey, yang sedang membahas Perjodohan.Sebenarnya Kanaya ingin segera mengatakan kepada mereka semua, jika Kanaya akan membatalkan Perjodohan ini, namun melihat raut bahagia keluarganya dan keluarga Rey, Kanaya mengurungkan niatnya, dia akan membicarakan ini setelah keluarga Rey pulang."Calon suami kamu ganteng ya Nay, sopan banget lagi!, seandainya saja Kakak belum menikah, pasti Kakak akan meminta dijodhkan dengan Rey," canda Anita berbisik ditelinga adiknya."Ing

    Last Updated : 2023-02-03
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 7. Permintaan Maaf Kanaya

    "Kanaya ingin menemani Mama Kak," pinta Kanaya memelas."Lebih baik kamu di rumah dulu ya Nay, nanti kakak akan memberi kabar perkembangan mama," ujar Arga menginstruksi, lalu masuk ke dalam mobil."Mama" teriak Kanaya, saat mobil itu sudah berlalu dari hadapannya. Tubuhnya luruh ke bawah, Kanaya menangis sembari menangkup wajahnya, "Maafin Kanaya Mah."Anita yang melihat itu ikut meneteskan air mata, sebetulnya dia tidak bisa menyalahkan Kanaya, Karena bagaimanapun, Kanaya pernah mengalami dua kali gagal dalam menjalin hubungan, dan dua-duanya seorang Abdi Negara, tentu hal itu akan Menimbulkan trauma bagi Kanaya, namun melihat kondisi sakit mamanya yang kembali kambuh, membuat Anita diliputi perasaan kecewa. Anita menghampiri adiknya, "Udah Nay, ayo kita masuk, Lebih baik kamu Tenangkan diri dulu," ujar Anita sembari memapah adiknya."Maafin Kanaya Kak, Kanaya egois, Kanaya nggak memikirkan perasaan Mama dan Papa, harusnya Kanaya setujuin aja keinginan Mama, pasti itu nggak akan memb

    Last Updated : 2023-02-04
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 8. Menerima Perjodohan

    "Kamu beneran sayang!?" tanya Mama Amy memastikan.Kanaya tersenyum mengangguk, Kanaya senang saat melihat mama dan Papanya tersenyum bahagia, meskipun Kanaya harus mengorbankan hidupnya. Kanaya akan mencoba untuk menerima Perjodohan ini, dan Kanaya juga berharap, nantinya dia akan bisa menerima Rey sebagai suaminya, meskipun Kanaya tidak yakin, karena Rasa trauma masih menyelimuti dirinya.Kalau begitu Papa kabarin Adit sama Sarah, " ucap apa Amar."Kanaya pamit dulu ya Mah, Pah, nanti siang setelah selsai praktek, Kanaya kesini lagi," ucap Kanaya, dan dijawab anggukan kepala Mama Amy dan Papa Amar.Pukul dua belas siang, Kanaya baru selsai dengan semua pasien nya, Kanaya berpamitan kepada Asisten nya, untuk pergi keruangan Mama nya sebentar, "Cik, aku keluar sebentar ya, jadwal operasi nya jam dua kan?" tanya Kanaya"Iya Dok jam dua, Dokter mau keruangan Mama Dokter ya? Mau saya temani tidak? ujar Cika asisten Kanaya."Nggak perlu Cik, kamu juga kan harus istirahat dulu, ya udah, ak

    Last Updated : 2023-02-06
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 9. Kesepakatan

    "Lepas nggak, " Kanaya melototkan mata, mencoba menghempaskan cekalan tangan Rey.Bukannya melepaskan, Rey justru semakin menahannya, "Bisa diam nggak!" ujar Rey, dengan tatapan tajam mematikan.Mendapat tatapan tajam dari Rey sontak membuat nyali Kanaya menciut, apalagi Kanaya baru menyadari, jika wajah Rey begitu dekat dengannya, membuat Kanaya menjadi gugup, aroma tubuh Rey sampai menyeruak masuk ke Indra penciumannya, "Bisa nggak! kalau bicara nggak usah deket-deket? "ujar Kanaya, Yang merasa risih.Rey juga baru menyadari, Jika dia berdiri terlalu dekat dengan Kanaya, Sontak Rey ikut mensejajarakan tubuhnya, dia sedikit malu dan gugup. Tak membantah, Rey menuruti apa kata Kanaya, Rey segera melepaskan Cakalan tangannya, lalu melangkah menuju kantin yang ada di rumah sakit itu.Kanaya dan Rey berjalan beriringan, membuat semua mata menatap ke arah mereka dengan penuh tanya, terutama rekan sejawat Kanaya."Cie, udah Move-on ni!" seru Vera, yang merupakan rekan sejawat Kanaya di Ruma

