Kamu Hanya Milikku Seorang

Kamu Hanya Milikku Seorang

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-17
Oleh:  Raz 12On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
19 Peringkat. 19 Ulasan-ulasan
43Bab
2.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Alexander adalah seorang pangeran yang berwajah dingin dan bersikap cuek, begitulah menurut pandangan orang orang. Alex berasal dari kalangan bangsawan atas. Dan aku Yuna yang merupakan seorang teman masa kecilnya, juga berasal dari kalangan bangsawan kelas atas. Aku memiliki sebuah rahasia mengenai Alex yang tidak diketahui orang lain. Di depan orang lain, Alex akan bersikap dingin, namun dihadapanku akan berbanding terbalik. Aku tidak akan membiarkan orang lain mengetahui mengenai hal ini dan akan membuat dirinya menjadi milikku seorang.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

Revisi (18-09-2021)

Di sekolah yang dipenuhi oleh para bangsawan dan warga terpilih, mereka semua sedang dalam waktu makan siang.

Lalu ketika Alex ke luar dari kelas, Lira menghampirinya. "Permisi Alex, ada yang ingin aku bicarakan," Lira terlihat gugup.

"Apa kamu tidak tahu ini sedang jam makan siang, bisakah kamu tidak menggangguku?" Alex risih.

Yuna yang baru saja ke luar dari kelas dan mendengar percakapan mereka, Yuna pun marah kepada Alex. Yuna menghampiri Alex. "Alex kenapa kamu berbicara dingin begitu? Dia kan hanya ingin mengajakmu berbicara," Yuna mencubit pipi Alex.

Alex menepis tangan Yuna. "Hei lepaskan, itu sakit. Hanya berbicara sajakan, baiklah akan aku layani dia," lalu Alex berdiri kembali di hadapan Sora.

"Jadi cepat katakan apa yang kamu ingin bicarakan, aku sudah lapar sekarang ini," jawab Alex yang terpaksa.

Perempuan itu awalnya ragu untuk berbicara, namun dia mulai membuka mulutnya dan berkata. "Maukah kamu datang pesta minum teh di rumahku?" Lira memberikan surat undangan kepada Alex.

"Ha?" ujar Alex.

"Tentu saja nanti akan ada teman sekelas yang lain, yang juga ikut bergabung, jadi Alex tidak perlu malu untuk dat--" Alex memotong pembicaraan.

"Omong kosong apa yang dari tadi kamu katakan? Aku malu? Hah jangan bercanda! Bukankah sebelumnya aku sudah pernah mengatakannya kepada kalian semua. Aku tidak akan pernah menerima undangan kalian. Aku tidak akan mau melakukan sesuatu yang merepotkan," Alex menggenggam tangan Lira dan mengembalikan surat undangan miliknya.

"Hei Alex kamu kenapa seperti itu.. uah tunggu kita mau ke mana?" Alex menarik tangan Yuna "Ayo Yuna, kita pergi dari sini," Alex membawa Alex menjauh dari sana. Karena Yuna merasa Alex telah keterlaluan, dia menyatukan tangannya dan menghadap ke belakang. Yuna mengisyaratkan minta maaf kepada Sora.

Raut sedih terlihat di wajah Lira. Melihat kejadian itu orang orang mulai membicarakannya.

"Alex itu memang pantas diberi julukan pangeran es. Tega sekali dia berkata seperti itu kepada seorang perempuan," ujar murid A.

"Benar Alex itu memang orang yang dingin. Padahal dia bisa menolaknya dengan baik, tapi dia malah menolaknya dengan kasar," ujar murid B.

Alex yang mendengar percakapan mereka, menatap tajam ke arah mereka. Murid murid yang membicarakannya langsung terdiam. "Geh! Dia melihat ke sini! Pura pura tidak tahu saja," mereka memalingkan wajah.

Namun karena sudah lapar, Alex menghiraukan mereka. "Hah untunglah dia tidak menghampiri kita," mereka lega.

