Share

150

Ya, berakhir sudah, kusadari pada lembaran hidup yang ujungnya kutemukan kesimpulan bahwa aku memang tidak ditakdirkan Tuhan untuk menjalani waktu dengan seorang pria.

Aku tahu harus menjalani semuanya sendirian, meski hari-hari sepi, ditambah menjaga anak-anak dan bisnis yang kukembangkan, dimana beberapa orang menggantungkan hidupnya di sana. Aku harus bisa.

Ilham, dia sudah jadi karyawan, kusuruh ia bekerja dan menjaga stok di gudang. Bukan karena aku terpikat pada ketampanannya, tapi lebih pada merasa bahwa itu adalah kesempatan kedua menebus dosa pada mantan suami pertama, meski pemuda itu tidak ada hubungan sama sekali dengan Mas Ikbal.

**

"Bunda, Bunda bisa jaga Rayan dan Kakak sendirian Tanpa ayah?" tanya anakku pada suatu malam.

"Insya Allah bisa, kita akan saling menjaga," jawabku sembari merangkulnya.

"Bunda gak sakit hati pada ayah dan istrinya?"

"Sakit hati sih, iya, manusiawi tapi membesarkan dendam tak ada artinya, malah kita tak akan fokus dengan langkah sendiri."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status