Share

Takdir Perjanjian Pernikahan
Takdir Perjanjian Pernikahan
Penulis: Abigail Kusuma

BAB 1 - MARSHA NICHOLAS

"Pa, aku tidak mau pa. papa tahu kan aku ini masih belum lulus kuliah? usia ku masih sangat muda untuk menikah. Aku tidak mau paa..." kata Marsha dengan nada memohon pada ayahnya.

"Papa tidak mau tahu, kau harus menikah dengan William. Anak sahabat papa itu bukan pria sembarangan Marsha, papa memberikan masa depan yang baik untuk mu!" seru Mario dengan nada penekanan dan tidak ingin di bantah.

"Ma, bantuin aku ma. Jangan diam saja ma, aku tidak mau menikah muda mah," bujuk Marsha dengan penuh permohonan pada Clara.

"Sayang, apa yang di katakan papa itu benar. Kau pasti akan bahagia dengan William. Dia anak dari Paman Lukas. kau tahu kan Paman Lukas pemilik Geovan Group? masa depan mu akan sangat baik jika kau menikah dengan William sayang," ujar Clara dengan suara lembut.

"Kenapa mama sama saja dengan papa!" ucap Marsha ketus.

"Marsha, meskipun nanti kamu menikah dengan William. Kau akan tetap bisa melanjutkan kuliah mu, jadi papa tidak ingin mendengar alasan apapun dari mu. Kau akan tetap menikah dengan William!" kata Mario tegas. Kemudian dia langsung meninggalkan putrinya itu.

Marsha menghela napas dalam, percuma saja membantah ayahnya. Itu tidak akan pernah berhasil untuknya.

Marsha Nicholas seorang gadis yang sangat cantik dan periang. Marsha adalah mahasiswi jurusan bisnis di salah satu universitas ternama di Toronto, Kanada. Di kampus Marsha sangat terkenal, bahkan banyak pria yang menganggumi Marsha. Marsha memiliki tubuh yang sangat ideal, tubuhnya ramping dan kulitnya putih.

Ayah Marsha berasal dari Kanada sedangkan ibunya asli orang indonesia. Marsha sudah tiga tahun tinggal di Kanada, sebelumnya Marsha bersekolah di Indonesia.

Marsha terpaksa meninggalkan Indonesia karena keinginan Mario membuka perusahaan di Kanada. Mario adalah pengusaha property yang cukup sukses. Sedangkan Clara sang ibu sering membantu perusahaan Mario.

Jika boleh memilih, Marsha lebih suka tinggal di Indonesia dari pada di Kanada. Masakan Indonesia adalah makanan kesukaan Marsha. Tapi Mario dan Clara melarang Marsha tinggal sendiri di Indonesia. Mungkin karena Marsha adalah anak tunggal jadi kedua orang tuanya banyak sekali melarang Marsha.

Tahun ini usia Marsha baru saja menginjak usia ke 20 tahun, Saat ini Marsha masih baru semester lima. Tapi ayahnya sudah berniat menjodohkannya dengan anak sahabatnya. Marsha memang mengenal sahabat dari ayahnya. Siapa yang tidak mengenal pemilik Geovan Group, perusahaan terbesar yang memiliki banyak anak perusahaan yang tersebar di berbagai negara.

Marsha memang tidak pernah mengenal sosok William putra dari sahabat ayahnya. Karena memang ayahnya mengatakan jika William baru saja pindah dari Italia ke Kanada. Entah harus di katakan beruntung atau sial karena memang Marsha tidak perduli dengan kekayaan seorang William Geovan.

Marsha ingin sekali menolak, tapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Alasan Marsha ingin menolak adalah karena sudah ada pria yang telah berada dihatinya. Pria bernama Raymond Jefferson yang sudah sejak dulu selalu ada di hari Marsha. Pria yang selalu Marsha tunggu. Pria itu juga yang Marsha inginkan menjadi suaminya. Namun kini, Marsha tidak tahu apa dia mampu melewati ini semua.

***

Marsha duduk di sebuah kafe dekat dengan kampusnya. Pagi ini Marsha datang lebih awal dari sebelumnya. Pikirannya terus memikirkan banyak hal tentu tentang perjodohan yang dia sediri tidak pernah menginginkan itu.

"Marsha," Suara seorang perempuan memanggil nama Marsha dengan cukup keras. Hingga membuat Marsha yang terngah duduk, menoleh ke sumber suara itu. Marsha tersenyum tipis saat melihat sosok perempuan berjalan menghampirinya, "Karin?" sapa Marsha.

"Marsha kenapa kau disini? kenapa tidak masuk kelas?" tanya Karin, lalu dia duduk di hadapan Marsha.

