TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA

TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA

last updateLast Updated : 2022-11-10
By:  Evie Yuzuma  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings. 9 reviews
77Chapters
65.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Menikahi lelaki yang berumur lebih tua dua kali lipat darinya, bukanlah impian Nuria. Pernikahan itu tak bisa ditolak, maupun dihindari. Dia harus rela menggantikan Nirina---sepupunya sebagai gadis penebus hutang. Nuria (18 tahun) akhirnya resmi menjadi istri Juragan Arga yang usianya sudah empat puluh lima tahun. Menghadapi hari-hari yang penuh kecanggungan dan ketakutan. Bahkan ada yang bilang jika sebetulnya istrinya itu tak meninggal, tetapi gila dan disekap. Nuria menjalani malam-malam penuh kesedihan dan kecemasan, hingga akhirnya rahasia demi rahasia tersibak yang membuat pintu hatinya perlahan menerima. Rahasia yang akhirnya membuat Nuria yakin untuk menghabiskan hidup bersama sang Juragan selamanya. Apakah sebetulnya rahasia yang terpendam di balik sosok misterius Sang Juragan?

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1

“Kamu itu harus tahu balas budi, Nur. Sejak almarhum ayah kamu meninggal. Ibu kamu nitipin kamu ke Bibi. Ya, sekarang sudah saatnya kamu balas budi dengan menyenangkan kami. Juragan Arga kan gak jelek-jelek amat, meskipun sudah tua tapi kan setidaknya hidup kamu bisa terjamin. Jadi gak apa-apalah harusnya kamu terima saja. Kamu harus rela menggantikan Nirina---adik sepupu kamu itu kan sudah punya pacar. Jadi memang selayaknya kamu yang menikah. Kamu juga masih jomblo sampai sekarang.” Nuri menunduk. Sesak sebenarnya yang terasa. Namun mau gimana lagi, memang benar sudah sejak kelas satu SMA dirinya menumpang di rumah Paman Nursam dan Bibi Lela---adik kandung Ibulah dirinya menumpang hidup sambil menyelesaikan sekolah SMA. Ibu masih belum pulang menjadi TKW di luar negeri. Nuri tak tahu jika setiap bulan, uang upah Ibu dikirimkan pada Bibi Lela. Dia pun tak tahu uang itu dipakai buat apa saja. Bahkan dia tak bisa berkomunikasi dengan Ibu karena dirinya tak memiliki gawai. Nuri tak tah

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
MOON
saya suka baca karya2 mba Evi. bahkan rela menggelontorkan jumlah koin yg tidak sedikit. semangat berkarya mbak.
2023-10-18 09:42:42
0
user avatar
Hasma Hajar
seru,saya suka crritanya
2023-05-23 20:01:14
1
user avatar
Henny Safrini
bagus cerita ga terlalu panjang juga. semangat author
2023-03-01 15:38:46
1
user avatar
Sary Thea
awal baca novel ini penasaran sama ceritanya,pas udah d baca beberapa bab, masyaa allaah seru juga...
2022-11-29 14:10:55
0
user avatar
Puji Rahayu Achmadi
baguss sekali
2022-11-03 20:40:25
0
user avatar
Ahmad Dahlan
BAGUS CERITANYA GA BOSENIN
2022-10-08 16:32:58
0
user avatar
A _V
BAGUS CERITANYA
2022-10-05 20:57:52
0
user avatar
Van_Ok💜
BAGUS CERITANYA Ceritanya SERU nge-GEMESHIN bgt sikap sich Juragan Arga keLiatan Cuek tapi SAYANG ISTRI BGT SAYA SUKA SAYA SUKA YOK KA SEMANGAT DITUNGGUIN NEXT UPDATE-nya (。’▽’。)♡
2022-10-03 12:47:21
0
user avatar
Va_DeQ
CERITANYA KEREN BANGET SERIUSSSSS!! TIAP PART BIKIN PENISIRIN SEKALIGUS MELELEH GITU PAS BACA PENISIRIN AMA RAHASIA2 YG BELUM TERUNGKAP MELELEH SAMA SIKAP JURAGAN ARGA YG DINGIN,TAJAM TATAPANNYA TAPI SAYANG ISTRI BANGET FIXED DAQUH LOPHE SEKEBON AMA JURAGAN ARGA(´ε` )♡
2022-10-03 12:39:28
0
77 Chapters

