Share

135

Mereka tertawa dengan tatapan lekat, aku curiga dan merasa ada yang tidak beres dengan gestur mereka yang terlihat akrab padahal bukan keluarga.

"Kalian membicarakan apa?" tanyaku sambil meletakkan nampan minuman.

"Membicarakan Mbak Jannah," jawab si wanita sambil tersenyum dan melirik suamiku.

"Mas Rafiq, bisa bicara?"

"Oh, ok, bentar ya, Rosa," ucapnya pamit sejenak.

Kutarik lengannya dan membawa suamiku ke dapur untuk mengajaknya bicara.

"Apa yang sedang kau lakukan, Mas?"

"Enggak ada," jawabnya masih tertawa tanpa rasa bersalah.

"Kenapa.kamu terlihat amat mesra padanya?" Protesku.

"Ah, itu ... Hahahaha kau bisa saja cemburunya," ujarnya menggoda.

"Suruh dia pulang segera atau aku akan mengusirnya!" tegasku.

"Oh, kenapa Sayang, kasihan dia kan silaturahmi aja."

"Tapi caranya aku gak suka, suruh dia pulang sekarang!" desisku sambil mendelik kesal.

"Jannah, kamu selalu menjadi istri yang manis dan lucu," gumam Mas Rafiq sambil menjawil pipiku.

Dari dalam aku perhatikan Mas Rafik t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status