    Last Updated : 2023-02-07
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 10. Hari Pernikah

    "Saya tidak ingin menunggumu berfikir! Kamu mempunyai banyak persyaratan, Saya hanya memiliki dua persyaratan! Jika kamu tidak ingin mengikuti persyaratan saya, silakan katakan kepada Om Amar ataupun Tante Amy, kalau kamu ingin menolak Perjodohan ini, atau Biarkan saya mengatakan Jika kamu meminta saya menyetujui persyaratan konyol mu," ujar Rey.Mendengar ucapan Rey, membuat emosi Kanaya membuncah, Kanaya benar-benar kesal. Kanaya menatap Rey tajam, "bisa nggak sih nggak ngeselin!" saut Kanaya kemudian.Rey hanya mengedikan bahu mendengar protes Kanaya. "Saya hitung sampai tiga, jika kamu tidak memberi keputusan maka saya akan mengatakan apa yang baru saja kamu katakan!""Sa-tu, Du_" belum sempat Rey mengucapkan kata selanjutnya, Kanaya sudah berseru, "Baiklah saya menyetujui untuk tinggal bersama, tapi kita harus tidur dalam kamar yang terpisah! Dan satu lagi jangan mencampuri apapun urusan ku, aku pun sebaliknya, tidak akan mencampuri semua urusan mu!" ujar KanayaRey mengangguk,

    Last Updated : 2023-02-08
  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 11. Pengantin Baru

    "Nah, sekarang mempelai pria boleh mencium kening istrinya, Sekarang kan sudah sah! " ucap Penghulu seraya tersenyum.Rey melihat Kanaya yang tengah memalingkan wajahnya ke arah lain. tampak Kanaya sesekali menempelkan tisu di sudut matanya. Rey mendekatkan bibirnya ke telinga Kanaya. "Ayo selesaikan ini dengan cepat, agar kita tidak berlama-lama di tengah-tengah adegan seperti ini. sini menghadap aku!" bisik Rey. sontak Kanaya pun menoleh dan tatapan keduanya bertemu.Rey menghela nafas melihat mata Kanaya memerah, hidung juga memerah layaknya orang tengah menahan tangisnya. Rey menangkup wajah Kanaya dan mencium kening kanaya. Kanaya memejamkan matanya, tidak terasa air matanya benar-benar Luruh, membua Rey kali ini terenyuh. Entah Tangis Bahagia atau justru tangis kesedihan. namun Rey bisak menebak, jika itu adalah tangis kesedihan, tidak mungkin bukan! Kanaya menangis karna bahagia menikah dengan dirinya. Entah lah! Rey tak mengerti, pasalnya Rey menyadari, jika Kanaya pun terpak

    Last Updated : 2023-02-09

Latest chapter

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 120. Maha Baik Tuhan..

    Ceklek.. Pintu ruangan VVIP itu terbuka, terlihat Sarah dan Amy serta seorang bayi mungil dalam dekapannya. Kedua wanita itu menyorot ke atas ranjang, dimana Rey tengah bersandar menatap kedatangan mereka. Sesaat mereka terdiam, benar-benar tidak tahu jika ternyata Rey sudah membuka matanya. Sudut bibir Kanaya terangkat, membentuk lengkungan indah. Dia memang sengaja tidak memberi tahu keluarganya, membiarkan ini sebagai sebuah kejutan. Wanita itu bangkit menghampiri Mama dan Ibu mertuanya, lantas mengambil alih bayi yang Amy gendong. "Kenapa pada diem disini?" Ucapan kanaya menyadarkan dua wanita paruh baya itu dari lamunan mereka, bola mata keduanya berkaca-kaca, memandang penuh haru pada Rey yang juga sedang menatap kearah mereka dengan tetesan air mata."Rey, kamu sudah sadar nak?" Sarah berjalan cepat menghampiri putranya, saat dalam perjalanan dia sempat bertanya-tanya mengapa Rey sudah di pindahkan ke ruang VVIP. Ada harapan jika putranya sudah sadar, namun dia tidak terlal

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 119. Tangis Haru..

