Beranda / Romansa / TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK / Bab 6 Aku ingin Berpisah

Share

Bab 6 Aku ingin Berpisah

Penulis: Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-06 08:20:42

Pagi itu, Luna memasuki kantor Daehan dengan perasaan yang campur aduk. Keberaniannya sudah terkumpul selama berminggu-minggu, dan hari ini adalah saatnya ia berbicara. Selama beberapa bulan terakhir, hubungan mereka hanya dipenuhi ketegangan, cemoohan, dan luka yang terus membekas.

"Sepertinya aku sudah tidak tahan lagi, aku harus pergi."

Daehan selalu berkata kasar, menyudutkan Luna dengan komentar-komentar yang menyakitkan, dan memperlakukannya seolah-olah Luna hanya masalah kecil yang perlu segera dihilangkan. Tapi Luna sudah cukup. Dia tidak bisa terus hidup dalam pernikahan kontrak ini yang semakin hari hanya membuatnya merasa terjebak.

Ketika pintu ruangan terbuka, Daehan sedang sibuk membaca dokumen di mejanya. Luna melangkah masuk, menutup pintu dengan pelan dan menghela napas panjang sebelum akhirnya berbicara, “Pak Daehan, aku ingin kita berpisah.

Daehan mendongak, sejenak terkejut melihat Luna berdiri di depannya dengan ekspresi serius. Dahinya berkerut dan nada suaranya penuh ketidakpedulian saat ia menjawab, “Apa maksudmu? Berpisah ?"

Luna menatapnya langsung, mencoba mengendalikan emosinya. “Aku tidak bisa terus begini. Pernikahan ini sudah terlalu berat untukku. Kau sendiri bilang bahwa ini hanya sementara, dan kita hanya punya tiga bulan lagi. Tapi aku tidak tahan menunggu selama itu. Aku ingin keluar sekarang.”

Daehan terdiam. Ada jeda yang cukup panjang di antara mereka, seolah-olah waktu berhenti sejenak. Dia memandang Luna dengan tatapan tajam, mencoba memahami apa yang sedang terjadi dalam pikirannya. Selama ini, dia berpikir Luna hanya akan mengikuti semua aturan tanpa melawan. Tapi sekarang, Luna berdiri di depannya, meminta kebebasan. Sesuatu di dalam diri Daehan mulai bergejolak, sebuah perasaan yang aneh dan sulit dijelaskan.

"Kau ingin keluar dari perjanjian kontrak kita begitu ?" Daehan mengulang dengan nada dingin. "Ini tidak semudah itu, Luna. Pernikahan kita bukan hanya antara kita berdua. Ada keluarga yang akan mencurigai jika kita berpisah sekarang."

Luna menggelengkan kepalanya, mencoba tetap tenang meskipun hatinya bergetar. "Aku tidak peduli lagi tentang itu. Aku lebih baik menghadapi kecurigaan keluargamu daripada terus bertahan dalam hubungan ini."

Sebuah senyuman sinis muncul di wajah Daehan. “Kalau kau ingin pergi, silakan. Tapi ingat, ini kontrak. Kalau kau yang ingin mengakhirinya lebih dulu, kau yang harus membayar kompensasinya. Kau tahu berapa banyak yang terlibat, kan?”

Kata-kata itu membuat Luna terhenti. Dia tahu sejak awal bahwa pernikahan kontrak ini melibatkan sejumlah uang besar, dan ia memang tidak sanggup membayar kompensasi yang Daehan sebutkan. Namun, Daehan begitu tak peduli, seperti biasa. Meski demikian, kali ini terasa berbeda. Ada sesuatu di balik tatapan Daehan, seolah ia menyembunyikan perasaan yang lebih dalam, namun terlalu sombong untuk mengakuinya.

“Kau… benar-benar akan menahanku dengan kontrak ini?” Luna bertanya pelan, matanya bergetar dengan campuran amarah dan kekecewaan.

