Kisah rumit ini berawal dari seorang gadis bernama Anisaa yang di jodohkan orangtuanya dengan laki-laki bernama Davian. Entah seperti apa namun pada akhirnya Anissa di karuniai seorang Anak bernama Meysa namun kebahagiaan keluarga kecil mereka tak berlangsung lama, Anissa harus merasakan rasanya di tinggal orang sang suami untuk selama-lamanya. Kisah berlanjut pada sang putri yang tiba-tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, ia kehilangan sosok ibu dalam hidup nya. Apa yang terjadi pada Anissa setelah kepergian Davian? entah lah hanya Anissa yang dapat menjawab semua pertanyaan itu. Setelah dewasa kini kisah cinta Meysa lah yang di buat lelucon oleh dunia. meninggalkan atau di tinggalkan semua hal yang berkaitan dengan kehidupan bukan kah semua itu adalah takdir sang maha kuasa.
View More2001
Namaku Anissa puspita sari. Usiaku masih terbilang muda yakni 20 tahun, bentuk badanku cukup ideal, pinggang ramping perut rata dan jangan lupakan bentuk dadaku yang yang menurutku sangat pas tidak besar dan tidak kecil namun tetap berisi dan kenyal. Hobby ku ke club malam dan jalan jalan bersama teman temanku, namun akhir akhir ini Ayah dan Bundaku sangat rewel dan juga bawel. Banyak mengatur!"Ga boleh pulang malem lah jangan gonta ganti cowo lah, padahal mereka bukan pacarku tapi teman temanku"Aku menyayangi mereka tapi mereka terlalu banyak mengatur hidupku, terlebih mereka sering sekali membanggakan kakak perempuanku dan membedakan aku dan kakakku itu."Kamu harus mencontoh kakak mu lah atau lihat kakak mu dia rajin, pintar dan jangan lupakan kakak mu tidak pernah membuat masalah""Hahhhh .. Jadi aku si pembuat onar maksudnya begitu?." Gerutu gadis itu.Menyebalkan sekali, padahal setiap anak kan punya kelebihan dan kekurangannya masing masing tapi dengan seenaknya mereka membuatku seolah tak berguna.Sudahlah aku malas jika harus membahas keluargaku.***Derttterdengan suara ponsel milik Anissa berbunyi.Anissa tampak mengambil handponenya yang masih berbunyi di atas nakas.Perlahan ia meraih handphone itu.Gadis itu tampak menyipitkan kedua matanya dan melihat ke arah ponselnya dan ternyata tersimpan nama Anita disana."Iya kenapa Nit?" Ucap gadis itu."Malam ini kita ke club yu!! Ada si Panji sama si Galang juga loh" ucap Anita."Serius lo ada si Galang disitu?" tanya Anisa penasaran, ia kemudian segera bangkit dan duduk bersila di tempat tidurnya."Serius gw, masa gw bohong sih!! Gimana mau ga?" tanya Anita lagi."Gw mau, tapi .. Ayah sama Bunda pasti ga bakalan ngizinin gw" ucap Anissa malas."Alahh, pergi diem diem aja Sa, gausah minta izin segala!! Lagian lo kan udah gede!! ngapain mesti pamit segala sih" ucap Anita memberi saran"Tapi nanti pas pulang kalo Ayah sama Bunda gw nanya nanya gimana?" ucap gadis itu masih tak yakin dengan saran yang di berikan sahabat nya itu."Yaelah Sa, itu mah gimana ntar aja kali, yang penting malam ini kita seneng seneng, oke!" ucap Anita membuat Anissa mau tak mau mengiyakannya terlebih pria yang sangat ia sukai ada disana jadi mana mungkin ia bisa menolak ajakan Anita."Hm ... Oke deh" ucap Anissa ragu ragu"Nah!! Gitu dong Sa! Ini baru Anissa yang gw kenal. Pemberani!!""Yaudah gw matiin yah, sampe ketemu nanti malem bye" ucap Anissa."Oke"Tutt tampak Anissa sudah mematikan sambungan telfon mereka.Waktu menunjukan pukul 