Share

Kembali pada Tuhan

***

Empat hari berlalu, namun pesan yang kukirim pada Safina belum lah mendapat balasan. Apakah wanita pujaan hati Mas Azka itu mengganti nomornya dengan yang baru?

"Nduk, barang-barang kamu sudah dikemas semua?"

Aku terperanjat mendengar pertanyaan Ibu. "A-- ah, iya, Bu. Sudah, ini memang sengaja aku tinggal, baju-baju tidak terpakai, untuk apa dibawa, ya kan?"

Ibu mengangguk sambil memasuki kamar yang beberapa perabotannya sudah diangkut ke Jakarta. Menyisakan ranjang dan satu lemari yang berisi baju bekas yang sudah tidak muat di badan.

"Tidak ada yang tertinggal kan?"

Aku menggeleng, "Sepertinya tidak," jawabku seraya menyapu semua sudut kamar.

"Hatimu berat meninggalkan Surabaya, Haf?"

Pertanyaan Ibu kali ini membuatku terpaku.

"Entahlah, Bu," jawabku asal. Kurasakan bibirku bergetar, bahkan untuk mengukir senyum pun rasanya teramat sulit. Aku ingin Ibu melihatku baik-baik saja, tapi ternyata itu tidaklah mudah. Bayangan wajah Mas Azka masih mengikuti kemana pun aku pergi. "Ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status