Daehan menatapnya dengan tatapan dingin. “Kontrak itu masih berlaku tiga bulan lagi, Luna. Kau tahu apa risikonya kalau kau melanggar. Jika kau ingin pergi sekarang, aku tidak akan menghalangi. Tapi bersiaplah untuk menghadapi konsekuensinya.”

Luna merasa tubuhnya melemah, seolah seluruh energinya terkuras. Dia sudah tahu bahwa Daehan tidak akan mempermudah segalanya, tapi mendengarnya langsung dari mulut pria itu membuatnya semakin terluka. Luna mencoba menahan air matanya, mengalihkan pandangannya dari wajah Daehan yang kaku.

"Baik," gumamnya pelan. "Kalau begitu, aku akan kembali bekerja."

Daehan tidak merespons, hanya memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Luna berbalik, meninggalkan ruangan tanpa berkata apa-apa lagi, menutup pintu di belakangnya dengan lembut.

Kembali di meja kerjanya, Luna merasa sesak. Ia tak menyangka akan berada dalam situasi seperti ini—menjadi istri dari seseorang yang jelas-jelas membencinya, terjebak dalam pernikahan kontrak yang hanya membawa luka. Bahkan, saat dia berusaha untuk mengakhiri semuanya, Daehan masih menahannya dengan alasan kontrak dan uang. Luna merasa tak berdaya, tak bisa melawan arus yang begitu kuat.

Di sisi lain, Daehan duduk diam di ruangannya. Setelah Luna pergi, ia kembali tenggelam dalam pikirannya. "Si*l berani sekali dia ingin berpisah dariku, jika aku mau aku yang lebih dulu mencampakkanmu gadis licik." Daehan mengepalkan tangannya.

Sejujurnya, ada rasa janggal yang mulai tumbuh di dalam hatinya. Selama ini, ia selalu bersikap kasar pada Luna, membiarkan dirinya tenggelam dalam kebencian yang berasal dari luka masa lalu.

Tapi sekarang, setelah Luna berani mengatakan bahwa dia ingin pergi, Daehan mulai merasa ada yang berubah. Rasa kesal yang biasanya muncul kini bercampur dengan sesuatu yang lain—rasa takut kehilangan, meskipun dia tidak akan pernah mengakuinya.

Daehan menyandarkan tubuhnya ke kursi, memejamkan mata sejenak. Ia masih ingat bagaimana perasaannya ketika pertama kali bertemu Luna—wajahnya yang mengingatkannya pada seseorang dari masa lalunya, seseorang yang ia benci. Namun, perlahan tapi pasti, Luna mulai menunjukkan sisi yang berbeda, dan itu membuat Daehan mulai meragukan kebenciannya.

"Apa yang terjadi dengan ku, kenapa aku senang melihat dia menangis dan terluka tapi aku tak ingin melepas dia pergi, apa yang terjadi sebenarnya denganku?"

Tetapi kebingungan itu hanya menambah tekanan dalam pikirannya. Di satu sisi, ada perusahaan yang sedang kacau, dengan ancaman peretasan dan penyelundupan produk yang belum terselesaikan. Di sisi lain, ada Luna, wanita yang ia nikahi atas dasar kontrak, tapi yang kini mulai menggoyahkan keyakinannya.

"Arrrrgh."Daehan melemparkan berkas yang ada di mejanya hingga berhamburan . "Aku takkan melepasmu sebelum kau menderita yang teramat dalam Luna." Lirih Daehan.

Sementara itu, Luna duduk di mejanya, mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Tapi setiap kali ia menatap layar komputernya, bayangan percakapannya dengan Daehan terus menghantui pikirannya. Ia merasa hampa dan tak punya harapan.

