Share

Menghapus Kenangan

***

"Aku memang bodoh, Bu."

Ibu menggeleng sementara tangannya yang lembut mengusap pipiku secara perlahan. Wanita paruh baya berwajah teduh itu berulang kali mencoba tersenyum. Aku tau, sebab bibirnya membentuk garis tipis namun kentara menahan getar.

"Harusnya aku merasa janggal saat Bunda Ranti tiba-tiba bilang akan membawaku pulang. Dulu, Bunda mengatakan betapa sulit mencari keberadaan Ayah dan Ibu, namun saat aku remaja, kenapa tiba-tiba semudah itu Bunda menemukan kalian? Harusnya aku curiga kan, Bu? Harusnya aku tidak begitu saja percaya pada apa yang Bunda katakan." Aku terisak lagi. Rasanya malam ini aku ingin membuang semua perasaan sedih sehingga esok hanya bahagia yang kudapati. "Aku terlalu senang karena pada akhirnya kita akan bertemu setelah berpuluh-puluh tahun terpisah. Namun perasaan itu hanya sebentar kurasakan sebab otakku sudah dicekoki banyak sekali kebencian pada Ayah dan Ibu, sehingga saat aku terharu pada pertemuan kita, saat itu pula aku merasa terluka. Bun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ebos
oke sejauh ini, rumit tapi mengesankan..!!! lanjutkannn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status