Bab 1

“Kamu itu harus tahu balas budi, Nur. Sejak almarhum ayah kamu meninggal. Ibu kamu nitipin kamu ke Bibi. Ya, sekarang sudah saatnya kamu balas budi dengan menyenangkan kami. Juragan Arga kan gak jelek-jelek amat, meskipun sudah tua tapi kan setidaknya hidup kamu bisa terjamin. Jadi gak apa-apalah harusnya kamu terima saja. Kamu harus rela menggantikan Nirina---adik sepupu kamu itu kan sudah punya pacar. Jadi memang selayaknya kamu yang menikah. Kamu juga masih jomblo sampai sekarang.” Nuri menunduk. Sesak sebenarnya yang terasa. Namun mau gimana lagi, memang benar sudah sejak kelas satu SMA dirinya menumpang di rumah Paman Nursam dan Bibi Lela---adik kandung Ibulah dirinya menumpang hidup sambil menyelesaikan sekolah SMA. Ibu masih belum pulang menjadi TKW di luar negeri. Nuri tak tahu jika setiap bulan, uang upah Ibu dikirimkan pada Bibi Lela. Dia pun tak tahu uang itu dipakai buat apa saja. Bahkan dia tak bisa berkomunikasi dengan Ibu karena dirinya tak memiliki gawai. Nuri tak tah
Read more

Bab 2

“Meskipun Nuria masih berumur delapan belas tahun, semoga saja dia bisa jadi istri yang baik untuk juragan. Dia sudah dewasa, sudah bisa juga untuk memasak dan mengurus rumah, Juragan.”Paman Nursam kembali berujar. Ada sedikit rasa khawatir melihat ekspresi Juragan Arga yang datar. Namun lagi-lagi tak ada sahutan dari mulut lelaki itu. Nuria yang sejak tadi duduk di samping Bi Lela hanya kuasa menunduk, tak berani menatap lelaki yang umurnya lebih dari dua kali lipat dari dirinya. Hatinya mengkerut, ketika sekilas tadi bersitatap. Juragan menoleh ke arah Suryadi---tangan kanannya yang duduk di sisi sebelahnya. Mereka saling tatap, lalu juragan mengangguk. Suryadi gegas berdiri dan menuju keluar. Suasana hening, tak ada yang berani membuka percakapan. Kelima orang lainnya yang datang bersama rombongan Juragan juga tak ada yang membuka suara. Tak berapa lama, Suryadi---lelaki dengan rambut plontos dan kulit sedikit gelap itu datang dan membawa satu berwarna hitam dan berukuran agak b
Read more

Bab 3

Acara lamaran pun usai rombongan keluarga Juragan meninggalkan kediaman Paman Nursam. Bi Lela dan Paman Nursam mengantar rombongan hingga ke depan. Mereka menyalami semua orang yang ikut dalam rombongan itu, kecuali Juragan Arga. Dia tak mau bersentuhan dengan siapapun, termasuk dengan Paman Nursam. “Yah, Juragan teh sombong gitu, ya?” bisik Bi Lela ketika dua mobil mewah itu meninggalkan pekarangan rumahnya.“Ya, namanya juga orang kaya, Bu. Yang penting sekarang tuh, hutang-hutang kita sudah dianggap lunas oleh Juragan Arga!” Paman Nursam menggenggam jemari Bi Lela dengan pandangan berbinar. “Alhamdulilah, Yah. Ringan hidup Ibu. Ini semua gara-gara Ayah sih nurutin terus kemauan Nirina! Jadi kelilit hutang sendiri!” bisik Bi Lela sambil melotot pada Paman Nursam. “Ya mau gimana atuh, Bu. Namanya juga sayang.” Paman Nursam menatap istrinya sambil menghirup udara yang banyak, lalu dihembuskan kasar. Nuria mengangkat wajah, pikirannya kosong. Berharap semua ini hanya mimpi buruk, d
Read more