19:00 WIB Anissa tampak sudah siap untuk berangkat menuju club malam, Gadis itu berjalan perlahan saat akan menuruni anak tangganya. "Aku berharap Ayah dan Bunda sedang di kamar, agar aku lebih leluasa untuk pergi dari rumah malam ini" ucap gadis itu sembari mengendap ngendap.Tap Tap TapGadis itu kini sudah membuka pintu rumahnya dengan perlahan, setelah pintu terbuka ia kembali menutup nya dengan perlahan. Setelah nya ia berlari kecil menuju taksi yang sudah ia pesan sedari tadi.Sesampai nya di club, ada Anita, Galang dan Panji disana yang sudah menunggu kedatangan Anissa."Sa, disini" ucap galang melambaikan tangannyaAnissa tampak menghampiri teman temannya itu."Jadi bener lo ada disini Lang? Gw fikir bohong" ucap Anissa menatap ke arah Galang"Huhh gw ga bohong kan" sorak Anita kegirangan"Iya iya ga bohong" ucap Anissa"Kenapa emang? Ga boleh gw kesini?" tanya Galang sembari menyesap rokok yang ada di tangannya."Ehh, ngga bukan gitu, setau gw kan udah lama banget lo ga kesini, jadi ya aneh aja kalo tiba tiba lo ada disini" ucap Anissa merasa tak enak."Lagi bete gw di rumah, mending disini kan rame" ucap Galang."Hm gitu yah" jawab anissa singkat."Gw di anggurin perasaan, sedih amat ya" ucap Panji mengelap matanya yang tak berair."Alah lebay lo ji" ucap Anissa dan Anita secara bersamaan lalu setelahnya mereka tertawa bersama sama."Mau minum ga Sa?" tanya Anita"Ga tau, pengen sih tapi nanti pas pulang gw sempoyongan terus kalo ketauan pasti di intrograsi males gw" ucap Anissa mengerucutkan bibirnya."Nyokap sama Bokap lo masih gak ngebolehin lo dateng kesini Sa?" tanya Galang penasaran."Ya gitu deh Lang, akhir akhir ini mereka jadi lebih possesif sama gw" ucap Anissa."Sabar, kesana yu ngumpul sama yang lain" ucap Anita mengajak Anissa, Galang dan Panji."Ngga ahh, gw lagi males pengen disini aja" ucap Anissa."Gw juga disini aja nemenin Anissa" ucap Galang."Yah, pada nyebelin deh. Ji lo mau disini atau ikut gw kesana?" tanya Anita."Gw ikut lo aja Ta, ayo" ucap panji lalu keduanya menjauh meninggalkan Galang dan Anisa.Anisa tampak menatap ke arah Galang kagum. "Ganteng banget sih lo Lang, cowo kaya lo gini yang gw suka, please jadiin gw pacar lo Lang" batin Anissa berucap.Anissa tak henti hentinya memandangi dan mengagumi pria yang berada di samping nya itu, tinggi putih tampan dan jangan lupakan otot otot yang ada di perutnya pasti akan sangat menggoda jika di buka."Haish!! Gila lo Sa"."Hayoh ngeliatin mulu" ucap Galang membuyarkan lamunanku "Jangan di liatin terus ntar gw Ge-er lagi" ucap Galang tersenyum kecil"Ehh, maaf Lang" ucap Anissa malu malu ia segera meluruskan kembali pandangannya dan sesekali ia pura pura melihat ke arah Anita dan Panji yang sedang asik berjoget."Ga apa apa santai aja kali" ucap Galang.Laki laki itu berbalik menatap wajah Anisa lekat lekat "Kamu cantik Sa, aku suka" ucap Galang."Ehh, apa?" Mendengar ucapan Galang sontak Anissa kaget ia spontan menatap pria yang ada di sampingnya itu."Lo cantik Sa. Sama seperti dulu gak ada yang berubah sedikitpun".Makasih Lang" ucap Anisa malu maluTanpa aba aba terlebih dahulu Galang tampak mendekat kan wajahnya ke arah Anissa, Melihat wajah galang semakin dekat dengan wajahnya. Jantung Anissa tampak berdetak dengan kecang "Oh ya ampun, apakah Galang akan menciumku" batin Anissa berucapSatu detik