Share

Bab 3 Kesepakatan

Penulis: Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-05 10:28:55

Di rumah sederhana keluarga Luna, suasana terasa tegang. Arya, ayah Luna, duduk di kursi tua dengan wajah penuh kekhawatiran. Luna yang melihat Ayahnya yang baru pulang kerja melihat ekspresi ayahnya dan merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Luna bertanya. "Ayah, ada apa? Wajah Ayah terlihat pucat."

Arya menghela napas panjang. "Luna, ada sesuatu yang harus Ayah sampaikan padamu."

Luna duduk di samping ayahnya. "Apa itu, Ayah? Katakan saja."

"Hutang Ayah... ternyata mencapai 135 juta rupiah. Ayah tidak tahu bagaimana cara melunasinya."Arya menundukkan kepalanya.

Luna: Terkejut. "135 juta? Bagaimana bisa sebanyak itu, Ayah?"

Arya: "Bunga pinjaman online itu sangat tinggi. Ayah tidak menyangka akan seburuk ini."

Luna: Menunduk, berpikir keras. "Ayah, jangan khawatir. Aku akan mencari cara untuk membantu melunasi hutang itu."

Arya: "Tapi bagaimana caranya, Luna? Gajimu belum cukup untuk itu."

Luna menatap nanar."Aku akan mencari solusi, Ayah. Percayalah padaku."

Setelah percakapan itu, Luna merasa bingung dan tertekan. Ia tahu bahwa gajinya sebagai karyawan baru tidak akan cukup untuk membantu ayahnya. Tiba-tiba, terpikir olehnya satu-satunya orang yang mungkin bisa membantunya—Daehan.

Esok harinya, Luna memberanikan diri untuk menemui Daehan di kantornya. Ia mengetuk pintu ruangan Daehan dengan gugup.

Daehan tanpa mengangkat wajah dari berkas di mejanya. "Masuk."

Luna masuk perlahan. "Maaf mengganggu, Tuan Daehan. Bolehkah saya berbicara sebentar?"

Daehan melihat sekilas ke arahnya. "Kau? Ada apa?"

Luna menelan salivanya. "Saya... ingin meminta bantuan Anda."

Daehan menyandarkan diri di kursi, menatapnya dengan dingin. "Bantuan apa yang kau minta? Kau baru satu hari bekerja di sini dan sudah berani meminta bantuan?"

Luna berucap."Saya tahu ini terdengar tidak pantas, tapi situasinya mendesak. Ayah saya terjerat hutang besar, dan saya tidak tahu harus bagaimana."

Daehan menyeringai sinis. "Jadi, kau ingin aku memberimu uang?"

Luna: Menunduk. "Saya bersedia melakukan apapun sebagai gantinya. Tolonglah, Tuan."

Daehan berdiri dari kursinya, berjalan mendekati Luna. "Apapun, katamu?"

Luna mengangguk pelan. "Ya, apapun."

Daehan memutar matanya, berpikir sejenak. "Kau tahu, ini menarik. Kebetulan aku juga membutuhkan sesuatu."

Luna memandangnya dengan harapan. "Apa itu, Tuan?"

"Ayahku akan menyerahkan perusahaan ini sepenuhnya padaku jika aku menikah. Masalahnya, aku tidak tertarik dengan pernikahan."batin Daehan.

Daehan menghampiri lebih dekat. "Kita bisa membuat kesepakatan. Kau butuh uang, aku butuh istri, secara teknis. Bagaimana kalau kita menikah secara kontrak?"

Luna terkejut. "Menikah? Tapi..."

Daehan dengan santai."Ini hanya pernikahan di atas kertas. Setelah aku mendapatkan perusahaan, kita bisa berpisah. Kau akan mendapatkan uang untuk melunasi hutang ayahmu."

Luna ragu-ragu. "Tapi itu tidak benar. Pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa dipermainkan."

Daehan menyeringai. "Kau yang bilang bersedia melakukan apapun. Atau mungkin kau punya pilihan lain?"

Luna terdiam, pikirannya berkecamuk. Di satu sisi, ia merasa ini tidak benar. Di sisi lain, ia memikirkan ayahnya yang terjerat hutang.