"Kamu benar, tapi mau sedingin apa pun Alex, dia tetap mau menuruti kata Yuna," ujar murid B.

"Mau bagaimana lagi, Yuna itukan adalah teman masa kecilnya. Bahkan aku sedikit heran kenapa Yuna masih betah berada di sampingnya," ujar murid A.

Alex lalu pergi ke pondok kecil yang berada di taman belakang sekolah sambil menggandeng tangan Yuna. "Kita makan di sini saja bagaimana?" tanya Alex.

"Hah? I iya terserah kamu saja," Yuna gugup karena tangannya masih digenggam Alex. Lalu Alex melepaskan genggamannya dan membersihkan bangku dan meja untuk tempat mereka makan.

Mereka pun makan siang bersama di sana. Di selang makan siang, Yuna pun bertanya kepada Alex. "Kamu tahu Alex, seharusnya kamu menerima undangan Lira," ujar Yuna.

"Ha?! Kenapa aku harus melakukan itu? Kamu tahukan aku tidak suka hal yang merepotkan seperti itu," jawab Alex dengan tegas.

"Tapi bisa saja nanti namamu yang sudah buruk, malah bertambah buruk lagi," Yuna memperingati Alex.

"Biarkan saja, hanya namaku saja yang buruk. Setidaknya aku masih mempunyai teman yang selalu berada di sampingku," ujar Alex.

"Hoho... Boleh aku tahu siapa orangnya itu?" Yuna menggoda Alex.

Alex lalu menjadi malu dan gugup. "Ha.. hm.. tentu saja itu dirimu, siapa lagi yang aku maksud," Alex malu.

Ah.. imutnya reaksinya itu, aku akan simpan hal ini untuk diriku sendiri. Pikir Yuna.

"Wah kamu sudah pandai menggombal ya Alex... Kamu belajar dari siapa? Ayahmu? Atau temanmu?" tanya Yuna.

"Hei kamu meledekku, lagi pula tadi itu bukan gombalan. Tapi aku bisa saja membuat jantungmu berdetak dengan kencang sekarang ini~" Alex tersenyum.

He? Apa maksudnya ini? Apa dia berniat menggodaku? Coba saja jika memang bisa...

"Huh.. coba saja sini," Yuna yang menantang Alex, entah mengapa dia menjadi gugup sendiri.

Alex yang merasa dirinya tertantang, mulai menjulurkan tangannya. Lalu menyentuh dan mengelus pipi Yuna. Mata mereka saling bertemu ditambah Alex yang tersenyum, membuat Yuna yang disentuh semakin merasa gelisah. Nafas dan detak jantung Yuna menjadi tidak beraturan. Alex yang melihat Yuna masih bertahan, dia lalu membelai rambut Yuna.

Yuna yang tidak tahan wajahnya pun akhirnya menjadi memerah. Karena malunya dia menutup wajahnya menggunakan tangannya. "Hei sudahlah hentikan itu..." ujar Yuna yang lemas.

Lalu Alex mundur dan duduk kembali. "Haha maafkan aku, bagaimana? Wajahmu memerahkan?" Alex menggoda Yuna.

"Dari siapa kamu mempelajari hal ini? Apakah kamu mulai berubah menjadi cowok yang nakal?" tanya Yuna.

"Hoi, jangan bikin orang lain nanti salah paham ya. Aku hanya menguji cara ini yang aku dapatkan dari novel romansa. Pada awalnya aku tidak percaya, tapi ternyata berhasil, hingga membuat wajahmu merah merona," Alex dia terkadang mengisi waktu luang untuk membaca.

Yuna semakin menjadi malu karena Alex mengatakan hal itu. "Tapi tidak biasanya kamu membaca novel romansa, biasanya novel fantasi. Dan juga apa itu artinya kamu menjadikan aku sebagai objek eksperimen?"

