Share

151

"Mas Bangun dulu!" ujarku pada pria yang baru saja kunikahi siang tadi.

"Iya, sebentar aku masih ngantuk."

"Mas! Kamu harus pergi kerja!" Aku mengguncang tubuhnya.

"Iya Jannah, kamu kok kasar amat?" Ia menggerutu dan sesaat nama yang dia sebutkan tadi bukan namaku.

"Kamu kok manggil aku Jannah sih, Mas?" Tiba tiba hatiku sakit.

"Oh, maaf ...." Ia nampak salah tingkah dan tersenyum canggung, sementara aku terlanjur kecewa.

"Aku gak mau dengar nama Mba Jannah lagi di antara kita berdua, Mas," ungkapku dengan hati kecewa.

"Maaf, tolong maklumi bahwa aku masih terbiasa dengannya."

"Tapi itu menyinggungku ...." .

"Iya, maaf, ya, Sayang, istriku yang cantik," bujuknya sambil mencium keningku.

Harusnya aku bahagia, tapi kenapa aku harus menuai luka di hari kedua pernikahan.ah, sesaknya.

*

Sarapan sudah terhidang di meja, sudah kusiapkan teh manis dan juga nasi goreng yang kubuat dengan penuh cinta. Berharap ia akan menikmatinya lalu berterima kasih dan memujiku di depan mertua. Sungguh manis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status