Share

Sepuluh Penolong

Nini Sarupa tiba di Istana Giri Dwipa. Tanpa sopan santun sama sekali ia langsung masuk ke kamar Gusti Prabu Atma Prabangkara. Terkejutlah sang prabu yang tengah menggerayangi salah satu dayangnya. Namun, ia tak berani untuk marah. Bisa-bisa kesaktiannya dicabut oleh penyihir tua itu.

“Dewi memintaku untuk sesegera mungkin, kau, untuk mengalirkan darah bekas ratumu itu. Dia sudah terlalu lama bersabar melihatmu lembek seperti ini. Tak bosan-bosan kau bermain dengan perempuan.” Nini duduk di lantai, ia melihat dua orang itu gelagapan memakain kainnya. Atma Prabangkara kemudian memerintahkan dayang itu untuk keluar.

“Sekarang juga?” tanya sang prabu. Jujur saja ia masih berat untuk membunuh penari yang pernah begitu memesona dalam dirinya.

“Setidaknya sebelum kau melakukan ritual panjang umur. Jika tidak juga kau akan tahu akibatnya. Kau akan bernasib sama seperti putra-putramu yang tak berguna itu. Jadi mayat hidup dan saat mati menjadi monyet, seperti lima yang sudah kau berikan pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status