"Yang pertama aku hanya ingin mencoba saja. Yang kedua kamu benar aku jadikan sebagai objek eksperimen," ujar Alex.

"Haha teman sialan. Ah sudahlah, besok kamu ingin ikut tidak ke ibu kota?" tanya Yuna.

"Hm kamu ingin melakukan apa di sana?" tanya Alex.

"Tidak ada hanya jalan jalan saja. Dan aku berniat mengajakmu berdua saja ke sana," ujar Yuna.

"Berdua? Jika berdua saja aku ingin ikut," jawab Alex.

"Hm hoho, kamu mau curi curi kesempatan di sana denganku ya?" Yuna curiga.

"Bukan putri Yuna Lavender... Aku ingin ke sana, karena aku dengar ada banyak hal baru di sana. Maka dari itu membuatku penasaran,"

"Hm begitu ya.. sayang sekali, padahal kamu senang berdua denganku saja.." gumam Yuna.

"Hah apa?"

"Tidak tidak ada apa apa kok," Yuna melihat sekelilingnya. Dia melihat tidak ada seorang pun yang melewati tempat yang mereka tempati.

Lalu dia berkata kepada Alex. "Hei Alex, apakah kamu tidak merasa di sini terlalu sepi? Tidak ada seorang pun yang lewat di sini," ujar Yuna.

"Yah itu maka karena itu, aku memilih tempat ini karena sepi dan tenang,"

Yuna pun berpikir untuk sedikit menggoda Alex dengan kata katanya. "Hm apakah benar tujuannya hanya itu saja? Kamu tahu biasanya ya, di tempat yang sepi seperti ini, apa lagi ada sepasang laki-laki dan perempuan. Biasanya mereka akan curi curi kesem.." Buk! Alex memukul kepala Yuna. "Aduh!"

"Jangan bicara yang aneh aneh ya, habiskan saja bekalmu itu," ujar Alex.

"Iya iya," Yuna cemberut.