kemudian Galang tampak sudah menempelkan bibirnya di bibir Anissa yang lembut dengan aroma cerry yang menempel dibibir wanita itu.Anissa tampak menghentikan aksinya itu, Sementara Galang tampak bingung saat melihat Anissa menghentikan aksinya yang sudah mulai memanas."Kenapa berhenti Sa" tanya Galang bingung."Eum, ga apa apa Lang, aku hanya merasa aneh saja" ucap Anissa seolah tak nyaman saat melakukan adegan itu padahal galang adalah orang yang ia sukai sejak beberapa bulan terakhir ini."Aneh kenapa sih Sa, aku menyukaimu dan Anita bilang kamu juga menyukaiku" ucap Galang."Apa? Anita bilang begitu sama Galang, sialan bikin gw malu aja tu anak" batin Anissa berucap "Apa? Masasih Anitabilang gitu sama lo" ucap Anissa."Yaiya masa gw bohong sih, lagian kalo bukan Anita yang bilang siapa lagi coba? Dan asal kamu tau yah, aku kesini karna Anita bilang gitu makannya sekarang aku disini buat nemuin kamu" ucap Galang"Hah, jadi lo kesini sengaja buat nemuin gw" tanya Anissa penasaran."Iyah Sa, gimana kalo kita pesen satu kamar biar enak ngobrolnya?" ucap Galang."Hah kamar? Ngapain mesti cari kamar segala? Kalo lo mau ngomong ya disini aja, ga perlu mesen kamar segala!" ucap Anisa mulai merasa tak asik saat berbincang dengan pria itu."Ya ga apa apa Sa, biar enjoy aja kita ngobrolnya. Kamu kan suka sama aku, gimana kalo kita habisin malam kita di kamar berduaan" ucap Galang terus terang."Aishh Shitt, lo kira gw cewe apaan hah? Gw emang suka ke club malam, tapi bukan berarti gw sama seperti cewe lainnya yang mau maen enak enak di kamar sama cowo yang jelas jelas bukan suami gw" ucap Anissa setengah berteriak ia sangat kesal karna ternyata pria yang ia sangat suka itu ternyata sebrengsek ini."Lo kenapa marah? Emang bener kan lo itu cewe murahan. Udahlah gausah jual mahal segala, tadi juga lo asik asik aja waktu gw cium lo, terus gw cuma minta satu malem aja dan lo udah bereaksi seberlebihan ini" ucap Galang menghina Anissa."Berlebihan??" ucap anissa, ia langsung menatap tajam kearah pria di sampingnya itu.PLAKKKSatu tamparan tampak mendarat bebas di pipi kanan Galang, membuatnya mengerang dan marah saat Anissa menamparnya."Cewe sialan, berani yah lo nampar gw hah" ucap Galang marah lalu berusaha menampar Anissa namun dengan sigap tangan seorang lelaki menghentikannya dan mendorong tubuh Galang hingga tersungkur di atas lantai.Anisa yang melihat Galang tersungkur ke lantai malah panik, takut jika keduanya malah bertengkar. "Sudah mas hentikan, dia temanku, tadi aku dan dia ada sedikit salah paham saja" ucap Anissa.Anissa tampak memperhatikan pria yang menolongnya itu, tampan kulitnya putih dan juga bersih badannya bagus jika ku sentuh kulitnya sepertinya sangat lembut itu hanya dugaanku saja tapi Ahhh fikiran macam apa ini!! Kenapa aku malah memperhatikan paras dan juga tubuhnya. Sadar Anissa!!."Semua ini karna lo cewe murahan, seharusnya gw tau dari awal dan gausah ribet buat datang kesini" ucap Galang bangkit dan berdiri tegak dan menatap sinis ke arah Anissa." Dan lo siapa hah? Lo udah boking dia atau gimana sampe rela mukul gw demi cewe seperti dia. Asal lo tau yah, dia itu cewe murahan tadi aja dia mau gw cium secara cuma cuma" ucap Galang tersenyum menyeringai.Mendengar ucapan Galang membuat Anissa sangat malu terlebih kini orang orang mulai berkerumun menyaksikan