Share

Kamu Hanya Milikku Seorang
Kamu Hanya Milikku Seorang
Author: Raz 12

Prolog

Author: Raz 12
last update Last Updated: 2021-09-06 15:49:55

Revisi (18-09-2021)

Di sekolah yang dipenuhi oleh para bangsawan dan warga terpilih, mereka semua sedang dalam waktu makan siang.

Lalu ketika Alex ke luar dari kelas, Lira menghampirinya. "Permisi Alex, ada yang ingin aku bicarakan," Lira terlihat gugup.

"Apa kamu tidak tahu ini sedang jam makan siang, bisakah kamu tidak menggangguku?" Alex risih.

Yuna yang baru saja ke luar dari kelas dan mendengar percakapan mereka, Yuna pun marah kepada Alex. Yuna menghampiri Alex. "Alex kenapa kamu berbicara dingin begitu? Dia kan hanya ingin mengajakmu berbicara," Yuna mencubit pipi Alex.

Alex menepis tangan Yuna. "Hei lepaskan, itu sakit. Hanya berbicara sajakan, baiklah akan aku layani dia," lalu Alex berdiri kembali di hadapan Sora.

"Jadi cepat katakan apa yang kamu ingin bicarakan, aku sudah lapar sekarang ini," jawab Alex yang terpaksa.

Perempuan itu awalnya ragu untuk berbicara, namun dia mulai membuka mulutnya dan berkata. "Maukah kamu datang pesta minum teh di rumahku?" Lira memberikan surat undangan kepada Alex.

"Ha?" ujar Alex.

"Tentu saja nanti akan ada teman sekelas yang lain, yang juga ikut bergabung, jadi Alex tidak perlu malu untuk dat--" Alex memotong pembicaraan.

"Omong kosong apa yang dari tadi kamu katakan? Aku malu? Hah jangan bercanda! Bukankah sebelumnya aku sudah pernah mengatakannya kepada kalian semua. Aku tidak akan pernah menerima undangan kalian. Aku tidak akan mau melakukan sesuatu yang merepotkan," Alex menggenggam tangan Lira dan mengembalikan surat undangan miliknya.

"Hei Alex kamu kenapa seperti itu.. uah tunggu kita mau ke mana?" Alex menarik tangan Yuna "Ayo Yuna, kita pergi dari sini," Alex membawa Alex menjauh dari sana. Karena Yuna merasa Alex telah keterlaluan, dia menyatukan tangannya dan menghadap ke belakang. Yuna mengisyaratkan minta maaf kepada Sora.

Raut sedih terlihat di wajah Lira. Melihat kejadian itu orang orang mulai membicarakannya.

"Alex itu memang pantas diberi julukan pangeran es. Tega sekali dia berkata seperti itu kepada seorang perempuan," ujar murid A.

"Benar Alex itu memang orang yang dingin. Padahal dia bisa menolaknya dengan baik, tapi dia malah menolaknya dengan kasar," ujar murid B.

Alex yang mendengar percakapan mereka, menatap tajam ke arah mereka. Murid murid yang membicarakannya langsung terdiam. "Geh! Dia melihat ke sini! Pura pura tidak tahu saja," mereka memalingkan wajah.

Namun karena sudah lapar, Alex menghiraukan mereka. "Hah untunglah dia tidak menghampiri kita," mereka lega.

"Kamu benar, tapi mau sedingin apa pun Alex, dia tetap mau menuruti kata Yuna," ujar murid B.

"Mau bagaimana lagi, Yuna itukan adalah teman masa kecilnya. Bahkan aku sedikit heran kenapa Yuna masih betah berada di sampingnya," ujar murid A.

Alex lalu pergi ke pondok kecil yang berada di taman belakang sekolah sambil menggandeng tangan Yuna. "Kita makan di sini saja bagaimana?" tanya Alex.

"Hah? I iya terserah kamu saja," Yuna gugup karena tangannya masih digenggam Alex. Lalu Alex melepaskan genggamannya dan membersihkan bangku dan meja untuk tempat mereka makan.

Mereka pun makan siang bersama di sana. Di selang makan siang, Yuna pun bertanya kepada Alex. "Kamu tahu Alex, seharusnya kamu menerima undangan Lira," ujar Yuna.

"Ha?! Kenapa aku harus melakukan itu? Kamu tahukan aku tidak suka hal yang merepotkan seperti itu," jawab Alex dengan tegas.