Lalu ketika bekal makan siang mereka telah habis, mereka segera kembali ke kelas. Di perjalanan mereka menjadi pusat perhatian, walau tidak merasa nyaman, Yuna sudah terbiasa dengan situasinya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Jasmine
Penasaran ma rahasianya dah...lanjut kk..
2021-11-25 21:55:02
0
user avatar
Buenda Vania
Cerita nya bagus kak. Alex ini gemesin
2021-11-25 21:37:57
0
user avatar
Selene21
Seru nih kayaknya, cerita bangsawan. Masukkan pustaka dulu.
2021-11-25 12:13:18
0
user avatar
Megumi
ide yang menarik sekali, aku suka bangsawan... lanjuttt kak...
2021-11-25 07:49:15
0
user avatar
Nina Milanova
covernya lucu...
2021-11-22 20:20:01
0
user avatar
Eneng Susanti
blurb nya mengandung misteri dan teka teki nih ...
2021-11-21 23:41:51
0
default avatar
aqilabilqisqonita
semangat kak, lanjutkan suka dengan cerita sekolahan berasa kembali ke masa itu...
2021-11-21 18:59:37
0
user avatar
The_BlueMoon
Semangat lanjut ceritanya kak~
2021-11-21 08:47:43
0
user avatar
Iekyu
wah, rahasia apa tuh?
2021-11-20 13:49:16
0
user avatar
Rose Dreamers
Rahasia apa yang Luna ketahui tentang Alex? Lanjut kak
2021-11-20 10:42:01
0
user avatar
aledphia
judulnya posesif ...
2021-11-20 10:36:14
0
user avatar
Feroza
Rahasia? Apa yang kau sembunyikan Yuna? Jadi penasaran
2021-11-20 10:25:12
0
user avatar
bidangshin
sukaaa ceritanya covernya bagus semangat terus
2021-11-18 15:41:44
0
user avatar
Rezquila
dari covernya sudah menarik....
2021-11-18 15:16:48
0
user avatar
Rai Seika
Covernya lucu, menarik juga ceritanya. Jadi rahasia adalah kartu As. Menarik nih
2021-11-18 14:58:13
0
  • 1
  • 2
43 Bab
Prolog
Revisi (18-09-2021) Di sekolah yang dipenuhi oleh para bangsawan dan warga terpilih, mereka semua sedang dalam waktu makan siang. Lalu ketika Alex ke luar dari kelas, Lira menghampirinya. "Permisi Alex, ada yang ingin aku bicarakan," Lira terlihat gugup. "Apa kamu tidak tahu ini sedang jam makan siang, bisakah kamu tidak menggangguku?" Alex risih. Yuna yang baru saja ke luar dari kelas dan mendengar percakapan mereka, Yuna pun marah kepada Alex. Yuna menghampiri Alex. "Alex kenapa kamu berbicara dingin begitu? Dia kan hanya ingin mengajakmu berbicara," Yuna mencubit pipi Alex. Alex menepis tangan Yuna. "Hei lepaskan, itu sakit. Hanya berbicara sajakan, baiklah akan aku layani di
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-06
Baca selengkapnya
Pangeran es
Revisi (21-09-2021) Mereka pun sampai di kelas. Teman Yuna, Erika langsung menghampirinya. "Yuna!" Erika memeluk Yuna. "Kamu dari mana saja aku kesepian," ujar Erika. "Erika kamu ini terlalu berlebihan deh," ujar Yuna. "Iya, kamu tidak ada selama istirahat makan siang ini. Aku kan jadi.." Erika melirik ke samping, dan melihat wajah dingin Alex yang menatap dingin ke arahnya. Membuat Erika menjadi gugup. "Hm maksudku... Haha lupakan, oh iya Yuna, besok kamu ingin ke ibu kota tidak?" tanya Erika. Alex kembali duduk di bangkunya. "Iya aku ingin ke sana besok. Memangnya kenapa?" tanya Yuna. "Pasti pergi berdua sama Alex ya?" bisik Erika. "Tahu dari mana kamu?... Jangan kamu menguping ya?" bisik Yuna. "Mana mungkin aku menguping. Besok itu aku rencananya ingin pergi ke ibu kota untuk membeli kue pai baru di toko kue yang baru," ujar Erika. "Terus masalahnya? Apa?" Yuna heran. "Seandainya nih ya, aku bertemu d
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-06
Baca selengkapnya
Masa lalu