"Apa yang harus kulakukan?" bisik Luna pada dirinya sendiri, meremas tangan di pangkuannya. Luna tahu ia harus bertahan, setidaknya untuk tiga bulan lagi. Tapi jika setiap hari akan seperti ini, ia tidak yakin bisa melewati semuanya tanpa terluka lebih dalam.

Di rumah, mereka berdua seperti dua orang asing yang tinggal di bawah atap yang sama. Setiap percakapan singkat dan penuh ketegangan, tak ada kebersamaan, hanya kehampaan yang mengisi ruang di antara mereka.

Namun, meski Daehan selalu berusaha menyembunyikan perasaannya, ada sesuatu dalam cara dia memandang Luna akhir-akhir ini—sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.

"Pak, besok saya mungkin izin pulang terlambat ."Luna mencoba memberanikan diri untuk meminta izin kepada Daehan. Dengan tatapan dingin dan ekspresi wajah yang datar. Daehan menanggapi ucapan Luna.

"Hoooh mau kemana heumm." Daehan mengernyitkan keningnya. Dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Luna. Hingga pertama kalinya Daehan melihat wajah yang dia benci itu dari dekat.

"Deg." Jantung Daehan berdegup kencang.

"Ternyata dia cantik , baru kali ini aku melihatnya dari dekat." Daehan dalam batinnya, dia memalingkan wajahnya untuk mengalihkan rasa gugupnya.

" Aku.... ada urusan yang tidak bisa saya katakan, saya rasa Aku punya hak atas itu. Dan janji takkan pernah melewati batasan dari kesepakatan. "Luna sambil meremas bajunya.

"Benarkah, baiklah kali ini aku ingin lihat , apakah kau bisa diberi kepercayaan atau tidak ?"Daehan menyeringai menarik sudut bibirnya.

"Terimakasih pak, kalau begitu saya pergi tidur dulu."Luna setelah melaksanakan sholat Isya langsung tertidur di sofa yang baginya sangat mewah, daripada tidur satu ranjang dengan Daehan.

"Kira-kira mau kemana ya dia? aku harus menyelidikinya , gadis tu pasti merencanakan sesuatu.!"

Bersambung....

Bab terkait

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 7

    Malam itu, Daehan duduk di sofa apartemen Ryuka, mencoba menikmati malam yang seharusnya dipenuhi dengan keintiman dan gairah. Ryuka, model internasional dengan kecantikan luar biasa, tampak begitu memikat. Dengan gaun seksi yang memperlihatkan keindahan tubuhnya, Ryuka mengelilingi Daehan, tersenyum lembut saat dia mendekat. “Sudah lama kita tidak bertemu,” bisiknya manja, jemarinya melingkari leher Daehan, menariknya lebih dekat. Daehan tersenyum, mencoba untuk merespons, tapi hatinya terasa hampa. Ia memandang Ryuka, yang selama ini menjadi sosok yang ia cintai, namun malam ini ada sesuatu yang berbeda. Sentuhannya, suaranya, bahkan senyumnya yang dulu begitu ia rindukan, kini terasa seolah jauh."Ya, aku juga sangat merindukanmu Ryuka." Daehan dengan ekpresi datarnya. Ryuka melanjutkan pembicaraan dengan nada yang penuh godaan, “Kau pasti merindukan momen-momen seperti ini, bukan?” Dia mendekat, mencium bibir Daehan dengan penuh gairah, tapi di balik semua itu, Daehan merasa pik