"Tidak rin. nanti saja," jawab Marsha singkat.

Karin mengerutkan dahinya, lalu dia menatap lekat Marsha. "Kau kenapa? Kau ada masalah?"

Marsha menghela nafas dalam. "Apa kau tahu ayah ku akan menjodohkan ku dengan anak dari sahabatnya."

"Apa? Dijodohkan? Kau serius?" tanya Karin kembali yang terkejut mendengar Marsha akan dijodohkan.

Marsha mengangguk singkat. "Ya, dan itu terlihat sangat bodoh bukan? Diusiaku yang masih 20 tahun aku harus menikah. That is crazy!"

"Lalu bagaimana dengan kuliah mu?" tanya Karin pelan. Dia melihat dengan jelas wajah Marsha yang terlihat begitu muram.

"Ayahku mengatakan, aku akan tetap berkuliah meski aku sudah menikah nanti," balas Marsha.

Karin menganggukan kepalanya. "Apa kau sudah mengenal siapa yang akan menjadi suami mu?"

"Anak dari pemilik Geovan Group," jawab Marsha dengan helaan napas berat.

"Geovan Group? Kau sedang tidak bercanda kan Marsha?" Kali ini Karin benar-benar terkejut mendengar ucapan Marsha.

Marsha berdecak kesal. "Untuk apa aku bercanda Karin! Kau yang benar saja!"

"Apa kau tahu itu adalah perusahaan besar. Artinya kau tidak perlu lagi itu menghemat uang jajan dari orang tua mu. Sudah pasti suami mu akan memberikan uang bulanan yang besar pada mu," kata Karin dengan antusias saat mendengar sahabatnya itu akan menikah dengan anak pemilik dari Geovan Goup.

"Kau ini sama saja dengan orang tua ku!" seru Marsha kesal.  "Aku tidak perduli dengan Geovan Group. Meskipun itu adalah perusahaan besar tapi aku tetap tidak mau dijodohkan!" lanjutnya dengan tegas.

Karin mengela napas berat. "Tapi kau tahu bukan ayah mu itu sama kerasnya dengan mu, percuma saja kau menolak aku yakin ayah mu sudah pasti akan memaksa mu untuk menikah."

"Kau benar Karin, tapi bagaimana kau tahu aku hanya mencintai Raymond," kata Marsha dengan wajah yang muram. Dia langsung meletakan kepalanya di atas meja.

Karin terdiam, lalu dia menyentuh punggung tangan sahabatnya itu. "Marsha, menurut ku perasaanmu dengan Raymond hanya perasaan yang tidak serius. Lagi pula dulu Raymond pernah menyatakan perasaannya tapi kau tolak Jadi lupakanlah Raymond dan mulailah kehidupanmu dengan pria lain."

Marsha mendengus kesal. "Ini semua karena ayahku yang melarangku memiliki kekasih! jika tidak sudah sejak dulu Raymond menjadi kekasihku."

Karin menggeleng pelan, lalu menarik napas dalam dan menghembuskan perlahan. "Marsha, dengarkan aku. Menurutku tidak ada salahnya kau menemui anak dari pemiliki Geovan Group, siapa tahu anak dari Geovan Group itu pria yang tampan. Atau mungkin bisa jadi dia lebih tampan dari Raymond."

"Aku tidak perduli Karin! intinya aku tidak mau menikah di usia muda. Bagaimana kalau orang mengira aku hamil di luar nikah?" dengus Marsha kesal.

Karin berdecak pelan. "Kau ini bodoh atau apa Marsha! we are living in Kanada not Indonesia anymore!" tukas Karin menekankan. "Di Kanada orang tidak perduli kau hamil di luar nikah atau tidak."

"Tapi tetap saja, kau tahu teman-teman kita banyak yang di Indonesia. Aku tidak ingin mereka berpikir tidak-tidak tentangku!" balas Marsha yang begitu frustasi. Dia langsung mengacak-ngacak rambut panjangnya.

"Sudahlah Marsha, teman-teman kita pasti tahu bagaimana sifatmu. Kau bukan gadis seperti itu," kata Karin yang berusaha menenangkan Marsha. "Menurutku, lebih baik kau jalanin saja dulu, bahkan kau belum bertemu dengan pria itu bukan?"

"Ah, aku tidak tahu lagi..." Marsha kembali membenturkan kepalanya di atas meja.

*** 

Hi, ini kisah awal orang tua Sean, Miracle, Selena, dan Dominic. (Yang baru tayang Sean dan Miracle, Selenam dan Dominic soon yaa)

Follow I*: abigail_kusuma95 (Boleh DM aku misalkan bingung.)

Selamat membaca :)

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status