Daehan mendesak."Waktu terus berjalan, Luna. Keputusan ada di tanganmu."

Luna menghela napas berat. "Baiklah. Saya setuju."

Daehan tersenyum puas. "Bagus. Kita akan membuat perjanjian tertulis. Ada beberapa syarat yang harus kau patuhi."

Luna mengernyitkan keningnya. "Syarat apa saja?"

Daehan menjelaskan. "Pertama, kau harus menjaga penampilan dan perilaku yang sesuai sebagai istri seorang direktur. Kedua, jangan pernah mencampuri urusanku. Aku bebas melakukan apapun yang aku mau."

Luna merasa tidak nyaman. "Maksud Anda?"

Daehan menarik sudut bibirnya. "Aku sering pergi ke klub, bertemu dengan wanita-wanita. Itu bukan urusanmu."

Luna merasa terluka, tapi menahan diri. "Baik."

"Ketiga, pernikahan ini bersifat rahasia. Hanya keluarga inti yang akan tahu. Tidak ada publikasi."ucap Daehan dengan tegas dan dingin.

Luna mengangguk. "Saya mengerti."

Daehan bertepuk tangan."Bagus. Kita akan menikah minggu depan. Pastikan kau siap."

Luna mengangguk pelan. "Baik, Tuan."

Luna keluar dari ruangan itu dengan perasaan campur aduk. Ia merasa telah menjual dirinya, tetapi demi ayahnya, ia rela melakukan apapun. Sementara itu, Daehan kembali duduk di kursinya, tersenyum sinis.

Beberapa hari kemudian, Luna pulang ke rumah dan menemui ayahnya.

Arya memanggil. "Luna, kau terlihat lelah. Apa kau baik-baik saja?"

Luna memaksakan diri untuk tersenyum. "Aku baik-baik saja, Ayah."

Arya mengernyit. "Ada yang ingin kau bicarakan?"

Luna ragu sejenak. "Ayah, aku punya kabar baik. Aku sudah menemukan cara untuk melunasi hutang kita."

Arya: Terkejut. "Benarkah? Bagaimana caranya?"

Luna: "Aku akan menikah dengan Tuan Daehan."

Arya terkejut. . "Apa? Bagaimana bisa? Kalian saling mengenal?"

"Kami... bertemu di kantor. Ini keputusan bersama."Ujar Luna.

Arya menautkan kedua alisnya. "Luna, pernikahan bukanlah hal yang bisa diputuskan begitu saja. Apakah kau yakin?"

Luna hanya menunduk. "Ini demi kita, Ayah. Aku ingin membantu."

Arya menghela napas. "Jika itu yang kau inginkan, Ayah hanya bisa mendukungmu. Tapi pastikan kau tidak menyesalinya nanti."

Luna tersenyum getir."Terima kasih, Ayah."

Hari pernikahan pun tiba. Upacara berlangsung sederhana, hanya dihadiri oleh keluarga inti. Daehan tampak dingin dan formal, sementara Luna berusaha tegar meski hatinya berat.

Arya seharusnya tersenyum bahagia, melihat putrinya menikah namun saat ini dia menahan tangisnya karena , pernikahan putrinya, itu karena dirinya.

Akad nikah berlangsung secara tertutup dan hanya dihadiri kerabat dekat Pak Arya saja. Setelah upacara selesai, Daehan langsung membawa Luna ke rumah mewahnnya. Dimana ada ayah dan ibu Daehan. Ayah Daehan berasal dari korea meskipun mereka sudah memeluk agam islam. Sang ibu terlihat anggun meski sudah berumur dia merupakan asli Indonesia. Dan dia menatap Luna dengan dingin meski tak banyak bicara.

"Dia ... mirip sekali dengan wanita itu ."Sarah mengumpat dalam batinnya.

"Ibu ,dia istriku, kuharap ibu bisa menerimanya, "ucap Daehan. Sang ibu sepertinya sudah faham bahwa Daehan menikah secara kontrak.

Daehan masuk ke dalam rumah tanpa menoleh ke Luna. "Kamar kita di sini, tapi jangan tidur di ranjangku, kau tidur di sofa saja."ketus Daehan.

Luna: "Baik."

Daehan mendelikkan matanya "Ingat syarat-syarat kita. Jangan membuat masalah."