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 8. Meminta Izin

    "Luna !"pekik seorang manajer kepada Luna .Luna langsung berdiri. "Iya, saya bu."ujar Luna . Kemudian Luna berdiri dari kursinya. "Kamu lihat siapa yang datang kan ? kenapa kamu tidak menyapanya?" Susan dengan suara yang tinggi. "Selamat pagi pak."Luna menyapa Daehan kemudian kembali bekerja. Daehan hanya menatap Luna dingin. Setelah masuk jam makan siang Luna bergegas karena sudah menyelesaikan pekerjaannya . Luna minta izin untuk pulang siang karena ada hal yang yang sangat penting. "Permisi bu, saya mau minta izin, saya harus ... menemui ayah saya ini sangat penting." "Hoo, setelah tadi pagi kamu bersikap angkuh sekarang mau mangkir kerja?"ujar Susan . "Bukan begitu bu ini hari yang penting untuk Ayah saya."lirih Luna. "Baik kalau kamu berani silahkan minta izin langsung pada Pak Daehan jika dia mengizinkan maka kamu saya izinkan pulang awal jika tidak maka kamu harus pulang sore."ujar Susan. "Baik bu."Luna bergegas ke ruangan Daehan. Ternyata ada Ryuka di ruang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 9 Cemburu.

    Pagi itu di rumah Daehan, Luna bangun lebih awal seperti biasa. Meski suasana rumah selalu dingin karena sikap dingin Daehan, Luna tetap menjalani rutinitasnya dengan penuh tanggung jawab. Setelah menyelesaikan shalat Subuh, Luna berpakaian rapi untuk bekerja. Dia mengenakan blus putih sederhana dan rok panjang yang dipadukan dengan hijab berwarna krem. Meski hatinya sering kali terasa berat, Luna tetap berusaha tenang, terutama dalam menghadapi tiga bulan tersisa dari pernikahan kontrak ini. Luna juga sudah menyiapkan pakaian kerja Daehan dengan hati-hati dan menata meja sarapan. Tidak ada sapaan hangat di antara mereka, hanya hening yang selalu mengisi ruang di rumah itu. Daehan yang biasanya cuek, sarapan cepat tanpa banyak bicara, lalu pergi begitu saja. Sementara itu, Luna hanya menunduk, berusaha tidak terlalu terpengaruh oleh sikap suaminya yang kerap sinis dan dingin. Baginya, yang terpenting adalah bertahan sampai kontrak selesai. Setelah memastikan semuanya siap, Luna

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   bab 10 Jangan pernah dekat dengan laki-laki lain

    "Apa syaratnya pak?"ucap Luna. "Jangan pernah dekat dengan laki-laki lain."ujar Daehan. "Syarat yang mudah, lagipula aku memang tidak dekat dengan siapapun."Luna berlalu dari hadapan Daehan. Daehan sedang berada di ruang kerjanya ketika asistennya, Hana, masuk dengan sebuah undangan di tangannya. "Tuan Daehan," kata Hana dengan nada hormat, "ini undangan dari sebuah acara besar. Semua pengusaha top akan hadir. Pesta ini akan diadakan di hotel bintang lima akhir pekan ini. Saya rasa Anda perlu hadir." Daehan mengambil undangan itu dan melihat sejenak, kemudian dia mengangguk pelan. Acara ini memang penting bagi jaringan bisnisnya. "Siapkan semuanya," ujarnya dengan nada tegas. "Dan, oh, pastikan Luna juga siap." Hana terlihat bingung sesaat. "Luna, Tuan? Apa Anda ingin mengajak—" "Ya," potong Daehan cepat, meski di dalam hatinya, ia merasa sedikit ragu. Selama ini, dia selalu menutup rapat soal pernikahannya dengan Luna, bahkan di lingkungan sosialnya, Daehan hanya mengaku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 11 Gosip di kantor