    Disela-sela kesibukan nya menjadi seorang ibu, Kanaya tidak pernah absen mengurus suaminya. Tiga hari sudah berlalu, kondisi Rey pun sudah membaik. Namun sayang pria itu masih belum membuka matanya.Dokter menyatakan jika Rey mengalami patah tulang kaki dan retak bahu sebelah kanan, serta dadanya yang memar akbitan terjatuh dari ketinggian. Jika mendengar penjelasan Rio, bahwa parasut yang berkembang setelah terjadi ledakan hanya milik Rey dan Deri. Namun sayang Deri mendarat di titik lokasi cukup jauh dari mereka. Sedangkan parasut dua prajurit lainnya tidak sempat berkembang ketika mereka jatuh, begitu pun milik Rio, namun dia masih selamat karena Rey membantunya, jadilah mereka terjatuh bersama dan menyebabkan patah tulang dan lain sebagainya. Rey dan Rio masih sempat sadar dan berusaha menolong teman lainnya, namun sayang hanya mereka yang selamat. Mereka tidak sadarkan diri karena dehidrasi dan tidak memiliki tenaga untuk mecari makanan selama tiga hari belum di temukan. Untung

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 118. Harapan Nyata...

    Sirine Ambulance begitu nyaring mengiri perjalanan mereka menuju Rumah Sakit. Seperti tidak ada habisnya, air mata Kanaya terus mengalir membasahi pipinya. Satu tangannya mengusap wajah Rey, sementara tangan lain menggenggam jari jemari Suaminya begitu erat. Sakit ketika melihat suaminya tak berdaya seperti ini, namun ada setitik rasa syukur karena Rey bisa bertahan. Tidak tergambar seperti apa perasaan Kanaya, di satu sisi dia bahagia bisa melihat Rey selamat, namun di sisi lain ia pun terluka karena keadaan Rey seperti ini."Bertahan Mas!" Kanaya terus mengecup punggung tangan suaminya, wajah tampan yang sangat ia rindukan itu sudah ada di hadapannya. Wajah tampan yang selalu tergambar di malam-malam sunyi yang ia rasakan, malam penuh dengan sejuta rindu yang haus akan bertemu."Anak kita sudah lahir, dia sangat tampan seperti kamu Mas. Dia terus menangis, pasti karena dia ingin bertemu ayahnya." Lagi Kanaya terus membisikan kata-kata di telinga Rey, berharap pria itu merespon apa

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 117. Flashback..

    "Rey.."Pandangan semua orang tertuju pada dua buah Brankar yang mendorong Rey dan Rio. Sesat semua orang yang ada disana termangu, diam dan tak mengatakan apapun. Otak mereka masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi."Tuan Adit.." sapa Lukman, pria yang bertugas menyambut kedatangan para anggota Militer itu nampak menghampiri Keluarga salah satu prajuritnya."Komandan Lukman, Rey masih selamat?" tanya Adit dengan raut kagetnya.Lukman mengernyitkan dahi. "Apa Rian belum memberi tahu. Rey memang selamat," jelasnya.Seketika tangis Kanaya kembali pecah, ia yang semula tak percaya buru-buru mengejar Brankar yang tengah di dorong menuju sebuah Ambulance. Disusul Amy yang turut mengejar putrinya. "Jadi Rey masih selamat? Rian bilang dia tidak selamat," sahut Adit.Flashback.."Bertahan Rey, inget Kanaya, anak kalian sudah lahir.." Terus saja Rian membisikan sesuatu ke telinga sahabatnya, berharap Rey bisa bertahan sebelum mereka tiba di Rumah Sakit yang ada di Wamena.Sudah dipastikan t

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 116. Penjemputan..

    Matahari bersinar begitu cerah di hari ini. Namun tak secerah wajah Kanaya dan seluruh keluarganya. Dua buah mobil melaju beriringan menuju Bandara Halim Perdana Kusuma, sebab siang ini seluruh korban tragedi meledaknya Helikopter yang tengah bertugas di Irian Jaya akan segera tiba.Semua perisapan pemakaman dan hal lainnya di siapkan oleh Anggota Militer. Karena mereka akan di kuburkan mengikuti prosedur kemiliteran.Pandangan Kanaya terlihat kosong, wanita itu hanya diam memandangi luar jendela. Tidak lagi ada air mata yang mengalir di Pipinya. Semua telah ia tumpahkan ketika dirinya baru tersadar beberapa jam lalu. Tidak ada yang tahu apa yang tengah wanita itu fikirkan, sebab dirinya hanya diam dan enggan membuka suara. Bayi yang baru Kanaya lahirkan pun tak diperdulikannya.Di dalam mobil itu ada Arga kakak iparnya, Amar sang Papa, serta Amy mamanya. Sementara mertuanya membawa mobil lain yang di kemudikan sopir mereka. Sedangakn Bayi Kanaya dan Rey sengaja di tinggalkan bersama

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 115. Penantian Yang Sia-sia