Luna menjawab."Saya mengerti."

Beberapa hari berlalu, Luna menjalani perannya sebagai istri kontrak dengan penuh tanggung jawab. Ia menjaga rumah, memasak, dan berusaha bersikap profesional. Namun, Daehan sering pulang larut malam atau bahkan tidak pulang sama sekali. Suatu malam, Luna memutuskan untuk menunggu Daehan di ruang tamu.

Luna selesai melaksanakan sholat malam.Pukul 2 pagi, pintu terbuka. Daehan masuk dengan langkah goyah, jelas sedang mabuk.

Luna mengernyit "Daehan, kau baik-baik saja?"

Daehan menatapnya dengan mata sayu. "Kenapa kau masih bangun? Bukankah aku sudah bilang jangan mencampuri urusanku?"

"Aku hanya khawatir. Sudah larut malam." Luna mengikuti langkah Daehan.

Daehan tertawa sinis. "Khawatir? Lucu sekali. Kita hanya terikat kontrak, ingat?"

Luna menunduk. "Maaf."

Daehan mendekat dengan tatapan tajam. "Jangan berpikir kau bisa mengubah apapun. Hidupku bukan urusanmu."

Luna menjawab "Aku mengerti. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja."

Daehan menghela napas, kemudian berbalik menuju kamarnya. "Sudahlah. Tidurlah."

Setelah kejadian itu, Luna semakin merasa terasing. Ia sadar bahwa pernikahan ini hanyalah kesepakatan bisnis bagi Daehan. Namun, di dalam hatinya, ia mulai merasakan sesuatu yang lain. Ia melihat sisi lain dari Daehan. kesepian dan luka yang tersembunyi di balik sikap dinginnya.

Suatu hari, saat pagi sebelum Daehan berangkat bekerja.

Luna memulai percakapan "Daehan, bisakah kita bicara sebentar?"

Daehan tanpa mengalihkan pandangan dari koran di tangannya. "Tentang apa?"

Luna perlahan mengucap."Aku tahu ini bukan pernikahan sebenarnya, tapi bisakah kita mencoba untuk lebih... saling memahami?"

Daehan: Meletakkan korannya, menatap Luna dengan datar. "Apa maksudmu?"

"Kita tinggal di rumah yang sama. Mungkin akan lebih baik jika kita bisa berkomunikasi dengan baik."ujar Luna.

Daehan menyeringai. "Kau ingin menjadi istri yang baik sekarang?"

"Aku hanya ingin situasi ini tidak terasa canggung."Luna meremas hijabnya.

Daehan mendengus. "Dengar, Luna. Aku tidak membutuhkan teman bicara atau istri yang peduli. Aku sudah menjalani hidupku dengan caraku sendiri."

Luna menahan kecewa. "Baiklah, jika itu yang kau inginkan."

Percakapan itu kembali membentangkan jarak antara mereka. Luna merasa usahanya sia-sia, sementara Daehan terus menutup diri. Namun, tanpa mereka sadari, benih-benih perubahan mulai tumbuh di hati masing-masing.

Luna berangkat bekerja lebih dulu menggunakan bis dia tak berani jika dia ikut sang suami.

"Kemana gadis bodoh itu, wajahnya semakin membuatku muak, dan marah ... dan bodohnya kenapa aku bisa menjadikan dia istri kontrakku."

"Daehan, apa kau yakin dengan keputusanmu menikahi gadis itu?"Sarah bertanya sambil menyantap sarapannya.

"Begitulah kenyataannya, Ayah ingin aku menikah, baru menyerahkan perusahaannya."Daehan sambil mengepalkan tangannya mengingat syarat sang ayah.

Dimana mereka sudah hidup terpisah Ayahnya menceraikan sang ibu dan menikah dengan seorang wanita.

"Haloo tuan ini kabar buruk" suara dari sambungan seluler.

"Ada apa Andrew?"

"Ada yang mencoba meretas data perusahaan tuan !".Andrew dengan nada cemas.

"Apa ?"

bersambung...

Bab terkait

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 4 Cemburu?