    Malam semakin larut Daehan mengajak Luna pulang, dan memang Luna sudah terlihat sangat mengantuk karena tak biasa tidur larut malam. "Huaaahh...."Luna menguap saat di mobil dan tanpa disadari Luna tertidur, kepalanya miring ke jendela mobil, Daehan dengan terpaksa mengarahkan kepala Luna agar bersandar di bahunya. "Dasar, menyusahkan saja, masa baru jam 12 saja sudah tidur, dasar koala." Gerutu Daehan dalam batinnya. Ini pertama kalinya Daehan menyentuh Luna, jantungnya berdegup sangat kencang kala wajah Luna begitu dengannya. Wajah yang sangat dibencinya. Setelah 30 menit akhirnya mereka sampai di rumah Daehan. Sang supir membukakan pintu. "Biar saya saja yang menggendongnya."Daehan mengangkat tubuh ramping Luna, seolah dia tidak merasa berat sama sekali."Menyusahkan saja, tapi... kenapa dia makin cantik saat tidur, dia lebih manis karena tidak membangkang." Daehan berjalan sambil meracau dalam batinnya. "Huhhhh, akhirnya."Daehan meletakkan tubuh Luna di ranjangnya untuk pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 12

    Daehan dan tim manajemennya sedang merencanakan sebuah langkah besar untuk pengembangan produk baru di perusahaannya. Mereka memutuskan untuk mengadakan lomba desain sebagai bagian dari strategi untuk menemukan bibit-bibit berbakat yang mampu membawa ide-ide segar dan kreatif. Hadiah yang ditawarkan pun tidak main-main, sebesar 250 juta rupiah. Informasi tentang lomba ini segera tersebar luas melalui media sosial dan platform digital perusahaan, dan antusiasme peserta semakin meningkat setiap harinya. Lomba ini diadakan secara online selama satu minggu. Setiap peserta diminta untuk mengirimkan desain inovatif yang dapat diaplikasikan dalam pengembangan produk baru perusahaan Daehan. Tim juri terdiri dari desainer-desainer ternama yang sudah diakui di industri, membuat lomba ini semakin bergengsi. Daehan sendiri sangat bersemangat dengan ide ini, karena selain dapat menemukan bakat-bakat baru, ini juga bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat brand perusahaannya. "Lomba desain, ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 13 Undangan Makan malam.

    Daehan merasa marah sekaligus tidak rela mendengar pernyataan itu. Ia berdiri dari kursinya, menatap Luna tajam. "Kau pikir semua ini semudah itu? Kau pikir setelah kita menjalani semua ini, kau bisa pergi begitu saja?" Luna menelan ludah, berusaha untuk tidak terintimidasi oleh sikap Daehan. "Kita tahu pernikahan ini hanyalah kontrak, Pak Daehan. Tidak ada yang mengikat kita lebih dari itu. Sekarang, aku sudah bisa berdiri sendiri, aku tidak perlu lagi hidup dalam bayang-bayangmu." "Bayang-bayangku?" tanya Daehan dengan nada marah, melangkah mendekat ke arah Luna. "Luna, kau tidak mengerti. Pernikahan kita mungkin dimulai dengan kontrak, tapi sekarang ini sudah lebih dari sekadar itu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja." Luna menatap mata Daehan, merasakan amarah yang tersimpan di dalamnya. Namun, ia juga melihat sesuatu yang lain—sesuatu yang membuatnya ragu dengan keputusannya. "Apa maksudmu, Pak Daehan? Kau sendiri yang selalu menekankan bahwa pernikahan kita ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 14 . Mendaftarkan Pernikahan

    Malam hari, Daehan merasakan kekosongan di ruang kamarnya. [Haloo, Hana, tolong kau daftarkan pernikahanku dengan Luna supaya resmi] [Tapi tuan... anda akan sulit berpisah dengannya nanti, karena harus melalui proses sidang perceraian] [Tidak apa-apa aku sudah memikirkan hal itu] Pagi itu, Luna bangun seperti biasa, siap-siap untuk berangkat kerja. Namun, saat membuka pintu depan, pandangannya tertuju pada sebuah mobil mewah yang terparkir di halaman rumahnya yang sederhana. Matanya membulat kaget. Itu mobil Daehan. Ayah Luna, Arya, yang baru saja keluar dari dapur pun sama terkejutnya. "Luna, siapa itu?" tanya Arya bingung, menatap mobil hitam berkilau yang tampak mencolok di antara deretan rumah sederhana di lingkungan mereka. Sebelum Luna sempat menjawab, Daehan keluar dari mobilnya dengan langkah percaya diri. Dia mengenakan setelan jas rapi, wajahnya dingin dan serius seperti biasa. Arya berdiri di ambang pintu, terkejut melihat sosok Daehan yang tak pernah dia sangka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18