    "Kanaya..."Pandangan semua orang tertuju pada Sarah dan Kanaya, rupanya apa yang mereka bahas sedari tadi didengar pula oleh kedua wanita berbeda usia itu."Kalian bohong kan? mas Rey nggak kenapa-napa kan?" Lagi Kanaya mengulangi apa yang sudah ia tanyakan. Berharap jika semua itu hanya candaan seluruh keluarganya.Buru-buru Amy memghampiri putrinya, begitupun dengan Adit yang turut mendekati Sarah."Sayang, bangun nak!" Air mata Amy tak mampu ia tahan lagi, melihat putrinya yang histeris seperti ini membuatnya sedih."Pah, Rey nggak kenapa-napa kan Pah? Dia sudah di temukan dalam keadaan selamat kan?" tanya Sarah penuh harapan.Lidah Adit terasa kelu, mulut nya tak mampu menjawab apa yang istrinya tanyakan. Sungguh dia pun syok dan sedih mengetahui Rey telah ditemukan, namun dalam keadaan tak bernyawa.Perkataan ibu mertuanya sontak membuat Kanaya terdiam, mencerna maksud ucapan wanita paruh baya itu. Dia mulai memahami jika memang telah terjadi sesuatu pada Rey. Namun seluruh kelu

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 114. Ditemukan

    Penyusuran terus dilanjutkan setelah Jenazah Deri di efakuasi menggunakan Helikopter. Rasa sedih mereka belum menghilang, namun tugas harus tetap berjalan, terus melanjutkan pencarian di tengah duka yang di rasa. Namun kali ini tidak seperti sebelumnya, sebab semangat mereka terkikis oleh penemuan Jenazah salah satu rekan mereka."Kap, bagaimana kalau ternyata Kapten Rey sudah tidak ada juga?" Tiba-tiba saja Yanto mengatakan sesuatu yang membuat Rian kesal. "Bicara apa kamu To? Berdoa yang baik-baik, jangan asal bicara," sergahnya tak suka.Yanto menghela napas dalam, terus saja dia teringat akan rekannya Ari yang hingga kini belum juga di temukan.Penemuan tadi seakan menjadi pertanda bahwa tidak akan ada anggota lain yang masih hidup. Apa lagi dihari ke tiga ini.Suara anggota Militer terus saja bersahutan menggema didalam hutan itu. Namun nihil, tetap tidak ada respon, maupun tanda yang menunjukan dimana keberadaan Rey dan tiga rekan lainnya. Jujur, jika sebenarnya Rian pun mulai m

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 113. Kabar Duka

    "Hati-hati sayang." Amy membantu putrinya turun dari mobil, sementara Sarah menggendong cucunya. Setelah tiga hari di rawat, akhirnya Mariana memperbolehkan Kanaya pulang. Sedari kemarin kondisinya pun sudah membaik, namun pihak keluarga sengaja menunda kepulangan nya. Ketiga wanita itu berjalan beriringan memasuki kediamana Amar, sementara mereka memutuskan Kanaya untuk tinggal disana. Sebab disana Anita bisa menemani, agar Kanaya tidak terlalu memikirkan suaminya. Tiga hari berlalu, nyatanya hingga kini keberadaan Rey dan ke-4 anggota lain nya tak juga di temukan. Namun mereka tidak menyerah begitu saja, sampai saat ini penyusuran terus dilakukan, bahkan sengaja di perluas.Sempat beberapa kali keluarga memergoki Kanaya menangis seorang diri dikala malam, wanita itu menatap ponselnya seraya terus menghubungi Rey. Membuat keluarga tidak kuasa membendung kesedihan mereka. Pastilah Kanaya sangat hawatir dengan kondisi Rey yang hampir lima hari ini tidak ada kabar beritanya.Perlahan A

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   112. Secerca Harapan

    Deru Mesin Helikopter beradu dengan suara bising baling-balingnya. Satu persatu anggota Militer turun menggunakan tali guna menyusuri lokasi meledekanya Helikopter yang kemarin tengah melakukan Patroli.Persenjataan lengkap dengan keamanan memadai lah yang di izinkan untuk menyusuri lereng Pegunungan Nduga. Bagaimana pun mereka harus tetap waspada, karena mereka tidak tahu apa yang ada dibawah sana. Bisa saja Klompok kriminal kini ada dibawah mengintai mereka.Rian sebagai Kapten yang lebih dulu memutuskan turun, di susul beberapa anggota lainnya.Sisa puing-puing masih banyak tersangkut diatas pepohonan, parasut milik salah satu anggoa Militer pun nampak terbentang diantara rimbun nya dedaunan.Tentu keberadaan parasut itu menjadi secerca harapan untuk mereka semua. Pandangan Rian mengedar, menilik sekitar lereng, seraya menunggu anggotnya turun."Kap, ada parasut." Salah satu anggota Militer yang pada dadanya tertulis nama Yanto menunjuk parasut itu."Semoga mereka semua selamat, ka

DMCA.com Protection Status