"Tapi bisa saja nanti namamu yang sudah buruk, malah bertambah buruk lagi," Yuna memperingati Alex.

"Biarkan saja, hanya namaku saja yang buruk. Setidaknya aku masih mempunyai teman yang selalu berada di sampingku," ujar Alex.

"Hoho... Boleh aku tahu siapa orangnya itu?" Yuna menggoda Alex.

Alex lalu menjadi malu dan gugup. "Ha.. hm.. tentu saja itu dirimu, siapa lagi yang aku maksud," Alex malu.

Ah.. imutnya reaksinya itu, aku akan simpan hal ini untuk diriku sendiri. Pikir Yuna.

"Wah kamu sudah pandai menggombal ya Alex... Kamu belajar dari siapa? Ayahmu? Atau temanmu?" tanya Yuna.

"Hei kamu meledekku, lagi pula tadi itu bukan gombalan. Tapi aku bisa saja membuat jantungmu berdetak dengan kencang sekarang ini~" Alex tersenyum.

He? Apa maksudnya ini? Apa dia berniat menggodaku? Coba saja jika memang bisa...

"Huh.. coba saja sini," Yuna yang menantang Alex, entah mengapa dia menjadi gugup sendiri.

Alex yang merasa dirinya tertantang, mulai menjulurkan tangannya. Lalu menyentuh dan mengelus pipi Yuna. Mata mereka saling bertemu ditambah Alex yang tersenyum, membuat Yuna yang disentuh semakin merasa gelisah. Nafas dan detak jantung Yuna menjadi tidak beraturan. Alex yang melihat Yuna masih bertahan, dia lalu membelai rambut Yuna.

Yuna yang tidak tahan wajahnya pun akhirnya menjadi memerah. Karena malunya dia menutup wajahnya menggunakan tangannya. "Hei sudahlah hentikan itu..." ujar Yuna yang lemas.

Lalu Alex mundur dan duduk kembali. "Haha maafkan aku, bagaimana? Wajahmu memerahkan?" Alex menggoda Yuna.

"Dari siapa kamu mempelajari hal ini? Apakah kamu mulai berubah menjadi cowok yang nakal?" tanya Yuna.

"Hoi, jangan bikin orang lain nanti salah paham ya. Aku hanya menguji cara ini yang aku dapatkan dari novel romansa. Pada awalnya aku tidak percaya, tapi ternyata berhasil, hingga membuat wajahmu merah merona," Alex dia terkadang mengisi waktu luang untuk membaca.

Yuna semakin menjadi malu karena Alex mengatakan hal itu. "Tapi tidak biasanya kamu membaca novel romansa, biasanya novel fantasi. Dan juga apa itu artinya kamu menjadikan aku sebagai objek eksperimen?"

"Yang pertama aku hanya ingin mencoba saja. Yang kedua kamu benar aku jadikan sebagai objek eksperimen," ujar Alex.

"Haha teman sialan. Ah sudahlah, besok kamu ingin ikut tidak ke ibu kota?" tanya Yuna.

"Hm kamu ingin melakukan apa di sana?" tanya Alex.

"Tidak ada hanya jalan jalan saja. Dan aku berniat mengajakmu berdua saja ke sana," ujar Yuna.

"Berdua? Jika berdua saja aku ingin ikut," jawab Alex.

"Hm hoho, kamu mau curi curi kesempatan di sana denganku ya?" Yuna curiga.

"Bukan putri Yuna Lavender... Aku ingin ke sana, karena aku dengar ada banyak hal baru di sana. Maka dari itu membuatku penasaran,"

"Hm begitu ya.. sayang sekali, padahal kamu senang berdua denganku saja.." gumam Yuna.

"Hah apa?"

"Tidak tidak ada apa apa kok," Yuna melihat sekelilingnya. Dia melihat tidak ada seorang pun yang melewati tempat yang mereka tempati.

Lalu dia berkata kepada Alex. "Hei Alex, apakah kamu tidak merasa di sini terlalu sepi? Tidak ada seorang pun yang lewat di sini," ujar Yuna.

"Yah itu maka karena itu, aku memilih tempat ini karena sepi dan tenang,"

Yuna pun berpikir untuk sedikit menggoda Alex dengan kata katanya. "Hm apakah benar tujuannya hanya itu saja? Kamu tahu biasanya ya, di tempat yang sepi seperti ini, apa lagi ada sepasang laki-laki dan perempuan. Biasanya mereka akan curi curi kesem.." Buk! Alex memukul kepala Yuna. "Aduh!"