kejadian itu dan saling bicara dan ntah apa yang mereka bicarakan, mungkin mereka sedang menghinaku dan percaya dengan kata kata Galang bahwa aku wanita murahan.Tak terasa air Anissa mulai membasahi pipinya."Gw bukan wanita murahan yah, kenapa lo seenaknya gini sih kalo ngomong" bentak Anissa sembari sesegukan."Hahaha, lo bilang lo bukan cewe murahan? Cewe yang mau di cium sama siapa aja lo bilang bukan cewe murahan? hahaha" ucap Galang lalu setelah tertawa terbahak bahak."Hiks hiks hiks, hentikan Lang!!" ucap Anissa yang malu, dan mungkin pria yang tadi membantunya kini menyesal telah membantunya dan mengagapnya tak pantas untuk di tolong lagi."Aku mohon siapapun bantu aku, tolong aku, aku sangat malu dan tak ingin berada disini lagi, tapi untuk melangkah keluarpun aku tak sanggup" batin Anissa berucap.Laki laki yang tadi menolongnya hanya menatap Galang dan sesekali menatap Anissa yang sudah menangis sesegukan.Aku minta maaf karna aku harus ninggalin kamu sama Fisya, tapi aku bener bener janji sama kamu kalo aku pasti akan langsung pulang kalo kerjaan aku disana udah beres" ucap Dimas sembari memegang kedua tangan Istrinya "Janji yah kalo kerjaan kamu bener bener udah beres kamu harus cepet pulang kerumah" ucap Meysa "Iya aku janji Yaang, lagian yah mana mungkin aku mau lama lama di luar sementara disini aku punya dua bidadari cantik yang menunggu aku pulang" ucap Dimas mengalihkan kedua tangannya menuju kedua pipi Meysa dan sedikit menekannya hingga membuat bibir Meysa mengerucut "Ihh nyebelin, jelek tau kalo aku di giniin" ucap Meysa "Kata siapa kamu jelek? Kamu Istri aku yang paling cantik dan gak ada wanita yang bisa nandingin kecantikan kamu, paham" ucap Dimas lagi "Gombal deh, ck dasar" ucap Meysa berdecak "Aku ga gombal Yaang, kamu emang cantik ko" ucap Dimas "Kalo ga ada kamu selama seminggu, terus aku harus ngapain? Aku juga pasti bakal kangen banget sama kamu Yaang" ucap Me
Huhh ternyata begini rasanya memiliki seorang bayi dirumah, memang sangat melelahkan tapi juga sangat menyenangkan, meskipun aku harus menghadapi mata panda.Untunglah disini ada Bu Marsitoh dan juga Mamah yang membantu pekerjaanku dan ikut mengurus Fisya juga jadi semua ini tidak begitu berat."Aku berangkat kerja yah" ucap Dimas setelah ia selesai makan"Iya Mas, hati hati yah di jalannya" ucapku yang ada disampingnya menemani sarapan pagi ini, untunglah Fisya masih tidur jadi aku bisa menemani Dimas sarapan"Heem, berangkat yah" ucap Dimas ia lalu mengecup kening sang istri singkat lalu beranjak pergi ke kantor Setelah selesai makan aku kembali ke kamar dan melihat Fisya, takutnya bangun.Tap tap tapClek Ahh ternyata putri kecilku ini masih tertidur pulas, setelah aku fikir fikir dan aku lihat juga dengan seksama tenyata wajah putriku ini sangat mirip sekali dengan Ayahnya. Aku tak habis fikir kenapa bisa seperti itu, padahal selama 8 bulan itu aku yang mengandungnya bukan Ayah
