Share

149

Tak kusangka dia mencariku ke butik, mungkin untuk menjernihkan keraguannya atas apa yang ku bahas ditelepon malam tadi, Sebenarnya aku menatap wajah itu namun ia bersikeras untuk menemuiku.

"Apa lagi?" tanyaku sambil melipat tangan dan menemuinya di teras, aku risih mengajaknya masuk ke dalam toko kami.

"Apa yang ingin kau tunjukkan?"

Aku buka layar ponsel lalu menunjukkan foto barang temuan yang ada di bawa kasur kami, sebuah kayu yang diikat seperti pocong dan helaian rambut serta foto Mas Rafiq.

"Ini dari mana?" tanyanya heran dan sekaligus terkejut.

"Dari bawah kasur di kamar kita."

"Siapa yang bisa meletakkan itu di sana? Apa ini hanya akal-akalanmu?" tuduhnya yang langsung membuatku murka.

"Maaf ya, pekerjaanku sudah banyak aku tidak punya waktu sampai harus membuat drama seperti ini, aku hanya memberitahumu agar kau bisa meruqyah diri sendiri. Tapi jika kau lebih suka berada dan pengaruh ilmu sihir tersebut, ya lakukan saja sesukamu, aku tidak peduli," jawabku sambil membalikk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status