Bab 4

Nuria tak ambil pusing dengan apa yang sepupunya pakai. Lagipula kalung, gelang dan cincin itu tak mampu memberinya kebahagiaan. Andai boleh, ingin saja Nuria memilih untuk tak menikahi Juragan Arga dan menentukan sendiri masa depannya. Usianya kini baru delapan belas tahun, masih banyak hal yang ingin dia ketemukan. Bukan sesingkat ini terikat dalam pernikahan. Bi Lela tersenyum seraya menyembunyikan juga tangannya ke belakang. Semua orang bersikap aneh hari ini. Nuria gegas ke dapur untuk membersihkan wajah sebelum nanti mau memasak untuk makan malam.“Nur, masaknya gak usah banyak-banyak. Bibi sama Rina mau kondangan habis maghrib nanti. Jadi masak buat kamu saja, ya! Paman juga ikut nganterin!” tukasnya. Wajah Bi Lela kali ini tampak benar-benar cerah. “Oh, gak pada makan, Bi?” Nuria yang tengah mengupas bawang menghentikan gerakan tangannya. Dia menoleh pada Bi Lelau yang berdiri di ambang pintu. “Enggak!” Bi Lela tersenyum manis, lalu meninggalkannya. Lagi-lagi aneh, tanganny
Read more

Bab 5

“Gelang ini mirip banget punya kamu, ya! Padahal ini tuh Bibi beli yang imitasi tempo hari. Nah sore tadi baru jadi. Pas Bibi amati, kok mirip banget punya kamu, Nur! Tuh ‘kan mirip! Tapi ini bukan punya kamu, kok!” tukasnya seraya memutar-mutar tangan di depan wajahnya. Namun wajahnya tampak tak tenang apalagi tatapan Nuria yang mengantakan seolah tak percaya.“Oh gitu, Bi?” Nuria tersenyum simpul. Dia masa bodo sebetulnya jika betul pun gelang itu miliknya. Rasanya semangat hidupnya sudah tergadai dengan semua keadaan ini. “Iya, Nur! Bibi berangkat dulu, ya! Bibi mau pergi kondangan!” Bi Lela tersenyum seraya menepuk pundak Nuria. Satu paper bag yang dia incar sudah beralih ke dalam tentengannya. Alat make up lengkap yang akan digunakan olehnya.Nuria hanya mengangguk. Lalu menutup pintu kamar setelah Bi Lela meninggalkannya. Lagi-lagi dia hanya menghabiskan waktu dengan duduk bengong dan memeluk lutut di dalam kamarnya. Semua barang mewah yang Juragan Arga kirimkan tak bisa membel
Read more

Bab 6

Nuria menggeleng kepala, feelingnya sudah semakin tak karuan. Dia gegas berbalik hendak melarikan diri melalui pintu dapur. Namun sayang, gerakannya kalah cepat. Kedua tangan Radit berhasil merengkuhnya dari belakang.“Dit! Kamu mau ngapain? Lepasin aku!” Nuria memekik. Namun satu tangan Radit membekap mulutnya. Nuria pun menggeliat sehingga gelas yang dibawanya jatuh memecah keheningan.“Aku cuma mau nolongin kamu, Nur! Setelah kita melakukannya, pasti tua bangka itu akan menggagalkan lamarannya dan kita akan menikah.” Radit mulai melepas celana panjangnya dan membiarkannya terjatuh ke lantai. Nuria menggeleng, dia memberontak. Lalu sekuat tenaga menggigit tangan Radit yang membekapnya.“Awww!” bekapan itu terlepas, rengkuhannya sedikit mengendur dan Nuria berteriak,”Tolooong! Tolooong!” Nuria berlari, tetapi lagi-lagi kalah cepat, tangan Radit menarik kemeja yang digunakannya hingga bagian kancingnya terlepas beberapa. Kemeja lusuh itu pun terkoyak. “Tolooong!” Satu teriakan lagi
Read more

Bab 7

“Nur, aku yakin Juragan Arga itu orang jahat! Buktinya Radit meninggal!” tukas Nirina membuat kedua alis Nuria saling bertaut. Matanya memicing menatap sepupunya yang seolah mengetahui sesuatu. “Kenapa kamu bilang gitu? Apa hubungannya meninggalnya Radit dengan Juragan Arga?” Nuria menatap lekat pada wajah Nirina yang tampak sedikit pucat. “Ahm, gak ada … gak ada, kok.” Dia pun gegas bangkit dan meninggalkan Nuria sendirian. Nuria memejamkan mata, sebetulnya hatinya dilliputi rasa takut dan suasana terasa mencekam. Bahkan bayangan Radit dan setiap perlakuannya masih membekaskan rasa trauma dalam dada. Kini ditambah kabar meninggalnya Radit yang begitu mendadak. Kepalanya berdenyut nyeri, Nuria pun memilih merebahkan tubuhnya lalu melepas semua kepenatan itu perlahan. Berharap semua ini hanya mimpi buruk, berharap semua tanda merah yang menjejak ditubuhnya besok sudah hilang lenyap. *** Keesokan harinya, Nirina mengetuk pintu kamar itu pagi sekali. Nuria baru saja selesai melakuk
Read more

