Share

157 Surat Pengunduran Diri

"Mia, akhirnya kamu datang. Duduklah," ucap Yusuf menyeringai senang.

Kenapa dengannya? Kenapa dia harus senang dengan kedatanganku? Apa dia merasa bangga karena berhasil membohongiku?

Entahlah, aku tak mau memikirkan hal itu lagi. Gegas aku melangkah lebih mendekat ke hadapan Yusuf. Aku mengambil amplop besar berwarna putih yang isinya adalah surat pengunduran diriku.

"Mia, duduklah dahulu. Saya mau bicara," pinta Yusuf saat melihatku masih berdiri dan mematung.

"Saya hanya sebentar, Pak," balasku datar. Tak ada senyuman ramah yang biasa kutampillan di hadapan Yusuf.

Dengan cepat, Yusuf segera beranjak dari tempat duduknya. Dia mendekat ke arahku. Tatapannya sendu, namun aku tak perduli. Aku tak mau melihat tatapan itu lagi. Tatapan dusta penuh kebohongan.

"Mia, beri saya waktu menjelaskan. Saya tidak pernah berniat melukai kamu, Mia. Saya tidak pernah berniat membohongi kamu. Saya-"

"Cukup, Pak!" Aku meluruskn jari telunjuk di depan wajahku sendiri, segera memotong ucapan Yusuf.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status