"Jangan bicara yang aneh aneh ya, habiskan saja bekalmu itu," ujar Alex.

"Iya iya," Yuna cemberut.

Lalu ketika bekal makan siang mereka telah habis, mereka segera kembali ke kelas. Di perjalanan mereka menjadi pusat perhatian, walau tidak merasa nyaman, Yuna sudah terbiasa dengan situasinya.

Related chapters

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Pangeran es

    Revisi (21-09-2021) Mereka pun sampai di kelas. Teman Yuna, Erika langsung menghampirinya. "Yuna!" Erika memeluk Yuna. "Kamu dari mana saja aku kesepian," ujar Erika. "Erika kamu ini terlalu berlebihan deh," ujar Yuna. "Iya, kamu tidak ada selama istirahat makan siang ini. Aku kan jadi.." Erika melirik ke samping, dan melihat wajah dingin Alex yang menatap dingin ke arahnya. Membuat Erika menjadi gugup. "Hm maksudku... Haha lupakan, oh iya Yuna, besok kamu ingin ke ibu kota tidak?" tanya Erika. Alex kembali duduk di bangkunya. "Iya aku ingin ke sana besok. Memangnya kenapa?" tanya Yuna. "Pasti pergi berdua sama Alex ya?" bisik Erika. "Tahu dari mana kamu?... Jangan kamu menguping ya?" bisik Yuna. "Mana mungkin aku menguping. Besok itu aku rencananya ingin pergi ke ibu kota untuk membeli kue pai baru di toko kue yang baru," ujar Erika. "Terus masalahnya? Apa?" Yuna heran. "Seandainya nih ya, aku bertemu d

    Last Updated : 2021-09-06
  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Masa lalu

    Revisi (23-09-2021) Yuna heran, kenapa Alex malah ikut pulang bersamanya. "Hei Alex," Yuna menegur. "Apa?" jawab Alex. "Kenapa kamu malah ikut pulang bersamaku ke rumahku? Kenapa tidak pulang ke rumahmu saja?" tanya Yuna. "Rencananya sih tadi pagi begitu. Tapi ayah dan ibu bilang mereka ada urusan dan pergi entah ke mana. Karena aku sedikit bosan, jadi aku berencana mampir ke rumahmu," ujar Alex. "Hm... Jadi begitu," Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah Yuna. Yuna dan Alex yang sudah masuk ke dalam rumah, pergi menuju ruangan kerja raja dan ratu Lavender untuk menyapa orangtua Yuna. Melihat pintu ruangan kerja sudah dekat, Yuna berlari dan mendobrak pintu ruangan tersebut. "Ayah, ibu, aku sudah pulang!" ujarnya. Alex yang melihat Yuna, langsung terlihat lesu. "Yuna kenapa kamu harus mendobrak pintunya~" "Selamat datang, anakku dan Alex," ujar ibu Yuna. Alex dan Yuna baru sadar jika orangtua Alex ju

    Last Updated : 2021-09-06
  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Perkerjaan rumah

    Revisi (26-09-2021) Lalu di pagi harinya, mereka dibangunkan oleh pelayan. "Pangeran, putri, ayo cepat bangun. Ada surat untuk pangeran dan putri," pelayan menepuk nepuk tubuh mereka. Alex pun terbangun "Hoam~ sudah pagi ya?" Alex terbangun dan melihat ke arah Yuna. Namun Yuna yang dibangunkan masih tertidur lelap. "Putri! Ayo bangun putri Yuna!" pelayan masih berusaha membangunkan Yuna. "Hei.. Ada yang seorang putri jam segini masih tertidur lelap? Hei Yuna, bangun Yuna!" Alex ikut membantu membangunkan Yuna. Namun Yuna masih tidak mau bangun. Karena Alex kesulitan dia kebingungan harus berbuat apa. Lalu dia melihat ada segelas air yang terletak di meja. Alex pun mengambil gelas itu dan melemparkan airnya ke wajah Yuna. Byuur! air membasahi wajah Yuna. "Buah! Tolong aku tenggelam! Tolong!" Yuna mengigau. "Yaampun, hey Yuna, bangun! Sudah pagi ini!" Alex mengguncang tubuh Yuna. "Huh? 5 menit lagi... Aku masih me

    Last Updated : 2021-09-06
  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Pertempuran

    Revisi (30-09-2021) Yuna dan Alex melihat pantulan cermin bersama. Terlihat wajah Yuna hang menjadi merah merona. "Jadi apakah kamu percaya, aku bisa sulap?" Alex tersenyum. Yuna menjadi malu dan menutupi wajahnya. "A-aku tidak tahu..." Yuna gugup. "Haha kamu ini mudah sekali dikerjai. Inilah akibatnya jika kamu menantangku," ujar Alex. Benar juga. Aku lupa, jika Alex sangat suka dengan tantangan. Setiap kali aku menantangnya, pastinya dia tidak akan ingin mengalah sebelum dia menang. Walau pun itu diriku, dia masih tetap tidak mau mengalah. Dia adalah orang yang akan berusaha bagaimana pun caranya agar mendapatkan kemenangan. Apakah dia adalah orang yang terobsesi kepada kemenangan? Pikir Yuna. "Baiklah sekarang mari kita pergi. Nanti kita pulang terlalu larut malam," ujar Alex. "Ayo... Tapi ini kita jalan kaki, atau ingin naik kereta kuda?" tanya Yuna.

    Last Updated : 2021-09-06
  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Festival

    Revisi (1-10-2021) Setelah memasangkannya, Yuna melihat penampilan Alex. "Hm, bagus!" Yuna mengangguk. "Benarkah? Seperti apa memangnya penampilanku?" tanya Alex. "Seperti pencuri," Yuna nyengir. "Terserahlah," Alex pasrah. "Tapi tidak itu saja. Topeng mata itu sesuai denganmu. Mulai dari bentuk dan warna sangat mendukung bentuK auramu," ujar Yuna. "Oh ya? Auraku memangnya seperti apa?" "Dingin, suram, dan menyedihkan" ujar Yuna cepat dan ringan, dan membentuk senyuman yang santai tanpa beban. "Sialan," Alex kesal. "Terima kasih bi untuk topengnya. Kalau begitu kami pergi dulu ya bi," Yuna menarik tangan Alex dan mereka pun pergi. Pelayan berdiri di pintu ke luar untuk melihat mereka pergi. Pelayan yang melihat kemesraan mereka menjadi iri. "Hah, indahnya kisah mereka ber

    Last Updated : 2021-09-06
  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Festival (2)

    Revisi (14-10-2021) Yuna dan Alex berjalan maju mundur dan berputar, tanpa satu pun daru mereka menginjak kaki pasangannya. "Hoho, boleh juga kemampuanmu, Alex. Aku kira karena sudah lama tidak berdansa kemampuanmu akan memburuk, ternyata tidak," Yuna dengan tatapan yang meremehkan, mencoba memprovokasi Alex. "Aku akan menghiraukan ucapanmu tadi. Lebih baik sekarang kamu perhatikan langkah kakimu. Aku tidak ingin, nantinya kamu salah pijakan atau malah terpeleset. Dan itu akan membuatmu mempermalukan dirimu sendiri," Alex tidak terpancing. "Cih." Yuna kesal. Lalu seiring mereka berdansa, ritme dan tempo dari musik semakin lama semakin cepat. Alex dan Yuna pun menyesuaikan kecepatan gerakan mereka dengan musik. Rambut mereka terurai akibat hembusan angin malam dan gaun Yuna mengembang karena putaran dansa mereka. Keringat mulai keluar dari kepala mereka, tu

    Last Updated : 2021-09-06
  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Lukisan

    Revisi (15-10-2021) Sora memberikan garis tebal pada sketsa, lalu dia memberikan campuran warna gradasi pada lukisan. Untuk warna langit dia memberikan warna campuran antara biru dan hitam, serta putih dan kuning sebagai bintang di langit. Dia melakukannya dengan perlahan, agar hasil lukisannya sesuai dengan yang dia inginkan. Dia bergadang semalaman untuk mengerjakan lukisannya, dan dia baru tertidur dengan lelap pada jam 3 malam. Lalu keesokan harinya di sekolah. Aku menarik Sora dari lorong sekolah di tempat orang berkumpul melihat lukisan, menuju ruangan klub melukis. Pandangan orang orang tertuju padaku yang terlihat marah sambil menarik-narik Sora. Dengan rasa kesal dan marah di hatiku, aku mendorongnya dan memojokkannya ke dinding ruangan melukis. Lalu aku menarik kerah bajunya dan berkata. "Sialan! Apa yang kamu lakukan hah!?" aku yang geram kepadanya, melotot tajam padanya.

    Last Updated : 2021-09-06
  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Lukisan (2)

    Revisi (19-10-2021) Setelah Yuna berlari dengan cepat dan tergesa-gesa, akhirnya dia sampai tepat di depan pintu klub ruangan melukis. Orang orang sudah ramai berkumpul di depan pintu, namun tidak ada yang berhasil berani menghentikan mereka. Yuna langsung membuka pintu dan masuk ke dalam sambil berteriak. "Alex hentikan!" Yuna menarik Alex menjauh dari Sora dan mengekangnya. "Yuna?! Apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan aku! Dia harus diberi pelajaran sekarang juga!" Alex meronta-ronta. Kesal dengan Alex yang tidak mau tenang, dia berdiri di hadapan Alex, lalu menendang kakinya. Duk! Tendangan Yuna tepat mengenai tulang kering Alex, yang membuat Alex langsung ngilu kesakitan. "Yuna sialan! Apa yang kamu lakukan!?--" "Kamu bisakah diam sekarang?" Yuna menatap tajam ke arah Alex. Alex langsung diam dan berusaha menenangkan diri. Yuna menghela nafas la

    Last Updated : 2021-09-08

Latest chapter

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Bab 43

    Karena mereka berdua sama-sama tidak mau mengalah. Akhirnya mereka berdua pun walau merasa ketakutan memberanikan diri untuk masuk ke dalam.Saat membeli tiket dan berdiri depan pintu saja mereka sudah merinding. Sambil menunggu antrian masuk. Mereka mendengar suara jeritan dan teriakan dari dalam ruangan. Serta suara-suara yang menyeramkan.Hal itu membuat Leon dan Erika semakin gemetar dan berkeringat dingin. Leon yang menyadari kalau Erika berkeringat langsung menyindirnya."Ih kamu kok keringetan begitu? Itu keringat dingin ya? Pasti kamu ketakutan kan?" tanya Leon."Enak aja kamu ya. Ini mah karena aku habis main tadi. Kamu sendiri tuh liat. Keringat banyak banget lagi. Mana bau lagi," jawab Erika."Eh enak aja mulutmu ya. Gini-gini aku masih harum ya." ujar Leon."Heleh." ujar Erika."Hiaah! Aku tidak sanggup lagi! Aku takut!" di tengah percakapan mereka berdua, tiba-tiba saja ada seseorang yang lari terbirit-birit ke luar dari pintu masuk sambil menangis karena ketakutan.Leon

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Bab 42

    Kemudian setelah beberapa saat. Mereka berdua sudah hampir mencapai ke sembilan puluh sembilan kalinya percobaan.Sementara itu Leon sudah muak dan jenuh terus-terusan kalah dan hanya menang beberapa kali saja."Waw ini sudah yang ke yang sembilan puluh sembilan kalinya loh, Leon. Apakah kau tidak bosan? Aku saja sampai mengantuk menunggu ini selesai. Kenapa tidak menyerah saja sih? Toh kamu hanya beberapa kali menang saja kan?" tanya penjaga kios."Sudah diamlah. Apakah kau mau kupukul?" tanya Leon."Oh enggak-enggak bang. Santai ya." jawab penjaga kios.Sembari Leon memasukkan pelurunya ke dalam pistol. Tiba-tiba saja dia melihat ada sebuah boneka kecil berbentuk kucing dan dia teringat dengan Erika yang sangat suka dengan kucing.Dari pada aku gak dapat hadiah. Aku coba incar boneka kucing itu deh. Pokoknya aku harus bisa dapat. pikir Leon."Hei bung. Jika kali ini aku bisa berhasil menembak. Maka aku mau hadiah boneka kucing yang ada di sana jadi milikku ya," ujar Leon sambil menu

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Bab 41

    "Karena kemarin aku sudah membantumu untuk drama ini. Sekarang bisakah kau dengarkan aku sebentar saja?" tanya Sora."Iya-iya. Cepatlah, aku akan mendengarkannya." jawab Alex."Ih itu anak masih saja kasar ya. Lihat aja nanti kupukul dia." ujar Yuna bisik."Aku suka padamu," ujar Sora."Hah!" Yuna ternganga dan berteriak di dalam hatinya.Jadi Sora suka sama Alex ya ... Apa yang harus kulakukan? Apa aku mundur saja ya untuk mendapatkan hati Alex?"Kamu sudah tahu apa jawabanku kan? Maaf dan terima kasih." jawab Alex."Hah! Apa-apaan itu? Kenapa jawabannya kayak begitu!" ujar Yuna teriak dalam hatinya."Jadi begitu. Kau tetap suka padanya. Hahaha aku memang bodoh. Padahal aku sudah tahu tidak akan menang, tapi tetap saja aku mencobanya. Yah baiklah, aku paham. Terima kasih atas jawabanmu." ujar Sora lalu kemudian dia berbalik dan segera pergi dari Alex."Tunggu sebentar. Apa yang baru saja terjadi? Alex menolaknya begitu saja?" Yuna sangat kebingungan."Hei Yuna mau berapa lama lagi ka

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Bab 40

    Dor! peluru datang melesat menembus kepala Sora. Sora memeriksa kepalanya."Hah? Apa ini? Kenapa ada darah ..." Bruk! Sora terjatuh.Alex datang mendekat dan memeriksa keadaan Sora."Bagus. Dia sudah tiada. Hm? Apa yang terjadi padamu Yuna? Kenapa kau terdiam?" tanya Alex setelah melihat Yuna."Hah? Tidak ada. Aku hanya sedikit terkejut saja. Terlalu banyak hal yang mengejutkan. Aku sedikit pusing." ujar Yuna."Itu hal biasa. Kau mungkin cukup awam akan hal ini," ujar Alex."Awam matamu. Lagi pula bagaimana bisa seorang penyihir kalah begitu saja?" tanya Yuna."Oh kalau masalah itu. Sebenarnya aku sudah menyiapkan seorang sniper dan juga alat penghalang sihir di sekitar tempat ini. Jadi dia tidak akan bisa mendeteksi ada sniper yang sedang mengintainya. Ide bagus kan?" ujar Alex."Kau benar. Sangking bagusnya aku sampai kaget." ujar Yuna.Lalu mereka kembali melanjutkan dramanya sampai pada akhirnya Alex dan Yuna menikah pada di ceritanya.Walau Yuna sempat beberapa kali kesulitan unt

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Bab 39

    "Apa maksudmu Alex! Kenapa kau sekarang seperti ini? Sejak kau bertemu dengan dia, kau jadi orang yang berbeda." tanya Yuna kesal."Apa yang kau katakan? Aku benci sekali dengan sifatmu yang sangat kekanak-kanakan itu. Sejak aku bertemu dengan Sora, aku akhirnya paham apa artinya cinta itu," ujar Alex."Cinta kau bilang! Kau itu tunanganku! Kenapa kau bisa jatuh cinta dengan gadis lain? Apa kau gila? Kita sudah selalu bersama kau tau!" ujar Yuna."Kau tahu. Kenangan itu tidak selalu bisa tumbuh menjadi cinta. Dan yang perlu kau tahu, pertunangan kita itu hanya karena urusan politik," ujar Alex."Apah iya?" Ayah Yuna menyeringai.Mendengar ucapan dari Alex. Yuna hanya bisa menundukkan wajahnya dan terdiam."Baiklah ... Kalau itu yang kau mau. Lihat saja kau wanita jalang. Akan kuberi kau pelajaran," ujar Yuna.Kemudian Yuna pun pergi dengan perasaan yang sangat kesal."Kau baik-baik saja Sora? Apakah ada yang sakit?" tanya Alex."Hehe, tidak apa kok Alex. Aku baik-baik saja. Lihat nih!

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Bab 38

    "Aku penasaran bagaimana putriku tampil malam ini?" ujar ibu Yuna."Apa yang perlu kau tanyakan? Dia itu kan anak kita. Pasti dia akan sangat hebat. Ayo anakku semangat! Tunjukkan yang terbaik!" ayah Yuna bersorak menyemangati Yuna."Hahaha!" semua orang tertawa "Masalahnya bukan begitu. Apakah kau tidak ingat bagaimana saat Yuna masih sd dan pertama kali ingin tampil drama? Kan waktu itu karena sangking gugupnya dia sampai ngompol di celananya. Dan dia pada akhirnya tidak jadi ikut main dramanya," ujar ibu Yuna khawatir."Hm ... Yah kau tidak salah sih ... Tapi ya sudahlah. Mari ikuti saja acara ini dengan tenang," jawab ayah Yuna."Hehe, sepertinya ayahmu sedang asik membicarakan tentang kejadian kau waktu sd," ujar Alex menebak setelah mengintip ke arah penonton."Iyakah? Memangnya kenapa waktu sd ... Ah sialan kau. Mana mungkin mereka membicarakan itu. Mengingat hal itu aku aja jadi ingin buang air kecil dulu," ujar Yuna."Ya sudah. Sana cepat. Biar aku suruh mereka untuk mengulu