    Luna duduk di meja kerjanya di sudut ruangan kantor, memandang layar laptop dengan fokus. Sebagai salah satu karyawan tim desain di perusahaan Daehan, ia bekerja keras dan menjalankan tugasnya dengan profesional. Tidak ada seorang pun di kantor yang tahu bahwa Luna adalah istri sah Daehan. "Hei ,Luna tolong belikan aku kopi ya caramel machiatto "ucap seorang senior di tim desain tersebut. "Baik ka, aku belikan."Luna pergi ke kantin . Pernikahan mereka memang dirahasiakan, Daehan menginginkan semua tetap tertutup, sementara Luna pun tidak berani membocorkan kesepakatan pernikahan kontrak mereka. Hanya enam bulan yang perlu ia jalani, setelah itu mereka akan berpisah, dan ia bisa melanjutkan hidupnya. Namun, meskipun mereka sudah menikah, kehidupan Luna di kantor tidak berubah. Dia diperlakukan seperti karyawan biasa, bahkan sering diremehkan oleh beberapa rekan kerjanya. "Luna ... tolong kau buat laporan ini ya sore ini harus selesai." "Baik bu "Luna menganggukkan kepalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 5 Kedatangan Kekasih

    Pagi itu di kantor Daehan terasa seperti pagi yang biasa bagi Luna. Ia berjalan keluar dari kedai kopi favoritnya, membawa secangkir kopi untuk kepala timnya, lalu kembali ke kantor. Sebagai karyawan di tim desain, Luna selalu berusaha untuk bersikap profesional meskipun sering diremehkan oleh rekan-rekan kerjanya. Hari ini pun, Luna menjalani rutinitasnya dengan tenang. Sesampainya di kantor, suasana terasa sedikit berbeda. Ada kegaduhan kecil di area resepsionis, dan beberapa rekan kerjanya tampak berbisik-bisik sambil melirik ke arah pintu masuk utama. Luna hanya mengernyit, tidak terlalu mempedulikannya dan melanjutkan langkah menuju ruang kepala timnya. Tapi sebelum dia sampai ke sana, langkahnya terhenti saat mendengar suara langkah sepatu hak tinggi yang tajam, menghentak lantai marmer kantor. Sebuah aura keanggunan dan pesona segera memenuhi ruangan. Seorang wanita cantik dengan penampilan menawan masuk ke kantor dengan penuh percaya diri. Rambut panjangnya tergerai indah,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 6 Aku ingin Berpisah

    Pagi itu, Luna memasuki kantor Daehan dengan perasaan yang campur aduk. Keberaniannya sudah terkumpul selama berminggu-minggu, dan hari ini adalah saatnya ia berbicara. Selama beberapa bulan terakhir, hubungan mereka hanya dipenuhi ketegangan, cemoohan, dan luka yang terus membekas. "Sepertinya aku sudah tidak tahan lagi, aku harus pergi." Daehan selalu berkata kasar, menyudutkan Luna dengan komentar-komentar yang menyakitkan, dan memperlakukannya seolah-olah Luna hanya masalah kecil yang perlu segera dihilangkan. Tapi Luna sudah cukup. Dia tidak bisa terus hidup dalam pernikahan kontrak ini yang semakin hari hanya membuatnya merasa terjebak. Ketika pintu ruangan terbuka, Daehan sedang sibuk membaca dokumen di mejanya. Luna melangkah masuk, menutup pintu dengan pelan dan menghela napas panjang sebelum akhirnya berbicara, “Pak Daehan, aku ingin kita berpisah. Daehan mendongak, sejenak terkejut melihat Luna berdiri di depannya dengan ekspresi serius. Dahinya berkerut dan nada sua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 7

    Malam itu, Daehan duduk di sofa apartemen Ryuka, mencoba menikmati malam yang seharusnya dipenuhi dengan keintiman dan gairah. Ryuka, model internasional dengan kecantikan luar biasa, tampak begitu memikat. Dengan gaun seksi yang memperlihatkan keindahan tubuhnya, Ryuka mengelilingi Daehan, tersenyum lembut saat dia mendekat. “Sudah lama kita tidak bertemu,” bisiknya manja, jemarinya melingkari leher Daehan, menariknya lebih dekat. Daehan tersenyum, mencoba untuk merespons, tapi hatinya terasa hampa. Ia memandang Ryuka, yang selama ini menjadi sosok yang ia cintai, namun malam ini ada sesuatu yang berbeda. Sentuhannya, suaranya, bahkan senyumnya yang dulu begitu ia rindukan, kini terasa seolah jauh."Ya, aku juga sangat merindukanmu Ryuka." Daehan dengan ekpresi datarnya. Ryuka melanjutkan pembicaraan dengan nada yang penuh godaan, “Kau pasti merindukan momen-momen seperti ini, bukan?” Dia mendekat, mencium bibir Daehan dengan penuh gairah, tapi di balik semua itu, Daehan merasa pik