Bab terbaru

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 36 Kehidupan baru tanpa dia

    Luna duduk di tepi jendela sebuah apartemen kecil di negara asing, menatap langit kelabu yang seolah mencerminkan hatinya. Keputusannya untuk pergi jauh dari Daehan terasa seperti belati yang menembus jantungnya. Namun, ancaman dari Tuan Kim Do Hyun tidak memberinya pilihan. Ia harus menjaga kebahagiaan Daehan dengan cara yang menyakitkan: meninggalkan pria yang ia cintai. Hari itu masih pagi, tapi hawa dingin membuat tubuh Luna menggigil. Wajahnya yang biasanya ceria kini tampak muram. Bekas air mata masih jelas di pipinya. Ia mengenang setiap momen indah bersama Daehan—senyumnya, perhatian kecilnya, bahkan pelukan hangatnya yang selalu membuatnya merasa aman. Semua itu kini terasa seperti mimpi yang perlahan memudar. Tuan Kim Do Hyun telah mengatur segalanya. Tiket pesawat, akomodasi, dan dokumen perjalanan disiapkan dengan rapi. Luna hanya perlu menjalankan perannya sesuai dengan kesepakatan: pergi sejauh mungkin dari kehidupan Daehan dan memulai hidup baru. “Ini demi Daehan,” p

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 35. Kepergian Luna

    Percakapan Luna dan Tuan Kim Malam itu, Luna duduk di sofa apartemennya, mengumpulkan keberanian untuk melakukan sesuatu yang akan mengubah hidupnya selamanya. Tangannya gemetar saat ia mengetik nomor Tuan Kim Do Hyun. Setelah beberapa dering, suara berat dan dingin menjawab di ujung telepon. “Luna, apa yang kau inginkan?” Tuan Kim langsung to the point. Luna menarik napas panjang. "Tuan Kim... Saya sudah memikirkan tawaran Anda." Ada keheningan singkat sebelum Tuan Kim menjawab, “Dan?” “Saya setuju,” kata Luna, suaranya hampir bergetar. “Saya akan meninggalkan Daehan.” Nada suara Tuan Kim berubah sedikit lebih lunak, namun tetap tegas. “Kau membuat keputusan yang bijak. Aku tahu ini tidak mudah untukmu.” Luna tersenyum pahit, meskipun Tuan Kim tidak bisa melihatnya. “Saya hanya ingin yang terbaik untuk Daehan. Tapi... saya punya satu permintaan.” “Apa itu?” “Saya butuh waktu dua hari. Dua hari untuk menghabiskan waktu bersamanya, menciptakan kenangan yang akan membua

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 34 Pilihan Yang sulit

    Pertemuan yang Menguras Emosi Luna duduk di ruang tamu apartemennya dengan tatapan kosong. Ia memegang segelas teh yang sudah dingin, namun tak sedikit pun ia menyentuhnya. Pikirannya terus melayang pada Daehan, pada janji dan cinta mereka, serta calon bayi yang kini tumbuh di dalam rahimnya. Hari-hari terakhir begitu berat setelah mengetahui ancaman dari Tuan Kim Do Hyun kepada suaminya. Ketukan pintu yang tiba-tiba membuat Luna tersentak. Dengan langkah ragu, ia menuju pintu dan membukanya. Di depannya berdiri Tuan Do Hyun dengan wajah dingin dan penuh wibawa. Aura pria itu begitu tegas hingga membuat Luna merasa menciut. "Selamat siang, Luna," ujar Do Hyun dengan nada datar. "Selamat siang, Tuan Kim," jawab Luna dengan sopan, meskipun ada gemetar di suaranya. "Bisakah kita bicara?" tanyanya tanpa basa-basi. Luna mengangguk dan mempersilakan Do Hyun masuk. Mereka duduk di ruang tamu yang kecil namun nyaman. Luna mencoba menenangkan hatinya, tetapi tatapan dingin Do Hyun membua