Bab 8

Nuria dengan terbata akhirnya bisa menyelesaikan semua pertanyaan yang diberikan oleh pihak polisi. Dirinya hanya menjelaskan apa yang diminta saja dan menjawab pertanyaan dengan ya atau tidak. Semoga tuduhan tak mengerucut padanya. Namun tetap saja kesimpulannya adalah, Radit pernah datang dan melecehkannya. Nuria pun tak bisa mengelak dan bercerita jika ditolong oleh dua orang lelaki berpakaian hitam. Baginya jujur itu lebih baik, meskipun ke depannya akan seperti apa nasibnya. Hanya berharap tak terlibat dalam kasus yang menggemparkan warga kampung itu.Mereka pun pergi meninggalkan kediaman Nuria. Menyisakkan rasa takut. Nuria mengelap keringat dingin. Sesekali melirik ke arah belakang, tetapi dua orang yang mengikutinya itu entah punya ilmu apa. Nuria tak bisa melihatnya berkeliaran.Beberapa hari berlalu, desas-desus kabar terdengar, katanya kabar kematian Radit ada hubungannya dengan Juragan Arga. Dengar-dengar mereka sudah menyambangi kediaman lelaki paruh baya itu juga. “Nur
Read more

Bab 9

Perlahan dia mengangkat dagu Nuria sehingga kedua netra Indah yang tengah berkaca-kaca itu kini bersirobok dengannya. “Aku suamimu, jangan takut … aku akan menjagamu, hm?” Suara baritonnya yang datar dan tatapan dalam itu tak serta merta bisa mengusir rasa takut pada hati Nuria yang berkelindan. Nuria hanya bisa mengangguk untuk menjawab kalimat yang diucapkan juragan Arga---lelaki berusia empat puluh lima tahun yang kini sudah sah menjadi suaminya. Acara tak dilanjutkan di rumah megah itu. Bahkan Nuria tak diperkenalkan dengan siapapun di sana. Juragan Arga hanya diiringi oleh ajudan dan beberapa orang anak buahnya. Tak ada satupun keluarga yang dia kenalkan pada Nuria maupun pada Paman Nursam dan Bi Lela, sungguh aneh. Sebuah mobil berhias bunga-bunga sudah berada di depan gerbang. Mobil yang berbeda dengan yang digunakan untuk menjemput Nuria pagi tadi. Tangan kekar itu mengulur pada Nuria.“Berpeganganlah … aku lihat kamu gemetar. Sudah makan?” Suara juragan Arga mengalihkan p
Read more

Bab 10

Kaki Nuria yang terasa lelah, akhirnya untuk pertama kalinya menginjak ruang tengah rumah megah itu. Untuk sementara, dia tertegun melihat foto-foto keluarga yang terpampang di sana. Namun pikirannya teralihkan pada tangisan bayi yang menggema mengisi seluruh ruangan. Dia mengedar pandang, penasaran ingin mengetahui bayi siapa yang tengah menangis itu? “Istirahat dulu, kamu pasti lelah, yuk!” Suara juragan Arga membuatnya menoleh. Lelaki yang masih dengan tuxedo itu mengulurkan tangan ke arahnya. Meskipun rasa penasaran menggelayuti hati, tetapi jangankan bertanya hal itu. Nuria tak memiliki keberanian sama sekali. Hingga perlahan tangisan bayi itu sudah tak terdengar lagi. Rumah besar itu entah kenapa begitu sepi. Nuria celingukan ke kanan kiri, tetapi seolah tak ada orang lain lagi selain mereka berdua di sana. Dirinya masih pasrah mengikuti langkah demi langkah juragan Arga yang mengajaknya meniti tangga. Meskipun hatinya kebat-kebit, bercampur baur seluruh rasa yang ada dalam da
Read more
DMCA.com Protection Status