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 8. Meminta Izin

    "Luna !"pekik seorang manajer kepada Luna .Luna langsung berdiri. "Iya, saya bu."ujar Luna . Kemudian Luna berdiri dari kursinya. "Kamu lihat siapa yang datang kan ? kenapa kamu tidak menyapanya?" Susan dengan suara yang tinggi. "Selamat pagi pak."Luna menyapa Daehan kemudian kembali bekerja. Daehan hanya menatap Luna dingin. Setelah masuk jam makan siang Luna bergegas karena sudah menyelesaikan pekerjaannya . Luna minta izin untuk pulang siang karena ada hal yang yang sangat penting. "Permisi bu, saya mau minta izin, saya harus ... menemui ayah saya ini sangat penting." "Hoo, setelah tadi pagi kamu bersikap angkuh sekarang mau mangkir kerja?"ujar Susan . "Bukan begitu bu ini hari yang penting untuk Ayah saya."lirih Luna. "Baik kalau kamu berani silahkan minta izin langsung pada Pak Daehan jika dia mengizinkan maka kamu saya izinkan pulang awal jika tidak maka kamu harus pulang sore."ujar Susan. "Baik bu."Luna bergegas ke ruangan Daehan. Ternyata ada Ryuka di ruang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 9 Cemburu.

    Pagi itu di rumah Daehan, Luna bangun lebih awal seperti biasa. Meski suasana rumah selalu dingin karena sikap dingin Daehan, Luna tetap menjalani rutinitasnya dengan penuh tanggung jawab. Setelah menyelesaikan shalat Subuh, Luna berpakaian rapi untuk bekerja. Dia mengenakan blus putih sederhana dan rok panjang yang dipadukan dengan hijab berwarna krem. Meski hatinya sering kali terasa berat, Luna tetap berusaha tenang, terutama dalam menghadapi tiga bulan tersisa dari pernikahan kontrak ini. Luna juga sudah menyiapkan pakaian kerja Daehan dengan hati-hati dan menata meja sarapan. Tidak ada sapaan hangat di antara mereka, hanya hening yang selalu mengisi ruang di rumah itu. Daehan yang biasanya cuek, sarapan cepat tanpa banyak bicara, lalu pergi begitu saja. Sementara itu, Luna hanya menunduk, berusaha tidak terlalu terpengaruh oleh sikap suaminya yang kerap sinis dan dingin. Baginya, yang terpenting adalah bertahan sampai kontrak selesai. Setelah memastikan semuanya siap, Luna

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   bab 10 Jangan pernah dekat dengan laki-laki lain

    "Apa syaratnya pak?"ucap Luna. "Jangan pernah dekat dengan laki-laki lain."ujar Daehan. "Syarat yang mudah, lagipula aku memang tidak dekat dengan siapapun."Luna berlalu dari hadapan Daehan. Daehan sedang berada di ruang kerjanya ketika asistennya, Hana, masuk dengan sebuah undangan di tangannya. "Tuan Daehan," kata Hana dengan nada hormat, "ini undangan dari sebuah acara besar. Semua pengusaha top akan hadir. Pesta ini akan diadakan di hotel bintang lima akhir pekan ini. Saya rasa Anda perlu hadir." Daehan mengambil undangan itu dan melihat sejenak, kemudian dia mengangguk pelan. Acara ini memang penting bagi jaringan bisnisnya. "Siapkan semuanya," ujarnya dengan nada tegas. "Dan, oh, pastikan Luna juga siap." Hana terlihat bingung sesaat. "Luna, Tuan? Apa Anda ingin mengajak—" "Ya," potong Daehan cepat, meski di dalam hatinya, ia merasa sedikit ragu. Selama ini, dia selalu menutup rapat soal pernikahannya dengan Luna, bahkan di lingkungan sosialnya, Daehan hanya mengaku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 11 Gosip di kantor

