Share

BAB 3 - WILLIAM GEOVAN

Siang itu William baru saja kembali dari Italia. William memegang perusahaan keluarganya yang berada di Italia. Karena keinginan ayahnya untuk ia pindah ke Kanada tahun ini. Dengan terpaksa William pun akhirnya kembali ke Kanada.

"William," panggil Lukas saat melihat William baru saja tiba di rumah.

William langsung menoleh dan menatap Lukas "Ya, ada apa?"

"Kemarilah, ada hal penting yang harus papa bicarakan dengan mu," ujar Lukas dan William langsung berjalan mendekat ke arah orang tuanya.

"William, apa kau masih ingat dengan sahabat lama papa yang bernama Mario Nicholas?" tanya Lukas menatap lekat William.

"Ya, aku mengingatnya. Paman Mario yang istrinya adalah orang Indonesia itu?" tanya William. Lukas mengangguk.

"Papa sudah memutuskan akan menjodohkanmu dengan anak dari sahabat papa itu, namanya Marsha. Papa yakin kau pasti akan menyukai gadis itu." Lukas berkata dengan yakin.

"Tunggu, maksud papa jadi papa memintaku kembali ke Kanada hanya karena papa ingin menjodohkanku dengan anak teman papa itu?" seru William menggeram menahan emosinya.

"Ya, selain perjodohan. Papa ingin kau tinggal di Kanada bukan di Milan!" jawab Lukas dengan tegas.

"Pa, aku tidak akan mau di jodohkan. Aku sudah memiliki Alice, aku akan melamar Alice tahun depan. Hubungan aku dengannya sudah berjalan empat tahun," balas William. Dia tidak mungkin meninggalkan Alice. Hubungan mereka sudah sangat lama. Bahkan William akan melamar Alice.

"Alice bukan gadis yang tepat untuk mu. Lihatlah banyak media yang memberitakan tentang gadis itu selalu berganti pria. Bagaimana bisa papa memiliki menantu seperti itu," tukas Lukas menekankan.

"Pa, itu semua hanya pemberitaan yang tidak benar. Alice gadis baik-baik, dia tidak seperti itu!" jawab William, dingin.

"William, papa sudah katakan. anak teman papa adalah gadis yang paling tepat untukmu. Jadi sudah papa putuskan besok harus bertemu dengannya." Lukas langsung berjalan meninggalkan William.

"Ma, kalau aku tahu mama dan papa meminta ku kembali ke Kanada hanya karena sebuah perjodohan, aku bersumpah tidak akan pernah kembali ke Kanada!" seru Wiliam, dia mengepalkan sebelah tangannya dengan kuat.

"Sayang, tidak ada salahnya kamu mengenal anak dari teman papa mu. Mama dan papa hanya ingin memberikan gadis terbaik untukmu sayang," kata Veronica yang berusaha membujuk putranya itu.

William membuang napas kasar, dia beranjak dari tempat duduknya dan langsung berjalan meninggalan Veronica. Dia tidak ingin berdebat dengan ibunya.

William Geeovan sosok pria tampan, angkuh dan sangat dingin terhadap wanita. Tahun ini William berusia 28 tahun, sebelumnya William memang tinggal di Italia. tapi karena keinginan orang tuanya yang memintanya kembali ke Kanada akhirnya ia pun kembali ke Kanada.

William bukanlah anak tunggal, dia memiliki adik perempuan yang lebih mudah tiga tahun darinya yang bernama Laura Geovan. Adiknya kini tengah menentukan pilihannya sendiri, adiknya adalah seorang pelukis. Karena hobinya melukis, adiknya itu memilih untuk menjadi pelukis dari pada harus memimpin perusahaan.

Sejak Geovan Group berada di tangan William, perusahaan keluarganya kini sangat berkembang pesat. William memang sangat hebat mengelola perusahaanya. Dia mampu membuka anak perusahaan di berbagai negara. Tidak hanya bisnis di bidang properti, tapi dia juga memiliki bisnis hotel, advertising, inevstasi, majalah, technology dsb.

William terkenal sangat pekerja keras, wajahnya yang tampan, hidung yang mancung, rahang yang tegas dan tubuhnya yang atletis membuat seluruh gadis bertekuk lutut padanya. William memiliki kekasih bernama Alice Scott, mereka tengah menjalin hubungan sudah empat tahun dan William berencana akan melamar Alice tahun depan.

Kini William tidak tahu bagaimana hubungannya dengan Alice. Dia tidak mungkin meninggalkan Alice karena mereka tengah menjalin hubungan sangat lama. Alice adalah seorang artis cantik yang berasal dari Milan, Italia.

