Share

160 Gejolak Hati

Wajah Yusuf menatapku dalam. Aku memalingkan, segera membuang tatapannya.

"Saya tidak marah. Saya sadar diri. Saya bukanlah siapa-siapa. Saya tidak berhak marah. Hanya saja saya menyesali kebodohan saya," terangku ketus.

Aku berusaha menyibukan diri, menurunkan barang-barang yang kubeli tadi dari sepeda motor. Aku tak mau lagi mendengar pembelaan Yusuf.

"Mia!" Yusuf berusaha meraih tanganku namun kembali kuhempaskan. Tatapanku sinis kepadanya.

"Kalau kamu tidak marah dan memaafkan saya, lalu kenapa sikap kamu masih saja seperti ini?" Yusuf nampak sabar memelas kepadaku. Hanya saja aku masih tak percaya dengannya.

"Lalu saya harus seperti apa?" ketusku.

"Tolong silahkan pulang, Mas. Jangan terus-menerus bermain drama di hadapan saya. Saya tidak akan termakan lagi oleh ucapan kamu." Aku yang masih berusaha mengusir Yusuf.

"Drama! Saya sedang tidak bermain drama, Mia. Tolong kamu lihat baik-baik mata saya, apa kamu bisa melihat kebohongan di mata saya?" Yusuf malah menantangku.

"Saya sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hang Rahar
Masalah gitu aja terlalu lebay Mia nya, keliatan banget ini sih penulis cuma ngulur² ceritanya biar panjang dan pembaca pada beli koin terus ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status