    Malam semakin larut Daehan mengajak Luna pulang, dan memang Luna sudah terlihat sangat mengantuk karena tak biasa tidur larut malam. "Huaaahh...."Luna menguap saat di mobil dan tanpa disadari Luna tertidur, kepalanya miring ke jendela mobil, Daehan dengan terpaksa mengarahkan kepala Luna agar bersandar di bahunya. "Dasar, menyusahkan saja, masa baru jam 12 saja sudah tidur, dasar koala." Gerutu Daehan dalam batinnya. Ini pertama kalinya Daehan menyentuh Luna, jantungnya berdegup sangat kencang kala wajah Luna begitu dengannya. Wajah yang sangat dibencinya. Setelah 30 menit akhirnya mereka sampai di rumah Daehan. Sang supir membukakan pintu. "Biar saya saja yang menggendongnya."Daehan mengangkat tubuh ramping Luna, seolah dia tidak merasa berat sama sekali."Menyusahkan saja, tapi... kenapa dia makin cantik saat tidur, dia lebih manis karena tidak membangkang." Daehan berjalan sambil meracau dalam batinnya. "Huhhhh, akhirnya."Daehan meletakkan tubuh Luna di ranjangnya untuk pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14

Bab terbaru

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 36 Kehidupan baru tanpa dia

    Luna duduk di tepi jendela sebuah apartemen kecil di negara asing, menatap langit kelabu yang seolah mencerminkan hatinya. Keputusannya untuk pergi jauh dari Daehan terasa seperti belati yang menembus jantungnya. Namun, ancaman dari Tuan Kim Do Hyun tidak memberinya pilihan. Ia harus menjaga kebahagiaan Daehan dengan cara yang menyakitkan: meninggalkan pria yang ia cintai. Hari itu masih pagi, tapi hawa dingin membuat tubuh Luna menggigil. Wajahnya yang biasanya ceria kini tampak muram. Bekas air mata masih jelas di pipinya. Ia mengenang setiap momen indah bersama Daehan—senyumnya, perhatian kecilnya, bahkan pelukan hangatnya yang selalu membuatnya merasa aman. Semua itu kini terasa seperti mimpi yang perlahan memudar. Tuan Kim Do Hyun telah mengatur segalanya. Tiket pesawat, akomodasi, dan dokumen perjalanan disiapkan dengan rapi. Luna hanya perlu menjalankan perannya sesuai dengan kesepakatan: pergi sejauh mungkin dari kehidupan Daehan dan memulai hidup baru. “Ini demi Daehan,” p

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 35. Kepergian Luna

    Percakapan Luna dan Tuan Kim Malam itu, Luna duduk di sofa apartemennya, mengumpulkan keberanian untuk melakukan sesuatu yang akan mengubah hidupnya selamanya. Tangannya gemetar saat ia mengetik nomor Tuan Kim Do Hyun. Setelah beberapa dering, suara berat dan dingin menjawab di ujung telepon. “Luna, apa yang kau inginkan?” Tuan Kim langsung to the point. Luna menarik napas panjang. "Tuan Kim... Saya sudah memikirkan tawaran Anda." Ada keheningan singkat sebelum Tuan Kim menjawab, “Dan?” “Saya setuju,” kata Luna, suaranya hampir bergetar. “Saya akan meninggalkan Daehan.” Nada suara Tuan Kim berubah sedikit lebih lunak, namun tetap tegas. “Kau membuat keputusan yang bijak. Aku tahu ini tidak mudah untukmu.” Luna tersenyum pahit, meskipun Tuan Kim tidak bisa melihatnya. “Saya hanya ingin yang terbaik untuk Daehan. Tapi... saya punya satu permintaan.” “Apa itu?” “Saya butuh waktu dua hari. Dua hari untuk menghabiskan waktu bersamanya, menciptakan kenangan yang akan membua