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 33.Pilihan Yang Sulit

    Hari itu, Luna sedang duduk di ruang tamu apartemennya sambil membaca buku kehamilan. Perutnya sudah semakin besar, dan ia mulai merasakan bayi dalam kandungannya bergerak lebih sering. Kebahagiaannya dengan Daehan perlahan pulih, meskipun masa lalu yang sulit tetap membayangi pikirannya. Tiba-tiba, bel apartemen berbunyi. Luna mengerutkan kening, lalu berjalan perlahan menuju pintu. Saat ia membukanya, wajah seorang wanita paruh baya dengan tatapan penuh harap muncul di hadapannya. “Luna…” suara wanita itu bergetar. Luna terdiam sejenak, mengenali wajah itu dari foto-foto lama yang tersimpan dalam kenangannya. Dina, ibunya yang telah lama pergi, kini berdiri di depan pintunya. “Aku ingin berbicara, Luna. Tolong izinkan aku masuk,” pinta Dina dengan suara lirih. Luna menahan napas, ingin segera menutup pintu. Tapi ia teringat bahwa Daehan-lah yang mengatur pertemuan ini. Setelah ragu sejenak, ia membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan Dina masuk. Pertemuan Penuh Kete

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 32 .Berhenti Bekerja

    Daehan mengajak Luna makan malam di ruang tempat perjamuan yang terletak di lantai atas gedung kantor. Tempat yang biasanya digunakan untuk acara-acara besar kini sepi, hanya ada mereka bertiga — Daehan, Luna, dan Berryl, sang bos. Setelah menikmati makan malam yang sederhana namun lezat, Berryl terkejut ketika Daehan mengucapkan terima kasih padanya. "Terima kasih banyak, Berryl, atas keringanannya terhadap Luna. Aku tahu dia sedang hamil dan sedang butuh banyak istirahat. Kamu sudah banyak membantu dengan memberi keringanan dalam pekerjaannya." Berryl hanya tersenyum, sedikit canggung mendengar pujian dari seorang pria sekaya Daehan. "Tidak masalah, Tuan Kim. Luna memang bekerja keras, dan saya tahu dia membutuhkan waktu untuk menjaga kesehatan. Saya senang bisa membantu." Luna yang duduk di samping Daehan hanya tersenyum kecil, merasa sedikit terharu. Tidak semua bos memperhatikan kesejahteraan karyawannya seperti Berryl. Namun, dia tahu bahwa keputusan Daehan untuk mengajakn

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 31. Ternyata Orang itu suamiku?

    Luna memulai harinya seperti biasa, mengenakan pakaian kerja yang sopan dan sederhana. Ia tiba lebih awal di kantor untuk menyelesaikan tugas yang tertunda. Sementara itu, suasana kantor mulai terasa lebih sibuk dari biasanya. Semua staf terlihat panik dan sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kunjungan penting dari seorang CEO perusahaan besar yang akan berinvestasi di tempat mereka. Pagi itu, kantor Luna penuh dengan aktivitas. Semua karyawan tampak sibuk mempersiapkan kunjungan penting dari seorang CEO yang akan berinvestasi di perusahaan mereka. Sang bos, Berryl, seorang pria berusia 30 tahun yang karismatik dan ambisius, memberikan arahan kepada semua bawahan dengan suara tegas namun penuh antusias. “Semua harus terlihat sempurna hari ini! Ini adalah kesempatan besar untuk perusahaan kita. Cecil, kau yang akan bertugas menjamu CEO itu. Pastikan dia merasa nyaman dan terkesan,” ucap Berryl sambil melirik sekretaris cantiknya yang mengenakan pakaian formal namun