Aku memang bodoh Lan, aku bodoh karna bisa melakukan hal itu dengan Meysa padahal aku tau jika dia wanita bersuami tapi entahlah jujur aku menyesal melakukannya tapi aku tak pernah menyesal karna sampai hari ini aku masih sangat mencintainya. Aku datang ke Swiss berusaha melupakan segalanya namun bukannya lupa aku justru semakin ingat dan bahkan hatiku semakin sakit saja" ucap Alex ia kini mulai menatap langit langit dan menunduk menyelipkan kedua tangannya di kening. "Cukup prihatin gw sama kisah cinta lo yang tragis itu, menurut gw sih emang ga ada yah yang namanya persahabatan antara cowo dan cewe karna selalu terselip yang namanya rasa cinta yang ga keduga, contohnya ya kaya lo gini" ucap Alana "Huhh entahlah Lan, gw pusing dan ga ngerti kalo ngebahas soal Meysa, gw ga punya cara lain untuk ngelupain Meysa selain ya kaya gini melarikan diri" ucap Alex frustasi"Ck .. Lo pasti bisa Lex, by the way nih yah gw jadi kepo dong Meysa itu kek apa sih? Secantik apa sih dia?" ucap Alana
Alex menawari Alana untuk sementara tinggal di Apartemennya namun Alana malah menatap dan bahkan tak mengedipkan matanya sama sekali. "Kenapa? Gausah khawatir aku bukan orang mesum lagi di Apartemen ku juga aku bersama teman perempuanku dan aku yakin kamu akan akrab dengannya" ucap Alex "Oh jadi kamu tinggal bersama teman wanita mu yah" ucap Alana Alex tampak menganggukan kepalanya kemudian ia menatap lurus ke depan. "Iyah aku tinggal bersama teman wanitaku namanya Maria, beberapa bula lalu aku membatunya dari segerombalan laki laki yang mencoba melecehkannya dan sejak itu ia tinggal di Apatermenku" ucap Alex Alana tampak tersenyum sinis menatap Alex kemudian menatap lurus kedepan. "Kenapa wajahnya gitu?" tanya Alex yang menatap wajah Alana tersenyum sinis padanya "Apa kamu selalu berperilaku baik seperti ini pada setiap wanita" tanya Alana "Memangnya kenapa? Toh setiap manusiakan kan memang harus saling tolong menolong" ucap Alex "Yaa memang tidak salah, tapi kalo kamu terus
Alex mendengus kesal saat tahu jika Maria sedari tadi ada di Danau yang tadi. Argghh benar benar menyebalkan wanita ini. "Sorry sir, I'll just get off here" ucap Alex pada si sopir taxi, kemudian mobil itu berhenti. Alex segera keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju Danau tadi. Saat Alex berjalan tiba tiba ada seseorang yang menabraknya dari belakang dan hal itu hampir membuat Alex terjatuh. "Sorry I did not mean it" ucap seorang wanita yang menabrak Alex tadi, Alex tampak menatap wanita itu dan sepertinya wanita itu sama sepertinya berasal dari Indonesia namun belum sempat Alex bertanya wanita itu bergegas meninggalkannya. Wajahnya terlihat sembab dan sepertinya wanita itu tengah menangis. Ahh sudahlah lagipula apa urusannya denganku sebaiknya aku segera menghampiri Maria di Danau. Akhirnya Alex melanjutkan jalannya hingga ia sampai di Danau namun saat sudah sampai disana tak ada Maria disana. Kemana perginya wanita itu? Aish wanita itu benar benar membuatku kesal. Alex ke
Aku ingin pulang ke Jakarta dan memeluk Meysa saat sudah sampai disana, sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi."Again and again you daydream, what are you thinking, honey" tanya Maria yang bingung melihat Alex sedari tadi melamun "Ahh I'm not daydreaming" ucap Alex cepat"Don't lie to me dear!! I can't lie to you!!" ucap Maria yang tahu jika Alex tengah berbohong padanya"I really don't think about anything, I just want to go home and rest" ucap Alex "Don't tell me you're thinking about that woman!! That married woman!!" ucap Maria mendelik sinis dan mulai memainkan bola matanya malas Alex tampak menatap Maria, tebakan wanita ini memang benar karna yang ada di fikiranku saat ini hanya Meysa. Aku tidak percaya jika Maria akan sangat tanggap.Tapi aku sedang tak ingin berdebat dengannya, ahh iya Maria sudah tau tentang kehidupanku di Jakarta termasuk ia juga tahu tentang hubunganku dengan Meysa. Entah kenapa aku berani bercerita tentang kehidupan pribadiku pada Maria ia juga ta