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 34 Pilihan Yang sulit

    Pertemuan yang Menguras Emosi Luna duduk di ruang tamu apartemennya dengan tatapan kosong. Ia memegang segelas teh yang sudah dingin, namun tak sedikit pun ia menyentuhnya. Pikirannya terus melayang pada Daehan, pada janji dan cinta mereka, serta calon bayi yang kini tumbuh di dalam rahimnya. Hari-hari terakhir begitu berat setelah mengetahui ancaman dari Tuan Kim Do Hyun kepada suaminya. Ketukan pintu yang tiba-tiba membuat Luna tersentak. Dengan langkah ragu, ia menuju pintu dan membukanya. Di depannya berdiri Tuan Do Hyun dengan wajah dingin dan penuh wibawa. Aura pria itu begitu tegas hingga membuat Luna merasa menciut. "Selamat siang, Luna," ujar Do Hyun dengan nada datar. "Selamat siang, Tuan Kim," jawab Luna dengan sopan, meskipun ada gemetar di suaranya. "Bisakah kita bicara?" tanyanya tanpa basa-basi. Luna mengangguk dan mempersilakan Do Hyun masuk. Mereka duduk di ruang tamu yang kecil namun nyaman. Luna mencoba menenangkan hatinya, tetapi tatapan dingin Do Hyun membua

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 33.Pilihan Yang Sulit

    Hari itu, Luna sedang duduk di ruang tamu apartemennya sambil membaca buku kehamilan. Perutnya sudah semakin besar, dan ia mulai merasakan bayi dalam kandungannya bergerak lebih sering. Kebahagiaannya dengan Daehan perlahan pulih, meskipun masa lalu yang sulit tetap membayangi pikirannya. Tiba-tiba, bel apartemen berbunyi. Luna mengerutkan kening, lalu berjalan perlahan menuju pintu. Saat ia membukanya, wajah seorang wanita paruh baya dengan tatapan penuh harap muncul di hadapannya. “Luna…” suara wanita itu bergetar. Luna terdiam sejenak, mengenali wajah itu dari foto-foto lama yang tersimpan dalam kenangannya. Dina, ibunya yang telah lama pergi, kini berdiri di depan pintunya. “Aku ingin berbicara, Luna. Tolong izinkan aku masuk,” pinta Dina dengan suara lirih. Luna menahan napas, ingin segera menutup pintu. Tapi ia teringat bahwa Daehan-lah yang mengatur pertemuan ini. Setelah ragu sejenak, ia membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan Dina masuk. Pertemuan Penuh Kete

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 32 .Berhenti Bekerja

    Daehan mengajak Luna makan malam di ruang tempat perjamuan yang terletak di lantai atas gedung kantor. Tempat yang biasanya digunakan untuk acara-acara besar kini sepi, hanya ada mereka bertiga — Daehan, Luna, dan Berryl, sang bos. Setelah menikmati makan malam yang sederhana namun lezat, Berryl terkejut ketika Daehan mengucapkan terima kasih padanya. "Terima kasih banyak, Berryl, atas keringanannya terhadap Luna. Aku tahu dia sedang hamil dan sedang butuh banyak istirahat. Kamu sudah banyak membantu dengan memberi keringanan dalam pekerjaannya." Berryl hanya tersenyum, sedikit canggung mendengar pujian dari seorang pria sekaya Daehan. "Tidak masalah, Tuan Kim. Luna memang bekerja keras, dan saya tahu dia membutuhkan waktu untuk menjaga kesehatan. Saya senang bisa membantu." Luna yang duduk di samping Daehan hanya tersenyum kecil, merasa sedikit terharu. Tidak semua bos memperhatikan kesejahteraan karyawannya seperti Berryl. Namun, dia tahu bahwa keputusan Daehan untuk mengajakn

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 31. Ternyata Orang itu suamiku?