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 30 Malam penuh kehangatan

    Luna tampak sibuk dengan tumpukan dokumen di meja kantornya. Hari itu banyak rapat dan target yang harus diselesaikan, membuatnya sedikit lelah. Namun, ia tetap berusaha terlihat profesional, menjaga penampilannya dengan baik. Rekan-rekannya sesekali melirik ke arah Luna yang sibuk, terkagum dengan dedikasi wanita itu meskipun tengah hamil. Sementara itu, Daehan juga sedang disibukkan dengan pekerjaannya di kantor. Meski begitu, pikirannya terus melayang kepada Luna. Ada rasa rindu yang semakin besar setiap harinya, terutama saat melihat bagaimana Luna perlahan membuka. Sore itu, Luna yang baru saja selesai rapat terkejut melihat sosok Daehan berdiri di depan pintu kantor. Dengan buket bunga besar di tangannya, Daehan menatap Luna dengan senyum menawan yang membuat semua mata di kantor tertuju pada mereka. "Luna, aku di sini untuk menjemputmu," katanya sambil memberikan bunga itu. Wajah Luna memerah. "Kau tidak perlu repot-repot seperti ini, Daehan," jawabnya pelan. Daehan h

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 29. Mulai dekat lagi

    Setelah hampir satu minggu dirawat di ruang VVIP rumah sakit, Daehan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Namun, ketidakhadirannya di kantor ternyata memberikan dampak besar. Asistennya, Rehan, yang biasanya sigap dan penuh semangat, mulai merasa kewalahan. Setiap hari telepon di mejanya terus berdering, email masuk tanpa henti, dan para manajer lini mengeluh tentang tumpukan keputusan yang membutuhkan persetujuan langsung dari Daehan. "Wakil direktur juga hampir kewalahan, Pak," ujar Rehan sambil menelepon Daehan untuk memberikan laporan. Suaranya terdengar lelah, namun ia tetap profesional. "Semua orang mengandalkan Anda, dan sejujurnya, kami belum menemukan ritme tanpa kehadiran Anda di kantor." Daehan, yang sedang duduk di tempat tidur rumah sakit dengan bantal bersandar di punggungnya, mendengarkan laporan itu dengan ekspresi serius. Meskipun tubuhnya belum sepenuhnya pulih, pikirannya sudah kembali tajam seperti biasa. "Rehan, beri tahu semua orang ba

  • TERJEBAK PERNIKAHAN KONTRAK   Bab 28

    Di tengah kesunyian ruang ICU, Luna duduk di samping tempat tidur Daehan, menggenggam tangan suaminya yang dingin. Ia tak bisa menahan air mata yang terus mengalir. "Ya Allah... berikan aku kekuatan menghadapi cobaan ini, suamiku kini terbaring di ICU, dan aku sedang mengandung, berikan kesembuhan untuk suamiku ya Allah."Daehan, pria yang selama ini memberinya banyak luka sekaligus kebaikan, kini terbaring tak berdaya di hadapannya. "Bagaimana pun dia suamiku, dia ayah anakku, aku tak mau terjadi sesuatu padanya."Rasa takut kehilangan dan harapan agar Daehan segera sadar membuat hatinya penuh sesak. Ia teringat saat-saat sulit dalam hidupnya ketika Daehan menjadi satu-satunya yang memberikan bantuan, meskipun dengan segala kebencian yang terpendam. "Luna, kau harus kuat," bisiknya pelan pada dirinya sendiri, meski sebenarnya hatinya hancur. Luna mengusap tangan Daehan dengan lembut, berharap sentuhannya bisa memberinya semangat untuk bertahan. "Kamu yang menyelamatkanku saat aku

DMCA.com Protection Status