Alice berencana akan pindah ke Kanada saat ia mengetahui William sudah pindah ke Kanada. Entah apa yang harus William katakan pada Alice jika orang tuanya menjodohkannya dengan anak dari sahabat orang tuanya.

Sudah sejak lama William ingin mengenalkan Alice pada kedua orang tuanya, namun kedua orang tuanya selalu menolak untuk di kenalkan dengan Alice. Mereka selalu mengatakan jika mereka tidak ingin William menjalin hubungan dengan seorang artis yang selalu terlibat skandal.

William sudah menjelaskan pada orang tuanya, jika pemberitaan di media adalah hanya gosip semata. Tapi kedua orang tuanya tidak pernah mendengarkan, mereka selau mengatakan jika memang Alice bukan gadis yang tepat untuk bersanding dengan William.

Rasanya ingin sekali William pergi dari rumah dan tidak kembali lagi. Jika ia tidak memikirkan perasaan ibunya, mungkin William akan melakukan itu. Seburuk apapun William, ia tidak akan pernah tega untuk melukai hati ibunya,

Besok William di paksa untuk bertemu dengan gadis yang akan di jodohkannya. Entah bagaimana wujudnya William pun tidak tahu dan meskipun gadis itu cantik, William akan tetap memilih Alice. Karena memang William sangat mencintai Alice.

Sebenarnya William menyukai gadis keturunan Indonesia. Menurutnya gadis keturunan Indonesia selalu bersikap lemah lembut dan mereka memiliki budaya yang tidak bebas. Tapi, William sudah terlanjur memilih Alice sebagai kekasihnya dan tidak mungkin baginya meninggalkan Alice.

William berjalan keluar mansion dan langsung menuju mobilnya. Dia ingin menenangkan diri di perusahaanya. Menurutnya kini ruang kerjanya di perusahaan adalah tempat yang lebih baik dari pada rumahnya.

***

William turun dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam perusahannya. Willia terus memikirkan perjodohan itu. Jika William tahu, dirinya akan dijodohkan lebih baik dia tidak kembali ke Kanada. William melangkah masuk ke dalam lift pribadinya.

Ting

Pintu lift terbuka, William berjalan keluar menuju ruang kerjanya.

"Selamat siang Tuan William," sapa Albert assistantnya. Saat melihat tuanya baru saja keluar dari lift.

"Albert ikut aku ke ruangan," tukas William dingin.

"Baik Tuan," jawab Albert.

William langsung berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya dan Albert mengikutinya dari belakang.

"Albert, apa kau tahu tentang Nicholas Company?" tanya William menatap lekat Albert yang berdiri di hadapannya.

"Nicholas Company? Itu seperti salah satu perusahaan properti yang cukup tenama tuan, memang tidak terlalu besar. Tapi mereka cukup sukses dan ternama," jelas Albert.  "Maaf tuan, kenapa tuan menanyakan Nicholas Company?" tanya Albert memastikan.

William membuang napas kasar, "Orang tuaku memintaku kembali ke Kanada hanya karena ingin menjodohkanku dengan anak dari pemilik Nicholas Company."

"Tuan, mungkin Tuan Lukas hanya ingin mencarikan gadis yang tepat untuk hidup Tuan William," jawab Albert memberikan saran.

"Terbaik dari mana! bahkan seperti apa gadis itu aku tidak tahu!" geram William.

"Tuan, lebih baik jika Tuan William bertemu terlebih dahulu dengan anak dari Nicholas Company itu. Setidaknya tuan bisa bertemu dan berbicara dengannya. Tuan tidak tahu apa dia menolaknya seperti tuan saat ini atau malah dia menerimanya." Albert kembali berusaha memberikan saran.

"Aku yakin, dia tidak mungkin menolak ku. Sudah pasti dia menerimanya, kau tahu banyak gadis yang mengincar harta ku!" seru William, dia berusaha mengendalikan emosinya.

"Tapi tuan, menurut saya tidak ada salahnya jika tuan mengenal gadis yang Tuan Lukas sudah pilihkan," kata Albert hati-hati.

Willam membuang napas kasar. "Kau, kembalilah dan selesaikan pekerjaan mu."

Albert menunduk, lalu dia undur diri dari ruang kerja William.

Wiliam menyandarkan punggungnya ke kursi. Memejamkan mata singkat, pikirannya terus memikirkan Alice. Dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan pada Alice.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status