Hari yang paling membahagiakan sepanjang hidupku adalah hari dimana putri pertamaku di lahirkan didunia ini, ada hal menarik di tanggal dan bulan itu pasalnya itu adalah hari lahirku selain itu suamiku juga lahir dibulan yang sama hanya beda tanggal saja ia lahir tanggal 15 februari lucu bukan. Keluarga kecilku ini sungguh unik, Kami bertiga lahir dibulan yang sama bahkan aku dan putriku lahir ditanggal yang sama, bagiku ini sangat menakjubkan. Tak ada yang special bagiku selain bulan itu, bulan yang sungguh bermakna bagiku. Di hari ulang tahunku yang ke 24 tahun kado terindahku adalah putri kecil dan dan suami yang paling ku cintai. Namun dihari yang bahagia ini untuk pertama kalinya tak ada Alex disisiku, aku telah kehilangannya untuk selama lamanya. Beberapa minggu lalu aku mendengar bahwa Alex sudah pergi meninggalkan kota Jakarta, yang aku dengar dia pergi ke swiss dan entah untuk apa. Yang ada dalam fikiranku adalah dia pergi karna aku, aku penyebab kepergiannya yang menda
Tok tok tok Assalamualaikum Tok tok tok Clek Waalaikum salam, ehh Mbak Meysa Mas Dimas kirain siapa. Sini Ibu bantu bawain kantongnya. Meysa tanpak tersenyum kemudian masuk kedalam sementara Dimas memberikan tas sedang berisi baju ganti milik Meysa.Tap tap tap "Alhamdulillah nyampe rumah juga akhirnya yah, duduk disana dulu yaang pegel pengen duduk" ucap Meysa ia lalu berjalan dan duduk di sofa panjang tengah rumah, Dimas kemudian ikut duduk disamping Istri anak putri kecil mereka sementara ibu tampak ikut bersama Marsitoh naik keatas."Dedenya lucu banget ya yaang, kaya aku" ucap Dimas tersenyum lebar sembari menyipitkan matanya."Huhh kaya kamu? Mana ada kaya kamu yaang!! Dia itu cewe dan miripnya sama aku Mamahnya ngerti!! Ngaku ngaku banget sih" ucap Meysa mendelik sinis"Diih sirik aja ck .. Ia mirip kamu sama sama cantik asal jangan ngikutin sifatnya aja" ucap Dimas ia lalu melihat lagi putrinya yang tampak tertidur pulas di pangkuan Ibunya."Emang sifat Mamahnya kenapa?"
Dulu aku berfikir akan selamanya sendiri dirumah ini. Sejak SMP aku memang tidak memiliki teman hingga akhirnya aku mau berteman dengan Alex. Entahlah bagiku mereka tak pernah cocok denganku dan sifatku hingga akhirnya aku memilih untuk sendiri.Tapi sekarang aku sudah tidak khawatir lagi karna aku sekarang memiliki Suami yang sangat sayang dan juga perduli padaku selain itu Ibu kandungku sekarang ada disisiku dan terus menemaniku. Sungguh aku sangat bersyukur sekali.Aku memerjapkan mataku dan berusaha memulihkan kesadaranku kemudian bangkit dan berjalan dan membuka pintu.ClekAku membuka lalu menutup lagi pintu dan berjalan perlahan menuruni anak tangga. Aku ingin menyiapkan sarapan untuk suamiku. Saat menuju anak tangga yang terakhir tiba tiba Meysa tergelincir dan sontak ia berteriak kaget.Arrghhh Brughh Arrghh SAKIT!! MAS!! Mamah Sakit arrghh sakit.Dari arah dapur terlihat Yulianti kaget saat melihat putrinya tengah meringis kesakitan ia lalu berlari menuju putrinya.Sya,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments