Share

Tewas

Bagian 20

Tewasnya Sang Guru

Tanpa rasa curiga sama sekali, usai membaca bismillah, Syari meminum air dari cawan yang disodorkan Danur Atmaja. Ia tak makan, sebab sedang tak enak hati memasukkan makanan ke dalam perutnya. Syarif mengutarakan pendapatnya. Meminta agar sang prabu tak memasukkan unsur kemusyrikkan dalam beragama. Tak bisa dua hal yang bertentangan dicampur adukkan, dengan alasan apa pun.

Tak ingin berdebat, Danur Atmaja mengiyakan saja apa perkataan Tuan Guru di depannya. Lagi pula ia tak ingin Syarif mati di dalam istana, sebab tak lama lagi racun itu akan bekerja menghentikan semua organ dalam yang amat penting.

“Kuberi waktu satu bulan, Gusti Prabu. Jika tidak aku sendiri yang akan memimpin pasukan untuk menggempur istana ini jika kesesatan masih terus dibina.” Syarif tak takut dengan anak muda bergelar raja di depannya.

“Engkau mengancam seorang raja, Tuan Guru.” Danur Atmaja berdiri dan memandang Syarif dengan penuh ancaman.

“Ya, hal yang sama pernah kulakukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status