Share

Musnahnya Kemungkaran

Azam dan yang lain bertahan dari serangan yang diberikan oleh Atma dan Aditya. Mereka cukup kewalahan menghadapi dua orang yang begitu kuat dalam bertahan, meski tanpa bantuan satu orang prajurit pun.

“Padahal nenek tadi tak sekuat ini.” Syarif ngos-ngosan dibuatnya. Ia seperti menghadapi kekejaman Xi Chian saat pertempuran bersama Mongol.

Arunika memperhatikan dari balik patung dengan harap-harap cemas. Ia menoleh ke belakang. Terbelalak mata penari itu. Putra-putra Atma Prabangkara mulai berlarian ke arahnya. Namun, tak sampai, sebab sebagian mulai menjerit karena terkena sengatan sinar matahari yang terus meninggi. Begitu juga dengan lima ekor monyet yang dibawa oleh Nini Sarupa. Semua berteriak tak tentu arah, melompat tak jelas hingga kelimanya berhamburan ke tempat Aditya dan Atma Prabangkara bertahan.

“Monyet sialan!” umpat sang prabu. Ia tahu mereka putranya, tapi ia tak ambil pusing. Monyet itu semakin beringas ketika tubuhnya tersengat sinar matahari dan bulu-bulunya terb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status