    Luna memulai harinya seperti biasa, mengenakan pakaian kerja yang sopan dan sederhana. Ia tiba lebih awal di kantor untuk menyelesaikan tugas yang tertunda. Sementara itu, suasana kantor mulai terasa lebih sibuk dari biasanya. Semua staf terlihat panik dan sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kunjungan penting dari seorang CEO perusahaan besar yang akan berinvestasi di tempat mereka. Pagi itu, kantor Luna penuh dengan aktivitas. Semua karyawan tampak sibuk mempersiapkan kunjungan penting dari seorang CEO yang akan berinvestasi di perusahaan mereka. Sang bos, Berryl, seorang pria berusia 30 tahun yang karismatik dan ambisius, memberikan arahan kepada semua bawahan dengan suara tegas namun penuh antusias. “Semua harus terlihat sempurna hari ini! Ini adalah kesempatan besar untuk perusahaan kita. Cecil, kau yang akan bertugas menjamu CEO itu. Pastikan dia merasa nyaman dan terkesan,” ucap Berryl sambil melirik sekretaris cantiknya yang mengenakan pakaian formal namun

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 30 Malam penuh kehangatan

    Luna tampak sibuk dengan tumpukan dokumen di meja kantornya. Hari itu banyak rapat dan target yang harus diselesaikan, membuatnya sedikit lelah. Namun, ia tetap berusaha terlihat profesional, menjaga penampilannya dengan baik. Rekan-rekannya sesekali melirik ke arah Luna yang sibuk, terkagum dengan dedikasi wanita itu meskipun tengah hamil. Sementara itu, Daehan juga sedang disibukkan dengan pekerjaannya di kantor. Meski begitu, pikirannya terus melayang kepada Luna. Ada rasa rindu yang semakin besar setiap harinya, terutama saat melihat bagaimana Luna perlahan membuka. Sore itu, Luna yang baru saja selesai rapat terkejut melihat sosok Daehan berdiri di depan pintu kantor. Dengan buket bunga besar di tangannya, Daehan menatap Luna dengan senyum menawan yang membuat semua mata di kantor tertuju pada mereka. "Luna, aku di sini untuk menjemputmu," katanya sambil memberikan bunga itu. Wajah Luna memerah. "Kau tidak perlu repot-repot seperti ini, Daehan," jawabnya pelan. Daehan h

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 29. Mulai dekat lagi

    Setelah hampir satu minggu dirawat di ruang VVIP rumah sakit, Daehan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Namun, ketidakhadirannya di kantor ternyata memberikan dampak besar. Asistennya, Rehan, yang biasanya sigap dan penuh semangat, mulai merasa kewalahan. Setiap hari telepon di mejanya terus berdering, email masuk tanpa henti, dan para manajer lini mengeluh tentang tumpukan keputusan yang membutuhkan persetujuan langsung dari Daehan. "Wakil direktur juga hampir kewalahan, Pak," ujar Rehan sambil menelepon Daehan untuk memberikan laporan. Suaranya terdengar lelah, namun ia tetap profesional. "Semua orang mengandalkan Anda, dan sejujurnya, kami belum menemukan ritme tanpa kehadiran Anda di kantor." Daehan, yang sedang duduk di tempat tidur rumah sakit dengan bantal bersandar di punggungnya, mendengarkan laporan itu dengan ekspresi serius. Meskipun tubuhnya belum sepenuhnya pulih, pikirannya sudah kembali tajam seperti biasa. "Rehan, beri tahu semua orang ba

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 28

    Di tengah kesunyian ruang ICU, Luna duduk di samping tempat tidur Daehan, menggenggam tangan suaminya yang dingin. Ia tak bisa menahan air mata yang terus mengalir. "Ya Allah... berikan aku kekuatan menghadapi cobaan ini, suamiku kini terbaring di ICU, dan aku sedang mengandung, berikan kesembuhan untuk suamiku ya Allah."Daehan, pria yang selama ini memberinya banyak luka sekaligus kebaikan, kini terbaring tak berdaya di hadapannya. "Bagaimana pun dia suamiku, dia ayah anakku, aku tak mau terjadi sesuatu padanya."Rasa takut kehilangan dan harapan agar Daehan segera sadar membuat hatinya penuh sesak. Ia teringat saat-saat sulit dalam hidupnya ketika Daehan menjadi satu-satunya yang memberikan bantuan, meskipun dengan segala kebencian yang terpendam. "Luna, kau harus kuat," bisiknya pelan pada dirinya sendiri, meski sebenarnya hatinya hancur. Luna mengusap tangan Daehan dengan lembut, berharap sentuhannya bisa memberinya semangat untuk bertahan. "Kamu yang menyelamatkanku saat aku

DMCA.com Protection Status