Revisi (23-09-2021) Yuna heran, kenapa Alex malah ikut pulang bersamanya. "Hei Alex," Yuna menegur. "Apa?" jawab Alex. "Kenapa kamu malah ikut pulang bersamaku ke rumahku? Kenapa tidak pulang ke rumahmu saja?" tanya Yuna. "Rencananya sih tadi pagi begitu. Tapi ayah dan ibu bilang mereka ada urusan dan pergi entah ke mana. Karena aku sedikit bosan, jadi aku berencana mampir ke rumahmu," ujar Alex. "Hm... Jadi begitu," Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah Yuna. Yuna dan Alex yang sudah masuk ke dalam rumah, pergi menuju ruangan kerja raja dan ratu Lavender untuk menyapa orangtua Yuna. Melihat pintu ruangan kerja sudah dekat, Yuna berlari dan mendobrak pintu ruangan tersebut. "Ayah, ibu, aku sudah pulang!" ujarnya. Alex yang melihat Yuna, langsung terlihat lesu. "Yuna kenapa kamu harus mendobrak pintunya~" "Selamat datang, anakku dan Alex," ujar ibu Yuna. Alex dan Yuna baru sadar jika orangtua Alex ju
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-06
Baca selengkapnya
Perkerjaan rumah
Revisi (26-09-2021) Lalu di pagi harinya, mereka dibangunkan oleh pelayan. "Pangeran, putri, ayo cepat bangun. Ada surat untuk pangeran dan putri," pelayan menepuk nepuk tubuh mereka. Alex pun terbangun "Hoam~ sudah pagi ya?" Alex terbangun dan melihat ke arah Yuna. Namun Yuna yang dibangunkan masih tertidur lelap. "Putri! Ayo bangun putri Yuna!" pelayan masih berusaha membangunkan Yuna. "Hei.. Ada yang seorang putri jam segini masih tertidur lelap? Hei Yuna, bangun Yuna!" Alex ikut membantu membangunkan Yuna. Namun Yuna masih tidak mau bangun. Karena Alex kesulitan dia kebingungan harus berbuat apa. Lalu dia melihat ada segelas air yang terletak di meja. Alex pun mengambil gelas itu dan melemparkan airnya ke wajah Yuna. Byuur! air membasahi wajah Yuna. "Buah! Tolong aku tenggelam! Tolong!" Yuna mengigau. "Yaampun, hey Yuna, bangun! Sudah pagi ini!" Alex mengguncang tubuh Yuna. "Huh? 5 menit lagi... Aku masih me
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-06
Baca selengkapnya
Pertempuran
Revisi (30-09-2021) Yuna dan Alex melihat pantulan cermin bersama. Terlihat wajah Yuna hang menjadi merah merona. "Jadi apakah kamu percaya, aku bisa sulap?" Alex tersenyum.   Yuna menjadi malu dan menutupi wajahnya. "A-aku tidak tahu..." Yuna gugup.   "Haha kamu ini mudah sekali dikerjai. Inilah akibatnya jika kamu menantangku," ujar Alex.   Benar juga. Aku lupa, jika Alex sangat suka dengan tantangan. Setiap kali aku menantangnya, pastinya dia tidak akan ingin mengalah sebelum dia menang. Walau pun itu diriku, dia masih tetap tidak mau mengalah. Dia adalah orang yang akan berusaha bagaimana pun caranya agar mendapatkan kemenangan. Apakah dia adalah orang yang terobsesi kepada kemenangan? Pikir Yuna.   "Baiklah sekarang mari kita pergi. Nanti kita pulang terlalu larut malam," ujar Alex.   "Ayo... Tapi ini kita jalan kaki, atau ingin naik kereta kuda?" tanya Yuna.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-06
Baca selengkapnya
Festival
Revisi (1-10-2021) Setelah memasangkannya, Yuna melihat penampilan Alex. "Hm, bagus!" Yuna mengangguk.   "Benarkah? Seperti apa memangnya penampilanku?" tanya Alex.   "Seperti pencuri," Yuna nyengir.   "Terserahlah," Alex pasrah.   "Tapi tidak itu saja. Topeng mata itu sesuai denganmu. Mulai dari bentuk dan warna sangat mendukung bentuK auramu," ujar Yuna.   "Oh ya? Auraku memangnya seperti apa?"   "Dingin, suram, dan menyedihkan" ujar Yuna cepat dan ringan, dan membentuk senyuman yang santai tanpa beban.   "Sialan," Alex kesal.   "Terima kasih bi untuk topengnya. Kalau begitu kami pergi dulu ya bi," Yuna menarik tangan Alex dan mereka pun pergi. Pelayan berdiri di pintu ke luar untuk melihat mereka pergi. Pelayan yang melihat kemesraan mereka menjadi iri.   "Hah, indahnya kisah mereka ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-06
Baca selengkapnya
Festival (2)