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Bab 37

    Setelah itu mereka bersenang-senang hingga puas di kios-kios festival. Hingga sampailah mereka di rumah hantu buatan kelas lain."Wah ... Mereka berhasil membuatnya dengan sempurna ya," ujar Yuna melihat tampilan pintu masuk."Kau benar. Ini semua terlihat sangat asli. Untuk darah ini? Pewarna ya?" ujar Alex memeriksa."Sangking bagusnya suasananya jadi mencekam," ujar Erika."Hehe kamu takut ya?" tanya ledek Leon."Eh enak aja kau ya. Siapa yang takut. Kau lihat saja. Ayo Yuna kita masuk ke dalam," ujar Erika sambil membawa Yuna."Eh? Kenapa aku dibawa-bawa?" ujar Yuna.Erika langsung membayar tiket masuk dan masuk ke dalam dengan perasaan kesal."Kau mau masuk?" tanya Alex."Ha? Kau pikir aku takut ya? Mana mungkin aku takut dengan hal seperti ini. Hahaha," jawab Leon lalu membeli tiket masuknya."Ini anak kenapa sih? Aku padahal cuma nanya mau masuk atau enggak aja," ujar Alex bingung.Alex pun juga membeli tiket dan masuk ke dalam.Sesampainya di dalam, perasaan berani dan kesal m

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Bab 36

    Hm yah mari anggap saja dia sedang kelelahan. Mungkin mereka latihannya berulang-ulang. Ngomong-ngomong soal latihan. Aku kan belum latihan, ah ini gawat!Yuna memukul meja Alex."Alex! Aku kan belum latihan! Bagaimana ini?" tanya Yuna khawatir."Ah! Kau ini bikin kaget saja. Ya tinggal latihan saja lah, toh waktu untuk latihan masih banyak kan?" jawab Alex."Oh iya kamu benar juga, hehe." ujar Yuna.Lalu besok hari pun datang. Mereka semua mulai membuat hal yang diperlukan untuk acara festival.Sementara itu Yuna, Alex dan yang lainnya berlatih di ruang kelas yang kosong. Mereka berlatih sangat serius hingga Yuna merasa kalau mereka dapat melakukan ini dengan lancar saat acara.Yuna dan yang lainnya juga membantu untuk mendekor kelas. Mereka juga sempat bertengkar untuk menentukan bagaimana bentuk hiasan kelas. Mereka juga sampai beberapa kali membuat kesalahan sampai bahan persediaan habis dan akhirnya karena uang kas sudah habis. Mereka mengambil barang-barang dari rumah mereka mas

  • Kamu Hanya Milikku Seorang   Bab 35

    "Karena udah ditentuin pemerannya, sekarang siapa yang mau pergi beli bahan-bahan acara?" tanya bu guru."Saya aja buk! Tapi Leon, Yuna sama Alex juga ikutan," ujar Erika."Kenapa aku dibawa-bawa?" tanya Leon."Sudahlah. Mau nilai kau jadi bagus gak? Ada nilai tambahnya kan buk?" tanya Erika."Hm ... Nilai tambah ya. Bolehlah. Karena kalian mau bantu-bantu kelas ini," jawab bu guru."Ok aku ikut," Leon langsung bersiap.Yes aku bisa jalan-jalan sama Leon lagi, walau gak dapat peran, yang penting bisa sama Alex! Yuna kegirangan."Anu, aku tinggal aja dulu ya. Ajak yang lain aja." ujar Alex."Heh! Kenapa?" tanya Yuna."Tunggu sebentar. Buk saya boleh lihat naskahnya tidak?" tanya Alex."Boleh. Ini silahkan," jawab bu guru.Alex pun memeriksa naskahnya."Wah, dialog untukku dan Sora banyak juga ya. Harus banyak latihan ini. Sedangkan peran kau tidak terlalu banyak, Yuna. Jadi karena itu, aku dan Sora harus tinggal untuk latihan," jawab Alex.Yuna mematung mendengar jawaban Alex."Sudahla

DMCA.com Protection Status