Revisi (14-10-2021) Yuna dan Alex berjalan maju mundur dan berputar, tanpa satu pun daru mereka menginjak kaki pasangannya.   "Hoho, boleh juga kemampuanmu, Alex. Aku kira karena sudah lama tidak berdansa kemampuanmu akan memburuk, ternyata tidak," Yuna dengan tatapan yang meremehkan, mencoba memprovokasi Alex.    "Aku akan menghiraukan ucapanmu tadi. Lebih baik sekarang kamu perhatikan langkah kakimu. Aku tidak ingin, nantinya kamu salah pijakan atau malah terpeleset. Dan itu akan membuatmu mempermalukan dirimu sendiri," Alex tidak terpancing.   "Cih." Yuna kesal.   Lalu seiring mereka berdansa, ritme dan tempo dari musik semakin lama semakin cepat. Alex dan Yuna pun menyesuaikan kecepatan gerakan mereka dengan musik.   Rambut mereka terurai akibat hembusan angin malam dan gaun Yuna mengembang karena putaran dansa mereka. Keringat mulai keluar dari kepala mereka, tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-06
Baca selengkapnya
Lukisan
Revisi (15-10-2021) Sora memberikan garis tebal pada sketsa, lalu dia memberikan campuran warna gradasi pada lukisan. Untuk warna langit dia memberikan warna campuran antara biru dan hitam, serta putih dan kuning sebagai bintang di langit.   Dia melakukannya dengan perlahan, agar hasil lukisannya sesuai dengan yang dia inginkan. Dia bergadang semalaman untuk mengerjakan lukisannya, dan dia baru tertidur dengan lelap pada jam 3 malam.   Lalu keesokan harinya di sekolah.   Aku menarik Sora dari lorong sekolah di tempat orang berkumpul melihat lukisan, menuju ruangan klub melukis. Pandangan orang orang tertuju padaku yang terlihat marah sambil menarik-narik Sora.   Dengan rasa kesal dan marah di hatiku, aku mendorongnya dan memojokkannya ke dinding ruangan melukis. Lalu aku menarik kerah bajunya dan berkata. "Sialan! Apa yang kamu lakukan hah!?" aku yang geram kepadanya, melotot tajam padanya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-06
Baca selengkapnya
Lukisan (2)
Revisi (19-10-2021) Setelah Yuna berlari dengan cepat dan tergesa-gesa, akhirnya dia sampai tepat di depan pintu klub ruangan melukis. Orang orang sudah ramai berkumpul di depan pintu, namun tidak ada yang berhasil berani menghentikan mereka. Yuna langsung membuka pintu dan masuk ke dalam sambil berteriak. "Alex hentikan!" Yuna menarik Alex menjauh dari Sora dan mengekangnya.   "Yuna?! Apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan aku! Dia harus diberi pelajaran sekarang juga!" Alex meronta-ronta.   Kesal dengan Alex yang tidak mau tenang, dia berdiri di hadapan Alex, lalu menendang kakinya. Duk! Tendangan Yuna tepat mengenai tulang kering Alex, yang membuat Alex langsung ngilu kesakitan.    "Yuna sialan! Apa yang kamu lakukan!?--"    "Kamu bisakah diam sekarang?" Yuna menatap tajam ke arah Alex.   Alex langsung diam dan berusaha menenangkan diri. Yuna menghela nafas la
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-08
Baca selengkapnya
Mawar putih
Yuna pun sampai di kelas dengan perasaan bersalah. Lalu Erika menghampiri Yuna. "Yuna, selamat datang!" Erika memperhatikan wajah Yuna. Terlihat wajah Yuna sangat murung. "Yuna kamu kenapa murung? Apakah ada masalah?" tanya Erika. "Tidak, aku baik-baik saja," jawabku dengan ragu. Yuna pun duduk kembali di kursinya. Alex melihat Yuna yang murung, namun Alex menghiraukannya. Haaah... Perasaanku jadi kacau, mendengar ucapan mereka tadi. Kenapa di umurku yang 18 tahun, aku baru menyadari betapa egoisnya diriku. Seharusnya aku sudah membantu Alex untuk berteman dengan yang lain sejak dulu. Bohong jika aku mengatakan jika aku tidak menyukai Alex. Bagaimana mungkin dua orang yang selalu bersama tidak akan tumbuh sebuah perasaan di antara mereka. Memang aku tidak ingin Alex menjadi milik orang lain, tapi... Aku akan lebih merasa bersalah jika menjadi teman yang mengekangnya. Aku harus be
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-24
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status